Keep Istiqomah

Keep Istiqomah

Perkenalan

Assalamualaikum Wr.Wb

.

Reva Pov

.

Namaku adalah Reva, kini usiaku 24 tahun aku lahir dikeluarga yang bisa dikatakan mampu. Aku tinggal didaerah Mojosari Jawa Timur. Ayahku seorang pebisnis yang sukses, sementara ibuku juga sibuk mengatur keuangan bisnis ayah. Mereka berdua selalu sibuk sejak aku kecil sehingga membuatku merasa kurang diperhatikan oleh orang tuaku.

Sejak aku berusia 6 tahun dan mulai mengerti bergaul, aku banyak memiliki teman tetapi hampit semuanya adalah laki-laki. Entah mengapa aku lebih senang bergaul dengan teman laki-laki dari pada perempuan, karena menurutku laki-laki lebih asik ketimbang perempuan yang mudah baperan.

Disaat itulah kepribadianku pun mulai berubah dan aku tumbuh menjadi wanita tomboi dan setiap hari selalu bergabung dengan laki-laki. Tapi walaupun aku berteman dengan laki-laki aku tidak pernah dilecehkan oleh mereka, karena mereka semua menjagaku layaknya seorang adik.

Disinilah kisahku akan dimulai, aku berharap kisahku membawa manfaat bagi para pembaca sekalian..

-----------------------------------------------------------------------

Author Pov

Sore itu....

"Gas, ayo oper bolanya kesini!! " teriak Reva kepada salah seorang temannya.

Saat itu Reva beserta temannya yang lain tengah asik bermain sepak bola, gadis itu berbeda dengan gadis lain pada umumnya. Disaat para gadis lain sibuk memulai cinta monyet, berdandan, berbeda dengan reva yang malah asik bermain dengan bola.

Celetar.....(suara kaca)

"Gawat!! " kata Reva melirik ke arah teman-temannya.

"Woi siapa yang ngelempar bola kesini? Ini liat nih kaca jendela jadi pecah begini... " teriak seorang ibu-ibu dari dalam rumah yang kaca jendelanya sudah pecah disebabkan oleh tendangan Reva tadi.

"Kabuuuurrr..." kata Reva dan kawan-kawan.

"Dasar bocah nakal, bukannya minta maaf malah kabur. Awas aja ya ku adukan sama orang tua kalian " kata Bu Bekti meneriaki Reva dan yang lainnya.

Sementara Reva dan temannya malah berlari sambil cekikikan, ini bukan pertama kalinya mereka memecahkan jendela rumah orang. Dan jendela yang paling sering dipecahkan adalah jendela rumah bu Bekti yang kebetulan jarak rumahnya dekat dengan lapangan tempat mereka bermain.

"Ahaahaha gila nih si Reva, sampe ibu gembrot teriak-teriak tadi.." kata Bagas diselingi gelak tawa.

"Iya nih, tapi kalo sampe bu gembrot ngadu ke orang tua kita gimana? Aku nggak mau sampe dimarahin lagi sama orang tuaku." kata Rian.

"Udah tenang aja, paling tuh si bu Bekti ngadunya sama ayah dan ibuku.. Jadi kalian nggak usah khawatir, mending kita lanjut main lagi.." kata Reva santai.

Mendengar perkataan Reva begitu, mereka pun berhenti khawatir akan dimarahi orang tuanya. Karena sudah jadi kebiasaan jika kaca bu gembrot alias bu Bekti pecah pasti akan mendatangi rumah Reva untuk mengadu.

Reva yang saat itu masih berusia 15 tahun pun masih belum memikirkan hal-hal yang orang lain pikirkan. Yang saat ini dia lakukan hanya bermain, bergaul dan mencari hiburannya sendiri. Karena sudah sejak kecil ia berteman dengan Bagas, Rian, Fatur, Rama, dan Jodi. Keenam sahabat itu sudah berteman sejak mereka masih kecil, jadi sudah saling mengenal watak masing-masing. Dan diantara mereka, Reva lah yang paling dihargai, dan dijaga karena dia adalah seorang perempuan.

.

.

.

.

Hari sudah larut dan menunjukkan pukul 17:30 Wib, Reva pamit pulang dengan temannya.

"Aku pulang dulu ya, besok kita lanjut lagi mainnya.." kata Reva pamit.

"Iya aku juga mau pulang, udah mau magrib ini " kata Jodi.

"Ya sudah kita pulang bareng aja, nanti kita misah pas udah mau sampe rumah " sahut Fatur.

Mereka ber-enam pun berjalan beriringan sambil sesekali tertawa saling mengolok satu sama lain. Tidak ada kata tersinggung diantara sahabat itu.

Sesampainya dirumah, Reva dikejutkan dengan sosok yang sedang mondar-mandir didepan pintu seperti sedang menunggu seseorang. Dan benar, itu adalah ayah Reva yang sedari tadi sedang menunggunya.

"Ini dia anaknya, dari mana saja kamu ini hah? Anak perempuan kok pulangnya jam segini.. Ayo cepat masuk " kata ayah yang melihat Reva berjalan santai ke arah rumah.

Tanpa menjawab Reva masuk dan melihat didalam rumah ada bu Bekti yang sedang duduk diruang tamunya itu.

"Reva kesini!" kata ibunya

"Kenakalan apalagi yang kamu buat sore ini?" lanjut ibunya.

"Aku nggak nakal kok bu, tadi cuma main sama temen" jawab Reva tanpa rasa bersalah.

"Dasar anak tidak tahu diri, kamu itu cuma bisa bikin malu ayah sama ibu tahu nggak. Udah berapa kali kamu pecahin kaca jendelanya bu Bekti, dan sekarang berani menjawab seperti itu " pekik ayahnya.

"Sudah yah, tenang dulu jangan teriak-teriak gitu. Nggak enak didengar tetangga " kata ibu menenangkan emosi ayah.

"Reva cepat minta maaf ke bu Bekti, besok jangan ulangi lagi.." lanjut ibu berkata kepada Reva.

"Saya minta maaf ya bu sama temen-temen saya, besok kami nggak akan ngulangi perbuatan ini lagi " kata Reva sambil menundukkan kepala.

"Ya sudah besok jangan main bola lagi, kalo pecah lagi kan kasian orang tua kamu harus ganti rugi lagi " ketus bu Bekti.

"Sepurane nggeh bu, saya harap ibu bisa memaklumi kenakalan anak saya. Nanti saya akan ganti kaca jendela ibu" kata Bu Heni yang tak lain adalah ibunya Reva.

"Nggeh bu, saya maklum namanya juga anak-anak " jawab bu Bekti.

Reva yang saat itu malas melihat drama dari bu Bekti yang sengaja memanfaatkan kesalahannya hanya untuk meminta ganti rugi pada ayah dan ibunya itu langsung bergegas menuju kekamar untu mandi.

Setelah bu Bekti pulang, ayahnya masih tampak kesal dengan tingkah anak gadisnya itu. Kedua orang tuanya berdiskusi mencari cara supaya anak gadisnya bisa merubah sikap dan prilakunya yang tomboi itu. Sementara Reva mengerjakan tugas sekolah sambil menyetel musik rock n roll dengan kencang sampai terdengar ke ruangan lain.

"Deloklah bocah iku, nyetel musik kok sampe koyo ngono " kata ayahnya.

Dalam bahasa indonesianya, "Lihatlah anak itu, memutar musik kok sampai seperti itu.."

"Wes toh pak, ojo marah-marah.. Nanti darah tingginya kambuh.." kata ibu menenangkan pak Badri.

"Ayah nggak tau lagi harus ngomong apa bu, semakin hari Reva semakin tidak terkendali. Lebih baik ibu nasehati dia supaya jadi anak baik " kata pak Badri mereda.

"Iyo yah, mengko ibu bakal nasehati anak kita. Sekarang ayah tenang dan istirahat dulu " jawab bu Heni.

Duh gusti, kepiye carane nggawe anakku dadi bocah sing apik, sing nurut... Batin bu heni.

Malam itu kedua orang tuanya hanya mengelus dada melihat putrinya yang berkelakuan sudah seperti laki-laki. Harapan mereka anak gadisnya bisa menjadi gadis yang anggun dan memiliki sopan santun..

Terpopuler

Comments

Gustii

Gustii

lnjut

2020-10-06

3

Kemal Costa

Kemal Costa

aku mampir nih thor 😇

udah like dan juga rate bintang 5

mampir balikya thor,

like dan 5 bintang jugaya thor.

trimakasih 😇

2020-10-06

4

Lestari Lestari Lestari

Lestari Lestari Lestari

bagus kak ceritanya 😊, mampir di cerita aku yuk kak "My Coolboy"

2020-10-05

2

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Dipanggil Guru
3 Awal Yang Baru
4 Adaptasi
5 Sepi
6 Kerinduan Orang Tua
7 Pulang Kampung
8 Bertemu Kawan Lama
9 Pesantren, Aku Datang
10 Keep Istiqomah
11 Siapa Dia
12 Ta'aruf
13 Rasa yang mulai tumbuh
14 Dijemput Orang Tua
15 Ada Acara Apa?
16 Akad
17 Canggung
18 Pamit
19 Tetangga Baru
20 Pengajian
21 Dirumah Mertua
22 Hal yang tak terduga
23 Kehamilan Reva Diketahui
24 Nasihat para sahabat
25 Kemarahan Sang Kyai
26 Menyelesaikan masalah
27 Menyelesaikan masalah II
28 Reva Siuman
29 Merasa Tak Dianggap
30 Salad Buah
31 Pura-pura tidak kenal
32 #32#
33 #33#
34 #34#
35 #35#
36 Ghibran Rakha Alhusayn
37 Putra Kita
38 Ujian untuk Zidan
39 Kesehatan Reva Menurun
40 #40#
41 Kedatangan Tamu
42 #41#
43 #42#
44 Permintaan Reva Lagi
45 Keputusan
46 Sepakat
47 Bismillah Aku Melamarmu Menjadi Maduku
48 Terjatuh
49 Menikahlah dihadapanku
50 Kepergian Reva
51 Kehidupan Rumah Tangga Hafizah
52 Sindir Halus
53 Kemarahan Zidan
54 Bukan ini yang aku inginkan
55 Aku Jadi Imamnya
56 Kepulangan Reva
57 Perasaan Aneh
58 Kamu sakit?
59 Visual Lagi
60 Positif Hamil
61 Biarkan seperti ini
62 Curahan hati Reva
63 Isi Hati
64 Jangan Lupakan Itu!
65 Pahamilah
66 Kenapa?
67 Bianca Siapa?
68 Kita Bicara
69 Kekhawatiran Sahabat
70 Hilang
71 Tanpa Di Sengaja
72 Haruskah?
73 Berilah Penjelasan!
74 Pertemuan
75 Nasihat
76 Kepulangan Reva
77 Beri Aku Waktu
78 Keputusan Terbaik
79 Musibah
80 Koma
81 Waktu cepat berlalu
82 Hal tak terduga
83 Perjanjian
84 Rencana Yang diketahui
85 Rencana Dijalankan
86 Sidang Keputusan
87 Curahan Hati Author
88 Kehidupan Baru
89 Harusnya
90 Perjalanan Baru
91 Rumah Baru, Keluarga Baru
92 Kedatangan Mantan
93 Keinginan Zahwa
94 Cerita Kita Berakhir Disini!
95 Ratapan
96 Kembali Terjadi
97 Separah Itukah?
98 Hanya ada kegelapan
99 Tak Terasa
100 Kembali
101 Extra Part
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Perkenalan
2
Dipanggil Guru
3
Awal Yang Baru
4
Adaptasi
5
Sepi
6
Kerinduan Orang Tua
7
Pulang Kampung
8
Bertemu Kawan Lama
9
Pesantren, Aku Datang
10
Keep Istiqomah
11
Siapa Dia
12
Ta'aruf
13
Rasa yang mulai tumbuh
14
Dijemput Orang Tua
15
Ada Acara Apa?
16
Akad
17
Canggung
18
Pamit
19
Tetangga Baru
20
Pengajian
21
Dirumah Mertua
22
Hal yang tak terduga
23
Kehamilan Reva Diketahui
24
Nasihat para sahabat
25
Kemarahan Sang Kyai
26
Menyelesaikan masalah
27
Menyelesaikan masalah II
28
Reva Siuman
29
Merasa Tak Dianggap
30
Salad Buah
31
Pura-pura tidak kenal
32
#32#
33
#33#
34
#34#
35
#35#
36
Ghibran Rakha Alhusayn
37
Putra Kita
38
Ujian untuk Zidan
39
Kesehatan Reva Menurun
40
#40#
41
Kedatangan Tamu
42
#41#
43
#42#
44
Permintaan Reva Lagi
45
Keputusan
46
Sepakat
47
Bismillah Aku Melamarmu Menjadi Maduku
48
Terjatuh
49
Menikahlah dihadapanku
50
Kepergian Reva
51
Kehidupan Rumah Tangga Hafizah
52
Sindir Halus
53
Kemarahan Zidan
54
Bukan ini yang aku inginkan
55
Aku Jadi Imamnya
56
Kepulangan Reva
57
Perasaan Aneh
58
Kamu sakit?
59
Visual Lagi
60
Positif Hamil
61
Biarkan seperti ini
62
Curahan hati Reva
63
Isi Hati
64
Jangan Lupakan Itu!
65
Pahamilah
66
Kenapa?
67
Bianca Siapa?
68
Kita Bicara
69
Kekhawatiran Sahabat
70
Hilang
71
Tanpa Di Sengaja
72
Haruskah?
73
Berilah Penjelasan!
74
Pertemuan
75
Nasihat
76
Kepulangan Reva
77
Beri Aku Waktu
78
Keputusan Terbaik
79
Musibah
80
Koma
81
Waktu cepat berlalu
82
Hal tak terduga
83
Perjanjian
84
Rencana Yang diketahui
85
Rencana Dijalankan
86
Sidang Keputusan
87
Curahan Hati Author
88
Kehidupan Baru
89
Harusnya
90
Perjalanan Baru
91
Rumah Baru, Keluarga Baru
92
Kedatangan Mantan
93
Keinginan Zahwa
94
Cerita Kita Berakhir Disini!
95
Ratapan
96
Kembali Terjadi
97
Separah Itukah?
98
Hanya ada kegelapan
99
Tak Terasa
100
Kembali
101
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!