Adaptasi

"Nduk, ibu sama ayah pulang dulu. Kamu belajar yang rajin ya disini! Jangan nakal, dengerin nasehat ustadz dan ustazah " kata Bu Heni menasehati putrinya sebelum pulang.

"Iya pokoknya kamu harus buktikan sama ayah kalo kamu bisa berubah, setelah kamu berhasil baru ayah akan jemput kamu " kata Pak Badri.

Reva hanya diam tak menjawab sambil mencium tangan kedua orang tuanya itu. Ada sedikit kekecewaan yang mendalam dilubuk hatinya. Bahkan ia merasa ayahnya telah membuangnya ke pesantren ini.

Setelah kedua orang tuanya pulang, Reva masih berdiri ditempatnya tak bergerak sedikitpun. Memandangi mobil orang tuanya yang perlahan menjauh dan tak terlihat lagi. Namun ia dikejutkan oleh suara anak-anak yang menghampirinya..

"Kakak santri baru ya disini?" kata seorang bocah yang kira-kira berumur 12 tahun.

"Iya, baru masuk hari ini " jawab Reva pada anak itu.

"Oh iya kak namaku Putri, bisa dipanggil Puput. Nama kakak siapa? " tabya gadis polos itu.

"Aku... Aku Reva " jawabnya.

Tak lama kemudian bel berbunyi pertanda bahwa sudah saatnya untuk belajar.

"Kak Reva ayo kita masuk, kalau telat kita bisa dihukum " kata Puput.

"Mau kemana?" tanya Reva bingung.

"Masuk ke kelas lah kak, ayo cepetan" kata Puput menarik tangan Reva.

Tanpa perlawanan Reva mengikuti langkah gadis kecil itu menuju ke sebuah ruang kelas. Semua santriwati sudah banyak yang hadir disana. Saat Reva telah mendudukkan dirinya disebelah teman kecil yang baru ia jumpai itu, Ustadzah yang akan mengajar pun datang.

"Assalamualaikum.." kata Ustadzah mengucap salam.

"Waalaikumsalam.." kata para santriwati menjawab serentak.

"Kamu murid baru ya nak? Sepertinya Umi baru liat kamu disini.." kata Ustadzah yang bernama Zulfah itu.

"Kak dijawab, Umi tanya kamu " bisik Puput.

"Eee... I-iya Um..." kata Reva gugup

"Ayo sini perkenalkan diri kamu " kata Umi Zulfah disertai dengan senyum penuh keramahan.

Reva pun berdiri dan mulai memperkenalkan diri...

"Halloo namaku Reva, " kata-kata Reva barusan membuat semua santriwati berbisik. Reva pun heran kenapa semua orang bereaksi seperti itu.

"Nak, karena kita dipesantren sebaiknya ucapkan salam sebelum memulai perkenalan, lalu sebutkan nama dan asalmu ya " kata Umi Zulfah.

"Assalamualaikum.... Perkenalkan nama saya Reva asal saya dari kota Mojosari.." kata Reva sambil garuk-garuk kepala..

Setelah perkenalan Reva mengikuti kegiatan belajar kali ini ia mengikutinya dengan serius. Dan kajian yang sangat menyentuh hati Reva adalah ketika Umi Zulfah menjelaskan tentang berbakti kepada kedua orang tua.

"Allah SWT menempatkan kalimat kedua orang tua setelah kata perintah keesaan kepada Allah, seperti Quran surat Luqman ayat 14 :

Artinya: dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu."

Reva mendengarkannya dengan seksama dan menyimak setiap kata yang diucapkan oleh Ustazahnya itu.

........................................................

Jam pelajaran telah usai namun Reva tidak beranjak dari tempat duduknya, tetapi Reva mengajukan sebuah pertanyaan pada Umi Zulfah saat santriwati yang lain sudah membubarkan diri.

"Maaf Umi, apa saya boleh bertanya sedikit? " tanya Reva sambil mendekat kemeja Gurunya itu.

"Tentu boleh nak, asalkan jangan tanya yang aneh-aneh ya " kata Umi Zulfah dengan seringai senyum ramah.

"Kenapa orang tua saya memasukkan saya ke pesantren ini ya Umi? Padahal prestasiku disekolah sangat bagus bahkan sering mendapat juara satu dikelas. Apakah didunia ini ada orang tua yang jahat? " meluncur banyak pertanyaan yang menyangkut kajian dari Umi Zulfah dari mulut Reva.

Sambil tersenyum Umi Zulfah mengelus kepala Reva lembut dan menjawabnya " Nak, didunia ini tidak ada orang tua yang jahat apalagi pada anaknya. Perihal kenapa orang tuamu memasukkanmu ke pesantren ini mungkin karena ingin melihatmu menjadi anak yang lebih pintar, cerdas dan sholehah." jelas Umi Zulfah.

"Lalu apakah saya berdosa karena telah membenci kedua orang tua saya? " tanya Reva lagi.

"Astagfirullah, Nak sebaiknya kamu jangan membenci kedua orang tuamu. Sebagaimana sabda Rosulullah SAW: “Ada tiga golongan yang tidak akan masuk surga dan Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat yakni anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, perempuan yang menyerupai laki-laki dan kepala rumah tangga yang membiarkan adanya kejelekan (zina) dalam rumah tangganya” [Hadits Riwayat Hakim, Baihaqi, Ahmad 2/134] "

"Seburuk apapun orang tuamu, mereka tetaplah orang tua mu. Ingat! Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua. Kamu paham kan Reva? " lanjut Umi Zulfah.

Bak terkena hantaman keras, penjelasan dari Umi Zulfah barusan membuat Reva terdiam dan sedikit merasa bersalah kepada orang tuanya. Kini matanya yang bening itu tampak berkaca-kaca seakan siap menumpahkan air mata yang sudah memuncak dikelopaknya itu.

"Reva, kamu kenapa? " tanya Umi Zulfah yang melihat santriwatinya itu mulai meneteskan air mata..

Bukannya menjawab, kini Reva malah berhambur memeluk Umi Zulfah seakan meluapkan rasa kesedihannya itu. Umi Zulfah yang paham akan apa yang dirasakan oleh Reva pun memeluknya balik dan mengelusnya penuh kelembutan..

"Sudah Reva, kamu tidak salah. Selama ini kamu hanya belum mengerti apa yang orang tuamu inginkan. Sekarang berusahalah memperbaiki diri, buat orang tuamu bangga terhadapmu nak. " kata Umi Zulfah menasihati Reva.

Reva mengeratkan pelukannya dan entah kenapa hatinya begitu tersentuh dengan nasehat yang Umi Zulfah berikan padanya.

Sesaat kemudian Reva melepaskan pelukannya, mengusap air mata yang membasahi wajahnya.

"Mulai sekarang belajarlah dengan baik, kamu harus janji sama Umi ya! " kata Umi Zulfah memegang kepala Reva.

" Terima kasih Umi, Reva janji akan belajar dengan baik dipesantren ini dan membuat kedua orang tua Reva bangga nantinya.." sahut Reva yang masih sesenggukan.

"Umi percaya kamu anak yang baik, hanya perlu dibimbing saja.. Kelak yang akan mendoakan kedua orang tuamu adalah kamu, dan kamu juga yang akan menyelamatkan mereka dari siksa api neraka. Kamu paham kan? " kata Umi Zulfah.

"Reva paham Umi " jawabnya.

Setelah tenang Reva membantu Umi Zulfah membawakan buku-bukunya lalu menuju ke asrama putri untuk melihat kamar yang akan ditempatinya. Beruntung kali ini Reva bisa sekamat dengan teman barunya yang baru ia jumpai tadi yaitu Putri alias Puput. Kali ini ia tak akan merasa kesepian dan harus mulai beradaptasi dengan teman barunya dipesantren..

Ibu, Ayah maafkan Reva yang selama ini telah menaruh benci terhadap kalian. Reva janji akan belajar dengan baik dipesantren ini... Dan Reva nggak akan membuat Ayah marah-marah lagi.. " kata Reva berjanji Dalam hati.

Episodes
1 Perkenalan
2 Dipanggil Guru
3 Awal Yang Baru
4 Adaptasi
5 Sepi
6 Kerinduan Orang Tua
7 Pulang Kampung
8 Bertemu Kawan Lama
9 Pesantren, Aku Datang
10 Keep Istiqomah
11 Siapa Dia
12 Ta'aruf
13 Rasa yang mulai tumbuh
14 Dijemput Orang Tua
15 Ada Acara Apa?
16 Akad
17 Canggung
18 Pamit
19 Tetangga Baru
20 Pengajian
21 Dirumah Mertua
22 Hal yang tak terduga
23 Kehamilan Reva Diketahui
24 Nasihat para sahabat
25 Kemarahan Sang Kyai
26 Menyelesaikan masalah
27 Menyelesaikan masalah II
28 Reva Siuman
29 Merasa Tak Dianggap
30 Salad Buah
31 Pura-pura tidak kenal
32 #32#
33 #33#
34 #34#
35 #35#
36 Ghibran Rakha Alhusayn
37 Putra Kita
38 Ujian untuk Zidan
39 Kesehatan Reva Menurun
40 #40#
41 Kedatangan Tamu
42 #41#
43 #42#
44 Permintaan Reva Lagi
45 Keputusan
46 Sepakat
47 Bismillah Aku Melamarmu Menjadi Maduku
48 Terjatuh
49 Menikahlah dihadapanku
50 Kepergian Reva
51 Kehidupan Rumah Tangga Hafizah
52 Sindir Halus
53 Kemarahan Zidan
54 Bukan ini yang aku inginkan
55 Aku Jadi Imamnya
56 Kepulangan Reva
57 Perasaan Aneh
58 Kamu sakit?
59 Visual Lagi
60 Positif Hamil
61 Biarkan seperti ini
62 Curahan hati Reva
63 Isi Hati
64 Jangan Lupakan Itu!
65 Pahamilah
66 Kenapa?
67 Bianca Siapa?
68 Kita Bicara
69 Kekhawatiran Sahabat
70 Hilang
71 Tanpa Di Sengaja
72 Haruskah?
73 Berilah Penjelasan!
74 Pertemuan
75 Nasihat
76 Kepulangan Reva
77 Beri Aku Waktu
78 Keputusan Terbaik
79 Musibah
80 Koma
81 Waktu cepat berlalu
82 Hal tak terduga
83 Perjanjian
84 Rencana Yang diketahui
85 Rencana Dijalankan
86 Sidang Keputusan
87 Curahan Hati Author
88 Kehidupan Baru
89 Harusnya
90 Perjalanan Baru
91 Rumah Baru, Keluarga Baru
92 Kedatangan Mantan
93 Keinginan Zahwa
94 Cerita Kita Berakhir Disini!
95 Ratapan
96 Kembali Terjadi
97 Separah Itukah?
98 Hanya ada kegelapan
99 Tak Terasa
100 Kembali
101 Extra Part
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Perkenalan
2
Dipanggil Guru
3
Awal Yang Baru
4
Adaptasi
5
Sepi
6
Kerinduan Orang Tua
7
Pulang Kampung
8
Bertemu Kawan Lama
9
Pesantren, Aku Datang
10
Keep Istiqomah
11
Siapa Dia
12
Ta'aruf
13
Rasa yang mulai tumbuh
14
Dijemput Orang Tua
15
Ada Acara Apa?
16
Akad
17
Canggung
18
Pamit
19
Tetangga Baru
20
Pengajian
21
Dirumah Mertua
22
Hal yang tak terduga
23
Kehamilan Reva Diketahui
24
Nasihat para sahabat
25
Kemarahan Sang Kyai
26
Menyelesaikan masalah
27
Menyelesaikan masalah II
28
Reva Siuman
29
Merasa Tak Dianggap
30
Salad Buah
31
Pura-pura tidak kenal
32
#32#
33
#33#
34
#34#
35
#35#
36
Ghibran Rakha Alhusayn
37
Putra Kita
38
Ujian untuk Zidan
39
Kesehatan Reva Menurun
40
#40#
41
Kedatangan Tamu
42
#41#
43
#42#
44
Permintaan Reva Lagi
45
Keputusan
46
Sepakat
47
Bismillah Aku Melamarmu Menjadi Maduku
48
Terjatuh
49
Menikahlah dihadapanku
50
Kepergian Reva
51
Kehidupan Rumah Tangga Hafizah
52
Sindir Halus
53
Kemarahan Zidan
54
Bukan ini yang aku inginkan
55
Aku Jadi Imamnya
56
Kepulangan Reva
57
Perasaan Aneh
58
Kamu sakit?
59
Visual Lagi
60
Positif Hamil
61
Biarkan seperti ini
62
Curahan hati Reva
63
Isi Hati
64
Jangan Lupakan Itu!
65
Pahamilah
66
Kenapa?
67
Bianca Siapa?
68
Kita Bicara
69
Kekhawatiran Sahabat
70
Hilang
71
Tanpa Di Sengaja
72
Haruskah?
73
Berilah Penjelasan!
74
Pertemuan
75
Nasihat
76
Kepulangan Reva
77
Beri Aku Waktu
78
Keputusan Terbaik
79
Musibah
80
Koma
81
Waktu cepat berlalu
82
Hal tak terduga
83
Perjanjian
84
Rencana Yang diketahui
85
Rencana Dijalankan
86
Sidang Keputusan
87
Curahan Hati Author
88
Kehidupan Baru
89
Harusnya
90
Perjalanan Baru
91
Rumah Baru, Keluarga Baru
92
Kedatangan Mantan
93
Keinginan Zahwa
94
Cerita Kita Berakhir Disini!
95
Ratapan
96
Kembali Terjadi
97
Separah Itukah?
98
Hanya ada kegelapan
99
Tak Terasa
100
Kembali
101
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!