Permulaan / perubahan

Huang Mei sudah pindah ke kamar utama, kamar nya jauh lebih luas dan nyaman akan lebih baik jika taman bunga di area itu di rawat. Nyonya kaili benar - benar sangat pemalas pikirnya , berbicara tentang nyonya kaili saat ini ia sedang mengamuk di kamar nya bersama putri tercinta nya.

"Si buta itu benar - benar membuat ku emosi, tingkah nya semakin membuatku muak seharusnya dari dulu aku membunuh nya ! ".

"Ibu tenanglah, bukan kah sekarang wajah nya semakin hancur , racun itu bekerja dengan sangat cepat. Biarkan saja masyarakat yang membunuh nya secara perlahan, sudah buta tetapi banyak tingkah bukan kah itu julukan yang pas. Besok aku akan membawa nya ke pasar untuk bertemu dengan pangeran ke empat , bukan kah ia akan mempermalukan dirinya di sana nanti " balas Huang Wen.

"Kau benar, berikan racun itu kepada nya malam ini " ucap nyonya kaili.

Huang Wen menuang bubuk racun ke dalam susu, dengan langkah yang anggun ia berjalan menuju kediaman Huang Mei.

Tok.... Tok .... Tok ...

"Adik apakah aku boleh masuk, aku membawakan susu kesukaan mu ! ".

Huang Mei membuka pintunya, dengan senyuman polos, ah pura - pura polos ia menyambut kedatangan Huang Wen.

"Adik aku membawakan susu ini untuk mu dan aku punya kabar yang bagus, besok siang pangeran ke empat mengajak ku untuk bertemu. Bukankah kau menyukai nya ? bagaimana kalau besok kita bertemu dengan nya ? " tanya Huang Wen dengan senyum mengejek yang dapat di lihat Huang Mei.

"Tentu saja aku akan ikut kakak " balas Huang Mei dengan antusias.

"Baiklah kalau begitu kakak pergi dulu, jangan lupa susu nya diminum ya " Huang Wen pergi dari kamar utama.

"Sangat menjijikkan " ucap Huang Wen yang ucapan nya di dengar oleh Tuan muda kedua Huang Feng.

"Aku harap kau tidak akan pergi dengan rubah itu jika kau masih menganggap ku keluarga " Huang Mei terperanjat kaget melihat kakak kedua nya yang tiba - tiba saja muncul.

"Bisakah kau tidak mengagetkan ku kak ? kau terlihat seperti hantu jika muncul secara tiba - tiba " balas Huang Mei.

"Aku sedang tidak bercanda Mei - Mei, aku mengatakan ini karena aku menyayangi mu, wanita itu dan putrinya tidak sebaik yang kau kira ! " tatapan Huang Feng sangat tajam.

Huang Mei tersenyum, ia berjalan lalu mengambil gelas yang ada di atas meja, dengan langkah perlahan ia membuang susu itu dari jendela.

"Aku tahu kak, tapi kakak tidak perlu khawatir dan jangan ikut campur mengenai urusan ku biarlah masalah ini menjadi urusan ku dengan kedua wanita itu " ucap Huang Mei.

"Kau ? Kau bisa melihat Mei -Mei ? " tanya Huang Feng.

"Aku sama sekali belum bisa melihat, penglihatan ku masih samar - samar " jawab Huang Mei, tidak akan ia biarkan rencana nya hancur karena sikap posesif Huang Feng.

Percakapan mereka berakhir karena Huang Mei berpura - pura mengantuk, Huang Mei masuk ke dalam ruang dimensi nya. Yan menyambut nya kedatangan Huang Mei, Huang Mei di bawa ke sebuah ruangan yang akan mengetahui elemen apa yang ia miliki.

Tangan Huang Mei di letak ke atas sebuah bola kristal, perlahan bola tersebut menyerap energi Huang Mei, bola tersebut memancarkan warna pelangi dan artinya Huang Mei memiliki semua elemen dan dia adalah seorang jenius yang di lahirkan kembali.

"Jiwa mu yang membuat elemen di tubuh itu memancarkan cahaya nya, terkadang jiwa yang kuat dapat membuat sebuah energi tertarik kepada mu " jelas Yan.

"Bukan kah gadis bodoh ini sebelum nya tidak memiliki elemen apa pun dan dia di cap sebagai sampah keluarga Huang ! "

"Sudah ku katakan tuan, jiwa mu yang membuat elemen itu keluar ".

Huang Mei di bawa menuju perpustakaan, sebuah buku tentang elemen dan ilmu lain nya ada di dalam perpustakaan itu. Dalam hitungan menit Huang Mei mencoba elemen air, ia membuat gelombang air dan bola air. Bola air yang di ciptakan sangat kuat sehingga mampu menghancurkan pohon besar yang ada di taman.

'Dia memang sangat jenius, tidak salah jiwa nya di tarik ke dalam cangkang kosong ini, pemilik asli tubuh ini telah kembali'. batin Yan.

'Keturunan Kultivator agung telah di lahirkan kembali' lanjut nya.

byur...

"Maaf kan aku Yan, aku tidak melihat mu tadi ". Yan terkena gelembung air milik Huang Mei.

"Tidak masalah tuan, memang aku yang sedang melamun tadi " ucap Yan.

Huang Mei melanjutkan latihan ke elemen berikut nya, ia melatih ke elemen api , elemen angin, elemen petir, dan lain nya. Tidak lupa Huang Mei meminum mata air suci yang membuat nya tidak kenal lelah, dan membuat wajah nya semakin tampak bersinar dan cantik.

...----------------...

Pelayan pribadi Huang Mei telah tiba, pagi - pagi buta pelayan itu sudah membuat kebisingan di kamar Huang Mei.

"Selamat pagi nona, hamba mengucapkan terimakasih karena nona sudi memperkerjakan hamba ! Saya berjanji akan berkerja dengan baik di sini, perkenalkan nama saya Nuan nona " Nuan membungkuk hormat kepada Huang Mei.

"Lakukan pekerjaan mu, pertama kau harus membuang pakaian - pakaian norak serta perhiasan yang mewah itu aku tidak ingin memakai nya lagi. Kedua belikan aku pakaian bangsawan yang terlihat sederhana dan nyaman di kenakan. Ketiga jangan banyak tanya dan segera kembali dengan cepat ".

"Baik nona " nuan sangat antusias dengan pekerjaan yang Huang Mei suruh.

Sarapan hari ini jauh lebih baik dari sebelum nya, Huang Wen menyuruh Huang Mei untuk segera bersiap - siap. Nian datang dengan membawa sekantung koin emas, semua pakaian dan perhiasan sudah laku terjual.

"Ini milik anda nona " Huang Mei melihat koin emas itu, ia mengambil setengah dan setengah nya lagi di berikan kepada Nuan.

"Ambil lah ".

"Tapi nona ..... ".

"Aku tahu kau membutuhkan nya, ambil ini dan simpan tidak perlu tidak enak terhadap ku. Aku hanya mau kau mendengar dan menuruti perkataan ku " Huang Mei beranjak dari tempat duduk nya.

"Siapkan pakaian ku segera ! ".

Huang Mei masuk ke dalam ruang dimensi, ia berenang di air terjun abadi rasanya sangat menyegarkan. Kulit Huang Mei menjadi semakin cerah seperti susu, wajah nya tampak sangat mulus dan bercahaya. Kemudian Huang Mei memakai pakaian nya di bantu oleh Nuan.

"Ya dewa, kulit anda lembut sekali nona " ucap nuan yang tidak sengaja menyenggol tangan Huang Mei.

"Wajah anda juga sangat cantik nona, bahkan tidak perlu memakai riasan wajah , wajah anda sudah terlihat sempurna " sambung nya.

"Rahasiakan ini semua dari orang lain ".

"Hamba mengerti nona ". ucap nuan mengangguk.

'Nona ku sangat dermawan mungkin kalau aku memiliki kulit sepertinya aku sudah pamer. Benar - benar murah hati'. batin nya berbicara.

Huang Mei mengambil kain penutup wajah nya lalu keluar di bantu oleh nuan.

'Aku sangat penasaran dengan wajah pangeran ke empat apakah dia sangat rupawan'. batin Huang Mei.

Yan.

Huang Mei

Terpopuler

Comments

Endang Nurhayati

Endang Nurhayati

biuh, burung hantu nya cakep min

2025-01-21

0

Asmarni Marni

Asmarni Marni

Aku suka mata biru nya🥰🤗🤗

2025-03-12

0

Kinay naluw

Kinay naluw

ga perlu skin care.

2025-01-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!