#2 Perjalanan Cinta

Bermula dari pertemuan di kunjungan keluarga, Vino dan Rani akhirnya menjalin hubungan selama empat tahun.

Selama masa pacaran mereka tak luput dari pertengkaran.

Bermula Rani yang dulu bekerja sebagai pelayan di restoran sedangkan Vino bekerja freelance sebagai desainer.

Waktu luang yang banyak dimiliki Vino membuat dia yang selalu pertama kali mengirim pesan terhadap Rani.

"Sudah makan sayang?"

Isi pesan Vino yang selalu di spam.

Meskipun Vino tau betul pesan tersebut tidak akan langsung di buka Rani karena masih jam kerja.

Namun sama hal nya dengan Rani, ketika jam istirahat Rani selalu menyempatkan diri untuk membuka ponsel guna melihat pesan chat yang dikirim kekasihnya itu.

Rani tersenyum ketika menatap layar yang sedang dipegangnya, kemudian dia kembali bersemangat membalas chat Vino.

"Lagi istirahat dan makan bekal ibu sayang, hari ini aku makan oseng kangkung sama telur dadar buatan ibu."

Balas Rani dengan emoticon tersenyum dan hati yang berbunga-bunga.

Setelah membalasnya Rani mengatur handphone dalam mode senyap, dan kembali menyantap makanan, segera kembali bekerja.

Rani dan Vino tinggal di desa yang berjauhan.

Mereka menghabiskan waktu dengan kegiatan masing-masing.

Usia mereka cukup dewasa dalam sebuah hubungan, tentunya mereka sudah dapat restu dari masing-masing orangtua mereka.

Hanya saja mereka belum menyatakan tanggal kapan mereka mau menikah, sebab Vino masih belum mantap dari segi ekonomi, sedangkan Rani selalu berharap untuk segera ke jenjang pernikahan.

Waktu menunjukan pukul empat yang tentunya Rani akan bersiap pulang kerja.

Rani dengan mengendarai sepeda motornya selalu pulang kerja sore hari.

Sebelum melajukan motornya tak lupa dia cek handphone guna melihat balasan dari si Vino lagi.

"Makan yang banyak ya sayang!, nanti kalo kita nikah biar MUA nya tidak kesusahan nyari baju,"

Ejek si Vino kepada pacarnya itu.

Rani memang gadis cantik dengan postur tubuh yang ramping, bahkan dia makan banyak pun tidak membuatnya takut, karena badan nya susah gemuk.

Rani yang manyun sambil salah tingkah dibuatnya, gara gara baca pesan yang dikirim si Vino.

Tapi Rani tidak pernah marah dengan apa yang dikatakan Vino.

Rani orang yang sangat baik dan murah senyum, sekalinya dia sakit hati pun, dia sangat pintar menyembunyikan rasa sakit hati itu dan selalu bersikap baik baik saja.

Namun candaan seperti ini sangat biasa dilayangkan Vino terhadap Rani sehingga Rani tak pernah merasa tersinggung sekalipun.

Rani tak sempat membalas pesan terakhir Vino karna dia buru buru pulang, melihat langit sudah berselimut mendung, mengingat dirinya malas bawa jas hujan dia buru buru mengendarai motor pulang kerumah.

Belum sempat hujan turun, empat puluh menit perjalanan akhirnya Rani sampai dirumah.

"Assalamualaikum Bu!"

"Walaikumsalam!"

Jawab Pak slamet dan Bu mona

Rani adalah anak Pak Slamat dan Bu Mona.

Rani mempunyai kakak perempuan, namun sudah berkeluarga dan tinggal jauh dikota.

Kedekatan Rani terhadap Rini kakak kandung perempuannya dari dulu sangat dekat.

Hingga saat berkeluarga pun Rani dekat sama kakak iparnya juga, yaitu Andre, Rani orang yang pintar berbaur, apalagi keceriaan dan keramahannya menjadikannya dia gampang akrab sama orang baru.

Rani dan Rini selalu berbalas pesan meskipun hanya dengan menanyakan kabar Bapak dan ibunya,.

Rini yang tinggal jauh dikota membuatnya jarang pulang setiap tahunnya,.

Hanya Rani yang selalu menemani Pak Slamet dan Ibu Mona,.

"Buk, besok saya gak usah bawa bekal ya!?"

Ucap Rani sambil meletakan wadah bekal didapur.

"Kenapa?, gak enak masakan ibu?"

Jawab ibu mona dengan ekspresi pura pura kesal.

"Enggak buk, besok ada cara makan makan disana,

Sebab, bulan ini aku dan teman teman dapat bonus, terus kami berencana buat party kecil kecilan, makan di restoran itu juga kok buk"

Jawab Rani menjelaskan.

"Ya sudah kalo begitu, kamu mandi dulu sana!"

Perintah Bu mona.

"Buk, anak perempuan satu ini kenapa belum mau nikah nikah ya bu?" Ucap Pak Slamet yang membuat bu mona sedikit kaget.

"Bapak ini yang sabar!, mungkin anak kita sama nak Vino belum siap."

Jawaban Bu Mona yang selalu membuat adem setiap berbincang.

"Mereka udah setahun lalu lamaran lho bu, terus anak kita kan perempuan, temen temen bapak udah pada gendong cucu buk."

Pak Slamet mencoba menyampaikan unek-unek nya.

Memang selama ini Pak Slamet dan Bu Mona sangat menantikan cucu.

Sedangkan Rini yang sudah lima tahun berumah tangga belum juga dikaruniai momongan, hal itu yang selalu pak slamet nanti nantikan, namun lagi lagi manusia hanya berencana, tetap Allah yang mengatur.

Tidak hanya sekali dua kali Pak Slamet selalu menanyakan kepada Rani tentang pernikahan, namun Rani yang saat itu memang sudah pengin menikah di usia 23 tahun selalu ditepis, mengingat Vino masih belum sanggup dengan keadaan ekonominya.

Sedangkan Rani tak pernah menjelaskan alasan kenapa belum menikah juga, karena Rani sangat menjaga perasaan Vino, dan Rani tidak mau alasan itu diketahui oleh orangtuanya, sebab akan jadi beban tersendiri buat Rani.

Dia selalu memberi jawaban yang menyangkutkan diri sendiri, dia selalu beralasan bahwa dia sendiri yang belum siap dinikahi oleh Vino.

Dengan begitu orangtuanya tidak akan membahasnya lagi.

Berbeda dengan Vino.

Dia adalah anak laki laki yang menjadi tulang punggung keluarganya, meskipun orangtuanya masih lengkap namun Vino memiliki 2 adik yang masih butuh biaya sekolah

Tanpa diminta Vino akan sadar diri buat bantu orangtuanya demi memenuhi kebutuhan keluarganya.

Perjalanan Vino dalam membantu keluarganya termasuk sangat melelahkan, karena dia rela membendung segala keinginan nya demi bisa mencukupi adik adiknya, sebab Vino termasuk orang yang bisa dikatakan egois tp baik hati terhadap keluarga terutama adik adiknya.

Sedangkan dia lupa menabung untuk masa depan diri sendirinya, termasuk untuk pernikahannya dengan Rani.

Cukup egois bukan, hubungan bertahun tahun tak ada niatan untuk masa depan ke jenjang selanjutnya.

Sedangkan Rani yang tau persis alasan Vino hanya diam dan mencoba selalu memahaminya.

Dan itupun selalu ditutupi oleh Rani ketika dihadapkan pertanyaan orangtuanya soal jenjang kedepan hubungan mereka.

Rani sangat lah pintar menutupi segala apa yang dirasakan, demi membuat orang disekelilingnya bahagia.

Hubungan mereka berlanjut sampe 8 tahun, namun hubungan resmi dengan ikatan baru 2 tahun, 6 tahunnya mereka pacaran diam diam, saat mereka masih kuliah,.

"Drrrrdd...."

"drrrd.....drrrd."

Ponsel Rani berbunyi tanda ada pesan masuk.

"Sayang, aku diterima kerja di pembuatan desain logo!"

Isi pesan dari Vino.

"Alhamdulillah, kerja dimana yang?"

Balas si Rani

"Di jakarta sayang, dan tentunya aku tidak bisa lagi kaya kemarin spam pesan sama kamu, tapi aku akan berusaha selalu kasih kabar ke kamu."

Balas Vino dengan emoticon sedih.

"Mmmm...jauh yaa!?, makin rindu pasti nantinya, kita jarang ketemu apalagi kamu di Jakarta, tapi saya harap kamu bisa jaga hati ya sayang?, ingat kalo ada wanita cantik bilang hati kamu sudah ada yang memiliki!."

Balas Rani dengan emoticon marah, dan tak sadar Rani sudah menangis sejak tadi, namun dia bendung sampe air mata tumpah tak bisa ditahan.

"Kamu gak papa kan?"

Tanya Vino seakan tau apa yang sedang terjadi.

Tak ada balasan lagi dari Rani.

Dan Vino semakin gelisah di buat nya, dia mencoba telepon namun Rani tak menggubris.

Dibalik ranjang dengan nuansa warna hijau ,Rani yang berada dibalik selimut sedang menangisi apa yang sedang terjadi.

Pikiran dia yang sudah kemana mana membuat tangisnya pecah, namun masih terhalang dengan tebalnya selimut.

Malam itu sebanyak dua puluh panggilan tak terjawab dari Vino, lalu Rani mencoba menghubunginya kembali.

"Sayang, maaf aku ketiduran."

Isi chat Rani yang berpura-pura ketiduran, padahal dia sedang berperang dengan pikirannya karna selama ini Vino belum ada niat untuk menikahinya.

"Beneran?."

Jawab Vino dengan penuh keheranan, karena tidak biasanya Rani ketiduran saat saling balas pesan.

"Iya sayang, maaf ya karena aku kecapekan."

Jawab nya lagi

"Ok deh gak papa, tapi sayang gak papa kan kalo aku kerja jauh?, aku janji akan nabung buat kita menikah nanti!?."

Pesan Vino.

"Iya sayang, besok hati hati berangkatnya ya?,i love you!."

Balasan terakhir Rani.

"I love you to, aku akan selalu rindu sama kamu."

Jawab Vino mengakhiri chat mereka.

Vino dan Rani jarang bertemu.

Masing masing keluarga cukup tau, maka dari itu mereka tidak ada masalah jika jarang bertemu,tetapi komunikasi mereka tetap harus setiap hari.

Waktu keberangkatan Vino, Vino merasa hampa tanpa ada sosok orang orang yang mengantarnya,Vino termasuk anak mandiri, sedangkan orangtuanya sudah membiasakan Vino menjadi dewasa sebelum waktunya.

Orangtuanya terkesan sedikit cuek dan sedikit menuntut Vino juga dalam hal ekonomi, karena sebenarnya ibu Vino itu dari keluarga yang bisa dikatakan berkecukupan segalanya, dan ketika menikah dengan Pak Hadi ekonomi mereka selalu diuji dan Vino pun yang selalu jadi sasaran Ibu Anis untuk selalu kerja kerja dan kerja buat membantu mencari nafkah.

Menjadi Vino tidak mudah.

Dituntut kerja buat menghidupi keluarganya, juga dituntun Rani buat menikahinya, namun pintarnya Rani selalu menyembunyikan apapun yang dirasa, makanya Vino pun kadang dibuat bingung dengan keadaan.

Di sepanjang jalan, dia melihat pemandangan dengan cukup sayu, dia juga manusia meskipun laki laki namun dia juga tidak bisa berbohong kalo hatinya juga sakit kalo berjauhan lagi dengan Rani.

Namun lagi lagi ditepisnya karna tuntutan orangtua terutama ibunya.

Terpopuler

Comments

⎯⎯꯭ᷤ💕Sisk𝚊⃤𝐊𝐔ˢ⍣⃟ₛ꙳❂͜͡✯:≛꯭➛

⎯⎯꯭ᷤ💕Sisk𝚊⃤𝐊𝐔ˢ⍣⃟ₛ꙳❂͜͡✯:≛꯭➛

wah bkalan ada ulat keket ntar nih

2024-11-02

2

💫0m@~ga0eL🔱

💫0m@~ga0eL🔱

udah sayang 😁

2024-11-18

0

🎧✏📖

🎧✏📖

mangat pagi😁👍🙏

2024-11-06

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 50 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!