kejahilan cintya

Di sebuah ruangan privasi di dalam restoran XXX terlihat tuan David Alfonso bersama sekretarisnya yang selalu bergaya anggun dan berkelas itu yang bernama Megan.

Senyum langsung mengembang ketika David dan Suwandi telah bertemu dan saling menyapa.

"Tuan David maaf telah membuat anda menunggu" Suwandi

"Tidak masalah aku juga baru datang" David mengalihkan tatapan aneh penuh tanda tanya kepada Cintya begitupun dengan sekretarisnya yang juga memandang aneh melihat dandanan cupu Cintya serta masker yang menutupi wajah Cintya.

Dilihat dari postur tubuh dan kekencangan kulitnya sepertinya sekretaris Suwandi ini masih muda. Tapi kenapa dia menutupi wajahnya. Apa dia tidak ingin wajahnya dikenali oleh banyak orang? batin David

Dandanan wanita ini sungguh tidak berkelas. Aku heran kenapa tuan Suwandi yang terhormat dan berkelas ini mau memperkerjakan wanita miskin seperti dia. Megan

"Perkenalkan ini Cintya sekretaris baruku. Dia baru dua bulan bekerja bersamaku" ucapan Suwandi langsung disambut dengan uluran jabat tangan Cintya untuk david.

David menerima jabat tangan itu dengan senyum manisnya. Sedangkan Megan menerima jabat tangan itu dengan senyum terpaksa dan sedikit meremehkan.

Tak menunggu waktu lama, maka perbincangan tentang bisnis pun dimulai. Suwandi yang menunjukkan hasil desainnya pun mendapat beberapa pertanyaan David yang akan menjadi investor utamanya dalam proyek tersebut. Beberapa jawaban yang diberikan Suwandi mulai menimbulkan ketertarikan David untuk berinvestasi. Tapi David meminta sedikit perubahan pada desain itu yang sesuai dengan beberapa keinginannya. Sempat terjadi adu pendapat antara David dan Suwandi membuat Cintya yang awalnya bingung untuk mengikuti permintaan mereka berdua akhirnya menemukan solusi desain yang memenuhi keinginan merekat berdua.

Wanita ini sepertinya ahli sekali dalam mendesain. Pantas saja Suwandi memìlihnya untuk menjadi sekeretarisnya. David

David yang kagum dengan cara kerja Cintya yang cekatan membuat rasa penasarannya bertambah kepada Cintya. Sementara Megan yang merasa iri melihat tatapan dan perhatian bosnya kepada Cintya membuatnya semakin berharap pertemuan ini segera berakhir agar bosnya hanya memandang dirinya saja bukan wanita lain.

"Baiklah...bagaimana kalau kita akhiri pertemuan ini dengan makan siang" ujar David diiringi senyum menyeringai. David berusaha mencari cara agar Cintya mau membuka masker supaya David bisa melihat wajah asli cintya.

"Saya setuju..." Suwandi yang langsung melambai kepada seorang pelayan. Lalu mereka berempat mulai memilih pesanannya.

Setelah hidangan tersaji Suwandi dan David merasa bingung dengan pilihan menu Cintya. Cintya hanya memesan es m*ilo dan pancake ice cream. Cintya memang sengaja memesan makanan itu karena dia tidak mengerti dengan beragam peralatan makan di meja tersebut. Dia takut membuat bosnya malu dihadapan rekan bisnisnya.

"Apa kau serius tidak ingin makan?" tanya Suwandi kepada Cintya.

"Tidak tuan...ini saja sudah cukup" jawab Cintya sambil meraih sendok kecil dihadapannya.

"Mungkin dia sedang diet" ucap Megan dengan maksud menyindir Cintya yang memang berbadan mungil tersebut.

"Apa itu benar nona?" tanya David.

"Itu tidak benar tuan...saya hanya sedang ingin makan ini saja" jawab Cintya dengan mata berbinar seperti anak kecil yang mendapatkan permen ketika menatap pancake es krimnya.

Cintya lantas membuka masker wajahnya hingga membuat David semakin terperana dengan wajah imut Cintya. Kacamata anti UV yang menutupi wajahnya tidak mengurangi kecantikan wajahnya. Rambut yang dikepang dua kanan kiri lalu ditekuk diikat kembali membuat penampilannya seperti gadis Cina yang imut.

Wanita ini terlihat masih sangat muda. Sungguh imut dan menggemaskan. batin David

Suwandi yang melihat tingkah laku Cintya yang kekanak kanakan itu hanya tersenyum sambil menggeleng. Sedangkan David tak henti - hentinya menatap Cintya. Megan yang sekali lagi melihat bosnya lebih menatap Cintya daripada dirinya membuatnya kembali iri. Dia berusaha mencari perhatian David dengan memberikan lauk kesukaan David di piring David.

"Cukup Megan...aku sudah kenyang" ucap David sambil kembali menatap wajah imut Cintya yang tengah berbahagia memakan es krimnya.

"Childish dan Plebeian" gumam Megan pelan tapi masih bisa didengar oleh Cintya yang duduk tak jauh darinya. Meja tempat mereka makan berbentuk lingkaran dan tempat duduk Cintya diantara Suwandi dan Megan.

Cintya awalnya menatap tajam kepada Megan tapi dia dengan cepat merubah ekspresi wajahnya dan kembali memasukkan sesendok es krim ke mulutnya hingga membuat ketenangan david sedikit terusik. Pasalnya cintya tepat duduk di hadapannya dan gerakan mengemut coklat yang menempel pada sendoknya telah membangkitkan jiwa lelakinya.

Suwandi yang melihat tingkah cintya yang seperti itu langsung menegurnya.

"Cintya hentikan...kau mau es krim lagi?" tanya Suwandi dengan lembut.

Dengan cepat Cintya menjawabnya, "Tidak, terima kasih tuan...aku akan menghabiskan minumanku saja" Cintya tersenyum meringis kepadanya.

David yang awalnya gelisah jadi ikut tersenyùm sambil menggelengkan kepala melihat tingkah Cintya yang menggemaskan.

Kemudian cintya kembali tanpa sadar mengemut sedotan dimulutnya sambil fokus memperhatikan chat pesan di ponselnya. Melihat itu David pun kembali gelisah. Pandangannya tidak bisa beralih dari mulut Cintya. Bibir imut warna pink segar yang sedang bergerak memainkan sedotan tiba - tiba kembali menarik jiwa lelakinya. Seandainya saja tidak ada orang di situ. Dia sudah menarik cintya untuk berada dalam pelukannya.

Megan yang tidak suka dengan tingkah Cintya yang baginya sedang menggoda bosnya itu akhirnya berdiri. Tapi sebelum berdiri dia sempat berkata yang hanya bisa di dengar cintya.

"*****"...desis Megan

"Maaf saya mau ke toilet sebentar" setelah itu Megan berlalu menuju toilet.

Cintya yang merasa terusik dengan perkataan Megan tadi ikut berdiri dan beralasan ke toilet juga.

Lihat saja aku akan mengerjaimu. batin Cintya

"Maafkan tingkah sekretarisku yang kekanakan, dia memang masih bocah bahkan umurnya belum genap 20 tahun" ucap Suwandi.

"Benarkah? wow...tapi bagaimana bisa...." pertanyaan David yang menggantung membuat Suwandi segera menjawabnya.

"Dia mengikuti program akselerasi sewaktu masih sekolah menengah dan sekarang dia kuliah semester akhir. Awalnya dia bekerja sebagai office girl di perusahaanku lalu temannya berhasil menunjukkan bakatnya padaku. Aku tertarik melihat bakatnya lalu menempatkannya sebagai sekretarisku" jelas Suwandi.

"Wow...jujur saja sekretarismu mencuri perhatianku" ucap David

*********

Di toilet Cintya yang ikut masuk ke dalam toilet membuat Megan menatap jengah kepadanya.

"Hei...aku tidak punya masalah denganmu kenapa kau melihatku seperti itu?" ujar Cintya sambil berusaha mengalihkan perhatian Megan dari tas kosmetiknya. Dan begitu perhatian dia teralihkan, cintya segera memasukkan mainan cicaknya yang warna dan bentuknya sangat mirip dengan aslinya kedalam tas kosmetik Megan.

"Maaf ya bicara dengan bocah miskin sepertimu saja sudah membuatku jijik apalagi membuat masalah denganmu..." dengan nada mengejek Megan.

"Baguslah...kalau begitu aku pergi. Oh ya jangan berteriak memanggilku karena sepertinya aku tadi melihat ada binatang merambat ke dalam tasmu" goda Cintya sambil menunjuk ke arah tas kosmetik Megan.

Dengan penasaran megan langsung membuka tasnya dan langsung melemparkannya kepada cintya sambil berteriak.

"Aaaaa!!! oh my...what its that!!" Megan berteriak histeris lalu tanpa sadar melempar tas kosmetiknya kepada Cintya. Megan juga tanpa sadar terus berkata kata.

What its that!! what its that!!

Dengan sigap cintya segera menangkap tas itu lalu perlahan membukanya.

"Ini..hanya cicak...lizard...." ucap Cintya santai sambil memberikan kembali tas kosmetik Megan kepada pemiliknya. Tapi reaksi Megan justru sebaliknya. Megan berusaha menghindar hingga membuat Cintya malah semakin menggodanya dengan mendekatkan tas itu kepada pemiliknya.

"Aaa!! stop it! get rid of the lizard! teriak Megan setelah itu dia masuk ke dalam salah satu bilik toilet lalu menguncinya.

*Enak saja...tidak segampang itu. batin cintya*

"Tapi aku juga jijik nyonya! " dusta cintya sambil secepatnya memasukkan bubuk cabe yang sengaja sudah dia perhalus ke dalam bedak tabur milik Megan. Cintya sebenarnya berniat melakukan itu untuk menjahili teman temannya di kampus.

"Oh come on...get rid of it" megan kembali berteriak dari balik bilik.

"Okey...okey...aku sudah menyingkirkannya! Cintya

Perlahan Megan membuka bilik itu dan Cintya langsung menyodorkan tas kosmetik Megan. Walau awalnya ragu akhirnya Megan memeriksa dalam tas itu untuk memastikan cicak itu benar - benar sudah tidak ada di tasnya.

"Oke..you're right...thank you" ucap Megan

"Just thank you?" Cintya

"Apa maksudmu?" Megan menatap sinis Cintya

"Sepertinya bedak taburmu berkualitas bagus. Aku jadi ingin mencobanya" goda Cintya

"Sorry?? Ini memang bedak mahal" Megan meraih bedak tabur itu lalu mengoles di wajahnya dengan maksud membuat cintya semakin penasaran menginginkannya.

Yes!! Sukses besar . batin cintya

"Lihatlah ini sangat cocok hanya untuk wajahku" sekali lagi Megan memamerkan bedak mahalnya setelah itu dia langsung pergi meninggalkan Cintya seorang diri di toilet itu. Dia pikir dia berhasil merendahkan Cintya

Tapi lain halnya dengan Cintya yang malah tertawa terbahak - bahak walaupun tanpa suara mengingat wajah ketakutan Megan dan reaksi Megan setelah tahu bedaknya telah dicampur dengan bubuk cabenya. Setelah menghela nafas dan sedikit membenahi dandanannya Cintya melangkah kembali menuju mejanya.

Ketika Cintya baru saja duduk, dia mulai melihat tingkah Megan yang seperti cacing kepanasan. Melihat itu Cintya berusaha sekuat tenaga menahan rasa tertawanya dengan menyedot kembali minumannya. Sedangkan Megan yang semakin kepanasan akhir tidak tahan lalu segera berdiri menuju kembali ke toilet. Tapi malang sikap Megan yang terburu buru malah membuatnya menabrak seorang pelayan hingga minuman jus alpukat yang dibawa pelayan itu tumpah ke baju megan.

"oops" gumam Cintya pelan dan dia kembali menahan senyum itu.

David yang awalnya masih serius berbicara dengan Suwandi memandang aneh tingkah Megan yang kacau hari ini. Sedangkan Suwandi yang tanpa sengaja melirik ke arah Cintya akhirnya malah menatap curiga kepada Cintya. Tapi Suwandi hanya bisa diam melihatnya. Pikiran Suwandi dia akan menanyakan ini nanti kepada Cintya.

Tak berapa lama Megan kembali dengan penampilan kusutnya. Baju yang kotor karena tumpahan jus tadi dan wajahnya yang kelihatan lebih tua dan pucat tanpa make up tebalnya. Di pipinya juga ada sedikit lelehan maskara yang sepertinya lolos dari pembersih wajahnya.

"Wow Megan? Are you okay?" tanya David

"I'm so sorry bos..." ucap Megan dengan sedikit menggeram karena kesal.

"Okay...lebih baik kita pulang sekarang. kau sepertinya kacau hari ini" David

"Ehm...Mr. Suwandi...akhir pekan nanti aku mengadakan pesta perayaan perusahaanku. Datanglah bersama sekertarismu itu" ucap David sebelum dia pamit pergi.

*****

Di parkiran cintya sangat senang mendapat berita bahwa dosen yang selama ini dia tunggu sedang berada di kampus. Tapi untuk bisa pergi dia harus meminta ijin kepada bosnya apalagi Sebastian juga sudah menunggu mereka berdua di parkiran.

Dengan perasaan khawatir takut ditolak bosnya Cintya memberanikan diri untuk berbicara kepada bosnya.

"Ehm...tuan...ada yang ingin aku bicarakan...?" Cintya

"Iya? ada apa cintya" suwandi menjawab dengan sedikit menggeram

Sayangnya mulut cintya hanya bisa diam bingung harus berkata apa karena sebenarnya dia takut Suwandi salah paham padanya. Apalagi sejak pagi tadi Lina juga sudah minta ijin untuk mengurus persiapan pernikahannya dan masih belum kembali.

"Cintya...aku harap kau tidak sedang mengerjaiku seperti yang kau lakukan pada Megan tadi" suwandi

"Tidak....tidak tuan...." Cintya

"Jangan kau pikir aku tidak tahu kaulah dalang dibalik kekacauan Megan hari ini" ujar Suwandi dengan pandangan tajamnya.

"Baiklah aku mengakuinya tuan. Akulah yang sudah menjahili Megan tapi aku tidak akan melakukan itu kalo Megan tidak terus - terusan mengataiku. Aku minta maaf tuan" ucap Cintya sambil menunjukkan wajah bersalahnya khas anak kecil hingga membuat Suwandi merasa tidak tega untuk memarahinya.

"Lalu sekarang apa yang ingin kau bicarakan denganku" Suwandi

"Tuan tahu kan kalau aku sedang menyelesaikan skripsiku. Dan dosen yang selama ini aku cari sedang ada di kampusku. Aku butuh bimbingannya yang terakhir kali supaya aku bisa ikut ujian akhir skripsiku minggu depan. Jadi...bolehkah aku sekarang minta ijin tuan...aku janji selesai bimbingan aku akan segera kembali ke kantor.. " jelas Cintya dengan perasaan ragu.

"Tidak bisa Cintya! kau tahu kan Lina tidak ada di kantor dan Sebastian sebentar lagi harus menyelesaikan beberapa urusan denganku. Lalu siapa yang akan berada di kantor?" Suwandi berkata dengan tegas.

Terlihat raut wajah kekecewaan Cintya bersamaan dengan itu muncul notifikasi pesan dari Lina. Akan tetapi setelah membaca pesan itu raut wajah

Cintya berubah bahagia lagi.

"Tuan aku mendapat pesan dari Lina" Cintya berkata sambil menyodorkan ponselnya.

Cintya...aku sudah menyelesaikan urusanku. Aku sedang dalam perjalanan ke kantor. Aku akan membereskan beberapa pekerjaanku sebelum aku tinggal cuti menikah. pesan chat dari Lina

Setelah menghela nafas panjang akhirnya Suwandi memperbolehkan Cintya pergi.

"Benarkah? aaa!! Terima kasih tuan...." Cintya yang merasa sangat bahagia secara spontan meraih tangan suwandi lalu mencium punggung tangannya seperti anak yang hendak berpamitan kepada ayahnya.

"Hei aku bukan ayahmu" Suwandi

"Anda benar tuan...anda adalah bosku" jawab Cintya perasaan riangnya membuat Suwandi tidak bisa marah padanya.

Cintya lalu berjalan mendekati Sebastian.

"Aku juga bukan ayahmu" Diluar dugaan reaksi Sebastian malah sebaliknya terhadap cintya.

"Aku tahu...aku hanya ingin menyerahkan buku agenda ini. Jadwal tuan bos hari ini semua ada disini" ucap Cintya sambil menunjukkan buku agendanya kepada Sebastian.

Sebastian yang hendak meraih buku itu terkejut dengan gerak cepat tangan Cintya yang juga mencium punggung tangan Sebastian hingga Sebastian terlambat menyadarinya.

"Cintya..." sebastian berkata sambil mengeram.

"Hei aku akan menempuh ujian, tidak ada salahnya kan meminta restu kepada orang yang lebih tua?" goda Cintya kepada Sebastian.

"Baiklah aku merestuimu...sudah sana pergi..." Sebastian.

Kemudian Cintya melangkah pergi dengan meloncat - loncat bahagia khas gaya anak kecil sambil menunggu jemputan ojek onlinenya datang. Cintya sangat bahagia karena sebentar lagi dia akan mendapatkan dua gelar sarjananya sekaligus.

Melihat tingkah Cintya dari kejauhan membuat Suwandi dan Sebastian hanya menggelengan gelengkan kepala.

"Dasar bocah..." gumam Sebastian tapi Suwandi masih bisa mendengarkan.

"Jadi kau pikir kita sudah tua?" tanya Suwandi

"Maaf maksudku bukan begitu tuan" jawab Sebastian

"Sudahlah setidaknya aku tidak tua sepertimu" balas Suwandi.

"Jangan mengataiku tua , Tuan....aku belum menikah" Sebastian berusaha membela diri.

"Bukan aku yang mengataimu tapi Cintya...kau tidak dengar apa yang tadi dikatakannya..." setelah berkata seperti itu Suwandi segera masuk ke dalam mobilnya.

Setelah sejenak berpikir akhirnya Sebastian mengerti perkataan cintya yang mengatainya tua.

Cintya...kurang ajar kau. Aku akan membalasmu nanti. batin sebastian.

Episodes
1 pengenalan tokoh
2 naik jabatan
3 kita berbeda jenis
4 kencan
5 kejahilan cintya
6 wanita sederhana
7 kedatangan jasmin
8 Hari pertama latihan
9 merayu cintya
10 Pesta David
11 rencana suwandi
12 rencana kejutan
13 Hidup yang menyedihkan
14 rencana suwandi
15 wilayah kekuasaanku
16 Rencana part 1
17 Rencana part 2
18 dua pria playboy
19 Rencana part 3
20 Terjebak permainan sendiri
21 Rencana part 4
22 Paman Jack
23 Perusahaan Yang
24 Kena masalah
25 Rencana Part 5 (Persiapan penyergapan)
26 Pertarungan dimulai
27 Tumpas habis tak bersisa
28 Kembali padamu
29 Rencana kabur
30 Rumah besar berhantu
31 Kehebohan di pagi hari
32 Rasa penasaran
33 Merasa Bersalah
34 Meminta bantuan
35 Bantuan dari orang yang tepat
36 Isi perut
37 Aku tahu apa yang aku lakukan
38 Membalas sakit hati
39 Gagal fokus
40 Tenggelam
41 Bertemu kawan lama
42 Masalah preman
43 Obrolan tengah malam
44 Memar di punggung
45 Pernyataan Imam
46 Pengikut setiamu
47 Kado pernikahan paman
48 Pernikahan Imam
49 Dilema Cintya
50 Meminta bantuan
51 Rencana lain
52 Sebuah perjanjian
53 Keputusan Cintya
54 Meminta bayaran
55 Rahasia Jack
56 Akibat obsesi Imam
57 Kemarahan Cintya
58 Pergi ke Cina
59 Mafia yang takut Istri
60 Akhir riwayat Bao
61 Jerry dan Michelle
62 Jack mulai tersadar
63 Jack yang terkejut
64 Kemarahan Jack
65 Sebastian, Reno dan Ricko
66 Aksi Reno dan Ricko
67 Sebastian dan Jasmine
68 Pesta pernikahan Cintya
69 Pertemuan Mita dan Laura
70 Ungkapan perasaan Sebastian
71 Rencana Laura dan Mita
72 Kedatangan Tamu Undangan
73 Penculikan Talitha
74 Rencana Mita
75 Janji Sebastian
76 Nasib tragis
77 Rencana Laura
78 Pria lemah
79 Bayi yang kuat
80 Investigasi Jack dan Lee
81 Kecemburuan Jasmine
82 Jack versus Suwandi
83 Ingin punya bayi
84 Penculikan Bayi
85 Akhir cerita
86 Peter
87 Dua berondong
88 Pengaduan Karin
89 Ray dan Karin
90 Pertemuan Jimmy dengan Karin
91 Analisa Jack
92 Dendam Mark
93 Kejahilan Jimmy dan Karin
94 Menjebak Cristhine
95 Awal tragedi
96 Tragedi Tewasnya Jasmine
97 Mengasingkan diri
98 Memancing musuh
99 Penyergapan ke Markas Mark
100 Tes DNA
101 Akhir cerita Mark dan Olivia
102 Hasil Test DNA
103 Senjata Jimmy
104 Angel
105 Teman Tapi Mesra
106 Janji Alexa
107 Pergi ke Kota Z
108 apartemen Karin
109 Gara - gara copet
110 Ketemu lagi
111 Meminta Tanggung Jawab
112 Terjebak dua cowok licik
113 Kecurangan
114 Meminta Maaf
115 Bertemu preman
116 Menemani Bima
117 Ucapan terima kasih
118 PDKT yang selalu gagal
119 Salah tanggap
120 Ulang Tahun Aldo
121 Awal Tragedi
122 Pencarian Karin
123 Kabar dari Alexa
124 Tamu Tak Diundang
125 Kedatangan Jimmy
126 Aku Rindu Padamu
127 Berteman saja
128 Masa lalu Ray
129 Kau seolah melawan perasaanmu sendiri
130 Patah hati massal
131 Rakhel
132 Kau saudaraku bukan pelayanku
133 Lempar tangkap
134 Antara Bima dan Karin
135 Ini hanya ujian
136 Akulah gadis kecil itu
137 Galau
138 Meminta bantuan untuk Tes DNA part 1
139 Meminta bantuan untuk Tes DNA part 2
140 Kau tidak berhutang apapun padaku
141 Rencana Bima
142 Salah Paham
143 Meminta Bayaran
144 Nasehat dari kakek
145 Memutuskan kembali
146 Pena unik
147 Kesialan Farrel
148 Cemburu
149 Ajakan Ray
Episodes

Updated 149 Episodes

1
pengenalan tokoh
2
naik jabatan
3
kita berbeda jenis
4
kencan
5
kejahilan cintya
6
wanita sederhana
7
kedatangan jasmin
8
Hari pertama latihan
9
merayu cintya
10
Pesta David
11
rencana suwandi
12
rencana kejutan
13
Hidup yang menyedihkan
14
rencana suwandi
15
wilayah kekuasaanku
16
Rencana part 1
17
Rencana part 2
18
dua pria playboy
19
Rencana part 3
20
Terjebak permainan sendiri
21
Rencana part 4
22
Paman Jack
23
Perusahaan Yang
24
Kena masalah
25
Rencana Part 5 (Persiapan penyergapan)
26
Pertarungan dimulai
27
Tumpas habis tak bersisa
28
Kembali padamu
29
Rencana kabur
30
Rumah besar berhantu
31
Kehebohan di pagi hari
32
Rasa penasaran
33
Merasa Bersalah
34
Meminta bantuan
35
Bantuan dari orang yang tepat
36
Isi perut
37
Aku tahu apa yang aku lakukan
38
Membalas sakit hati
39
Gagal fokus
40
Tenggelam
41
Bertemu kawan lama
42
Masalah preman
43
Obrolan tengah malam
44
Memar di punggung
45
Pernyataan Imam
46
Pengikut setiamu
47
Kado pernikahan paman
48
Pernikahan Imam
49
Dilema Cintya
50
Meminta bantuan
51
Rencana lain
52
Sebuah perjanjian
53
Keputusan Cintya
54
Meminta bayaran
55
Rahasia Jack
56
Akibat obsesi Imam
57
Kemarahan Cintya
58
Pergi ke Cina
59
Mafia yang takut Istri
60
Akhir riwayat Bao
61
Jerry dan Michelle
62
Jack mulai tersadar
63
Jack yang terkejut
64
Kemarahan Jack
65
Sebastian, Reno dan Ricko
66
Aksi Reno dan Ricko
67
Sebastian dan Jasmine
68
Pesta pernikahan Cintya
69
Pertemuan Mita dan Laura
70
Ungkapan perasaan Sebastian
71
Rencana Laura dan Mita
72
Kedatangan Tamu Undangan
73
Penculikan Talitha
74
Rencana Mita
75
Janji Sebastian
76
Nasib tragis
77
Rencana Laura
78
Pria lemah
79
Bayi yang kuat
80
Investigasi Jack dan Lee
81
Kecemburuan Jasmine
82
Jack versus Suwandi
83
Ingin punya bayi
84
Penculikan Bayi
85
Akhir cerita
86
Peter
87
Dua berondong
88
Pengaduan Karin
89
Ray dan Karin
90
Pertemuan Jimmy dengan Karin
91
Analisa Jack
92
Dendam Mark
93
Kejahilan Jimmy dan Karin
94
Menjebak Cristhine
95
Awal tragedi
96
Tragedi Tewasnya Jasmine
97
Mengasingkan diri
98
Memancing musuh
99
Penyergapan ke Markas Mark
100
Tes DNA
101
Akhir cerita Mark dan Olivia
102
Hasil Test DNA
103
Senjata Jimmy
104
Angel
105
Teman Tapi Mesra
106
Janji Alexa
107
Pergi ke Kota Z
108
apartemen Karin
109
Gara - gara copet
110
Ketemu lagi
111
Meminta Tanggung Jawab
112
Terjebak dua cowok licik
113
Kecurangan
114
Meminta Maaf
115
Bertemu preman
116
Menemani Bima
117
Ucapan terima kasih
118
PDKT yang selalu gagal
119
Salah tanggap
120
Ulang Tahun Aldo
121
Awal Tragedi
122
Pencarian Karin
123
Kabar dari Alexa
124
Tamu Tak Diundang
125
Kedatangan Jimmy
126
Aku Rindu Padamu
127
Berteman saja
128
Masa lalu Ray
129
Kau seolah melawan perasaanmu sendiri
130
Patah hati massal
131
Rakhel
132
Kau saudaraku bukan pelayanku
133
Lempar tangkap
134
Antara Bima dan Karin
135
Ini hanya ujian
136
Akulah gadis kecil itu
137
Galau
138
Meminta bantuan untuk Tes DNA part 1
139
Meminta bantuan untuk Tes DNA part 2
140
Kau tidak berhutang apapun padaku
141
Rencana Bima
142
Salah Paham
143
Meminta Bayaran
144
Nasehat dari kakek
145
Memutuskan kembali
146
Pena unik
147
Kesialan Farrel
148
Cemburu
149
Ajakan Ray

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!