Di sebuah ruangan privasi di dalam restoran XXX terlihat tuan David Alfonso bersama sekretarisnya yang selalu bergaya anggun dan berkelas itu yang bernama Megan.
Senyum langsung mengembang ketika David dan Suwandi telah bertemu dan saling menyapa.
"Tuan David maaf telah membuat anda menunggu" Suwandi
"Tidak masalah aku juga baru datang" David mengalihkan tatapan aneh penuh tanda tanya kepada Cintya begitupun dengan sekretarisnya yang juga memandang aneh melihat dandanan cupu Cintya serta masker yang menutupi wajah Cintya.
Dilihat dari postur tubuh dan kekencangan kulitnya sepertinya sekretaris Suwandi ini masih muda. Tapi kenapa dia menutupi wajahnya. Apa dia tidak ingin wajahnya dikenali oleh banyak orang? batin David
Dandanan wanita ini sungguh tidak berkelas. Aku heran kenapa tuan Suwandi yang terhormat dan berkelas ini mau memperkerjakan wanita miskin seperti dia. Megan
"Perkenalkan ini Cintya sekretaris baruku. Dia baru dua bulan bekerja bersamaku" ucapan Suwandi langsung disambut dengan uluran jabat tangan Cintya untuk david.
David menerima jabat tangan itu dengan senyum manisnya. Sedangkan Megan menerima jabat tangan itu dengan senyum terpaksa dan sedikit meremehkan.
Tak menunggu waktu lama, maka perbincangan tentang bisnis pun dimulai. Suwandi yang menunjukkan hasil desainnya pun mendapat beberapa pertanyaan David yang akan menjadi investor utamanya dalam proyek tersebut. Beberapa jawaban yang diberikan Suwandi mulai menimbulkan ketertarikan David untuk berinvestasi. Tapi David meminta sedikit perubahan pada desain itu yang sesuai dengan beberapa keinginannya. Sempat terjadi adu pendapat antara David dan Suwandi membuat Cintya yang awalnya bingung untuk mengikuti permintaan mereka berdua akhirnya menemukan solusi desain yang memenuhi keinginan merekat berdua.
Wanita ini sepertinya ahli sekali dalam mendesain. Pantas saja Suwandi memìlihnya untuk menjadi sekeretarisnya. David
David yang kagum dengan cara kerja Cintya yang cekatan membuat rasa penasarannya bertambah kepada Cintya. Sementara Megan yang merasa iri melihat tatapan dan perhatian bosnya kepada Cintya membuatnya semakin berharap pertemuan ini segera berakhir agar bosnya hanya memandang dirinya saja bukan wanita lain.
"Baiklah...bagaimana kalau kita akhiri pertemuan ini dengan makan siang" ujar David diiringi senyum menyeringai. David berusaha mencari cara agar Cintya mau membuka masker supaya David bisa melihat wajah asli cintya.
"Saya setuju..." Suwandi yang langsung melambai kepada seorang pelayan. Lalu mereka berempat mulai memilih pesanannya.
Setelah hidangan tersaji Suwandi dan David merasa bingung dengan pilihan menu Cintya. Cintya hanya memesan es m*ilo dan pancake ice cream. Cintya memang sengaja memesan makanan itu karena dia tidak mengerti dengan beragam peralatan makan di meja tersebut. Dia takut membuat bosnya malu dihadapan rekan bisnisnya.
"Apa kau serius tidak ingin makan?" tanya Suwandi kepada Cintya.
"Tidak tuan...ini saja sudah cukup" jawab Cintya sambil meraih sendok kecil dihadapannya.
"Mungkin dia sedang diet" ucap Megan dengan maksud menyindir Cintya yang memang berbadan mungil tersebut.
"Apa itu benar nona?" tanya David.
"Itu tidak benar tuan...saya hanya sedang ingin makan ini saja" jawab Cintya dengan mata berbinar seperti anak kecil yang mendapatkan permen ketika menatap pancake es krimnya.
Cintya lantas membuka masker wajahnya hingga membuat David semakin terperana dengan wajah imut Cintya. Kacamata anti UV yang menutupi wajahnya tidak mengurangi kecantikan wajahnya. Rambut yang dikepang dua kanan kiri lalu ditekuk diikat kembali membuat penampilannya seperti gadis Cina yang imut.
Wanita ini terlihat masih sangat muda. Sungguh imut dan menggemaskan. batin David
Suwandi yang melihat tingkah laku Cintya yang kekanak kanakan itu hanya tersenyum sambil menggeleng. Sedangkan David tak henti - hentinya menatap Cintya. Megan yang sekali lagi melihat bosnya lebih menatap Cintya daripada dirinya membuatnya kembali iri. Dia berusaha mencari perhatian David dengan memberikan lauk kesukaan David di piring David.
"Cukup Megan...aku sudah kenyang" ucap David sambil kembali menatap wajah imut Cintya yang tengah berbahagia memakan es krimnya.
"Childish dan Plebeian" gumam Megan pelan tapi masih bisa didengar oleh Cintya yang duduk tak jauh darinya. Meja tempat mereka makan berbentuk lingkaran dan tempat duduk Cintya diantara Suwandi dan Megan.
Cintya awalnya menatap tajam kepada Megan tapi dia dengan cepat merubah ekspresi wajahnya dan kembali memasukkan sesendok es krim ke mulutnya hingga membuat ketenangan david sedikit terusik. Pasalnya cintya tepat duduk di hadapannya dan gerakan mengemut coklat yang menempel pada sendoknya telah membangkitkan jiwa lelakinya.
Suwandi yang melihat tingkah cintya yang seperti itu langsung menegurnya.
"Cintya hentikan...kau mau es krim lagi?" tanya Suwandi dengan lembut.
Dengan cepat Cintya menjawabnya, "Tidak, terima kasih tuan...aku akan menghabiskan minumanku saja" Cintya tersenyum meringis kepadanya.
David yang awalnya gelisah jadi ikut tersenyùm sambil menggelengkan kepala melihat tingkah Cintya yang menggemaskan.
Kemudian cintya kembali tanpa sadar mengemut sedotan dimulutnya sambil fokus memperhatikan chat pesan di ponselnya. Melihat itu David pun kembali gelisah. Pandangannya tidak bisa beralih dari mulut Cintya. Bibir imut warna pink segar yang sedang bergerak memainkan sedotan tiba - tiba kembali menarik jiwa lelakinya. Seandainya saja tidak ada orang di situ. Dia sudah menarik cintya untuk berada dalam pelukannya.
Megan yang tidak suka dengan tingkah Cintya yang baginya sedang menggoda bosnya itu akhirnya berdiri. Tapi sebelum berdiri dia sempat berkata yang hanya bisa di dengar cintya.
"*****"...desis Megan
"Maaf saya mau ke toilet sebentar" setelah itu Megan berlalu menuju toilet.
Cintya yang merasa terusik dengan perkataan Megan tadi ikut berdiri dan beralasan ke toilet juga.
Lihat saja aku akan mengerjaimu. batin Cintya
"Maafkan tingkah sekretarisku yang kekanakan, dia memang masih bocah bahkan umurnya belum genap 20 tahun" ucap Suwandi.
"Benarkah? wow...tapi bagaimana bisa...." pertanyaan David yang menggantung membuat Suwandi segera menjawabnya.
"Dia mengikuti program akselerasi sewaktu masih sekolah menengah dan sekarang dia kuliah semester akhir. Awalnya dia bekerja sebagai office girl di perusahaanku lalu temannya berhasil menunjukkan bakatnya padaku. Aku tertarik melihat bakatnya lalu menempatkannya sebagai sekretarisku" jelas Suwandi.
"Wow...jujur saja sekretarismu mencuri perhatianku" ucap David
*********
Di toilet Cintya yang ikut masuk ke dalam toilet membuat Megan menatap jengah kepadanya.
"Hei...aku tidak punya masalah denganmu kenapa kau melihatku seperti itu?" ujar Cintya sambil berusaha mengalihkan perhatian Megan dari tas kosmetiknya. Dan begitu perhatian dia teralihkan, cintya segera memasukkan mainan cicaknya yang warna dan bentuknya sangat mirip dengan aslinya kedalam tas kosmetik Megan.
"Maaf ya bicara dengan bocah miskin sepertimu saja sudah membuatku jijik apalagi membuat masalah denganmu..." dengan nada mengejek Megan.
"Baguslah...kalau begitu aku pergi. Oh ya jangan berteriak memanggilku karena sepertinya aku tadi melihat ada binatang merambat ke dalam tasmu" goda Cintya sambil menunjuk ke arah tas kosmetik Megan.
Dengan penasaran megan langsung membuka tasnya dan langsung melemparkannya kepada cintya sambil berteriak.
"Aaaaa!!! oh my...what its that!!" Megan berteriak histeris lalu tanpa sadar melempar tas kosmetiknya kepada Cintya. Megan juga tanpa sadar terus berkata kata.
What its that!! what its that!!
Dengan sigap cintya segera menangkap tas itu lalu perlahan membukanya.
"Ini..hanya cicak...lizard...." ucap Cintya santai sambil memberikan kembali tas kosmetik Megan kepada pemiliknya. Tapi reaksi Megan justru sebaliknya. Megan berusaha menghindar hingga membuat Cintya malah semakin menggodanya dengan mendekatkan tas itu kepada pemiliknya.
"Aaa!! stop it! get rid of the lizard! teriak Megan setelah itu dia masuk ke dalam salah satu bilik toilet lalu menguncinya.
*Enak saja...tidak segampang itu. batin cintya*
"Tapi aku juga jijik nyonya! " dusta cintya sambil secepatnya memasukkan bubuk cabe yang sengaja sudah dia perhalus ke dalam bedak tabur milik Megan. Cintya sebenarnya berniat melakukan itu untuk menjahili teman temannya di kampus.
"Oh come on...get rid of it" megan kembali berteriak dari balik bilik.
"Okey...okey...aku sudah menyingkirkannya! Cintya
Perlahan Megan membuka bilik itu dan Cintya langsung menyodorkan tas kosmetik Megan. Walau awalnya ragu akhirnya Megan memeriksa dalam tas itu untuk memastikan cicak itu benar - benar sudah tidak ada di tasnya.
"Oke..you're right...thank you" ucap Megan
"Just thank you?" Cintya
"Apa maksudmu?" Megan menatap sinis Cintya
"Sepertinya bedak taburmu berkualitas bagus. Aku jadi ingin mencobanya" goda Cintya
"Sorry?? Ini memang bedak mahal" Megan meraih bedak tabur itu lalu mengoles di wajahnya dengan maksud membuat cintya semakin penasaran menginginkannya.
Yes!! Sukses besar . batin cintya
"Lihatlah ini sangat cocok hanya untuk wajahku" sekali lagi Megan memamerkan bedak mahalnya setelah itu dia langsung pergi meninggalkan Cintya seorang diri di toilet itu. Dia pikir dia berhasil merendahkan Cintya
Tapi lain halnya dengan Cintya yang malah tertawa terbahak - bahak walaupun tanpa suara mengingat wajah ketakutan Megan dan reaksi Megan setelah tahu bedaknya telah dicampur dengan bubuk cabenya. Setelah menghela nafas dan sedikit membenahi dandanannya Cintya melangkah kembali menuju mejanya.
Ketika Cintya baru saja duduk, dia mulai melihat tingkah Megan yang seperti cacing kepanasan. Melihat itu Cintya berusaha sekuat tenaga menahan rasa tertawanya dengan menyedot kembali minumannya. Sedangkan Megan yang semakin kepanasan akhir tidak tahan lalu segera berdiri menuju kembali ke toilet. Tapi malang sikap Megan yang terburu buru malah membuatnya menabrak seorang pelayan hingga minuman jus alpukat yang dibawa pelayan itu tumpah ke baju megan.
"oops" gumam Cintya pelan dan dia kembali menahan senyum itu.
David yang awalnya masih serius berbicara dengan Suwandi memandang aneh tingkah Megan yang kacau hari ini. Sedangkan Suwandi yang tanpa sengaja melirik ke arah Cintya akhirnya malah menatap curiga kepada Cintya. Tapi Suwandi hanya bisa diam melihatnya. Pikiran Suwandi dia akan menanyakan ini nanti kepada Cintya.
Tak berapa lama Megan kembali dengan penampilan kusutnya. Baju yang kotor karena tumpahan jus tadi dan wajahnya yang kelihatan lebih tua dan pucat tanpa make up tebalnya. Di pipinya juga ada sedikit lelehan maskara yang sepertinya lolos dari pembersih wajahnya.
"Wow Megan? Are you okay?" tanya David
"I'm so sorry bos..." ucap Megan dengan sedikit menggeram karena kesal.
"Okay...lebih baik kita pulang sekarang. kau sepertinya kacau hari ini" David
"Ehm...Mr. Suwandi...akhir pekan nanti aku mengadakan pesta perayaan perusahaanku. Datanglah bersama sekertarismu itu" ucap David sebelum dia pamit pergi.
*****
Di parkiran cintya sangat senang mendapat berita bahwa dosen yang selama ini dia tunggu sedang berada di kampus. Tapi untuk bisa pergi dia harus meminta ijin kepada bosnya apalagi Sebastian juga sudah menunggu mereka berdua di parkiran.
Dengan perasaan khawatir takut ditolak bosnya Cintya memberanikan diri untuk berbicara kepada bosnya.
"Ehm...tuan...ada yang ingin aku bicarakan...?" Cintya
"Iya? ada apa cintya" suwandi menjawab dengan sedikit menggeram
Sayangnya mulut cintya hanya bisa diam bingung harus berkata apa karena sebenarnya dia takut Suwandi salah paham padanya. Apalagi sejak pagi tadi Lina juga sudah minta ijin untuk mengurus persiapan pernikahannya dan masih belum kembali.
"Cintya...aku harap kau tidak sedang mengerjaiku seperti yang kau lakukan pada Megan tadi" suwandi
"Tidak....tidak tuan...." Cintya
"Jangan kau pikir aku tidak tahu kaulah dalang dibalik kekacauan Megan hari ini" ujar Suwandi dengan pandangan tajamnya.
"Baiklah aku mengakuinya tuan. Akulah yang sudah menjahili Megan tapi aku tidak akan melakukan itu kalo Megan tidak terus - terusan mengataiku. Aku minta maaf tuan" ucap Cintya sambil menunjukkan wajah bersalahnya khas anak kecil hingga membuat Suwandi merasa tidak tega untuk memarahinya.
"Lalu sekarang apa yang ingin kau bicarakan denganku" Suwandi
"Tuan tahu kan kalau aku sedang menyelesaikan skripsiku. Dan dosen yang selama ini aku cari sedang ada di kampusku. Aku butuh bimbingannya yang terakhir kali supaya aku bisa ikut ujian akhir skripsiku minggu depan. Jadi...bolehkah aku sekarang minta ijin tuan...aku janji selesai bimbingan aku akan segera kembali ke kantor.. " jelas Cintya dengan perasaan ragu.
"Tidak bisa Cintya! kau tahu kan Lina tidak ada di kantor dan Sebastian sebentar lagi harus menyelesaikan beberapa urusan denganku. Lalu siapa yang akan berada di kantor?" Suwandi berkata dengan tegas.
Terlihat raut wajah kekecewaan Cintya bersamaan dengan itu muncul notifikasi pesan dari Lina. Akan tetapi setelah membaca pesan itu raut wajah
Cintya berubah bahagia lagi.
"Tuan aku mendapat pesan dari Lina" Cintya berkata sambil menyodorkan ponselnya.
Cintya...aku sudah menyelesaikan urusanku. Aku sedang dalam perjalanan ke kantor. Aku akan membereskan beberapa pekerjaanku sebelum aku tinggal cuti menikah. pesan chat dari Lina
Setelah menghela nafas panjang akhirnya Suwandi memperbolehkan Cintya pergi.
"Benarkah? aaa!! Terima kasih tuan...." Cintya yang merasa sangat bahagia secara spontan meraih tangan suwandi lalu mencium punggung tangannya seperti anak yang hendak berpamitan kepada ayahnya.
"Hei aku bukan ayahmu" Suwandi
"Anda benar tuan...anda adalah bosku" jawab Cintya perasaan riangnya membuat Suwandi tidak bisa marah padanya.
Cintya lalu berjalan mendekati Sebastian.
"Aku juga bukan ayahmu" Diluar dugaan reaksi Sebastian malah sebaliknya terhadap cintya.
"Aku tahu...aku hanya ingin menyerahkan buku agenda ini. Jadwal tuan bos hari ini semua ada disini" ucap Cintya sambil menunjukkan buku agendanya kepada Sebastian.
Sebastian yang hendak meraih buku itu terkejut dengan gerak cepat tangan Cintya yang juga mencium punggung tangan Sebastian hingga Sebastian terlambat menyadarinya.
"Cintya..." sebastian berkata sambil mengeram.
"Hei aku akan menempuh ujian, tidak ada salahnya kan meminta restu kepada orang yang lebih tua?" goda Cintya kepada Sebastian.
"Baiklah aku merestuimu...sudah sana pergi..." Sebastian.
Kemudian Cintya melangkah pergi dengan meloncat - loncat bahagia khas gaya anak kecil sambil menunggu jemputan ojek onlinenya datang. Cintya sangat bahagia karena sebentar lagi dia akan mendapatkan dua gelar sarjananya sekaligus.
Melihat tingkah Cintya dari kejauhan membuat Suwandi dan Sebastian hanya menggelengan gelengkan kepala.
"Dasar bocah..." gumam Sebastian tapi Suwandi masih bisa mendengarkan.
"Jadi kau pikir kita sudah tua?" tanya Suwandi
"Maaf maksudku bukan begitu tuan" jawab Sebastian
"Sudahlah setidaknya aku tidak tua sepertimu" balas Suwandi.
"Jangan mengataiku tua , Tuan....aku belum menikah" Sebastian berusaha membela diri.
"Bukan aku yang mengataimu tapi Cintya...kau tidak dengar apa yang tadi dikatakannya..." setelah berkata seperti itu Suwandi segera masuk ke dalam mobilnya.
Setelah sejenak berpikir akhirnya Sebastian mengerti perkataan cintya yang mengatainya tua.
Cintya...kurang ajar kau. Aku akan membalasmu nanti. batin sebastian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments