Setelah membersihkan ruangan lobby, cintya bergegas menuju pantry. Dia mengingat pesan kak Harun dan rekan kerja wanitanya untuk membuat kopi serta mengantarnya ke ruangan rapat di lantai dua.
"Berdasarkan keterangan kak Harun ruangannya di pojok dekat jendela. Apa bener disini...aku ketuk aja deh" gumam cintya
tok tok tok (suara ketukan pintu)
kok ngga ada jawaban...apa aku ketuk lagi aja ya batin cintya
Tanpa cintya sadari bahwa dibelakangnya ada seorang pria yang sedang memperhatikannya dari belakang. Pria itu mendekat sambil tersenyum menyeringai. Sedangkan Sebastian yang memperhatikannya hanya diam memandang aneh kelakuan bosnya.
Gadis itu lagi...Lihat saja, aku akan mengerjaimu kali ini. Batin suwandi
Suwandi lantas sedikit berbisik di telinga cintya,"apa yang sedang kau lakukan?" tanya pria itu.
Cintya yang terkejut spontan menyikut perut suwandi. Sebelumnya dia memang merasa ada yang mendekati dia dari belakang tapi dia tidak tahu siapa orangnya. Dengan sedikit kemampuan beladirinya membuat tangannya refleks menyikut perut Suwandi hingga Suwandi merasa kesakitan. Beruntung kopi di tangannya tidak ikut tumpah atau terjatuh.
"Aaah!...auuw!" jerit Suwandi sambil memegangi perutnya.
Cintya semakin terkejut karena ternyata orang yang dibelakangnya adalah lelaki yang tadi pagi sudah membuatnya kesal.
"Tuan...anda tidak apa apa?" tanya Lina sekretarisnya yang baru keluar ruangan rapat.
"Hei! apa yang kau lakukan pada bos besar kita!" bentak Sebastian.
Mendengar itu wajah cintya langsung pucat.
Apa?? Ternyata dia bosku disini? Mati aku... batin Cintya
"Maaf...maaf tuan...saya gak sengaja....itu... gerakan refleksku" ucap Cintya.
"Apa maksudnya gerakan refleks? Maksudku, apa yang sedang kau lakukan disini!" tanya suwandi dengan tegas sambil meringis memegangi perutnya dan sedikit merapikan jasnya.
"Sa...saya sedang mengantarkan pesanan kopi ke ruangan rapat" jawab Cintya sambil berusaha menghilangkan kegugupannya.
"Ini benar ruangan rapat...masuk saja. Tunggu! Buatkan aku kopi hitam tanpa gula" ujar Suwandi dengan tegas lalu dia berjalan masuk mendahului Cintya diikuti Sebastian dibelakangnya serta Lina sekertarisnya.
"Ba...baik tuan" jawab Cintya.
"Dasar om singa karatan bujang lapuk, apa ngga ada kerjaan selain marah marah" gumam Cintya dengan lirih
Sebastian yang sekilas mendengarnya hanya tersenyum tipis
Hm....Singa karatan...bujang lapuk...kids jaman now ada - ada saja bahasanya. batin Sebastian
Ketika Cintya sedang memberikan kopi kepada harun, dia terkejut dengan tindakan bosnya yang menggebrak meja dengan berkas - berkas file yang sebelumnya dibawa lina.
"Apa aku membayar mahal kalian hanya untuk menghasilkan desain sampah seperti ini!! Asal kalian tahu...banyak klien besar kita yang kurang puas dengan desain yang kalian ajukan. Beberapa klien kita ada yang berniat membatalkan kerjasama dengan perusahan kita. Apa aku membayar kalian untuk membuat perusahaanku bangkrut!! Dalam satu hari kalau kalian tidak bisa membuat klien kita menyatakan puas akan aku potong separuh gaji kalian dan sebagian aku pindahkan ke kantor cabang!! bentak suwandi.
Terlihat semua staff hanya diam menunduk ketakutan. Sedangkan Cintya yang sudah berada diluar ruang meeting hanya bergumam setelah sekilas mendengar kemarahan suwandi di ruang rapat.
Ya ampun Cintya kau sudah cari masalah dengan singa buas yang kelaparan. Bagaimana kalau dia memecatku, tabunganku bisa berkurang lagi padahal aku butuh tabungan itu untuk mewujudkan mimpi adikku. Tapi ya sudahlah...mungkin memang nasibku. Lebih baik aku segera bikin kopi sebelum dia bertambah marah. batin cintya.
Cintya bergegas menuju pantri di lantai 1 dengan setengah berlari. Setelah itu dia kembali bergegas menuju ruang rapat di lantai 2. Dengan langkah gemetar Cintya mendekati Suwandi yang tengah duduk dengan menunjukkan wajah garangnya. Lalu ketika melihat Cintya, Suwandi menatap tajam cintya yang sedang berjalan mendekatinya.
Ayo cintya...lakukan saja tugasmu dengan baik dihadapannya setelah itu aku bisa keluar dari ruangan eksekusi ini . batin cintya.
"I i..ni kopinya tuan" ucap Cintya.
Suwandi hanya diam menatap tajam cintya yang ada di dekatnya.
Cantik....oh tidak kenapa aku bisa berpikir seperti ini batin suwandi.
Setelah itu cintya mendekati satu persatu staf lainnya untuk menyerahkan pesanan kopinya. Ketika cintya melewati Harun, Harun berbisik kepadanya,
"Sst...cintya...bukankah kau mahasiswa jurusan desain?" bisik Harun.
"Memangnya ada apa kak?" jawab cintya dengan berbisik.
"Bantu aku merubah sedikit desainku" pinta Harun
Dari kejauhan suwandi yang memperhatikan itu segera membentak mereka berdua.
"Hei kalian berdua!! kenapa kalian berbisik - bisik! Ini ruangan rapat bukan tempat untuk bergosip! Kalau kalian mau bergosip silahkan keluar dari tempat ini!!" Suwandi berkata dengan tegas.
Dengan sedikit gugup Harun segera berdiri lalu menyampaikan maksudnya.
"Maaf Pak...bukan maksud saya untuk bergosip. Saya hanya sedikit meminta bantuan kepada teman saya ini. Teman saya ini mahasiswa jurusan desain satu kampus dengan saya. Dan beberapa hasil desain saya, saya dapatkan ide dari dia" jawab Harun dengan mantab
"Kak Harun...apa yang kakak lakukan...Kakak bisa membuatku dalam masalah" bisik cintya kepada Harun.
"Maaf cintya...aku terpaksa melibatkanmu...kau tahu kami semua sedang diujung tanduk. Jadi tolonglah kami...kau bisa menggunakan beberapa desainku" jawab Harun dengan berbisik.
"Tapi kak....." bisikan Cintya kepada Harun langsung terhenti ketika suwandi mulai berbicara kepadanya.
"Kalau begitu tunjukkan kemampuanmu di hadapanku. Kalau kau berhasil, aku akan menaikkan jabatanmu. Tapi kalau kau tidak berhasil, aku akan memecatmu. Kau setuju dengan tawaranku nona Cintya?" ujar suwandi dengan gaya angkuhnya.
Sialan pria ini benar - benar sudah memanfaatkanku. batin cintya.
"Baiklah tuan tapi beri aku waktu lima belas menit untuk mempersiapkannya" jawab Cintya
"Aku tidak punya banyak waktu. Sepuluh menit dari sekarang" jawab Suwandi
Tanpa basa basi lagi Harun segera menyerahkan proposalnya kepada Cintya.
"Cintya ini....kau bisa memakai beberapa desainku untuk sedikit kau ubah" ujar Harun sambil menunjukkan beberapa gambar di laptopnya.
"Baiklah...tolong kakak bantu aku menyambungkannya ke proyektor. Kita tidak punya banyak waktu dan bisa aku pinjam ponsel kakak?" jawab Cintya yang mulai membaca proporsal itu dengan cepat.
Harun yang bingung hanya menuruti saja segala permintaan cintya. Setelah Harun menyelesaikan pekerjaannya, Cintya segera mengambil alih tempatnya. Jemari lentiknya terlihat lihai untuk mengubah salah satu desain milik Harun menjadi desain yang sesuai dengan keinginan proposal tersebut.
Suwandi yang sejak tadi melihat kinerja cintya sedikit merasa sedikit terkesan dengan kelihaian jemari tangan lentik cintya dalam memainkan benda kotak pipih itu. Cintya mengubah beberapa bagian dari desain itu. Dia juga terlihat sibuk untuk menyambungkan sesuatu dengan software di ponsel Harun dan dalam waktu delapan menit semuanya sudah selesai. Gadis itu langsung tersenyum bahagia menunjukkan lesung pipitnya di wajah imutnya yang membuat kaum adam tidak bisa memalingkan wajahnya. Bahkan Suwandi pun sempat berpikir kotor.
Wajahnya lucu sekali, rasanya aku ingin mencubit pipinya yang mulus itu. batin suwandi
Suwandi masih sibuk mencermati wajah Cintya padahal Sebastian dan staff lainnya sedang sibuk menatap cara kerja dan hasil karya Cintya yang membuat orang merasa sedikit takjub. Tapi berbeda dengan Suwandi yang malah asik tenggelam dengan pemikirannya sendiri.
Gadis ini sepertinya sudah sangat lihai dengan keahliannya. Apa ini sebabnya, seorang playboy seperti Imam berusaha mendekatinya? batin Sebastian.
"Sudah selesai...silahkan kak" ujar Cintya sambil menyodorkan ponsel Harun kembali kepada pemiliknya dan sedikit mengkode Harun supaya menjalan presentasi dengan bantuan ponselnya.
"Apa maksudmu? Bukankah ini karyamu? Kenapa bukan kau saja yang mempresentasikan?" tanya balik harun
"Tapi bukankah ini karya kak harun? Aku hanya sedikit merubahnya" cintya berkata dengan heran.
"Mungkin awalnya iya, tapi kau sudah mengubahnya sebagian besar. Aku juga kurang paham dengan karyamu ini. Jadi kau saja yang mempresentasikan." jawab harun
"Tapi Kakak....."
"Apa yang dikatakan oleh temanmu itu benar. Jelaskan tentang karyamu ini di depanku" pinta suwandi sambil tersenyum menyeringai.
Setelah menarik nafas panjang, akhirnya Cintya mulai mempresentasikan hasìl desainnya yang terkesan agak rumit namun sangat indah. Dilihat dari budgetnya juga masih bisa diatur agar lebih hemat namun tetap menonjolkan keindahan ruang yang terkesan alami seperti yang diminta oleh kliennya. Tak butuh berapa lama juga cintya menjelaskan beberapa detailnya karena rata rata semua orang disitu sangat paham tentang desain.
Diakhir presentasi Suwandi memerintahkan Lina sekretarisnya saat itu juga untuk segera mengirimkan email kepada kliennya tentang desain dari cintya serta meminta tanggapannya saat itu juga hingga membuat semua orang yang ada di ruang rapat itu harap harap cemas menunggu hasilnya.
"Hasilnya sudah keluar" perkataan Lina sukses membuat semua orang menoleh kepadanya.
"Diluar dugaan....klien kita sangat puas dan berharap proyek ini bisa berjalan secepatnya" ujar Lina sambil menunjukkan sebuah email dari laptopnya.
"Bagus...Harun...aku serahkan proyek ini padamu. Kalau kau berhasil aku akan memberikan bonus tiga kali lipat gajimu" ucap suwandi kepada Harun.
Semua bertepuk tangan atas keberhasilan cintya dan Harun.
Lalu Suwandi mengalihkan wajahnya menatap intya yang sedikit menampakkan senyum manis di wajahnya pertanda ikut bahagia karena bisa menyelamatkan sahabat yang sudah sering membantunya itu.
"Dan kau...sesuai janjiku aku akan memberikan posisi baru untukmu. Kau akan bekerja bersama Lina menjadi sekretarisku" ujar Suwandi sambil tersenyum tipis.
"Apa!! "
ucap mereka bertiga kompak secara bersamaan
Sedangkan Lina malah merasa senang karena akhirnya ada yang akan membantu meringankan pekerjaan dia.
"Kenapa? Apa ada yang tidak suka dengan keputusanku?" tanya Suwandi kepada cintya, Harun dan Sebastian.
"T...t...tuan...terima kasih atas kesempatan yang anda berikan. Tapi bukankah bakatku akan lebih terasah kalau bekerjasama dengan Harun? Dan itu...akan lebih menguntungkan perusahaan bukan?" tanya Cintya sambil menunjuk ke arah harun.
Suwandi langsung menggebrak kembali meja rapat. Entah kenapa dia merasa sangat kecewa mendengar pernyataan Cintya. Dia sangat benci yang namanya penolakan sedangkan Cintya sudah berusaha menolaknya secara halus.
"Nona Cintya Kusuma Dewi!! Katakan siapa bos di perusahaan ini!" bentak Suwandi
"A...an...da sendiri tuan" jawab Cintya sambil menundukkan kepala.
"Kalau begitu patuhi perintahku!! Hari ini juga kau bekerja sebagai sekretarisku bukan sebagai Office girl jadi ganti pakaianmu itu!" ucap Suwandi dengan tegas.
Dasar singa karatan...apa mengaum memang sudah menjadi hobimu. batin cintya.
"Cintya menghembuskan nafas kasarnya.
Tapi tuan, maaf saya tidak membawa baju kerja lainnya" Cintya berkata dengan tegas.
"Sebastian!" panggil Suwandi
"Ya tuan" jawab Sebastian.
"Urus dia...dan pastikan satu jam lagi dia harus sudah berada diposisinya" ucap Suwandi.
"Baik tuan" Sebastian menjawab sambil memberi hormat.
Setelah berkata seperti itu, Suwandi membubarkan meetingnya lalu pergi begitu saja meninggalkan ruang rapat diikuti sekretarisnya.
"Nona Cintya...Dalam lima belas menit baju bajumu akan tiba. Kau tunggulah di lobby setelah ganti baju dan istirahat makan siang temui aku di ruangan presdir" Sebastian
Setelah menjelaskan itu, Sebastian pun ikut keluar ruangan. Sedangkan Cintya bersama Harun juga keluar mengekor Sebastian agak jauh di belakang sambil berbincang santai karena sekarang waktunya istirahat.
"Selamat ya Cin...sekarang kau jadi sekretaris bos besar" goda Harun.
"Ini semua gara - gara kau, kak!" ujar cintya dengan kesal.
"Lho memangnya kenapa? Bukankah itu lebih baik daripada jadi office girl? Apalagi aku dengar bos kita juga masih single lho alias belum menikah" goda Harun.
"Hahaha...sayangnya itu bukan berita menyenangkan bagiku. Karena mas Imamku tetaplah pangeranku yang lebih bisa membuatku terpesona daripada wajah topeng berkarat bos kita itu" balas Cintya.
"Masa sih...tapi semua wanita disini mengidolakan bos kita dan asistennya itu" Harun
"Itu karena mata mereka saja yang rabun, sudah ah kak aku malas membicarakan dua bujang lapuk itu. Sekarang yang harus aku pikirkan bagaimana aku harus menjelaskan pada mas Imam. Masalahnya mas Imam juga selalu menawariku posisi yang sama kepadaku. Tapi aku malah menolaknya sedangkan disini...aku tidak bisa menolak tawaran si raja singa itu..." Cintya
"Maaf cintya...sejak awal bukankah aku sudah bilang padamu untuk bergabung saja dengan perusahaan kekasihmu itu...apalagi posisi yang ditawarkan bagus tapi kau malah memilih posisi office girl disini. Dan menurutku lebih baik kau cerita saja yang sejujurnya kepada Iman. Aku rasa itu lebih baik daripada harus membohongi dia. Dan satu hal lagi, carilah alasan yang tepat supaya Imam bisa menerima keadaanmu" Harun berusaha menasehati sahabatnya itu.
Setelah itu mereka berdua berpisah arah. sedangkan Sebastian yang baru masuk ke ruangan kerja suwandi, langsung tersenyum melihat bosnya sedang duduk termenung seperti memikirkan sesuatu.
"Apa yang anda pikirkan tuan? Apa anda memikirkan gadis itu?" tanya Sebastian sambil tersenyum simpul.
"Yah....gadis itu benar benar membuatku penasaran. Sebenarnya apa saja kelebihannya hingga membuat seorang imam begitu memujanya" ujar suwandi.
"Mungkin karena dia cantik, pintar dan masih muda. Bahkan aku sempat terkesima melihat kinerjanya tadi. Dia seperti sudah lihai menggunakan beberapa teknologi. Tapi yang membuatku heran kenapa dia lebih memilih bekerja disini bukan bekerja bersama kekasihnya" Sebastian.
"Yah....kau benar sebastian, karena itulah aku memintanya untuk menjadi sekretarisku. Selain aku bisa mengawasinya, aku juga bisa melihat sejauh mana kemampuannya dalam bekerja. Mengingat kedekatannya dengan Imam akan berbahaya kalau aku biarkan dia bekerja dibagian perencanaan. Aku takut dia bekerjasama dengan kekasihnya untuk membocorkan rahasia perusahaan serta menaikkan rating D&D Group" suwandi
"Anda benar tuan...oh ya...ini waktunya makan siang, apa anda mau saya pesankan sesuatu tuan?" Sebastian
"Kita makan siang di luar" jawab Suwandi sambil berdiri lalu membenarkan jasnya.
Lalu mereka berdua berjalan menuju lift.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Carolline
💞💞💞💞💞💞
2020-09-19
1