kencan

Dua bulan kemudian....

Cintya kini telah menempati apartemennya sendiri. Gajinya yang lumayan besar membuat ditambah pekerjaannya yang sering membuatnya pulang larut membuatnya mau tidak mau mencari tempat tinggal yang dekat dengan tempat kerjanya. Beruntung pengelola apartemen mengenal dekat Lina jadi Cintya bisa memperoleh sewa apartemen dengan diskon yang lumayan bahkan Lina pun juga tinggal di apartemen itu.

Sedangkan keluarga Cintya awalnya berat berpisah dengan Cintya. Tapi apa mau dikata kampung tempat tinggal mereka selalu membicarakan hal yang tidak baik ketika cintya pulang kerja larut malam. Cintya sebenarnya berharap ayah ibu serta adiknya mau ikut tinggal disana. Tapi nyatanya mereka tidak bersedia mengingat perjuangan sang ayah untuk bisa membeli sebuah rumah disana. Sedangkan jarak tempat kerja cintya dengan rumahnya terbilang lumayan jauh. Beruntung Harun seringkali menemani cintya pulang kerja.

Hari minggu adalah hari yang ditunggu - tunggu oleh sebagian besar karyawan. Pasalnya di hari tersebut mereke bisa berlibur untuk lepas dari pekerjaan mereka sejenak. Termasuk Cintya yang kala itu sedang pergi kencan bersama kekasihnya di sebuah taman hiburan kota. Mereka berdua terlihat sedang berdiri bergandengan sambil memakan es krim cone masing - masing.

"Sayang bagaimana dengan pekerjaanmu?"tanya Imam sambil tetap memegang erat tangan kekasihnya.

"Cukup baik..." hanya itu jawaban yang bisa cintya berikan karena dia selama ini belum jujur kepada Imam tentang posisinya sebagai sekretaris dan setahu Imam, Cintya kini telah naik jabatan sebagai staff perencanaan. Bahkan dia juga memaksa Harun untuk merahasiakannya sampai waktu yang tepat dia akan bicara sendiri kepada Imam.

"Sayang kalau kau mau, aku bisa memberikan posisi yang lebih bagus dari posisimu. Jadi bergabunglah dengan *perusahaanku sayang. Walaupun perusahaanku tidak sebesar tempat kau kerja tapi aku masih bisa berikan gaji yang sama" ujar Imam.

"Maaf mas, bisa kita tidak bahas itu dulu? Aku sedang menikmati kencanku" ucap Cintya sambil tersenyum manis.

"Baiklah....tapi aku akan selalu menunggu jawabanmu" ujar Imam.

Setelah menghabiskan es krim di tangan, mereka berdua pergi memainkan beberapa permainan uji adrenalin. Sesaat hanya ada canda tawa diantara mereka berdua hingga mereka berdua merasa lelah lalu memutuskan untuk kembali pulang ke apartemen cintya.

Di dalam apartemen Cintya mereka berdua duduk berdampingan di sofa sambil menonton tv. Imam tak henti hentinya memandangi cintya. Tubuh putih bersih dan mungil serta lesung pipit di kedua pipinya menambah imut dan cantik di wajahnya. Hal itulah yang membuat Imam terpikat apalagi dengan kecerdasan yang Cintya miliki membuat Imam ingin sekali menjadikannya bagian dari hidupnya.

Mendapat tatapan intens dari Imam membuat Cintya salah tingkah. Perlahan tapi pasti Imam mendekatkan dirinya kepada cintya.

"Ehm...mas mau aku bikinkan kopi lagi? "ujar Cintya yang berusaha mengalihkan kondisi

Cantik dan manis. batin imam

Mendengar itu imam langsung tersenyum manis sambil mengelus salah satu pipi cintya dengan ibu jarinya.

"Aku mencintaimu cintya" Imam semakin mendekat seiring dengan degub jantung cintya yang semakin kencang.

"Aku tahu....Tap...."

perkataan cintya terhenti ketika imam meletakkan telunjuknya di depan mulut cintya. Matanya tak henti menatap manik mata imam. lalu Ibu jari imam mulai mengusap perlahan bibir cintya. Cintya yang belum pernah merasakan bibirnya disentuh seorang pria, membuat perasaannya hanyut.

Imam semakin mendekatkan wajahnya ke dekat wajah cintya. Jari telunjuk imam menarik dagu Cintya. Cintya yang mulai kembali kesadarannya segera memalingkan wajahnya. Pada akhirnya bibir imam hanya bertemu dengan pipi cintya.

"Ada apa cintya? Apa kau meragukan cintaku?" tanya Imam dengan tatapan sendunya.

"Aku tahu kau mencintaiku, tapi aku masih ingin menyimpannya untuk suamiku. Mungkin awalnya hanya ciuman tapi lama - lama kita pasti akan menginginkan yang lebih. Maaf aku belum siap untuk hal itu. Aku harap kau bisa mengerti, mas..." ucap Cintya.

Imam menarik dirinya kembali ke posisi semual. Kemudian dia menghembuskan nafas kasarnya.

"Ayo kita menikah..." ujar Imam.

"Hah...." cintya menunjukkan wajah tak percayanya.

Imam lantas mengeluarkan sebuah kotak merah kecil dari saku celananya lalu memberikannya kepada Cintya. Cintya membuka kotak itu dan melihat sebuah cincin emas putih yang cantik serta berhias batu permata putih di sekelilingnya.

"Aku serius cintya...aku harap kita bisa menikah secepatnya" ujarnya.

"Bagaimana dengan kedua orang tuamu? Apa orang tuamu masih membenciku? Mereka tahu kalau aku hanya orang biasa" tanya cintya.

"Cintya...kau tahu bahwa standar orang tuaku memang terlalu tinggi dan aku muak mendengarnya" Imam

"Aku tahu mas...karena itu bujuklah mereka dulu. Aku tidak mau menikah tanpa restu orang tua" Cintya.

"Percuma saja Cintya...mereka berdua itu keras kepala. Mereka terlalu mementingkan harga diri dan derajat mereka" Imam.

"Mas imam kau tahu bukan? Bahwa selama orang tuamu tidak merestui hubungan kita, selama itu juga orang tuaku tidak akan merestui kita. Lalu apa jadinya rumah tangga kita tanpa restu dari orang tua kita" jawab Cintya.

"Cintya...apa kau tidak percaya padaku sayang. Aku rela melakukan apapun untukmu" ucap Imam dengan tegas.

"Mas...bukan seperti itu. Hanya saja....."

Cintya diam sejenak

"Oke baiklah....beri aku waktu satu tahun kalau sampai tiba waktunya orang tua kita belum merestui kita, aku dengan mantab akan menerimamu menjadi suamiku tapi jika orang tua kita sudah merestui sebelum satu tahun, maka kita akan menikah secepatnya" jelas Cintya.

"Benarkah? Aku ingin bukti bahwa kau tidak akan ingkar janji" ucap Imam sambil kembali mendekatkan diri kembali kepada cintya.

Jantung cintya langsung berdegub kencang. Apalagi melihat gelagat imam yang terus mendekat kepadanya.

"Mas...bagaimana dengan tanah yang kau beli kemarin? Aku punya beberapa desain yang mungkin cocok untuk itu..." Cintya berusaha mengalihkan pikiran Imam.

"Apa kau mencoba mengalihkan pikiranku....?" ujar Imam.

"Tidak...ehm hanya....ingin membantu...itu saja" ujar Cintya dengan tersenyum meringis.

"Baiklah...kebetulan aku hanya ingin kau yang mendesainnya. Aku namakan Villa kota Impian. Karena villa ini mewujudkan impian kita berdua sebagai wujud rasa cinta kita yang kelak akan berada di sebuah tempat yang indah dan juga romantis dan pastinya dengan berbagai fasilitas lengkap. Aku juga ingin villa ini memiliki desain yang sangat instagramable. Mengingat tanahnya yang luas kita bisa membangun beberapa wahana wisata yang akan menarik banyak wisatawan. Dan salah satu keunggulannya, disana terdapat salah satu air terjun. Bagaimana...kau bisa mendesainnya khusus untukku? Setelah itu aku bisa menarik beberapa investor besar untuk datang ke perusahaanku"

"Baiklah...akan aku coba...secepatnya akan aku kirim padamu" ujar Cintya

"Kalau begitu aku pergi dulu....ada beberapa hal yang harus aku kerjakan" ujar Imam

"Berhati hatilah dijalan" Cintya

"Heem" Imam

Ketika telah keluar dari lift Imam menghubungi seorang teman wanitanya.

"Hallo sayang" Imam

"Hallo imam" jawab wanita itu.

"Kau siap untuk menjadi bintang?" Imam.

"Iya aku siap" jawab wanita itu dengan mantab.

"Kalau begitu aku tunggu di hotel" imam

"Tapi aku ingin tahu, seberapa tinggi karirku"

"Itu tergantung seberapa puas kau melayaniku" jawab imam dengan senyum menyeringai.

"Baiklah kirimkan aku alamatnya, sampai ketemu" jawab wanita itu.

Manajemen artis dibawah kepemimpinan imam memang sering melejitkan banyak sekali artis dan beberapa top model. Karena itu banyak model yang ingin menjadikan imam sebagai sugar daddynya supaya nama mereka bisa melambung tinggi. Tidak dipungkiri uanglah yang semata - mata mereka kejar tidak peduli dengan cara apapun itu termasuk dengan cara kotor seperti itu.

**********

Keesokan paginya cintya datang dengan bahagia ke dalam kantor. Senyumnya terus mengembang sampai dia duduk di mejanya. Setumpuk berkas sudah menanti dihadapannya. Hal itu membuat Lina yang baru datang merasa aneh.

"Hmm....ada yang sedang bahagia nih..." Lina

"Hehehe....aku kemarin habis kencan ke taman bermain dengan kekasihku" jawab Cintya dengan raut wajah bahagianya.

"Dasar bocah...begitu saja sudah senang...memangnya selama ini kau tidak pernah kencan? "tanya Lina.

"Emm...memang jarang sih lebih banyak telpon aja" jawab Cintya enteng.

"Oh ya...kenapa bisa begitu?" Lina

"Karena aku sibuk dan dia juga sibuk mungkin, tapi itu tidak masalah karena aku tahu dia mencintaiku" Cintya berkata dengan penuh keyakinan.

"Oh ya? Trus apa buktinya?" Lina

"Apa kakak tahu kemarin dia melamarku" bisik Cintya

Benarkah? kok aku merasa ada yang aneh ya...jarang bisa ketemu tapi mengajak menikah? apa jadinya rumah tangga mereka. Tapi ya sudahlah mereka yang menjalani bukan aku. batin Lina

Tidak lama kemudian Suwandi memanggil Cintya masuk.

"Tuan memanggil saya?" tanya Cintya sambil menyerahkan beberapa dokumen.

"Kau pasti sudah tahu kan bahwa untuk tiga hari ini dia akan pulang lebih awal untuk mempersiapkan pernikahannya. Jadi mulai saat ini kau yang akan lebih banyak menghandle pekerjaan menggantikan Lina" jelas Suwandi

"Siap tuan..." Cintya

"Jadi sekarang apa jadwalku hari ini" Suwandi

Cintya mulai membuka buku agendanya.

"Anda akan melakukan pertemuan bisnis dengan tuan David Alfonso. Pengusaha asal New York dan pertemuannya di restoran XXX jam setengah dua belas siang" cintya

"Kalau begitu persiapkan semuanya, kita akan berangkat sekarang"

"M..mak..sud anda pergi dengan saya tuan?" tanya Cintya

"Tentu saja...Sebastian sedang ada urusan, jadi kau yang akan mendampingiku. Apa kau keberatan?" Suwandi

"Ti...tidak tuan...akan segera saya persiapkan" Cintya segera berdiri.

"Tuan Alfonso orang yang sangat perfeksionis. Dia tidak akan terima kesalahan sekecil apapun. Jadi persiapkan semuanya dengan sempurna. Pulang nanti Sebastian yang akan menjemput kita" ucap Suwandi.

"Baik tuan" Cintya lalu undur diri dari ruangan bosnya.

Bagaimana ini, ini pertama kalinya aku keluar untuk urusan bisnis. Bagaimana kalau aku nanti tanpa sengaja bertemu mas Imam. Aku harus cari cara supaya aku aman. batin cintya

Di dalam mobil, Cintya masih termenung memikirkan pekerjaannya. Keadaan kota yang macet membuat pikirannya semakin kalut.

"Ada yang sedang kaupikirkan cintya?" Suwandi

"Tidak tuan..." Cintya

"Apa kau sedang gugup?" Suwandi

"Ini baru pertama kalinya bagiku" Cintya

"Kalau begitu tenanglah dan bisa kau lepaskan kaca matamu dan kenapa kau pakai masker juga?" Suwandi

"Maaf tuan wabah virus masih merebak, saya hanya ingin menjalankan protokol kesehatan. Saya juga membawa hand sanitizer tuan. Apa anda juga mau memakainya tuan?" Cintya

"Tidak! Terserah kau saja" jawab Suwandi sambil menggelengkan kepala.

Syukurlah akhirnya dia diam. batin cintya

Mobil mereka berdua pun terus melaju membelah kemacetan hingga sampai ke sebuah restoran.

Episodes
1 pengenalan tokoh
2 naik jabatan
3 kita berbeda jenis
4 kencan
5 kejahilan cintya
6 wanita sederhana
7 kedatangan jasmin
8 Hari pertama latihan
9 merayu cintya
10 Pesta David
11 rencana suwandi
12 rencana kejutan
13 Hidup yang menyedihkan
14 rencana suwandi
15 wilayah kekuasaanku
16 Rencana part 1
17 Rencana part 2
18 dua pria playboy
19 Rencana part 3
20 Terjebak permainan sendiri
21 Rencana part 4
22 Paman Jack
23 Perusahaan Yang
24 Kena masalah
25 Rencana Part 5 (Persiapan penyergapan)
26 Pertarungan dimulai
27 Tumpas habis tak bersisa
28 Kembali padamu
29 Rencana kabur
30 Rumah besar berhantu
31 Kehebohan di pagi hari
32 Rasa penasaran
33 Merasa Bersalah
34 Meminta bantuan
35 Bantuan dari orang yang tepat
36 Isi perut
37 Aku tahu apa yang aku lakukan
38 Membalas sakit hati
39 Gagal fokus
40 Tenggelam
41 Bertemu kawan lama
42 Masalah preman
43 Obrolan tengah malam
44 Memar di punggung
45 Pernyataan Imam
46 Pengikut setiamu
47 Kado pernikahan paman
48 Pernikahan Imam
49 Dilema Cintya
50 Meminta bantuan
51 Rencana lain
52 Sebuah perjanjian
53 Keputusan Cintya
54 Meminta bayaran
55 Rahasia Jack
56 Akibat obsesi Imam
57 Kemarahan Cintya
58 Pergi ke Cina
59 Mafia yang takut Istri
60 Akhir riwayat Bao
61 Jerry dan Michelle
62 Jack mulai tersadar
63 Jack yang terkejut
64 Kemarahan Jack
65 Sebastian, Reno dan Ricko
66 Aksi Reno dan Ricko
67 Sebastian dan Jasmine
68 Pesta pernikahan Cintya
69 Pertemuan Mita dan Laura
70 Ungkapan perasaan Sebastian
71 Rencana Laura dan Mita
72 Kedatangan Tamu Undangan
73 Penculikan Talitha
74 Rencana Mita
75 Janji Sebastian
76 Nasib tragis
77 Rencana Laura
78 Pria lemah
79 Bayi yang kuat
80 Investigasi Jack dan Lee
81 Kecemburuan Jasmine
82 Jack versus Suwandi
83 Ingin punya bayi
84 Penculikan Bayi
85 Akhir cerita
86 Peter
87 Dua berondong
88 Pengaduan Karin
89 Ray dan Karin
90 Pertemuan Jimmy dengan Karin
91 Analisa Jack
92 Dendam Mark
93 Kejahilan Jimmy dan Karin
94 Menjebak Cristhine
95 Awal tragedi
96 Tragedi Tewasnya Jasmine
97 Mengasingkan diri
98 Memancing musuh
99 Penyergapan ke Markas Mark
100 Tes DNA
101 Akhir cerita Mark dan Olivia
102 Hasil Test DNA
103 Senjata Jimmy
104 Angel
105 Teman Tapi Mesra
106 Janji Alexa
107 Pergi ke Kota Z
108 apartemen Karin
109 Gara - gara copet
110 Ketemu lagi
111 Meminta Tanggung Jawab
112 Terjebak dua cowok licik
113 Kecurangan
114 Meminta Maaf
115 Bertemu preman
116 Menemani Bima
117 Ucapan terima kasih
118 PDKT yang selalu gagal
119 Salah tanggap
120 Ulang Tahun Aldo
121 Awal Tragedi
122 Pencarian Karin
123 Kabar dari Alexa
124 Tamu Tak Diundang
125 Kedatangan Jimmy
126 Aku Rindu Padamu
127 Berteman saja
128 Masa lalu Ray
129 Kau seolah melawan perasaanmu sendiri
130 Patah hati massal
131 Rakhel
132 Kau saudaraku bukan pelayanku
133 Lempar tangkap
134 Antara Bima dan Karin
135 Ini hanya ujian
136 Akulah gadis kecil itu
137 Galau
138 Meminta bantuan untuk Tes DNA part 1
139 Meminta bantuan untuk Tes DNA part 2
140 Kau tidak berhutang apapun padaku
141 Rencana Bima
142 Salah Paham
143 Meminta Bayaran
144 Nasehat dari kakek
145 Memutuskan kembali
146 Pena unik
147 Kesialan Farrel
148 Cemburu
149 Ajakan Ray
Episodes

Updated 149 Episodes

1
pengenalan tokoh
2
naik jabatan
3
kita berbeda jenis
4
kencan
5
kejahilan cintya
6
wanita sederhana
7
kedatangan jasmin
8
Hari pertama latihan
9
merayu cintya
10
Pesta David
11
rencana suwandi
12
rencana kejutan
13
Hidup yang menyedihkan
14
rencana suwandi
15
wilayah kekuasaanku
16
Rencana part 1
17
Rencana part 2
18
dua pria playboy
19
Rencana part 3
20
Terjebak permainan sendiri
21
Rencana part 4
22
Paman Jack
23
Perusahaan Yang
24
Kena masalah
25
Rencana Part 5 (Persiapan penyergapan)
26
Pertarungan dimulai
27
Tumpas habis tak bersisa
28
Kembali padamu
29
Rencana kabur
30
Rumah besar berhantu
31
Kehebohan di pagi hari
32
Rasa penasaran
33
Merasa Bersalah
34
Meminta bantuan
35
Bantuan dari orang yang tepat
36
Isi perut
37
Aku tahu apa yang aku lakukan
38
Membalas sakit hati
39
Gagal fokus
40
Tenggelam
41
Bertemu kawan lama
42
Masalah preman
43
Obrolan tengah malam
44
Memar di punggung
45
Pernyataan Imam
46
Pengikut setiamu
47
Kado pernikahan paman
48
Pernikahan Imam
49
Dilema Cintya
50
Meminta bantuan
51
Rencana lain
52
Sebuah perjanjian
53
Keputusan Cintya
54
Meminta bayaran
55
Rahasia Jack
56
Akibat obsesi Imam
57
Kemarahan Cintya
58
Pergi ke Cina
59
Mafia yang takut Istri
60
Akhir riwayat Bao
61
Jerry dan Michelle
62
Jack mulai tersadar
63
Jack yang terkejut
64
Kemarahan Jack
65
Sebastian, Reno dan Ricko
66
Aksi Reno dan Ricko
67
Sebastian dan Jasmine
68
Pesta pernikahan Cintya
69
Pertemuan Mita dan Laura
70
Ungkapan perasaan Sebastian
71
Rencana Laura dan Mita
72
Kedatangan Tamu Undangan
73
Penculikan Talitha
74
Rencana Mita
75
Janji Sebastian
76
Nasib tragis
77
Rencana Laura
78
Pria lemah
79
Bayi yang kuat
80
Investigasi Jack dan Lee
81
Kecemburuan Jasmine
82
Jack versus Suwandi
83
Ingin punya bayi
84
Penculikan Bayi
85
Akhir cerita
86
Peter
87
Dua berondong
88
Pengaduan Karin
89
Ray dan Karin
90
Pertemuan Jimmy dengan Karin
91
Analisa Jack
92
Dendam Mark
93
Kejahilan Jimmy dan Karin
94
Menjebak Cristhine
95
Awal tragedi
96
Tragedi Tewasnya Jasmine
97
Mengasingkan diri
98
Memancing musuh
99
Penyergapan ke Markas Mark
100
Tes DNA
101
Akhir cerita Mark dan Olivia
102
Hasil Test DNA
103
Senjata Jimmy
104
Angel
105
Teman Tapi Mesra
106
Janji Alexa
107
Pergi ke Kota Z
108
apartemen Karin
109
Gara - gara copet
110
Ketemu lagi
111
Meminta Tanggung Jawab
112
Terjebak dua cowok licik
113
Kecurangan
114
Meminta Maaf
115
Bertemu preman
116
Menemani Bima
117
Ucapan terima kasih
118
PDKT yang selalu gagal
119
Salah tanggap
120
Ulang Tahun Aldo
121
Awal Tragedi
122
Pencarian Karin
123
Kabar dari Alexa
124
Tamu Tak Diundang
125
Kedatangan Jimmy
126
Aku Rindu Padamu
127
Berteman saja
128
Masa lalu Ray
129
Kau seolah melawan perasaanmu sendiri
130
Patah hati massal
131
Rakhel
132
Kau saudaraku bukan pelayanku
133
Lempar tangkap
134
Antara Bima dan Karin
135
Ini hanya ujian
136
Akulah gadis kecil itu
137
Galau
138
Meminta bantuan untuk Tes DNA part 1
139
Meminta bantuan untuk Tes DNA part 2
140
Kau tidak berhutang apapun padaku
141
Rencana Bima
142
Salah Paham
143
Meminta Bayaran
144
Nasehat dari kakek
145
Memutuskan kembali
146
Pena unik
147
Kesialan Farrel
148
Cemburu
149
Ajakan Ray

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!