3. Menjadi Art

Pukul satu siang Kinan menemani Raka main di teras rumah. Tiba- tiba datanglah mak Surti yang baru pulang dari tempat kerja.

"Assalamualaikum..''

"Waalaikumsalam .. Eh mak Surti, sini mak duduk..'' sahut kinan mempersilahkan mak Surti duduk di teras rumahnya.

"Kinan, tadi mak sudah nanya ke satpam katanya ada lowongan kerja. Kinan jadi mau kerja..?" tanya mak Surti.

"Iya mak, jadi, beneran ada lowongan kerja mak..?"

"Iya..Kalau Kinan beneran mau kerja besok ke sana aja bareng sama mak. Jam setengah delapan nanti mak samper ya , soalnya jam delapan sudah harus sampai sana..." ucap Mak Sarti.

"Iya mak, besok Kinan berangkat bareng mak, terima kasih ya mak , mak Surti sudah mau carikan Kinan kerja..."

"Iya Kinan.. Tapi kalau kamu kerja anakmu sama siapa..? Bukannya suamimu juga kerja..?"

"Nggak papa mak, dia sudah biasa di rumah sendiri kalau Kinan jualan..."

"Oh ya sudah kalau begitu saya pamit ya, jangan lupa besok setengah delapan sudah siap ya..."

"Iya mak, sekali lagi makasih..."

Keesokan paginya Kinan dan mak Surti berangkat ke apartement dengan berjalan kaki. Sekitar lima belas menit berjalan akhirnya mereka pun sampi di apartement.

Mereka berdua menaiki lift.

"Oya Kinan , mak lupa ini kartu nama calon majikan kamu..." ucap mak Surti memberikan kartu nama. Kinan pun menerimanya.

"Tuan Andrew, lantai 12 nomor 56..." ucap Kinan.

"Iya, kalau mak di lantai sepuluh...''

Di lantai sepuluh mak Sarti keluar dari lift sedangkan Kinan lanjut ke lantai dua belas. Kinan keluar dari lift begitu pintu lift terbuka. Lalu dia berjalan ke arah kiri dan mencari pintu bernomor 56.

"Nah ini dia..." Kinan lalu menekan bel.

Tak berselang lama, pintu pun terbuka menampilkan pria tampan bertubuh tinggi besar berkulit putih serta bulu - bulu halus tumbuh di dada, tangan dan kakinya. Kinan bisa melihat semua dengan jelas karena pria itu bertelanjang dada hanya menggunakan celana pendek ketat sepaha hingga memperlihatkan miliknya yang menonjol di balik celananya.

Hal itu membuat Kinan merasa risih dan canggung. Pria itu menatap Kinan dengan tatapan dingin.

"Kamu siapa..?" tanya pria yang bernama Andrew.

"Maaf apa benar ini apartemen milik tuan Andrew...?" tanya Kinan.Pria itu pun mengangguk.

"Kenalkan saya Kinan, saya mendengar kalau tuan Andrew sedang membutuhkan seorang art, saya ingin melamar untuk bekerja di sini tuan..." ucap Kinan.

"Masuklah.." ucap pria itu membalikkan badan dan berjalan masuk ke dalam apartementnya. Kinan pun mengikutinya di belakang.

Andrew duduk di sofa dan menyenderkan tubuhnya di sandaran sofa menghadap ke arah Kinan yang berdiri di depannya. di antara keduanya hanya terhalang meja kecil. Lagi- lagi Kinan dibuat risih karena walaupun tidak sengaja memperhatikan benda milik Andrew yang menonjol di balik celananya , tapi benda itu terpampang nyata dihadapannya seolah sedang mengintimidasi Kinan.

Kinan berusaha untuk tidak melihat ke arah benda itu walapun begitu tetap saja benda itu terlihat lewat ujung matanya.

"Jadi kau ingin bekerja di sini...?"

"Iya tuan.."

"Boleh lihat Ktp mu..?"

"Iya tuan silahkan ..'' Kinan menyerahkan ktp nya pada Andrew.

Andrew memperhatikan ktp Kinan dengan seksama.

"Jadi kau sudah mempunyai suami..?"

"Iya tuan..."

"Anak berapa..?"

"Anak saya satu tuan usia empat tahun..."

"Baiklah, saya menerimamu kerja di sini. Pekerjaan kamu mencuci baju, nyapu ,ngepel dan bersih- bersih. Kau tidak perlu memasak karena saya makan di luar. Kau datang ke sini seminggu tiga kali saja..." ucap Andrew.

"Jika pekerjaanmu sudah selesai kau bisa langsung pulang. Tapi ingat kau harus kerja dengan baik dan sungguh- sungguh. Semua harus bersih dan rapi .Jika tidak kau harus mengulangi pekerjaanmu sampai benar- benar bersih dan rapi. Apa kau paham..?"

"Paham tuan.."

"Baiklah mari saya tunjukan..." Andrew masuk ke dalam kamarnya sementar Kinaan merasa canggung dan hanya berdiam diri di pintu..."

"Ngapain kamu di situ...? Saya sudah mengajakku masuk ke kamarku kan..?" tanya Andrew.

"I..iya tuan..." Syahida lalu masuk ke dalam kamar Andrew.

"Ini kotak untuk baju kotor, kau nanti mencucinya dengan Tangan, jangan menggunakaan mesin cuci nanti baju mahalku rusak. Kau hanya boleh menggunakan mesin pengering saja.Tempat cucinya ada di sana...'' Andrew keluar dari

Andrew memberitahu semuanya pada Kinan.

"Kau sudah mengerti..?"

"Sudah tuan..''

"Baguslah kalau begitu, kau boleh mulai bekerja..."

"Baik tuan..."

Andrew pun lalu masuk ke kamar dan bersiap- siap untuk berangkat ke kantor. Tak berapa lama Andrew keluar dari kamarnya sudah rapi menggunakan jas dan menenteng tas kerjanya.

Kinan yang sedang beres - beres kaget melihat ketampanan Andrew yang begitu mempesona. Kinan dengan cepat menundukkan kepalanya.

"Saya mau berangkat kerja..."

"Baik tuan..." Kinan mengangguk.

"Ini ktpmu.." ucap Andrew.

Kinan pun menerima ktp dari tangan sang majikan.

Pukul dua belas Kinan pulang ke rumah. Di jalan tak sengaja melihat bu Lulu.

"Hei Kinan..jangan lupa besok kamu harus menyediakan uang untuk bayar sewa rumah. Kalau kau bohong lagi kau harus siap- siap pergi dari rumah kontrakan saya..."

"Ba..baik bu Lulu.." jawab Kinan.

Kinan segera pulang ke rumah, karena takut Raka akan nangis mencarinya karena terlalu lama ditinggal hingga tengah hari. Untungnya Raka anak yang baik dan nurut. Waktu Kinan pulang Raka sedang tidur. Makanan dan minuman yang Kinan sediakan untuknya pun sudah dia makan.

Kinan sedih melihat sang anak yang harus ditinggal sendiri di rumah. Tapi mau bagaimana lagi ini semua demi untuk mencari sesuap nasi dan untuk memperbaiki ekonomi keluarga.

Sore hari Rangga yang ditunggu- tunggu belum juga pulang. Ditelpon pun nomornya tidak aktif. Kinan menjadi cemas dibuatnya.

Hingga pagi menjelang lagi- lagi Kinan menelpon Rangga dan nomornya tidak aktif. Kinan semakin cemas takut terjadi aoa- apa dengan sang suami.. Tadi malam pun dia tidak pulas tidur karena terus memikirkan sang suami yang seharusnya sudah pulang. Dia ingin menelpon Wandi tapi dia tidak punya nomornya.

Bukan hanya takut terjadi apa- apa dengan sang suami , tapi Kinan juga cemas karena hari ini dia harus membayar uang sewa rumah. Sementara dia tidak memgang uang yang telah dia janjikan pada bu Lulu.

"Ya ampun mas Rangga ke mana sih..? Di telpon nggak aktif terus...ya Alloh berilah perlindungan pada suamiku.." Kinan terus memanjatkan doa untuk keselamatan sang suami.

Sudah pukul delapan pagi, perasaan Kinan sudah tidak karuan, suami tidak kunjung pulang, dan sebentar lagi bu Lulu akan datang ke rumahnya. Tidak ada cara lain Kinan pun lalu nekad datang ke rumah majikannya untuk meminta bantuan.

Kinan kembali meninggalkan Raka sendiri di rumah dan dia bergegas menemui Andrew. Kinan segera menekan bel pintu apartement Andrew.

"Kamu..? Kenapa ke sini..? Hari ini bukan hari kamu bekerja kan..?" begitu Andrew membuka pintu melihat Kinan berdiri di depannya.

"I..iya tuan maaf saya ke sini mau minta tolong sama tuan.." sahut Kinan.

"Masuklah.." Kinan mengikuti Andrew masuk ke dalam.

Andrew seperti biasa di sofa sedang Kinan berdiri berhadapan dengannya.

"Ada apa..?" tanya Andrew dengan tatapan dinginnya.

"Ehm..itu tuan, anu..."

"Bicara lah yang jelas..."

"Sa..saya ingin pinjam uang sama tuan. Hari ini saya harus membayar uang sewa rumah yang tiga bulan belum dibayar. Tolong tuan kalau hari ini saya tidak membayarnya maka saya dan keluarga akan diusir.."

"Memangnya ke mana suami kamu, kenapa dia tidak membayarnya..?" tanya Andrew.

"Su..suami saya belum pulang tuan. Saya juga sedang cemas, seharusnya suami saya pulang kemrin sore, tapi sampai hari ini belum pulang juga. Ditelpon juga tidak aktif..."

"Berapa uang yang kamu butuhkan..?"

"Ti..tiga juta tuan.."

"Apa tiga Juta..? Banyak sekali. Kau baru kerja satu hari di sini tapi kau sudah berani meminjam uang dengan jumlah yang cukup banyak..."

"Maaf tuan, ini sangat mendesak sekali.."

" Jika saya meminjamkan uang padamu lalu kapan kau akan mengembalikannya..?"

"Kalau boleh saya membayar dengan tenaga saya tuan. Tuan bisa memotong gaji saya tiap bulan untuk membayar hutang..."

Andrew hanya tersenyum sinis.

"Saya tidak mau, kalau kau meminjam uang kau harus mengembalikan dalam bentuk uang juga bukan berupa tenaga..."

"Saya mohon tuan saya sangat butuh uang itu, .." Kinan kenyatukan kedua telapak tangannya di depan dadanya untuk memohon pada Andrew.

"Tadi kau bilang kau akan membayar dengan tenaga..?" tanya Andrew bangun dari duduknya lalu mendekati Kinan.

"I ..iya tuan.."

"Saya setuju kau membayar dengan tenaga tapi bukan tenaga kerja membersihkan kamar dapur, dan lainnya..." sahut Andrew.

"Saya butuh tenagamu untuk hal lainnya..." sambung Andrew.

"Maksud tuan apa..?" Kinan tidak mengerti.

"Saya butuh tenagamu untuk memuaskan hasratku, saya ingin kau membayar hutang mu dengan tubuhmu.."

Kinan pun tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya.

"Bagaimana apa kau setuju..?" tanya Andrew.

Kinan tidak dapat menjawab. Dia tidak mungkin menyerahkan tubuhnya untuk membayar hutang, tapi di sisi lain dia juga tidak sanggup kalau harus mengembalikan uang tersebut secara kes.

Andrew lalu masuk ke dalam kamarnya. Beberapa saat kemudian dia keluar membawa amplop coklat berisi uang.

"Ambillah uang itu..." ucap Andrew ambil melempar uang itu ke atas meja.

"Silahkan kau pikir sendiri bagimana cara mengembalikan uang itu. Mau cara nomor satu mengembalikan secara tunai dalam waktu dua minggu, atau kau membayar dengan tubuhmu.

Kinan menelan ludahnya, Andrew memberikan pilihan yang sama- sama sulit

"Bagaimana, ini..?" ucap Kinan dalam hati sambil meremas jari- jarinya.

"Ambil uang itu dan pulanglah, saya akan berangkat ke kantor. Pikirkan baik- baik, kau mau pilih cara nomor berapa.." ucap Andrew lalu masuk ke dalam kamarnya untuk bersiap berangkat ke kantor.

Kinan lalu mengambil amplop berisi uang tersebut dengan tangan gemetar. Lalu Kinan pun meninggalkan apartemen Andrew.

Bersambung...

🌸🌺 like, koment, vote dan dukungan kalian sangat berarti buat author 🌺🌸

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

Waowww... to the points 😁👍

2024-12-20

0

Salsabiela

Salsabiela

bagus, ceritanya nggak bertele - tele, bacanya jdi nggak bosan

2024-09-22

1

lihat semua
Episodes
1 1. Ditagih uang sewa rumah
2 2. Hutang
3 3. Menjadi Art
4 4. Belum ada kabar
5 5. Sengaja menghilang..?
6 6. Usus buntu...?
7 7. Membayar hutang
8 8. Kekecewaan Andrew
9 9. Kesedihan Kinan
10 10. Membayar angsuran
11 11. Kecelakaan
12 12. Terbayang- bayang terus
13 13. Hilang Ingatan
14 14. Merasa Kotor
15 15. Lunas
16 16. Obsesi Vivi
17 17. Anggap Sebagai Adik
18 18. Rindu Berat
19 19. Bertemu kembali
20 20. Bertemu sahabat lama
21 21. Selingkuhan suami Angel
22 22. Tidak percaya
23 23. Di labrak
24 24. Meminta maaf
25 25. Raka dibawa pergi
26 26. Bertemu nenek
27 27. Menangis
28 28. Hamil..?
29 29. Kegilaan Wandi
30 30. Mengenaskan
31 31. Koma
32 32. Dijenguk Raka
33 33. Kemarahan Rangga
34 34. Bangun dari Koma
35 35. Pasrah
36 36. Kekesalan Vivi
37 37. Hinaan para tetangga
38 38. Dilabrak Ririn
39 39. Jangan dekati anakku
40 40. Rindu
41 41. Pergi ke rumah bu Ratih
42 42. Syok
43 43. Tidak bisa mengingatnya
44 44. Munafik
45 45. Anak Manja
46 46. Tipu daya Vivi
47 47. Kekesalan Rangga
48 48. Hari Pernikahan
49 49. Gagal
50 50. Raka sakit
51 51. Antara Raka dan Vivi
52 52. Karma
53 52. Bertemu Kinan
54 54. Buku Nikah
55 55. Kemarahan Vivi
56 56. Pingsan
57 57. Tentang Vivi
58 58. Jijik
59 59. Masih jadi bahan gosip
60 60. Ke rumah sakit
61 61. Visum
62 62. Mengetahui kebenaran
63 63. Mencari tahu
64 64. Ditangkap polisi
65 65. Derita Raka
66 66. Meninggal
67 67. Obat Perangsang
68 68. Dipijit
69 69. Dia hamil...?
70 70. Kedatangan bu Tari
71 71. Mencabut laporan
72 72. Barang Milik Vivi
73 73. Mengantar Raka ngaji
74 74. Demi calon bayi
75 75. Mengubur Cinta
76 76. Raka tidak mau punya adik
77 77. Melahirkan Normal vs Caesar
78 78. Prematur
79 79. Putri mungilku
80 80. Kecewa berkali- kali
81 81. Maafkan aku tidak bisa kembali padamu
82 82. Keputusan Rangga
83 83. Maafkan ayah
84 84. Pergi jalan- jalan
85 85. Antara cinta dan kecewa
86 86. Rujuk...?
87 87. Ditegur pak Rt
88 88. Kesal
89 89. Jangan datang ke rumah ini lagi
90 Karya Baruku
91 91. Reuni
92 92. Godaan terberat Rangga
93 93. Kau menginginkannya kan Rangga
94 94. Kangen ayah
95 95. Cantikan aku atau Kinan...?
96 96. Fitnah
97 97. Fitnah 2
98 98. Ingin percaya tapi .....
99 99. Kebenaran yang terungkap
100 100. Rindu bapak ibu
101 101. Ingin menjenguk Kinan.
102 102. Di rumah sakit
103 103. Pulang dari rumah sakit
104 104. Pulang Kampung
105 105. Keinginan untuk rujuk
106 106. Mbak Laras
107 107. Pekerjaan mbak Laras
108 108. Bertemu Rangga
109 109. Cemburu
110 110. Terpesona
111 111. Ingin balik ke kota
112 112. Pulang ke kota
113 113. Mau ya dek...?
114 114. Persiapan menikah
115 115. Lingerie
116 116. Cemburu
117 117. Salah paham
118 118. Sah
119 119. Sabar ya mas....
120 120. Sudah tidak tahan
121 121. Kedatangan Gita
122 122. Penjelasan Rangga
123 123. Ingatan masa lalu
124 124. Masih Trauma
125 125. Raka sakit
126 126. Kembali Ceria
127 127. Melahirkan
128 128. Tidak sadarkan diri
129 129. Bangun dari pingsan
130 130. Kekhawatiran Kinan
131 131. Acara Aqiqah adik Raisa
132 132. Pertengkaran Kinan dan bu Warni
133 133. Baby Blues Syndrom
134 134. Butuh perhatian lebih
135 135. Mesum
136 136. Rumah Baru
137 137. Suasana Baru
138 catatan Author
Episodes

Updated 138 Episodes

1
1. Ditagih uang sewa rumah
2
2. Hutang
3
3. Menjadi Art
4
4. Belum ada kabar
5
5. Sengaja menghilang..?
6
6. Usus buntu...?
7
7. Membayar hutang
8
8. Kekecewaan Andrew
9
9. Kesedihan Kinan
10
10. Membayar angsuran
11
11. Kecelakaan
12
12. Terbayang- bayang terus
13
13. Hilang Ingatan
14
14. Merasa Kotor
15
15. Lunas
16
16. Obsesi Vivi
17
17. Anggap Sebagai Adik
18
18. Rindu Berat
19
19. Bertemu kembali
20
20. Bertemu sahabat lama
21
21. Selingkuhan suami Angel
22
22. Tidak percaya
23
23. Di labrak
24
24. Meminta maaf
25
25. Raka dibawa pergi
26
26. Bertemu nenek
27
27. Menangis
28
28. Hamil..?
29
29. Kegilaan Wandi
30
30. Mengenaskan
31
31. Koma
32
32. Dijenguk Raka
33
33. Kemarahan Rangga
34
34. Bangun dari Koma
35
35. Pasrah
36
36. Kekesalan Vivi
37
37. Hinaan para tetangga
38
38. Dilabrak Ririn
39
39. Jangan dekati anakku
40
40. Rindu
41
41. Pergi ke rumah bu Ratih
42
42. Syok
43
43. Tidak bisa mengingatnya
44
44. Munafik
45
45. Anak Manja
46
46. Tipu daya Vivi
47
47. Kekesalan Rangga
48
48. Hari Pernikahan
49
49. Gagal
50
50. Raka sakit
51
51. Antara Raka dan Vivi
52
52. Karma
53
52. Bertemu Kinan
54
54. Buku Nikah
55
55. Kemarahan Vivi
56
56. Pingsan
57
57. Tentang Vivi
58
58. Jijik
59
59. Masih jadi bahan gosip
60
60. Ke rumah sakit
61
61. Visum
62
62. Mengetahui kebenaran
63
63. Mencari tahu
64
64. Ditangkap polisi
65
65. Derita Raka
66
66. Meninggal
67
67. Obat Perangsang
68
68. Dipijit
69
69. Dia hamil...?
70
70. Kedatangan bu Tari
71
71. Mencabut laporan
72
72. Barang Milik Vivi
73
73. Mengantar Raka ngaji
74
74. Demi calon bayi
75
75. Mengubur Cinta
76
76. Raka tidak mau punya adik
77
77. Melahirkan Normal vs Caesar
78
78. Prematur
79
79. Putri mungilku
80
80. Kecewa berkali- kali
81
81. Maafkan aku tidak bisa kembali padamu
82
82. Keputusan Rangga
83
83. Maafkan ayah
84
84. Pergi jalan- jalan
85
85. Antara cinta dan kecewa
86
86. Rujuk...?
87
87. Ditegur pak Rt
88
88. Kesal
89
89. Jangan datang ke rumah ini lagi
90
Karya Baruku
91
91. Reuni
92
92. Godaan terberat Rangga
93
93. Kau menginginkannya kan Rangga
94
94. Kangen ayah
95
95. Cantikan aku atau Kinan...?
96
96. Fitnah
97
97. Fitnah 2
98
98. Ingin percaya tapi .....
99
99. Kebenaran yang terungkap
100
100. Rindu bapak ibu
101
101. Ingin menjenguk Kinan.
102
102. Di rumah sakit
103
103. Pulang dari rumah sakit
104
104. Pulang Kampung
105
105. Keinginan untuk rujuk
106
106. Mbak Laras
107
107. Pekerjaan mbak Laras
108
108. Bertemu Rangga
109
109. Cemburu
110
110. Terpesona
111
111. Ingin balik ke kota
112
112. Pulang ke kota
113
113. Mau ya dek...?
114
114. Persiapan menikah
115
115. Lingerie
116
116. Cemburu
117
117. Salah paham
118
118. Sah
119
119. Sabar ya mas....
120
120. Sudah tidak tahan
121
121. Kedatangan Gita
122
122. Penjelasan Rangga
123
123. Ingatan masa lalu
124
124. Masih Trauma
125
125. Raka sakit
126
126. Kembali Ceria
127
127. Melahirkan
128
128. Tidak sadarkan diri
129
129. Bangun dari pingsan
130
130. Kekhawatiran Kinan
131
131. Acara Aqiqah adik Raisa
132
132. Pertengkaran Kinan dan bu Warni
133
133. Baby Blues Syndrom
134
134. Butuh perhatian lebih
135
135. Mesum
136
136. Rumah Baru
137
137. Suasana Baru
138
catatan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!