Part 4

Masih Flashback

"Kak Panca!"

Hanya teriakan itulah yang terakhir Panca katakan sebagai penutup kisah yang cukup tragis ini. Mobil terbakar hangus bersamaan dengan tubuh sang pria yang tak dapat keluar akibat terjepit di sela-sela mobi.

Sementara di sisi lainnya. Dara yang sedang tertidur di dalam pesawat pun terbangun sambil berteriak yang membuat semua orang terkejut dan langsung menatap ke arahnya.

“Hahh, hahh … mi-mimpi apa ini? Ka-kak Panca. Ka-kak Panca … ti-tidak. Ini semua hanya mimpi, ya, ini hanya mimpi!” batin Dara.

Dara berusaha keras menangkis semua pikiran buruk yang terjadi, firasatnya mulai tidak enak. Akan tetapi hati berusaha menguatkan sambil mengelus dada seakan-akan ini hanyalah bunga tidur.

Sang ibu yang tertidur pulas menjadi terkejut berada di samping Dara yang memang sedari tadi sudah gelisah, bahkan tidur pun sampai menyebut nama Panca beberapa kali.

Meski Dara berusaha tetap kuat, tetap kekhawatiran atas mimpi mengerikan itu berhasil membawa kegundahan di dalam hati hingga air mata terjatuh deras.

Vira tak tahu harus bagaimana. Sikap Dara benar-benar aneh. Tak ingin menyaksikan sang anak bersedih dia langsung membangunkan Dawa-suaminya atas yang terjadi pada putri mereka.

"Nak, kamu kenapa?" tanya Vira, memeluk Dara.

"Hiks … Kak Panca, Ma, Kak Panca hiks … Aku tadi mimpi terjadi sesuatu sama kak Panca, Ma. Aku takut kalau memang itu pertanda untukku. Aku takut, Ma. Aku takut hiks ….”

Dara merengek bagaikan anak kecil yang sangat merindukan ibunya. Perasaan semakin tak karuan karena pikiran negatif mulai memenuhi isi kepala.

"Sabar, Sayang. Kamu hanya belum terbiasa jauh dari Panca. Kamu berdoa saja agar Panca diberi keselamatan di mana pun berada."

“Nggak, Ma, nggak! Ini beda rasanya, Ma. Beda! Pokoknya ayo, kita pulang, Ma. Kita pulang! Aku mau pulang ke Indonesia sekarang. Aku mau pulang hiks ….”

“Nak, kita ini ada di pesawat bukan di dalam mobil. Mungkin mobil bisa putar arah balik, tapi pesawat tidak. Kamu kira kita pergi hanya berbeda kota, tidak, Sayang. Kita beda negara, jad kamu harus paham itu. Tidak semuanya harus tentang Panca, jadi belajarlah mandiri, oke?”

Dawa berusaha menenangkan sang anak serta meminta maaf pada semua penumpang akibat Dara telah membuat kegaduhan, sampai mengganggu ketenangan mereka.

"Nggak, Mau, Pa. Pokoknya aku mau pulang, sekarang! Perasaanku masih tidak enak. Aku mohon, Pa, Ma. Aku mohon, hiks …."

"Kamu bisa hubungi Panca setelah kita turun dari pesawat, sekarang tenanglah."

Vira kembali memeluk Dara, mengusap punggung serta mencium puncak kepala. Berulang kali dia terus menasihati sang anak sampai akhirnya tangis sang anak mereda.

Tatapan mata Dara langsung ke arah jendela pesawat yang hanya ada pemandangan awan saja, itu berarti ketinggian pesawat di atas puluhan ribu kaki dari dasar laut.

Pandangan mata Dara terlihat kosong, air mata masih berjatuhan dengan dada yang terasa sesak. Apa pun yang terjadi, baik itu mimpi atau nyata sang wanita hanya mampu berdoa di dalam hati untuk keselamatan sang kekasih juga keluarganya.

Vina yang tak tega menyaksikan kesedihan di raut wajah sang anak kembali memeluknya. Sentuhan hangat dari sang ibu perlahan membuat hati Dara menjadi tenang.

Begitu juga Dawa yang berada di samping kanan terus membelai lembut rambut sang anak karena merasa tak tega menjauhkan mereka dalam kondisi seperti ini.

****

Di masa sekarang

Kediaman Panji Agung Laksono sudah ramai kedatangan sanak saudara yang akan mengikuti tahlilan. Tahun lalu acara ini sempat di tunda karena kesehatan eyang Laksmi sedang menurun. Dan alhamdulilah tahun ini eyang Laksmi sudah bisa ikut ke tahlilan peringatan kematian Panca dan Theresia.

Mobil mengantarkan Dara di kediaman Panji. Diantar oleh salah satu kerabat keluarga mamanya. Namanya om Galih, yang katanya kenal dekat dengan keluarga Panji.

Dara datang ke rumah Panji setelah pulang kerja, itu juga karena besok dia akan ke Bali. Tentu dia akan minta izin pada Panji tidak bisa datang ke acara tersebut.

Kedatangan Dara di sambut eyang Laksmi. Wanita paruh baya yang usianya lebih muda dari Oma nya langsung memeluk Dara penuh kerinduan. Pertama kali dia bertemu dengan Oma Lakshmi saat pulang dari Paris di tahun pertama hubungannya dengan Panca.

"Eyang," ucap Dara lirih.

Dua wanita beda generasi kini saling melepas rindu. Eyang Laksmi tampak sembab melihat kedatangan Dara. Sebegitu sayangnya dia pada Andara.

"Dara, eyang senang bisa bertemu kamu lagi. Kamu apa kabar, Nak?" Eyang Laksmi duduk sambil membelai rambut Dara.

"Alhamdulillah, Eyang. Kabar saya baik. Eyang apa kabar? Tahun lalu kita tidak bertemu. Dan Eyang makin cantik saja." puji Dara seraya menyandarkan kepalanya di bahu Eyang Lakshmi. Begitu manjanya pada Eyang Lakshmi seolah sudah seperti nenek sendiri.

Panji mendengar Dara sudah sampai di rumah. Dia melihat kebersamaan ibu mertuanya dengan Dara. Senyumnya mengembang, dia senang ibu Lakshmi masih menyayangi Andara. Padahal buka cucu nya.

"Om," Dara menghampiri Panji dan menyalami mantan calon mertuanya.

"Kamu baru sampai apa dari tadi?" tanya Panji menyilahkan Dara duduk di ruang tengah.

"Belum lama, Om. Dara sebenarnya mau bicara soal acara besok. Aku tidak bisa ikut sebab harus ikut kegiatan dari perusahaan ke Bali." kata Dara.

"Om sebenarnya ingin sekali kamu disini untuk beberapa hari. Menemani Eyang Lakshmi. Tapi saya tidak bisa mencegah kamu kalau soal pekerjaan. Kamu datang kesini saja saya sudah senang. Maaf Dara, Om tinggal dulu, ya. mau bertemu saudara yang lain." pamit Panji.

Dara menatap pintu tak jauh dari ruang tengah. Pintu yang bisa membuka semua kenangannya bersama Panca. Kamar pemuda itu masih tertata rapi. Masih seperti terakhir dia datang kesana ketika Panca masih ada.

Dara berjalan ke meja belajar, tampak photo berjejeran di sana. Termasuk photo dirinya saat masih SMA.

"Ketika rindu itu datang, siapa yang akan membayarnya. Kamu pergi ke Paris saat aku merasa benar-benar mencintaimu. Kamu muncul saat aku mulai melanjutkan hidup setelah patah hati penolakanmu. Aku mencoba move on dengan membuka hati pada Kinara. Tapi nyatanya aku tetap berharap kamu datang. Dan doaku terkabul."

Dara menangis memeluk catatan diary milik Panca. Sudah tak bisa dihitung lagi, ini sudah keberapa kalinya ia menangis. Menangis dengan alasan yang sama. Merindukan mendiang kekasihnya. Ia mengusap cairan bening itu dengan kasar, ia benci dengan air mata ini, menunjukkan betapa lemah dan cengeng hatinya.

Indri melihat kamar Panca terbuka, dia menemukan Dara entah tertidur atau mungkin pingsan di ranjang milik keponakannya.

"Dara, bukan hanya kamu yang kehilangan Panca. Kami juga sama, tapi kamu harus melanjutkan hidup. Kamu harus mengurangi keakraban dengan keluarga kami. Bukan kami tidak suka, tapi saya sedih setiap kamu kesini teringat sama Panca. Lupakan dia, Nak." bisik Indri.

"Kalau kak Panca tidak dekat dengan kamu, mungkin dia masih ada disini, Andara! Kamu yang buat dia meninggal dunia! Kamu yang menolak kak Panca dan muncul lagi setelah dia jadi milikku! kamu perebut semua kebahagiaan aku! perebut! perebut!" suara Kinara kembali terngiang di telinganya.

Terpopuler

Comments

Selviana

Selviana

Itu bukan salah Dara, tapi itu sudah menjadi takdir

2024-11-12

1

Dewi Payang

Dewi Payang

Kinara PD sekali.....

2024-11-06

0

Dewi Payang

Dewi Payang

Sulit memang melupakan

2024-11-06

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 BAB 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 BAB 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 PART 74
75 Part 75
76 part 76
77 lPart 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Karya Baru: Kisah Namira Antara cinta Dan pengorbanan
94 Part 93
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102
104 Part 103
105 Part 104
106 Part 105
107 Part 106
108 part 107
109 Part 108
110 Part 109
111 Part 111
112 Akhir kisah
113 Epilog
114 Penutup
115 Promosi karya baruku " Talak di ujung Ramadhan"
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
BAB 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
BAB 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
PART 74
75
Part 75
76
part 76
77
lPart 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Karya Baru: Kisah Namira Antara cinta Dan pengorbanan
94
Part 93
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102
104
Part 103
105
Part 104
106
Part 105
107
Part 106
108
part 107
109
Part 108
110
Part 109
111
Part 111
112
Akhir kisah
113
Epilog
114
Penutup
115
Promosi karya baruku " Talak di ujung Ramadhan"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!