Part 5

Dara membuka matanya, cahaya silau dari tirai kamar hotelnya. Cahaya yang seolah mengambang bersama kabut. Satu lariknya menimpa wajah cantiknya.

Hari indah kembali datang. Semburat merah memenuhi kaki cakrawala. Burung kenari melengking mengisi senyapnya udara pagi. Ombak pelan menggulung bibir pantai. Bayangan gedung-gedung, pepohonan, tiang listrik, kabel-kabel telepon terlihat asik di jalanan sepi.

Andara Danuarta gadis yang berusia 27 tahun dan mungkin sebentar lagi hampir memasuki 28 tahun. Matanya yang biru, rambutnya lurus sampai ke setengah punggung. Layaknya wanita single kebanyakan, Dara termasuk usia yang matang, sudah punya karier yang mapan. Ini hari kedua setelah semalam dia bergelut dengan pekerjaan untuk hasil pertemuan dengan beberapa relasi.

Tubuhnya yang berbentuk gitar spanyol. Bahkan lebih langsing dari itu. Bukan berarti dia kurus, ada body nya tapi tidak terlalu padat. Tangannya meraba nakas di samping ranjang tidurnya.

Tempat tinggal hotelnya berada di depan pantai Kuta. Memiliki panorama yang menakjubkan, pasir putih yang lembut, air laut yang jernih, dan matahari terbenam yang memesona, Pantai Kuta menjadi destinasi impian bagi para wisatawan. Pantai Kuta menawarkan pemandangan alam yang spektakuler. Dari tepi pantai, disuguhi pemandangan luas lautan yang biru memukau.

Pasirnya berwarna keemasan yang lembut, hampir seperti tanah dan lembut, bintang yang sederhana dalam pemandangan ini . Dara suka pada pemandangan ini. Kayu apung yang muncul di ombak yang kuat seperti perahu penyelamat kecil. Lalu ada rumput laut, flora dari ombak asin itu, yang hijau pekat seperti dedaunan musim panas.

Ini yang kedua kalinya dia mendatangi pulau Dewata. Dulu pertama kali dia kesana ketika masih berusia 11 tahun. Bersama keluarga besarnya saat Opa Deka masih ada. Itu juga liburan terakhir bersama Opa Deka, karena di tahun berikutnya opa menghadap illahi. Di susul beberapa bulan kemudian Nenek buyutnya juga meninggal dunia.

Lamunannya terhenti saat deringan telepon terdengar di nakas dekat ranjangnya. Dara meraba karena masih di kuasai rasa kantuk.

"Hey! bangun!" suara dari seberang mengagetkan dirinya.

Dara membuka matanya pelan-pelan. Dia kira yang menelepon adalah mamanya. Ternyata malah pak Ervan.

"Astaga, hampir jam tujuh!" Dara melihat jam dinding di kamar hotelnya.

"Iya, jam tujuh kamu pikir jam berapa ini. cepat ke lobby, saya tunggu!" suara di seberang mengakhiri komunikasinya.

"Ya, ampun. Si bapak rese!" umpat Dara.

Dara langsung masuk ke kamar mandi hotel untuk Membersihkan diri. Memilih beberapa pakaian yang pantas. Dia pun sudah menyiapkan bahan untuk pertemuan dengan relasi.

Ting!

"Dara, anaknya Fajar sudah lahir." pesan singkat dari mamanya.

Dara hanya tersenyum kecil melihat photo bayi yang di kirim mamanya. Kak Fajar lebih dari tujuh tahun menunggu kelahiran anaknya. Lama kak Embun kosong membuat rumah tangga mereka sempat konflik. Pada akhirnya kebahagiaan kembali menyapa keduanya.

( By the way ini jarak setelah pernikahan Fajar adalah sembilan tahun)

Dara berjalan meninggalkan kamar hotelnya. Apalagi pak Ervan sedari tadi terus menghubunginya. Bahkan sampai gadis itu gerah dan malas mengangkat telepon atasannya. Kalau nanti dia di marahi akan banyak alasan yang dia lontarkan.

Tak berapa lama Dara sudah sampai di lobby hotel. Tempat sarapan yang berada di atas. Dia pun mencari keberadaan atasannya. Mata Dara membulat melihat apa yang di kenakan atasannya.

"Bapak," Dara masih heran pada Ervan.

"Owh, sudah sampai. Ayo duduk kita sarapan dulu." ajak Ervan menarik Dara duduk di sampingnya.

"Maksud bapak apa?" tanya Dara. Masih kesal di tipu sama Ervan.

"Loh, kan saya tadi bilang temui saya di lobby. Apa masih kurang jelas?" kata Ervan.

Bagaimana tidak? Atasannya mengatakan akan ada pertemuan setelah sarapan. Tapi ternyata bos nya sendiri masih memakai piyama. Kalau tahu begitu dia juga tidak akan terburu-buru. Dara menghempas tubuhnya untuk duduk di depan Ervan bukan di samping sesuai permintaan atasannya. Sesekali menarik nafas dalam-dalam. Kesal karena di kerjai.

Ervan hanya tersenyum kecil melihat wajah Dara yang masih kesal. Dia memanggil salah satu waiters untuk memesan makanan. Harusnya memang ambil sendiri. Akan tetapi Ervan menyatakan kalau mereka adalah tamu undangan yang dapat pelayanan full.

"Mas dan mbak mau pesan apa?" tanya waiters.

"Menu yang paling mahal di sini." kata Ervan.

"Satu lagi mbak, pesan ayam goreng tanpa kulit untuk dia." Ervan menunjuk ke arah Dara.

"Bapak tahu dari mana saya tidak suka kulit ayam?" tanya Dara.

"Sudah kamu makan saja. Kalau saya jelaskan sampai kiamat juga tidak akan selesai." kata Ervan.

Resor ini memiliki sejumlah outlet restoran dengan suasana dan menu yang berbeda-beda untuk sarapan. Salah satunya Padi Restaurant yang terdiri dari empat paviliun semi terbuka dan menyajikan menu-menu Asia dengan dapur terbuka, sehingga para tamu dapat menyaksikan juru masak asal Indonesia, India, Thailand memasak aneka hidangan dari negara masing-masing.

Dikelilingi kolam dan teratai bertingkat yang mengingatkan kita akan kontur sawah, setiap minggu disajikan pertunjukan kesenian Bali. Iringan musik tradisional Bali senantiasa mengiringi para tamu menikmati sarapan yang antara lain terdiri dari roti panggang, bubur ayam, atau laksa yang kaya rasa. Hidangan di sini rata-rata bebas gula dan bila membawa balita, para staffnya akan segera menyediakan kursi khusus, sehingga tak heran bila restoran ini menjadi favorit bagi para tamu yang berlibur dengan anak-anak.

Selesai sarapan Dara di minta mengikuti Ervan. Tentu dengan alasan minta bantuan untuk memilihkan pakaian bos nya. Dara merasa kalau Ervan mempermainkan dirinya. Dia bukan sekertaris, melainkan manajer.

"Saya heran sejak semalam anda terlihat memanfaatkan saya. Apa bapak punya maksud tertentu? apa bapak diam-diam suka sama saya? Meskipun anda atasan saya, jangan harap bisa dapatkan hati saya!"

"Saya hanya minta untuk memulihkan baju yang akan di pakai untuk pertemuan nanti. Bukan untuk seperti yang kamu pikirkan. Saya juga punya seseorang, dan dia jauh lebih cantik dari kamu. Paham!" Ervan berkata lantang mendekatkan wajah ke wajah Dara.

"Heh! Kalau begitu jangan memanfaatkan saya untuk kepentingan anda. Saya bekerja sesuai jabatan yang di emban. Pak Hendro saja tidak sebegitu nya." Dara membuka lemari mencari pakaian yang di anggap pantas untuk Ervan.

"Jelaskan alasan kamu meminta saya memakai ini?' tanya Ervan.

"Ini adalah mode smart casual. Di mana terlihat formal tapi tidak di gunakan untuk acara formal."

"Alasannya. Saya tidak mau dengar kamu menjelaskan bentuk bajunya. Ingat kamu itu kerja di perusahaan untuk pakaian." omel Ervan.

Smart casual merupakan gaya berpakaian profesional memadukan tren terkini. Dengan begitu, bisa dibilang akan terlihat seperti semi formal. Tidak terlalu formal, tapi juga bukan casual. Pakaian smart casual pada dasarnya harus mencakup beberapa jenis pakaian yang nyaman dan bervariasi. Dengan demikian, kamu dapat memadukan jenis pakaian yang nyaman dan formal dengan melihat tren terkini.

"Alasannya..."

"Bapak lebih cocok memakainya." Kata Dara setengah malas.

Dara memilih keluar dari kamar hotel Ervan. Langkahnya terhenti sejenak.

"Saya boleh ada permintaan?" usul Dara.

"Apa?"

"Saya minta bapak jangan pakai parfum itu lagi." pinta Dara.

"Apa karena parfum sama dengan seseorang? Pasti mantan? Kamu takut tidak bisa move on hanya karena parfum. Hadeh! Drama perempuannya!" ucapan Ervan terlihat meremehkan.

"Itu urusan saya, Pak."

"Apapun yang saya pakai juga urusan saya, Nona Dara."

Terpopuler

Comments

Selviana

Selviana

Kopi untuk author nya supaya lebih semangat lagi 💪🥰

2024-11-12

1

Radya Arynda

Radya Arynda

semangaaat💪💪💪💪

2024-12-23

1

Selviana

Selviana

Apa iya ya Ervan menyukai Dara

2024-11-12

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 BAB 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 BAB 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 PART 74
75 Part 75
76 part 76
77 lPart 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Karya Baru: Kisah Namira Antara cinta Dan pengorbanan
94 Part 93
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102
104 Part 103
105 Part 104
106 Part 105
107 Part 106
108 part 107
109 Part 108
110 Part 109
111 Part 111
112 Akhir kisah
113 Epilog
114 Penutup
115 Promosi karya baruku " Talak di ujung Ramadhan"
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
BAB 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
BAB 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
PART 74
75
Part 75
76
part 76
77
lPart 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Karya Baru: Kisah Namira Antara cinta Dan pengorbanan
94
Part 93
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102
104
Part 103
105
Part 104
106
Part 105
107
Part 106
108
part 107
109
Part 108
110
Part 109
111
Part 111
112
Akhir kisah
113
Epilog
114
Penutup
115
Promosi karya baruku " Talak di ujung Ramadhan"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!