Part 3

Tujuh tahun yang lalu

Dara duduk di kursi tunggu bandara. Ini semester kedua setelah dia ambil S2 di Paris. Tentu saja hati terasa tenang karena hubungannya sudah mendapatkan restu oleh kedua pihak keluarga.

Hubungan cinta yang awalnya cukup rumit, sekarang perlahan telah membaik. Tak ada lagi ketakutan kini hanya ada ketenangan untuk melanjutkannya.

Lamunan Dara seketika buyar saat telinganya mendengar dering telepon di tas mini bagnya. Senyum sang wanita mulai mengembang, berpikir bila sang kekasih akan menyusu ke Bandara sebelum memutuskan pergi meninggalkan Indonesia.

Akan tetapi, bayangan akan keindahan yang ingin Dara dengar seketika kandas saat sang kekasih mengatakan sesuatu yang bertentangan oleh isi kepala.

“Sayang, maafkan aku. Sepertinya aku tidak bisa ke sana. Mama kurang sehat jadi aku harus menggantikan Papa untuk bertemu relasi, ditambah juga jalanan macet sekali. Ini saja aku masih di jalan akibat terjebak, mundur susah, maju susah, apalagi putar balik. Sekali lagi maaf, ya, Sayang.”

Panca berusaha memberikan kabar yang sebenarnya terjadi, bukan karena tidak ingin mengantarkan sang kekasih pergi. Namun keadaan mengharuskan dia untuk mengesampingkan hal tersebut.

Merasa tidak ada respon dari Dara. Panca mencoba untuk mengontrol perasaan yang pasti kekasihnya sedang marah padanya.

Wanita mana yang tidak ingin pergi diantar oleh kekasihnya, walaupun hanya sampai bandara itu saja hati sudah senang. Cuma Panca tidak dapat mewujudkan apa yang Dara harapkan akibat pekerjaannya mendapatkan kendala.

Panca menarik napas perlahan, lalu kembali untuk menggoda sang kekasih demi mencairkan suasana yang terkesan tidak enak.

“Hem, biar aku tebak. Kayanya pacar aku lagi sedih, nih. Pasti bibirmu maju ke depan sepanjang 1 meter, matamu melotot sampai ke akar-akarnya, lalu tangan mungilmu itu mengepal kuat seakan ada yang mau di lampiaskan. Benarkah?”

Wajah Dara yang awalnya ingin memarahi Panca, jadi tertunda setelah mendengarnya. Dahi sang wanita langsung mengkerut. Bagaimana pria itu bisa tahu apa yang dia rasakan? Apakah dia memiliki mata-mata di sini?

Mata Dara beredar ke penjuru arah, melihat siapa orang yang sedang mengintainya hingga Panca dapat menebak apa yang terjadi padanya.

Saat tak ada yang mencurigakan Dara segera menangkis apa yang Panca katakan dengan nada begitu sewot, “Apaan, sih! Jangan sok, tahu, deh. Lagian juga ngapain aku marah, itu urusanmu.”

“Nahkan, nadamu aja terdengar ingin memakanku. Astaga, Sayang. Kasihanilah aku, huhuhuh ….”

“Aaaa, diam!”

“Hihihi … ayo, dong, Sayang. Maafkan aku. Aku juga kalau nggak ada kendala pasti nganterin kamu, kok. Cuma maaf, kali ini aku hanya bisa mendoakan supaya rajin belajar, kalaupun kamu cepat lulus ‘kan, enak kita bisa menikah lebih cepat. Aku janji kok, tidak akan mengekang kamu untuk bekerja, asal sesuai porsinya.”

Dara mendengus kesal. Dia tidak boleh egois. Harus paham akan kesibukan sang kekasih, tak masalah Panca tak dapat mengantarnya. Setidaknya cinta sang pria tak pudar dilekang oleh waktu.

“Hufft, baiklah. Aku maafkan kesalahanmu ini, tapi lain kali sampai kamu tidak bisa mengantarku apa menjemputku. Lebih baik aku tidak pulang sekalian!”

“Heheh, iya, iya, Sayang. Udah ya, jangan marah lagi. Senyum dong, aku sayang kamu, Dara. I love you so much, Baby.”

“I love—”

Perkataan Dara terhenti saat mendengar suara operator bandara mengingatkan untuk naik ke pesawat.

“Aku pergi dulu ya, jaga dirimu baik-baik. Tunggu aku kembali!”

“Baiklah, Sayang. Tapi jawab dul—”

Sambungan telepon tertutup sepihak. Dara tak meneruskan ungkapan hatinya untuk sang kekasih, sehingga membuat Panca sedikit sedih.

Akan tetapi, tak apa, mungkin wanita itu sedang terburu-buru takut ketinggalan pesawat. Sampai akhirnya Dara lupa dengan Panca yang masih menunggu balasan cinta darinya.

Sementara Dara menoleh ke arah belakang, seperti yang ditonton di AADC. Selepas itu dia menarik nafasnya dalam-dalam dan meneruskan langkahnya menuju pesawat.

Panca kembali bersikap biasa saja setelah berhasil mengendalikan mood Dara sebelumnya. Fokus pria tersebut hanya pada mobil, sesekali berdoa supaya sang kekasih selamat sampai tujuan.

Kemacetan yang panjang membuat Panca sedikit kesal. Berulang kali dia melihat ke jam tangannya yang terus berjalan, mau sampai kapan semua ini terjadi? Apakah dia harus seharian di jalan yang tak ada pergerakan sedikit pun dari kendaraan lain?

Entahlah, kemacetan sungguh menyita perhatiannya. Panca yang merasa jenuh membuka ponsel sambil mengecek pesan dan sebagainya. Rasa cemas tak tenang membuat dia kembali menghubungi sang kekasih. Apakah Dara sudah berada di pesawat atau mungkin masih menunggu kedatangan pesawat.

Panca memandangi cincin yang tersemat di jari manisnya. Lamaran yang dia berikan saat pernikahan Fajar satu tahun yang lalu, berarti selama itu juga cinta mereka telah bersemi.

Segala perjuangan telah Panca lakukan bersama Dara, padahal dulu sang mama sangat menentang hubungan mereka karena ada wanita lain yang berharap kepada sang anak.

Cuma Panca tetap bekerja keras mencari cara bagaimana mendapatkan restu dari kedua orang tuanya dan orang tua dari Dara.

Tak berselang lama akhirnya perlahan mobil di hadapan Panca mulai bergerak, walaupun lambat. Akhirnya setelah 40 menit terjebak kemacetan yang tak bisa melakukan apa-apa, sekarang sudah berlalu.

Panca melajukan mobil dengan kecepatan sedang, mengingat mobil baru saja diperbaiki makanya dia harus berhati-hati atau sang ayah akan sangat marah ketika mendengar mobil kembali rusak.

Jarak tempat pertemuan kliennya masih sangat jauh, apalagi dengan macetnya lalu lintas Jakarta yang cukup padat juga menguras emosi. Ditambah jam juga sudah menunjukkan pukul 11.15 WIB, yang artinya sebentar lagi sholat Jumat akan dilaksana.

Panca berusaha tenang melajukan kendaraan dengan baik, walaupun ada beberapa kendaraan yang menyalip mobil hingga membuatnya keseimbangan sedikit terganggu.

“Astaga! Kalau saja ini mobil balap, sudah aku pastikan mereka tidak akan semena-mena pada mobil kecil seperti ini. Memang dia kira ini jalan nenek moyangnya kali, cihh!”

Panca terlihat begitu kesal karena kendaraan yang menyalip hampir membahayakan dirinya dan orang lain.

Tak hanya itu, ternyata mobil di belakang pun melakukan hal yang sama. Dengan terpaksa Panca harus mengerem, sayangnya rem tersebut tak berfungsi.

“A-apa ini? Ke-kenapa remnya tidak bisa bisa? Astaga, dasar montir bo*doh! Percuma mobil diperbaiki jika remnya tidak di cek, arrggh, si*al!”

Kepanikan di wajah Panca terlihat jelas. Dia tidak bisa melakukan apa-apa dalam kondisi seperti ini. Ketakutan juga kecemasan benar-benar membuat hati tak tenang.

Panca begitu tegang berusaha mengendalikan mobil yang tak bisa berhenti, hanya gas yang berfungsi. Namun bagaimanapun caranya sang pria harus menghentikan mobil, bukan menambah kecepatan yang akan membahayakan pengguna jalan lainnya.

Dirasa jalanan sudah aman. Panca berniat ingin mencari tempat untuk memudahkannya menghentikan laju mobil. Namun naas, entah dari mana tiba-tiba pengendara mobil keluar dari gang sempit hingga sang pria kembali kehilangan konsentrasinya demi menghindari kecelakaan.

Apa daya, Panca semakin tidak bisa mengendalikan laju mobil ketika mendapati jalan yang menurun.

“Astaga, bagaimana ini. Aarrrghh, siapa pun tolong aku. Tolong!”

Teriakan suara Panca bergema di dalam mobil. Tak ada yang mendengar karena mobil melaju sangat cepat di jalan yang menurun tajam.

Tak kuat mengontrol laju mobil, akhirnya nasib buruk berpihak pada Panca. Dia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari kecelakaan, tetapi dirinya yang menjadi korban.

Mobil terbontang-banting selepas menabrak pembatas jalan, sehingga melayang di udara dan terdengar suara ledakan cukup keras.

Sesosok pria keluar di penuhi kobaran api. Tidak ada yang melihat kejadian itu. Dalam bayangannya senyum seorang gadis yang menanti kedatangannya. Dalam bayangannya senyum keluarga besarnya yang menanti kepulangannya.

"Mama!"

“Dara!”

Terpopuler

Comments

Radya Arynda

Radya Arynda

kasihan dara,,,jadi janda sebelum menikah🤣🤣🤣🤣

2024-12-22

0

Dewi Payang

Dewi Payang

2 cangkir kopi buat Panca🫶🫶

2024-11-06

0

Selviana

Selviana

Jika mobil itu terbakar, sepertinya tidak ada kemungkinan panca hidup kembali

2024-11-12

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 BAB 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 BAB 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 PART 74
75 Part 75
76 part 76
77 lPart 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Karya Baru: Kisah Namira Antara cinta Dan pengorbanan
94 Part 93
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102
104 Part 103
105 Part 104
106 Part 105
107 Part 106
108 part 107
109 Part 108
110 Part 109
111 Part 111
112 Akhir kisah
113 Epilog
114 Penutup
115 Promosi karya baruku " Talak di ujung Ramadhan"
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
BAB 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
BAB 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
PART 74
75
Part 75
76
part 76
77
lPart 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Karya Baru: Kisah Namira Antara cinta Dan pengorbanan
94
Part 93
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102
104
Part 103
105
Part 104
106
Part 105
107
Part 106
108
part 107
109
Part 108
110
Part 109
111
Part 111
112
Akhir kisah
113
Epilog
114
Penutup
115
Promosi karya baruku " Talak di ujung Ramadhan"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!