Part 2

Sepeninggalan Dara, Ervan terpaku sejenak. Masih dia rasakan bagaimana gadis itu memeluknya dengan erat. Masih terasa di ingatannya gadis itu menangis, seperti ada kerinduan yang mendalam.

Ervan membuka jasnya, kaget kemeja dalamannya basah. Dia menebak itu air mata gadis tadi.

"Aduh, Tadi siapa namanya?" Dia mencoba mengingat. Matanya tertuju pada berkas di meja.

"Andara Danuarta," ucapnya lirih. "Nama yang cantik. Ah, kau kenapa Ervan, baru begitu saja sudah memuji gadis lain." Ervan duduk kembali ke meja kerjanya. Membuka berkas dari Andara.

"Kak Panca!"

Aaaaarhhhhhg!

Kenapa aku malah teringat dia? bisa jadi hanya modus untuk cari muka sama aku. Biasalah cewek-cewek sekarang.

Ervan memandang ke jendela ruang kerjanya. Kebetulan berada di lantai tiga. Sesekali melirik ke arah tim bekerja. Tak ada Dara, apa mungkin gadis itu di ruang lain.

"Ada apa, Pak?" tanya Ika selaku sekertaris pak Hendro.

"Kamu jadi ikut ke Bali?" tanya Ervan.

"Sepertinya saya tidak bisa ikut, Pak. Saya ada urusan keluarga, tapi kalau urusan Fashion bapak bisa ajak Andara. karena ini memang bidangnya." Kata Ika terkesan merekomendasikan Dara.

Sepeninggalan Ika, Ervan menyunggingkan senyuman. Dia punya rencana bagus, lalu meminta Ika memanggil Dara ke ruangannya.

...*****...

Dara mencoba fokus pada laptop yang ada di depannya. Namun pikiran masih berputar pada kejadian memalukan tadi.

Bagaimana bisa Dara main asal memeluk Pak Ervan hanya karena parfum mereka sama padahal sudah jelas kalau mereka pasti mereka berbeda, bukan orang yang sama.

Wajah pria itu memang tidak mirip. Sampai-sampai bibir Dara tak mampu berkata apa-apa selain, memberikan pujian terhadap Pak Ervan yang jauh lebih tampan dari mendiang kekasihnya.

Dara merasakan kalau cacing di perutnya berdemo. Dia beranjak meninggalkan meja kerjanya. Beberapa rekan kerjanya sudah meninggalkan bangku kerja mereka. Hanya masih ada satu atau dua yang tersisa termasuk dirinya.

Gawainya bergetar di kantong celananya. Dara langsung mengangkat telepon dari mamanya. Dia memasang headset di telinga agar bisa sambil bekerja.

"Nak, kamu besok bisa cuti kan?" tanya mama Vira.

"Belum tahu, Ma. Tapi aku usahakan." kata Dara.

"Nak, mama mau ngomong soal ...."

"Ma, nanti dulu ngomongnya. Aku harus ketemu bos." Dara langsung menutup teleponnya.

Sudah dia tebak kalau mamanya pasti menyusun kencan buta lagi. Dan dia tidak mau ikut yang seperti itu.

Ting!

Tadi papanya Panca minta kamu datang awal sebelum acara peringatan kematian Panca dan mamanya. Mama cuma mau menyampaikan itu saja. Kamu sudah keburu tutup telepon.

Pesan mama Vira.

"Maafkan aku, Ma. Tadi keburu suudzon sama mama." ucap Dara lirih. Dia tidak membalas pesan mamanya. Hanya bisa bicara dalam hati saja.

Dara masuk ke dalam ruangan pak Ervan mengutarakan keinginan untuk libur besok. Dia menghormati Panji sebagai orangtuanya Panca. Apalagi setelah kematian Panca, Tante Echa drop dan meninggal dunia.

"Assalamu'alaikum, Pak Ervan. Saya minta maaf atas kejadian tadi. Saya hanya teringat sama mendiang tunangan saya yang parfumnya sama dengan Parfum anda.

Dan saya minta izin cuti untuk besok. Karena ada urusan keluarga." ucap Dara.

"Tadi papa saya bilang kamu yang paling bagus di kantor ini. Saya mau kamu temani saya besok ke acara pembukaan cabang di Bali."

"Saya bukan sekertaris bapak, kan ada Ika yang sekretaris pak Hendro. Kenapa harus saya?" ucap Dara.

"Karena kamu yang berkompetensi di sini. Itu kata papa saya alias pak Hendro. Kalau kamu menolak berarti apa yang di bilang pak Hendro tidak terbukti. Dia sudah mempercayakan orang yang salah. Dan saya bisa menurunkan jabatan kamu sekarang." ancam Ervan.

"Hanya karena anda anak atasan saya lalu bisa seenaknya menurunkan jabatan saya. Dan kamu kira saya bisa di posisi ini hanya ongkang-ongkang kaki seperti anda." Dara berani mengutarakan pendapatnya walaupun di depannya anak bos nya.

"Apakah kalau kamu tidak datang acara itu tidak berlangsung? Enggak kan, jadi saya tidak terima permintaan cuti kamu. Silahkan kembali karena saya masih banyak kerjaan." kata Ervan.

Dara menutup pintu ruang kerja Ervan dengan kasar. Sang pemilik ruangan hanya menyunggingkan senyuman penuh arti. Dia kembali fokus dengan pekerjaannya saat ini.

Sementara Dara sudah sampai di ruang kerjanya menghempas tubuhnya diatas kursi. Wajahnya terlihat kesal ketika keluar ruangan Bos Ervan.

Ika melihat hal itu hanya tertawa kecil. Sepertinya gadis itu sudah menebak endingnya. Dengan gaya santainya Ika menggoda Dara.

"Bagaimana bos baru kita?" tanya Ika.

"Nyebelin! Aku nggak boleh cuti sama dia. Padahal besok peringatan kematian kak Panca. Aku tidak enak sama Om Panji untuk menolak datang ke sana." keluh Dara.

"Alasannya?"

"Alasannya karena aku di minta menemani dia pembukaan cabang di Bali. Lah kan ada kamu sekretaris pak Hendro, kenapa mesti aku, coba!" keluh Dara.

"Lagian dia udah mendiang. Kenapa kamu masih berurusan sama keluarganya. Nanti pas kamu punya pasangan pasti minta persetujuan mereka. Udah nggak usah datang. Aku tidak bisa ikut ke Bali, ada urusan keluarga." kata Ika.

"Jadi aku mau kamu jadikan tumbal!" omel Dara. Mengeluarkan kedua bola matanya.

"Dar, please. Gaya lo, bikin arwah Suzanna minder."

"Kok bawa Suzanna? emang gaya gue kenapa?"

"Lebih serem dari Suzanna!" Ika langsung ngacir sebelum dapat reaksi lebih parah dari temannya.

"Ikaaaaaa!" pekik Dara.

Ika berlari sambil menjulurkan lidahnya.

"Ya Allah, aku harus bagaimana? apa yang harus aku jelaskan sama Om Panji." Dara mengacak rambutnya. Dia tidak mungkin membatalkan kedatangannya. akan tetapi dia tidak berani membantah perintah atasannya.

"Ini semua gara-gara kecerobohan aku. Kalau saja tadi tidak main peluk pak Ervan, mungkin akan beda ceritanya. Ya, Allah wangi tubuhnya sama dengan kak Panca. Apalagi kalau jadi ikut ke Bali? Ah, tidak aku bilang sama pak Hendro soal ini." Dara terus gelisah mondar mandir di ruang kerjanya.

Jam istirahat sudah tiba, Dara memilih memesan makanan melalui jasa online. Dia lagi malas kemana-mana. Dia harus mengirimkan contoh desain set dress dan aksesorisnya pada pak Ervan.

Tak lama Ika datang menyampaikan pesan pak Ervan.

"Dia panggil aku lagi?" Dara masih tidak percaya. Baru tadi beradu argumen sekarang mau di apakan lagi.

"Udah, temui saja." Ika berlalu sambil menepuk bahu Dara.

"Apa lagi ini?" batin Dara.

Andara Danuarta

Dara masuk ke ruangan pak Ervan. Di sambut wajah masam pria itu. Dara pun tak mau kalah memasang wajah aestheticnya.

Ervan mempersilahkan duduk, sambil menyerahkan berkas yang dia pelajari tadi.

"Kau tahu ini perusahaan retail bergengsi, tapi hasil kerjamu malah sama seperti yang ada di Tanah Abang. Apa ini yang mau kamu persentasikan ke kancah internasional! Hah!"

"Tapi ini sudah persetujuan pak Hendro." kata Dara tidak mau kalah.

"Sekarang saya yang berada di sini. Bukan pak Hendro, kamu ikuti aturan saya. Selesaikan ini baru boleh pulang. Kalau perlu kamu lembur. Sekarang silahkan kamu keluar." usir Ervan.

Dara melototi Ervan dari belakang. Tangannya hendak mengepalkan ke arah atasannya. Ervan kembali berbalik sedangkan Dara langsung lari terburu-buru.

Ervan hanya tersenyum kecil melihat kelakuan Dara.

Terpopuler

Comments

Selviana

Selviana

Vote untuk author nya supaya lebih semangat lagi, sampai sini dulu ya kak.

2024-11-04

0

FT. Zira

FT. Zira

ninggalin jejak 3🌹 dulu buat ka author

2024-11-05

0

Indah MB

Indah MB

blom apa apa udah buat Dara naik sasaknya 🤣🤣🤣
Berharap Menjadi Milikmu mampir

2024-11-08

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 BAB 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 BAB 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 PART 74
75 Part 75
76 part 76
77 lPart 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Karya Baru: Kisah Namira Antara cinta Dan pengorbanan
94 Part 93
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102
104 Part 103
105 Part 104
106 Part 105
107 Part 106
108 part 107
109 Part 108
110 Part 109
111 Part 111
112 Akhir kisah
113 Epilog
114 Penutup
115 Promosi karya baruku " Talak di ujung Ramadhan"
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
BAB 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
BAB 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
PART 74
75
Part 75
76
part 76
77
lPart 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Karya Baru: Kisah Namira Antara cinta Dan pengorbanan
94
Part 93
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102
104
Part 103
105
Part 104
106
Part 105
107
Part 106
108
part 107
109
Part 108
110
Part 109
111
Part 111
112
Akhir kisah
113
Epilog
114
Penutup
115
Promosi karya baruku " Talak di ujung Ramadhan"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!