part 5

"Ze... Ze..." kata zia berteriak.

"Apaan sih zia teriak... Teriak..." kata ara kesal.

Sedangkan zenata asyik dengan makan bakso nya.

Mereka sedang makan di kantin sekolah karena jam istirahat.

"Itu... kak nara sedang menembak kak yudha di lapangan basket.

"Apa." ara berdiri terkejut dan segera berlari.

"Ra... Tunggu, ze kamu ngk mau ikut?" tanya zia melihat zenata masih asyik makan bakso di mangkok nya tak bergeming.

Zia... Pergi meninggalkan ze, berlari mengejar ara yang sudah ngibrit duluan, sedangkan zenata seperti nya acuh dengan perkataan temannya dan masih menikmati makan baksonya.

Di lapangan basket, yudha berdiri di hadapan kinara yang tersenyum gugup.

Kinara memberanikan diri menembak pemuda yang sudah tiga tahun menjadi teman kelasnya itu, untuk berpacaran dengannya.

"Nara aku hanya ingin fokus untuk belajar jadi maaf." kata yudha.

"Yudha.. Aku ngk akan menganggumu belajar dan hanya ingin kamu tahu perasaanku saja selama ini padamu." kata nara yang tahu akan seperti ini.

Yudha hanya diam dengan ekspresi dinginnya, tidak ingin menolak secara langsung karena tidak ingin membuat gadis itu menjadi sangat malu.

Yudha berjalan pergi meninggalkan nara yang masih mematung di tempatnya.

friska dan meli menghampiri nara memeluk sahabatnya itu, "tenang nara tadi itu yudha tidak menolakmu." kata friska.

"Tidak juga menerimamu." kata meli tanpa dosa.

Auch... Friska memukul tangan meli karena mulutnya ceplas ceplos seenak sendiri, walaupun memang benar perkataan meli tapi ya.. Ngk harus se gamblang itu mengatakannya.

"Ngk papa, aku tahu, yudha mungkin belum ingin punya pacar dan dia fokus untuk masuk ke universitas kedokteran." kata nara tersenyum kepada dua sahabatnya.

"Nah... Begitu, lain kali kamu bisa mencoba lagi... Kata meli.

Friska melotot matanya karena perkataan meli, dia fikir mudah melakukan hal seperti ini, menembak cowok yang seharusnya cowok lah yang menembak cewek.

Friska sedikit prihatin akan bagaimana malunya nara karena pernyataan cintanya telah di tolak yudha, anggap saja begitu di tolak.

Apalagi banyak siswa yang melihat, baik itu teman, maupun adik kelas.

Nara kembali kekelasnya bersam friska dan meli di sana sudah ada yudha di bangkunya sedang membaca buku.

"Benar benar menyebalkan." kata friska tidak terima karena kejadian barusan.

teman teman kelas yang lain berbisik bisik dan meli mengepal tangannya memperingatkan mereka untuk berhenti.

Walaupun meli seperti oneng yang rada rada oon tapi dia setia kawan dan siap membela temannya itu.

Inara memegang tangan meli, memintanya untuk duduk karena memang dia duduk berdekatan dengan meli.

"Nara, biarin saja kata orang, anggap aja anjing menggonggong." kata meli menepuk pundak temannya itu.

Nara tersenyum, menyimpan rasa malu sangat besar pada orang.

Lalu nara melihat yudha yang masih membaca buku di depannya.

"Seperti tidak terjadi apa apa saja." itulah yang nara tangkap dari ekspresi yudha.

Inara mengambil buku dari tasnya dan menyimpan sendiri perasaan kecewa kepada pemuda yang sangat dia sukai, sendiri dalam diam.

Di kelas zenata, semua orang masih membicarakan apa yang terjadi di lapangan basket tadi.

"Gila kak inara, ngk tahu bagaimana malunya karena kak yudha menolaknya secara halus." kata hesti masih bergosip bersama yang lain.

Ara dan zia saling melihat dan mereka salut akan kakak kelasnya itu, berani menembak walau tidak berhasil.

"Mereka ngk ada kerjaan aja." kata zahra sewot walau dalam hati merasa lega karena idolanya menolak kak inara yang menurutnya cantik.

"Ara kamu lihat kan, kak inara saja di tolak." kata zia.

"Apaan sih zia kamu." kata ara.

"Aku hanya ingetin aja sama kamu, kalau jangan sampai jadi pungguk merindukan rembulan." kata zia yang tahu jika bestienya itu memiliki rasa kepada yudha.

Biar biar begitu zia sangat peka kepada kedua temannya.

Zia menggelengkan kepala dan dia melihat bestie satunya yang asyik mendengarkan musik memakai earphone.

"Ze.. Udah kenyang.?" tanya zia.

"Apa... Eh ra, tadi main tinggalin aku aja,bakso mu masih banyak sayang di buang jadi aku embat..." kata zenata.

zia menepuk jidat nya karena memang tadi zenata memakai earphone nya jadi wajar tidak mendengar semua ucapannya, apalagi saat sedang makan, ze juga tidak melihat ada zia karena saling membelakangi tadi.

"Sudah ngk papa belanda masih jauh." kata zia, dan ara duduk di depan karena ara memang duduk di depan mereka.

Bel berbunyi tanda jam akhir pelajaran dan semua murid segera pulang setelah guru mereka keluar.

Kelas zenata juga sudah bubar dan ara juga zia sudah pulang dulu karena ze ke toilet dahulu.

"Ze aku duluan ya, ngk papa kan.?" tanya ara.

"Hmmm..aku ke kamar mandi dulu ya kebelet nich" kata zenata.

Zenata langsung ke toilet masuk ke kamar mandi dan langsung lega, "ah... Ini gara gara makan bakso kebanyakan." kata ze bermonolog sendiri.

Tak lama ada suara siswi masuk ke toilet dan mereka tertawa.

"Aku tidak menyangka jika inara yang cantik saja yudha tolak, kasian dia." kata suara siswi

Makannya jadi cewek jangan kepedean dan cantik bukan berarti bisa kepedean, ha.. Ha.." kata siswi yang lain sambil tertawa.

Zenata yang di dalam merasa dia ketinggalan berita.

"Apa, kak inara, kak yudha." kata ze dalam hati

Ze keluar setelah selesai dan sudah tidak ada lagi orang di toilet.

Sampai di pakiran zenata menaiki motornya setelah memakai helm nya.

"Meong.. Meong... " Ze mendengar suara kucing di semak semak tempat dia mem parkirkan motornya.

"Eh.. Kenapa kamu lapar,?" tanya zenata kepada kucing sambil mengendong kucing kecil itu.

"Tunggu ya... Aku cari apa ada yang bisa kau makan." kata zenata membuka tasnya.

"Ini makan, hanya ini yang aku punya." kata ze menaruh roti yang sudah dia potong kecil di bawah.

Ze melihat kucing itu suka roti yang dia berikan.

"Karena laparnya kamu makan roti, besok aku bawa makanan ya," kata zenata mengelus kepala kucing itu.

Setelah selesai memberi makan dan minum kucing itu dan berjanji akan bertemu lagi besok karena ze akan membawa makanan kucing nantinya.

Entah tahu apa tidak yang jelas ze besok akan mencari kucing kuning belang putih itu besok

Karena ze yakin kucing itu mengerti perkataannya yang tulus itu.

Ze mengendarai motornya dan yudha keluar dari persembunyiannya.

Melihat zenata yang berbicara kepada kucing dengan tulus dan berjanji besok mereka akan bertemu yudha jadi tersenyum.

Sepertinya gadis itu selalu gegabah memberi janji untuk bertemu, entah itu kucing atau dirinya.

Mungkinkah kucing itu juga berharap kepada zenata seperti dirinya, yang katanya akan mentraktir nantinya.

🌺bersambung...🌺

Jangan lupa untuk like dan vote nya, terimakasih banyak🙏

Episodes
1 part 1
2 part 2
3 part 3
4 part 4
5 part 5
6 part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 part 110
Episodes

Updated 110 Episodes

1
part 1
2
part 2
3
part 3
4
part 4
5
part 5
6
part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
part 110

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!