part 3

"Ze... Zenata..."

Sayup sayup zenata mendengar suara seseorang memanggil namanya.

"Ze... Akhirnya kamu bangun." kata zahra.

Zenata melihat dua temannya menatapnya, bukan menatapnya kasihan lebih jelasnya mereka berdua seperti senang dirinya pingsan tadi.

"Kok... Kalian sepertinya senang..." kata zenata bingung.

"Eh... Ze tau ngk siapa yang membawamu ke ruangan UKS. Kak yudha ze...." kata zia dengan wajah senang seperti dapat lotre.

"Beruntung sekali kamu ze," kata ara.

Bagi kedua temannya itu mungkin keberuntungan tapi untuk zenata hal itu sangat memalukan.

Zenata menutup wajahnya dengan tangan.

"Aaah... Memalukan." teriak zenata.

"Kamu sudah sadar." suara berat itu zenata mengenalnya.

Ara dan zia cepat cepat berdiri karena di hadapannya ada yudha yang membawa susu dan roti.

"Kami keluar... Di luar, permisi." kata kedua teman zenata yang tersenyum dan pergi meninggalkan zenata malu.

"Ini untukmu, tadi kak intan mengatakan penyebab kamu sampai pingsan." kata yudha.

Zenata wajahnya memerah menahan malu, dia tidak bisa berkata kata hanya merasa hari ini dia begitu sial dan di dalam hati berkata, "mulai besok dia harus sarapan pagi tidak menyepelekan yang namanya sarapan."

"Terimakasih kak." kata zenata.

"Roti dan susu itu pemberian kak intan, kamu berterimakasih padanya saja." kata yudha.

"Terimakasih sudah membawaku ke UKS ,itu...kata zia...ka..kak." kata zenata pelan.

"Kebetulan aku yang dekat denganmu tadi, jadi itu hanya kebetulan." kata yudha.

"Kamu sudah sadar.?" tanya dokter intan tersenyum.

"Hmmm...kak intan terimakasih." kata zenata.

Intan adalah dokter sementara di sekolah taruna jaya, dia baru lulus dari sekolah kedokteranya dan untuk sementara dia bekerja di sekolah yang dulunya juga dia bersekolah di graha merdeka.

"Sama sama." kata intan tersenyum kepada zenata.

"Kalau begitu aku kembali ke kelas." kata yudha yang sudah berjalan keluar ruangan itu.

Intan tersenyum melihat yudha keluar dan duduk di ranjang bersama zenata.

"Kalau sudah kuat berjalan kamu juga kembali kekelasmu dan ze, kamu harus sarapan tiap pagi apalagi saat olah raga seperti ini." kata intan menasehati zenata.

"Hmmm...terimakasih." kata zenata.

"Ayo ze kita kekelas." kata kedua temannya yang langsung masuk lagi ke dalam dan memegang tangan zenata, membantunya berdiri.

"Aku bisa sendiri." kata zenata yang berdiri sendiri.

Intan melihat tiga siswi itu meninggalkan ruangannya dan mengelengkan kepalanya, biar mereka anak anak nakal seperti yang sering intan dengar.

Tapi bagi intan mereka sangat lucu dan setia kawan.

Intan membasuh tangannya dan duduk di kursinya, dia mengingat jika tadi yudha tersenyum.

"Ha... Dia bisa juga tersenyum." kata intan bermonolog sendiri.

Setelah pulang dari sekolah, karena ada jam kosong tadi triple z akhirnya memutuskan untuk nongkrong di warung bakso langganan mereka.

"Mang udin bakso tiga seperti biasa." kata ara.

"Baik non." kata bang udin tersenyum.

"Ze, gimana rasanya di gendong kak yudha.?" tanya zia penasaran.

"Huh... Orang pingsan siapa yang tahu." kata ara menepuk lengan zia.

"Tahu... Ngk,kak yudha sampai panik dan langsung berhenti larinya dan bopong kamu gitu pokoknya keren... Deh..." kata ara.

Zenata semakin malu mendengar perkataan zia.

"Ze, kenapa wajahmu memerah kamu demam." kata ara yang memegang jidat sahabatnya itu.

"Haish... Kalian itu, aku malu bagaimana aku... Jika bertemu orang itu nantinya." kata ze dalam hati.

"Aku ngk papa, cuma kepanasan." kata ze kepada kedua sahabatnya itu.

"Bakso datang dan ini pesanan non ze, dua bakso besar." kata mang udin yang hafal pesanan ze.

Mereka menyantap bakso sambil ngerumpi di warung bakso bang udin langganan mereka.

Setelah selesai makan bakso zia pamit pulang dan tinggal ze dan ara yang berboncengan.

Di banding dengan zia, memang ara lebih klop dan sefrekuensi dengan ze.

Mereka berdua hampir seperti saudara kembar karena memiliki kesamaan di segala hal.

Entah itu ze yang mengikuti atau ara, karena memang selalu sama.

"Ra, rencana camping, liburan nanti sudah siap kan.?" tanya zenata.

"Hmmm... Semua beres, kita tinggal berangakat dan berangkat siangan aja jam sembilanan kira kira." kata ara.

"Bestie ku memang terbaik." kata ze memeluk ara.

Seperti biasa mereka pergi nanti di antar oleh sopir zia, karena mama zia sangat takut jika mereka motoran ke puncak untuk camping.

zenata dan zahra berbaringan di kasur, karena mama zahra sibuk bekerja makanya dia malas di rumah sendiri dan memilih kerumah zenata dan nanti pulang.

Zahra tinggal bersama mama nya sebagai single mom, bekerja di sebuah perusahaan besar milik keluarga zia.

"Ze, rumah sebelah sudah di tempati.?" tanya ara melihat kearah rumah sebelah.

"Hmmm... Baru beberapa hari lalu." kata zenata yang sibuk dengan ponselnya.

"Ze, kita nyanyi." kata ara yang sudah mengambil gitar milik zenata.

Zenata mengambil gitar pemberian pamannya dan memetik gitar dan mereka berdua menyanyikan sebuah lagu kepastian milik pas band.

"Boleh juga dia." kata yudha melihat zenata memainkan gitar dan bernyanyi bersama temannya.

Yudha bersiap untuk pergi, karena hari ini dia sudah membuat janji dengan ardi untuk bermain basket.

Menaiki motor yudha berangkat ke lapangan, andre yang melihat yudha tersenyum.

"Bagaimana.. rasa nya mengendong ze." kata ardi.

"Lumayan." kata yudha.

Hai... Ayolah.. Ini sudah hampir kelulusan kenapa tidak mencoba untuk mendekati dan mengatakan jika kamu suka sama zenata." kata ardi.

Ardi tahu jika sohib nya menyukai adik kelas nakal nya itu dan yudha yang terlihat dingin kadang kadang tersenyum saat melihat kelakuan nakal zenata secara diam diam.

Yudha hanya tersenyum menanggapi sohib nya itu, jika di pikir pikir kenapa dia menyukai gadis nakal itu.

Ardi mengelengkan kepalanya, dia tidak habis pikir, yudha menunggu apa, secara dia adalah murid terpopular di sekolah graha merdeka.

Sudah pasti gadis banyak yang mau menjadi kekasihnya dan dia malah menyukai gadis seperti zenata, gadis nakal, selalu rusuh tidak ada manis manisnya berbanding balik dengan yudha dia adalah pria tenang dan pintar.

Bahkan para guru menomer satukan yudha karena dari kelas sepuluh sampai dua belas dia selalu juara dan apalagi dia adalah ketua osis selama dua tahun.

Yudha adalah kebanggaan sekolah dan menjadi idola semua murid khususnya murid murid wanita.

Mungkin zenata yang terlihat tidak tertarik pada yudha, karena ze sibuk dengan kenakalannya sendiri.

"Di, liburan semester kita camping di vila paman ku," kata yudha

"Boleh nanti aku ajak yang lain." kata ardi dengan wajah senang.

"Hmmm... Kita berangkat pagi, karena biasanya akan macet jika musim liburan." kata yudha.

"Siap...aku mah ikut aja, orang gratisan." kata ardi nyegir terlihat gigi kelincinya.

"Ck..ck.. Dasar muka gratisan.," kata yudha tersenyum.

🌺 bersambung...🌺

Jangan lupa untuk like dan vote nya, terimakasih banyak🙏

Episodes
1 part 1
2 part 2
3 part 3
4 part 4
5 part 5
6 part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 part 110
Episodes

Updated 110 Episodes

1
part 1
2
part 2
3
part 3
4
part 4
5
part 5
6
part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
part 110

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!