Levin berjalan di koridor Rumah sakit dengan wajah datarnya dan langkah kaki yang terbilang sangat cepat hingga membuat Boy, Sekretaris Levin cukup susah mengikutinya dari belakang.
Levin membuka Ruang perawatan Alona. Levin yang baru usai menghadiri Rapat dewan direksi mendapat kabar dari Wiliam kalau Alona jatuh dari motornya karena ulah orang yang tidak bertanggung jawab.
Wiliam adalah salah satu orang kepercayaan Levin. Oleh karena itu ia di utus untuk menjaga calon istri Levin. dan kabar yang baru saja Levin terima benar-benar membuatnya terkejut dan juga geram.
"Bagaimana bisa ini semua terjadi?"
Alona yang tadi menatap jendela pun langsung mengalihkan tatapannya pada Levin yang masih mengenakan pakaian kerjanya. Alona tidak sadar kalau ada yang masuk ke dalam ruangannya.
"Mana aku tahu,"
Rahang Levin mengeras. Perempuan ini brnar-benar menguji kesabaran Levin. ditanya baik-baik tetapi jawabannya terkesan cuek seperti itu. Padahal Levin sedang dilanda rasa yang Dia sendiri pun tidak mengerti.
Boy yang berada di belakang Levin angkat bicara saat melihat calon nonanya terbaring di bangsal rumah sakit dengan salah satu kakinya yang di perban.
"Harus lebih berhati-hati, Nona untuk lain kali."
Boy kini memperhatikan Levin yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu.
"Kenapa di perban, Nona?Apakah separah itu cederanya?"
Boy cukup paham apa yang ingin disampaikan Levin, Atasannya yang arogan dan mempunyai gengsi setinggi langit. Levin terlihat ingin bertanya mengenai keadaan Alona tapi terlihat sekali kalau dia sedang berusaha untuk menahan bibirnya agar tidak berbicara yang nantinya akan membuat Alona terlalu percaya diri.
"Tidak, Ini hanya lecet biasa," Jawab Alona dengan senyum manisnya saat Boy kini sudah berdiri disamping Levin.
Entahlah, Levin tidak suka saat melihat Alona tersenyum seperti itu pada Boy. Walaupun Boy adalah pria berisitri tetap saja Levin merasa risih saat melihat Alona yang begitu hangat jika pada Boy. sedangkan saat bersamanya, Alona terkesan terus menjauhinya dan bersikap cuek. Hal itu juga yang membuat Levin terus membuat benteng pertahanan. Ego lelakinya tidak terima saat diperlakukan secuek itu oleh Alona.
"Dimana orang tuamu? Mengapa tidak ada yang menjagamu?" Ujar Levin setelah berhasil menetralkan gemuruh di dadanya. Matanya menelusuri ruangan ini untuk mencari kedua orang tua Alona.
"Ibu menjaga Desta di Rumah sakit. Desta drop lagi. Dan Ayah bekerja seperti biasa."
Levin tidak mengatakan apapun lagi. Dia memang mengetahui apa yang dialami oleh Adik Alona, Desta. Levin mengerti keadaan. Desta juga penting bagi orang tuanya. Jadi Levin tidak begitu mempermasalahkannya. Ia cukup merasa tenang saat mendapati Alona yang tidak mengalami luka berat.
Levin mengalihkan matanya pada Boy dan menunjuk dagunya ke arah pintu.
Levin dan Boy keluar dari ruang perawatan Alona. Levin menutup pintunya dengan pelan.
"Cari orang yang telah menabrak Alona sampai dapat dan beri dia pelajaran," Perintah Levin dengan tegas.
Dengan patuh Boy mengangguk.
"Baik, Tuan,"
Setelah Boy pergi, Levin kembali memasuki Ruangan Alona. ternyata perempuan itu masih setia dalam lamunannya.
Levin duduk di sofa yang tak jauh dari bangsal Alona. Ia hanya diam memperhatikan Alona dari atas hingga bawah. berusaha memastikan keadaan Alona sekali lagi.
" Kamu Nggak balik ke kantor?" Tanya Alona sembari mengalihkan mata indahnya pada Levin di sofa.
Levin menggeleng. Lalu melepaskan Jas nya dan meletakkannya di atas meja yang ada di depannya. Saat jas nya sudah terlepas Levin merasa tubuhnya tidak lagi kaku dan penat. Entahlah, jas itu seperti menjadi beban pekerjaannya. Setelah itu Levin melipat lengan kemejanya.
"Kenapa? Kamu tidak senang aku berada di sini?" Jawab Levin akhirnya tanpa menatap Alona.
*********
Like, Comment, follow, Dan Masukin di rak Favorit nya kaliaan yawww.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Ana
Levin karakternya sm ky devan
2020-07-29
0
saira
awal mulanya diperkosa gimana ceritanya Thor?
2020-07-12
0