Keajaiban

Jin Aladin, mungkin itu merupakan istilah yang memang cocok untuk menunjukkan sosok Petter.

Setelan jas menbuat Candra terlihat sempurna. Menghela napas kasar menelan ludahnya, menunggu kedatangan Giovani.

Hingga suara ketukan pintu terdengar, langkah kaki wanita yang memakai high heels."Candra sayang..." Ucap gadis itu menempel padanya.

Dua kata yang membuat Candra tidak dapat menahan senyuman di bibirnya.

"Pe... perawat, apa pacarku terlihat cantik hari ini?" Tanya Candra, meraba-raba wajah Giovani yang tertutup topeng di bagian sekitar matanya. Mengingat konsep resepsi pernikahan Titania, pesta topeng ala abad pertengahan.

"Cantik..." Sang perawat pria menelan ludahnya kasar. Tidak menyadari wanita ini merupakan Petter yang merekrut dirinya.

"Kamu cantik, aku tidak dapat melihat karena itu aku bertanya pada orang lain. Tidak ingin ada kebohongan di antara kita nantinya." Candra menunjukkan senyuman menawannya.

"Iya .... tidak akan ada kebohongan. Karena itu aku mengatakan ini, kamu yang tertampan." Puji Giovani, hanya pujian penuh senyuman pada sang anak manja.

Mengingat kesan pertama kala bertemu 8 tahun lalu memang demikian. Dirinya sempat berdebar tidak menentu melihat pesona majikannya. Tapi perlahan segalanya menghilang, akibat melihat dengan mata kepalanya sendiri, betapa manja dan tidak dapat diandalkannya seorang Candra.

"Kamu sudah menerima bunga dariku? Apa kamu menyukainya?" Tanya Candra.

"Tidak... karena pesonamu lebih indah dari bunga mawar." Kalimat rayuan tingkat tinggi dari wanita cantik, siapa pria yang tidak akan meleleh."Aku dengar-dengar dari Petter kamu sempat mau bunuh diri. Apa Titania begitu berarti bagimu?"

"Tidak! Ada kamu sekarang, aku tidak akan merasa kesepian lagi." Itulah jawaban Candra menggenggam jemari tangan Giovani.

Sedangkan wanita itu tersenyum, benar-benar lega bagaikan dapat buang air besar setelah sembelit beberapa hari."Akhirnya! Pekerjaanku tidak terancam! Sekarang teknik terakhir, bonus besar untuk Petter." Batinnya, tidak akan menyia-nyiakan kesempatan.

"Petter sudah mempertemukan kita, tidakkah sebaiknya kamu memberikan bonus yang besar padanya." Ucap Giovani penuh harap saldo rekeningnya akan bertambah.

"Jangan bicarakan pria lain. Aku cemburu. Apa kamu menyukai Petter?" Tanya Candra dengan raut wajah kecewa mungkin mengingat kebutaannya.

"Jangan menunjukkan raut wajah ayam yang akan disembelih begitu! Tidak! Tidak boleh, kamu harus tetap hidup, agar aku hidup. Karena bila ku mati, kau juga mati walau tak ada cinta sehidup semati." Isi fikiran yang tidak diucapkan Giovani. Bingung harus bagaimana.

Tapi.

Cup!

Satu kecupan mendarat di pipi Candra, menbuat pemuda itu membulatkan matanya. Meraba pipinya sendiri, mengira-ngira tadi adalah sebuah kecupan. Perlahan wajahnya tersenyum, bagaikan dunia ini resmi menjadi miliknya dan Giovani.

"Kamu begitu manis ketika cemburu. Aku dan Petter hanya teman, kami sekedar kenalan." Jawaban Giovani menggenggam jemari tangan Candra. Membuat pria itu semakin tidak karuan.

Detak jantung tidak teratur, kala suara Giovani terdengar. Ingin rasanya segera dapat melihat, kemudian menikahi Giovani. Tidak ingin kehilangannya, seperti kehilangan Titania.

"Jangan pikirkan Petter lagi. Maaf, jika kita bertemu dalam keadaanku yang seperti ini. Tapi aku ingin berusaha mencintai dan membahagiakanmu." Ucap Candra pelan.

Giovani mengangkat salah satu alisnya. Dulu dirinya bertugas untuk memenuhi semua keinginan Titania. Mulai dari sepatu, tas, hingga makan malam romantis. Sebagai pacar, memang terlalu baik, itulah sosok Candra.

Bagaimana mengatakannya ya? Dalam artian Petter seperti sosok asisten pria dalam novel romance. Selalu sibuk menggantikan tugas tuannya, bahkan juga sibuk mengurus kebutuhan pacar tuannya yang bucin akut.

"Semuanya? Boleh aku minta bonus tambahan untuk Petter?" Tanya Giovani lagi, namanya juga usaha. Harus yang tekun, untuk mendapatkan tujuannya.

"Baik! Tapi jangan bicarakan Petter lagi saat kita bersama. Memang apa kelebihan Petter selain dia dapat melihat!?" Geram Candra tiba-tiba.

"Dia yang mengelola uangmu." Giovani tersenyum memuji dirinya sendiri sejatinya.

Tapi.

Krak!

Sesuatu dalam hati Candra bagaikan terluka. Dirinya memang terlalu sibuk menjadi pianis selama ini. Membuat lagu dan memainkan nada sesuai partitur. Hingga dirinya melupakan asistennya sudah menjadi sosok yang lebih keren darinya.

"Setelah sembuh, aku akan belajar lebih banyak tentang cara berbisnis. Aku akan menjadi pria yang dapat diandalkan. Petter sudah seperti saudaraku sendiri, jangan terlalu banyak membicarakannya. Atau aku akan semakin cemburu." Candra menghela napas kasar.

"Tentu saja, hanya kamu yang tertampan. Petter tidak ada apa-apanya. Dia tidak tampan!" Jawaban jujur dari Giovani. Tentu saja karena dirinya adalah perempuan, cantik merupakan istilah yang sesuai daripada tampan.

"Omong-ngomong Petter dimana? Apa dia tidak akan datang bersama kita?" Tanya Candra cemas, mengingat terkadang kalimat buruk dan hinaan akan terlontar dari orang-orang yang melihat kondisinya saat ini.

"Tidak! Petter sedang sakit perut, dia mengalami diare parah. Aku baru saja mengantarnya ke rumah sakit, dia mempercayakanku untuk menjagamu." Lagi-lagi wanita ini berbohong tanpa berkedip.

"Ta...tapi, jika---"

"Sudah! Ayo kita berangkat, kamu tidak ingin kita terlambat bukan? Aku ingin memamerkan bagaimana pesona pacarku tersayang." Giovani tersenyum pada Candra memakaikan topeng dengan warna senada.

Menghela napas kasar, demi uang. Ini hanya sampai tuan muda manja ini sembuh.

Sedangkan apa yang sedang ada dalam fikiran Candra? Tidak ada wanita yang tulus mencintai dari beberapa kali pertemuan. Tapi sifat pedulinya, bagaikan mengerti jalan fikiran Candra, bagaikan jini, jin wanita cantik yang mengabulkan segala keinginan.

Perlahan dirinya berfikir, jika Giovani tidak mencintainya. Dirinya akan memaksa Giovani untuk bersamanya, bagaimana pun caranya. Tidak ada wanita yang memberikan perhatian seperti ini padanya.

Bahkan Titania sekalipun, 9 tahun menjalin hubungan, hanya bentakan yang didapatkannya. Titania tidak pernah mengerti, menganggap Candra tidak berharga sama sekali.

Bagaikan pria setia, bucin mampus yang sudah 9 tahun terjebak dalam hubungan toxic, kini tiba-tiba bertemu wanita lembut pengertian. Tangannya gemetar, dirinya perlahan semakin takut kehilangan Giovani yang baru dua kali bertemu dengannya.

Giovani mengangkat salah satu alisnya."Tangannya gemetar!? Jangan bilang dia berfikiran mesum tentangku." Batin gadis itu, sedikit duduk bergeser.

*

Alunan musik indah terdengar dari beberapa pemain biola. Sepasang mempelai yang terlihat rupawan. Bak pangeran dan putri kerajaan, tapi hal aneh terlihat. Mata pengantin wanita menelisik, menelusuri area sekitar. Apa Petter hadir? Apa asisten pintar, dingin, dan dapat diandalkan itu ada di tempat ini? Tidak sabar rasanya melihat raut wajah penyesalan seorang Petter.

Tidak menyadari, seorang wanita hadir di acara pernikahan ini. Wanita yang mengelus perutnya pelan. Harus bersabar untuk menjadi istri kedua. Karena tujuan Jordi merebut Titania adalah agar wanita itu bersedia ikut berinvestasi, dalam usaha baru yang akan dibuka Jordi. Setidaknya itulah alasan Jordi pada pacarnya yang lain.

Pintu kembali terbuka, pasangan yang memakai setelan berwarna hitam dengan kombinasi ungu yang mewah terlihat, memasuki area ballroom.

Mata semua orang tertuju pada mereka, terutama pada Candra yang terlihat membawa tongkat lipat. Mencibir bagaimana keadaan putra manja konglomerat tersebut.

"A...apa semua orang melihat ke arahku?" Tanya Candra tidak percaya diri, benar-benar malu dengan keadaannya saat ini.

"Tidak! Mereka melihat pada kita, mereka kagum karena kita pasangan paling serasi. Aku cinta kamu..." Bisik Giovani, membuat wajah Candra bersemu merah, melupakan rasa tidak percaya dirinya.

"Tapi bohong..." Seperti biasa, batin sang gadis tengil, penuh senyuman.

Terpopuler

Comments

who am I

who am I

si candra enga yang lama enga yang baru, sama aja di php in 😅

2024-09-30

1

Dena

Dena

wah gmn ga mengerti akan dirimu can, lawong 8tahun bersama😂😂

2024-09-25

0

ummah intan

ummah intan

pokoknya buat Giovani jatuh sejatuh jatuhnya ma Candra,buat dia jg bucin akut

2024-09-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!