Ledakan yang cukup besar tercipta di tengah hutan. Zen dan Veliona terlihat sangat terkejut, ledakan itu di iringi dengan aura tidak enak yang menyambar ke arah mereka.
...-Disisi Lain-...
Zen terlihat panik karena ia tau jika lokasi ledakan itu adalah tempat kediaman kedua orang tuanya.
"Ayah! Ibu!" Panik Zen dalam hatinya.
Zen pun langsung berlari keluar dari akademi menuju ke arah hutan "Hei! jangan pergi kesana! itu berbahaya!" Teriak Veliona.
Namun Zen tidak mendengarnya dan terus berlari kedalam hutan, disaat yang bersamaan Ara dan Yuuki pun tiba di tempat Veliona "Apa yang terjadi, Veliona?" Tanya Ara saat melihat green ogre yang sudah tewas bersimbah darah di permukaan.
"Dimana anak itu?" Tanya Yuuki, Veliona hanya menunjuk ke arah hutan sembari mengucapkan "Dia pergi kedalam hutan" Ucapnya dengan tatapan yang sangat serius.
"Apa yang dia lakukan disana? kenapa kamu membiarkannya pergi?" Tanya Ara sedikit khawatir kepada Zen.
Veliona yang mendengarnya pun hanya menggelengkan kepalanya sembari mengucapkan "Aku juga tidak bisa menghentikannya, dia tidak mendengarkan perkataanku"
Ucap Veliona, namun Yuuki yang mendengarnya pun sedikit kesal dan mengucapkan "Kenapa kamu tidak mengejarnya dan menghentikannya?! disana pasti ada sesuatu yang berbahaya!" Seru Yuuki yang tersulut emosi, namun Yuuki tidaklah sedang marah, ia hanya merasakan panik yang berlebihan karena merasakan tekanan dan ketakutan yang membuatnya menjadi sedikit agresif.
Ara yang mengetahui sifat Yuuki pun menggenggam erat tangannya dan mengucapkan "Yuu, tenanglah.. panikmu berlebihan" Ucap Ara menggenggam erat tangan Yuuki.
Yuuki perlahan mulai tenang dan saat itulah Veliona menjawab pertanyaan Yuuki "Kalian juga merasakannya bukan? aura yang tidak mengenakkan ini?, itulah alasan aku tidak bisa menghentikannya, aku tidak bisa menggerakkan tubuhku" Jelas Veliona yang membuat Yuuki dan Ara terkejut, terlihat tangan kanan Veliona yang sedikit bergetar saat memegang sabitnya dan tiba tiba.
(Boooommm!!!!!!)
Ledakan yang besar kembali tercipta yang membuat para semua murid berdatangan.
"Apa yang terjadi?!" Tanya ketua osis yang baru saja tiba di tempat Veliona, Yuuki dan Ara, mereka pun menjelaskan apa yang terjadi kepada ketua osis yang mereka ketahui.
...-Disisi Lain-...
Zen terlihat terkapar lemas di permukaan, rumah kediamannya yang sudah terbakar oleh api, dan terlihat sosok seorang Iblis perempuan yang berjalan perlahan ke arah Zen sembari memainkan sihir api di tangannya.
"Lemah sekali, bagaimana bisa kamu kesini? kenapa kamu kemari? apa mereka adalah orang tuamu?" Tanya gadis itu menatap Zen.
Namun Zen tidak menjawabnya dan perlahan bangkit, terlihat air mata yang mengalir di pipinya "Aku, akan membunuhmu!" Geram Nya menatap gadis itu.
-Beberapa saat sebelumnya-
Zen terlihat sedang berlari dan hampir tiba di rumahnya "Ayah! Ibu!" Panik Zen yang mulai mempercepat larinya, namun saat Zen tiba.
Semuanya sudah berubah, rumahnya dan juga hutan yang sudah terbakar oleh api bahkan Zen tidak bisa mendengar ataupun melihat kedua orang tuanya karena rumahnya yang sudah roboh.
"Ayah!! Ibu!!' Teriak Zen yang panik, namun tidak ada suara apapun yang merespon Zen selain suara seorang gadis yang sedang menyandar di pohon menyilangkan tangannya.
"Siapa kamu? kenapa kamu kesini?" Tanya seorang gadis, gadis itu terlihat seumuran dengan Zen. Gadis yang cantik dengan rambut merah gelap dan matanya yang berwarna merah terang, Zen yang melihat gadis itu kembali bertanya "Apa kau yang melakukan semua ini?!" Tanya Zen penuh emosi saat melihat gadis itu yang seperti tidak peduli dengan apa yang terjadi di hutan itu.
Gadis itu yang mendengarnya tersenyum dan menjawab "Ya, akulah yang melakukannya, aku di tugaskan untuk membunuh penghuni di hutan ini" Ucap gadis itu perlahan berjalan ke arah Zen dengan santai.
Zen makin tersulut emosi "Siapa yang memerintahkan mu!, kenapa kalian harus membunuh kedua orang tuaku?!!" Kesal Zen, namun gadis itu hanya diam sejenak, tidak merespon pertanyaan Zen dan mengucapkan "Karena ini adalah misiku" Ucapnya.
Gadis itu pun menghilang dan langsung menendang tubuh Zen cukup kuat yang membuatnya terpelanting jauh.
(Bom bom bam!!!)
Zen terkapar di permukaan namun perlahan bangun, terlihat airmata yang mengalir di pipinya, perasaan sangat terpukul karena kehilangan kedua orang tuanya membuatnya tidak bisa mengendalikan emosinya, rasa dendam pun muncul didalam dirinya, perasaan yang selama ini tidak pernah ingin dia rasakan bahkan pada kehidupan sebelumnya.
Zen pun menatap mata gadis itu sembari menangis dan mengucapkan "Aku akan membunuhmu!' Geram Nya menatap sinis gadis itu.
Namun tiba tiba ketua osis muncul bersama Veliona, Yuuki dan Ara, "Hei! apa kamu baik baik saja?" Tanya ketua osis saat tiba didekat Zen, namun Zen hanya diam dan tidak meresponnya, terlihat airmata di wajahnya yang membuat mereka semua sedikit terkejut. "Apa yang terjadi?" Gumam Ara sembari menoleh kearah api yang sudah membakar hangus rumah Zen.
Ara dan Yuuki sangat terkejut karena mereka berdua tau jika rumah itu adalah rumah Zen bersama kedua orang tuanya.
"Tidak mungkin!?" Gumam Yuuki sangat terkejut.
Ketua osis itu pun menoleh ke arah gadis itu dan seketika terkejut "Iblis?!"
Veliona, Yuuki dan Ara pun kembali terkejut saat mendengar ucapan si ketua osis "Iblis? dia itu iblis?!" Tanya Ara tidak percaya, tiba tiba gadis itu menciptakan sebuah bola sihir api dan langsung melemparkannya ke arah Zen.
Bola api itu pun terbang dengan cepat ke arah Zen, saat bola api itu akan mengenainya, ketua osis itu langsung membelah bola api itu dengan pedang miliknya.
(Slash!!)
(Bfff!!!)
Bola api itu lenyap namun gadis itu tidak terkejut sama sekali, gadis itu menghilang dan muncul tepat di depan mata si ketua osis. "Cepat sekali?!" Gumam Nya sangat terkejut, gadis itu langsung menendang pria itu dengan sangat kuat yang membuatnya terpelanting sangat jauh menghantam pepohonan yang terbakar oleh api.
Setelah membereskan ketua osis, ia menoleh menghadap ke arah Veliona berniat menyerangnya, ia melesatkan pukulan yang kuat ke arah Veliona, disisi lain, Veliona terlihat tidak mampu mengangkat sabitnya dan hanya terdiam tak berdaya saat mengetahui jika gadis itu adalah seorang Iblis.
Saat pukulan itu hampir mengenai nya, Zen tiba tiba muncul dan menghentikan pukulan itu dengan pedang di tangannya. "Hebat sekali" Takjub gadis itu dalam hatinya.
Gadis itu perlahan menjauh dari Zen, namun Zen tidak melewatkan kesempatan itu, Zen langsung berlari mendekati gadis itu dan menyerangnya.
(Slash!!!!)
Gadis itu pun dengan mudah menghindarinya, tapi Zen terlihat lebih siap dari yang diduga, Zen memutar balik pedangnya dan kembali menyerang gadis itu, ia mengayunkan pedangnya dari atas kebawah berniat membelah gadis itu.
(Slash!!!)
Namun, tebasan itu pun kembali dihindari Nya, ia sedikit tersenyum saat menjauh dari Zen "Dia lebih kuat dari dugaanku" Gumam gadis itu terkesan dengan kehebatan Zen.
Gadis itu bergerak jungkir balik di udara beberapa kali dan mendarat dengan sempurna, ia pun mengucapkan "Namaku Fiora, aku adalah Iblis, senang bertemu denganmu" Ucapnya dengan santai dan sedikit menundukkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments