Bab 4 : Awal Mula Sebuah Bencana

...-Tiga hari telah berlalu-...

Terlihat Zen yang sedang bersantai di kamarnya sembari membaca buku, buku cerita yang menceritakan kisah keempat pahlawan mengalahkan leluhur Iblis.

Zen pun terlihat menikmati cerita dari buku itu namun, Zen hanya menganggap jika itu hanya seperti buku novel didunia lamanya dan cerita pada buku itu hanyalah khayalan semata.

"Keempat pahlawan pun menggabungkan kekuatan mereka dan menyerang leluhur Iblis secara bersamaan" Gumam Zen terlihat asik membaca buku novel itu.

"Leluhur Iblis yang sudah kelelahan dan kehabisan kekuatan pun tak dapat menghindar dari serangan mematikan itu" Ia sedikit kagum dengan kisah pahlawan yang berjuang mati matian melawan leluhur Iblis dan berhasil mendamaikan dunia.

"Namun, keempat pahlawan itu harus kehilangan nyawa mereka"

"Novel yang menarik, sepertinya pembuat buku ini sangat pintar dalam membuat sebuah cerita" Gumam Nya mengagumi si penulis.

Zen menutup buku itu dan perlahan bangun dari tidurnya.

'Hari ini adalah hari liburku, sebaiknya aku mencari kegiatan' Batin Nya, Zen pun meletakkan bukunya di atas meja tepat disamping ranjangnya, dan keluar dari kamarnya.

(Cklek!)

"Sepertinya aku akan kembali ke rumah untuk bertemu ayah dan ibu" Gumam Zen yang mulai berjalan keluar dari asrama.

Setelah keluar dari asrama pria, Zen tidak langsung pergi ke rumahnya, namun ia memilih untuk jalan jalan mengelilingi akademi, mencari tau seberapa besar akademi arsenal dan bertujuan untuk mengenal daerah yang akan menjadi tempat tinggalnya saat ini.

Satu jam berlalu, Zen terlihat sedang duduk di sebuah bangku kayu yang terletak di bawah pohon di tengah taman akademi. Ia terlihat kelelahan karena akademi yang dipikirnya tidak terlalu besar, ternyata jauh bertolak belakang dari apa yang di pikirkan, akademi arsenal sangat besar bahkan seperti kota modern di dunia lamanya.

Zen pun menyandar di bangku itu dan menatap ke langit "Hah... sudah berapa jauh aku berkeliling?" Ngeluh Zen pelan sambil menghembuskan nafas panjang.

Tiba tiba seseorang muncul tepat di depan Zen dan mengucapkan "Sepertinya kamu terlihat sangat kelelahan" Ucap seorang gadis yang berada di depan Nya.

Zen pun melihat ke sumber suara, terlihat seorang gadis cantik berambut hitam sedikit kecoklatan dengan pakaian rapi sedang mengulurkan tangannya berniat memberikan Zen sebuah minuman yang baru saja dia beli.

"Silahkan ambil ini" Ucap Nya menawari Zen minuman di tangannya.

Gadis itu adalah salah satu dari dua gadis yang pernah mengikuti Zen saat Zen berlari ke rumah setelah mengalahkan green ogre di akademi.

"Ah, terima kasih" Ucap Zen mengambil minuman yang diberikan oleh gadis itu berupa jus jeruk.

"Siapa kamu?" Tanya Zen kebingungan karena gadis itu yang tiba tiba memberikan Zen sebuah minuman.

"Namaku Yuuki" Jawab gadis itu dan meminum minumannya.

"Dan namaku adalah Ara" Kejut seorang gadis yang tiba tiba muncul di belakang bangku samping kanan Zen.

Zen pun sedikit terkejut dibuatnya. Ara yang melihat Zen terkejut sedikit tertawa kecil dan mengatakan "Kamu anak yang mengalahkan green orge waktu itu bukan? Tanya Ara sedikit mendekatkan wajahnya.

Zen sedikit menjauh dari Ara dan mengucapkan "Iya, itu aku" Ucap Zen terkejut namun tetap mempertahankan ketenangannya, Zen tidak menduga jika mereka mengetahui dirinya adalah anak yang mengalahkan green ogre waktu itu.

"Hebat sekali! aku melihatmu waktu itu! kamu sangat keren!" Kagum Ara sedikit berteriak keras, hal itu membuat orang di sekitarnya sedikit mendengar ucapan Ara.

"Hei Ara, pelan kan suaramu" Ucap Yuuki yang membuat Ara langsung menutup mulutnya karena ia tidak berniat untuk berteriak dan hanya respon spontan.

"Ma, maaf Yuu" Ucap Ara.

Yuuki pun sedikit tersenyum kepada Ara dan bertanya kepada Zen "Kalau boleh tau, siapa namamu?" Tanya Yuuki.

"Namaku Ze-" Saat akan menjawab pertanyaan Yuuki, tiba tiba suara teriakan para murid terdengar oleh Zen dari jarak yang cukup jauh.

"Tolong!!!" Teriak seorang murid dari kejauhan, Zen yang mendengarnya pun langsung menoleh ke arah suara dan berlari ke sumber suara itu.

"Hei!" Teriak Yuuki memanggil Zen yang tiba tiba pergi meninggalkan mereka.

"Huhm, padahal aku hanya ingin tau namanya" Yuuki terlihat sedikit sedih saat Zen meninggalkan mereka tanpa sebab, namun Ara menarik tangan Yuuki dan mengatakan "Sepertinya aku mendengar seseorang berteriak, mungkin itu sebabnya anak itu pergi kesana" Jelas Ara sembari melihat Zen yang berlari ke arah gerbang akademi.

...-Disisi Lain-...

Zen pun tiba di lokasi, terlihat seorang murid pria yang sedang duduk ketakutan tak berdaya saat melihat Green Ogre yang muncul tiba tiba dan menyerangnya.

Green Ogre itu terlihat membawa sebatang kayu yang cukup besar yakni senjata Ogre pada umumnya, Ogre itu pun mengayunkan senjatanya ke arah murid itu, namun sebelum Ogre itu menyerang sebuah gelas minuman plastik menghantam kepala ogre itu yang membuatnya seketika berhenti menyerang dan menoleh ke arah Zen.

"Pergi dari sana!" Teriak Zen menyuruh murid itu untuk menjauhi Green Ogre secepatnya, murid itu pun menuruti perintah Zen dan menjauh dari Green Ogre itu.

"Bagus!, sekarang aku harus bagaimana?" Gumam Nya tersenyum tipis.

'Bagaimana caraku mengalahkannya tanpa pedangku?' Batin Zen mengingat pedangnya tertinggal di dalam kamarnya.

"Ghwaa!!!" Tanpa basa basi, Green Ogre langsung berlari ke arah Zen dan menyerangnya, Zen berhasil menghindari serangan, Ia melompat tinggi dan menendang kepala green ogre itu dengan sangat kuat, berhasil memberikan sedikit luka di wajah Green Ogre itu, namun Green Ogre juga membalas serangan Zen dan melayangkan satu pukulan kuat.

(Bom bom bam..)

Zen terpelanting cukup jauh akibat pukulan itu "Ghh!.." Ia menerima luka tepat di lengan kanannya karena menahan pukulan kuat Green Ogre.

Green Ogre kembali berlari ke arah Zen dan bersiap untuk kembali menyerang, namun Zen juga sudah siap untuk menerima dan menyerang balas.

Tiba tiba Veliona muncul, melompat tinggi melewati Ogre itu dari belakang, lompatan yang begitu tinggi dan indah seakan akan menari di udara, Veliona pun mendarat tepat di depan Zen yang membuat Zen terkejut.

"Gwaah!!!" Seketika Green Ogre berteriak kesakitan, ia terluka cukup parah karena tebasan sabit milik Veliona.

Veliona pun menatap mata Zen dan mengucapkan "Apa luka diwajahnya itu kamu yang memberikannnya?" Tanya Veliona.

Zen hanya menjawab "Iya, aku yang melukainya"

Veliona pun terkejut saat mendengar ucapan Nya, perlahan ia menjauh dari Zen, menghadap ke arah Ogre yang sedang menahan rasa sakit di punggungnya dan kembali mengangkat sabitnya.

Beberapa saat kemudian, Veliona mulai berjalan pelan perlahan dan mulai berlari ke arah Green Ogre bersiap untuk membunuhnya.

'Bagaimana bisa?' Batin Nya sangat terkejut dan penasaran.

Veliona melompat ke arah green ogre itu dan mengayunkan sabitnya.

(Slash!! Slash!!)

Tebasan demi tebasan kembali dilancarkan dan melukai Green Ogre tepat di dadanya. Green Ogre pun terkapar tak bernyawa karena luka fatal yang diterimanya.

"Hebat sekali" Kagum Zen dari kejauhan, namun tiba tiba suara ledakan pun tercipta di tengah hutan yang membuat Zen seketika terkejut.

Veliona ikut terkejut saat mendengar ledakan dan melihat bagian dalam hutan yang sudah terbakar oleh api "Apa yang terjadi?!" Panik Veliona dalam hatinya. Terlihat hewan hewan yang berlarian dari hutan dan aura jahat pun menyambar ke arah Zen, Veliona dan para murid yang lainnya.

...-Disisi Lain-...

Ara dan Yuuki pun berhenti saat merasakan sambaran aura yang begitu tidak mengenakkan "Yuuki, perasaanku tidak enak" Lirih Ara ketakutan menatap mata Yuuki, Yuuki juga terlihat ketakutan dan tidak bisa berkata apa apa selain menggenggam tangan Ara.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!