Chapter 5

Sore itu juga, Lord Frederic Manstein, berdiri menghadap matahari sore yang seolah belum pasti tenggelam (Pukul 3 sore). Dia berdiri tegak, dan dengan tangan dibelakang. Dia diam seolah mengagumi keindahan laut biru yang terhampar didepannya, wajahnya nampak tenang, Namun sebenarnya hatinya begitu cemas menunggu kedatangan armada gabungan kekaisaran.

"Tak bisa tenang Lord Manstein?" Tanya seseorang yang tanpa dia sadari sudah berada di belakangnya.

Lord Manstein menoleh. "Ah!? Yang Mulia." Lord Manstein membungkuk memberi hormat.

Kaisar buru-buru membangunkan Lord Manstein."Jangan terlalu formal, kita bukan di istana."

"Baiklah Yang Mulia." Jawab Lord Manstein. "Wah! Ternyata Lord Eldia juga datang."

"Hahahahaha, bukan hanya kau seorang yang khawatir Lord Manstein." Jawab Lord Eldia bergurau. "Aku juga manusia, siapa manusia yang tidak khawatir jika kedua anaknya berada di medan pertempuran?, apalagi salah satunya ada di garis depan."

"Oh? Benarkah!?" Lord Manstein terkejut.

"Putri ku Wilda menjadi Letnan Satu, sekaligus Komandan Kompi C di Batalyon Putramu Mayor Dicky Yudintsev, dan menjadi rekan putrimu Kapten Sophia Simo."

"Wah wah, rupanya bertambah seorang Eldia lagi yang akan menjadi petinggi militer." Gurau Kaisar tua itu.

"Wahahahahaha" mereka bertiga tertawa terbahak-bahak, sampai Kaisar terbatuk-batuk karenanya.

Guoooooooooonggg

Suara terompet kapal

"Ah! Mereka datang." celetuk Lord Manstein.

Perlahan-lahan terlihat kapal-kapal perang besar mendekati dermaga, di iringi oleh kapal-kapal Destroyer, Cruiser, Misile Cruiser, dan Submarines (kapal selam).

"Astaga sebanyak itu apakah muat di dermaga?" Tanya Kaisar.

"Tentu tidak Yang Mulia, separuh termasuk Kapal-kapal perang besar akan singgah menurunkan pasukan, dan sisahnya berlabuh di dermaga ke dua dan ketiga di Wilayah Lord Otto." Jelas Lord Manstein.

Dan benar saja, sebagian kapal berpisah menuju arah selatan, dan dilihatnya kelipan-kelipan isyarat lampu dari salah satu kapal memgirimkan pesan ke kapal perang yang paling besar disana yang berbunyi:

"Danke, ihr habt es sehr gut gemacht, Vater Gott sei mit dir -terimakasih, kalian bekerja dengan baik, Allah Bapa besertamu."

Kemudian salah satu kapal perang membalas, bunyinya:

"Bitte, auf wiedersehen Kameraden! Der heilige geist fuhrt dich -sama-sama, sampai jumpa kamerad! Roh Kudus Memimpinmu."

Tak beberapa lama seluruh kapal berlabuh, dan saat mereka melihat Sang Kaisar, dan dua Lord tingkat Alpha berada di sana, para Perwira segera membariskan pasukannya. Kaisar Tua itu terkagum-kagum melihat sebuah kolone yang cukup besar di depannya, walaupun jumlah itu sudah berkurang banyak.

Sebenarnya Para pasukan dan Perwira pun tidak menyangka jika mereka akan disambut, sebab tidak ada pemberitahuan, bahkan Lady Ocha, Laksamana Otto, dan Perwira tinggi lainnya tidak tahu.

Tidak ada penyambutan resmi disana, tidak ada podium, hanya ada sebuah mike pengeras suara yang disiapkan secara mendadak, dan pidato kaisar itu juga langsung disiarkan melalui radio militer kepada kapal-kapal dibawah Laksamana Otto, yang tidak sempat mendarat.

"Pasukan! Baik yang sedang berlayar, maupun berdiri di tempat ini, aku mengucapkan terimakasih atas kerja keras kalian yang bertugas. Terutama para pasukan yang berada di garis depan. Karena tanpa anda, sebaik apapun Strategi para perwira, tidak akan berjalan dengan baik. Selamanya negara berhutang kepada jasa kalian." Katanya

Sang Kaisar menyambung. "Untuk ini, aku memberikan hadiah kecil untuk kalian, yaitu sebuah cuti selama sebulan penuh, medali-medali kehormatan dan bonus gaji, dan juga kenaikan pangkat bagi Prajurit dan Perwira yang dianggap berjasa dalam operasi.

Nama mereka akan dikirimkan ke batalyon-batalyon tempat bertugas, dan untuk prewakilan, harap maju kedepan.

Letnan dua Wilda Eldia dinaikkan pangkatnya menjadi kapten, dan atas keberaniannya, diberikan Navy Empire Kross."

Wilda maju dari barisan di iringi tepuk tangan meriah dan siulan serta sorakan para prajurit yang hadir.

"kapten Sophia Simo dinaikkan jabatannya menjadi Mayor Muda Kesatria Ilahi, atas kejeliannya membuat perangkap, dan Keberhasialan membunuh banyak perwira musuh dengan snipernya, diberikan medali Sniper Elite dan Puple Service Holly Kross."

Gemuruh dan tepuk tangan makin menggila, terutama dari Batalyon dan unit yang dipimpin oleh Sophia.

"Karena kejeliannya dalam mengingat informasi, prestasinya dalam pengintaian dan penyamaran, Mayor Dicky Yudintsev, dinaikan jabatannya menjadi Letnan Kolonel Muda Kesatria Ilahi, dan resmi memimpin Resimen Rider Komando Strategis Manstein terhitung sebulan setelah dibacakan keputusan ini. Diberikan juga medali Higest Service Holly Kross."

Serasa tidak surut tepuk tangan yang mengantar ketiga perwira ini menaiki podium, apalagi saat Mayor Sophia yang tampil, serasa ombak yang bergemuruh tepuk tangan dan sorakan Prajurit yang ada disana.

Bagaimana tidak, Kapten yang telah naik pangkat menjadi Mayor itu adalah Penembak Jitu yang handal, berkali-kali dia menyelamatkan nyawa banyak pasukan dari jauh, Apalgi dia masih berusia 18 tahun, dan merupakan perempuan termanis dan tercantik di seluruh Komando Militer wilayah Kediaman Manstein. ramah, murah senyum, dan senyumnya dihiasi lesung pipit di kedua pipinya, matanya jernih bak embun pagi, apalagi dia dianggap seperti anak sendiri oleh Lord Manstein. kata-katanya yang sopan dan hatinya yang lemah lembut membuat banyak putra Bangsawan jatuh hati padanya.

Namun sisi lainnya, dia adalah orang yang cukup tegas dan disiplin, dia tidak segan dalam membunuh lawannya, hingga dijuluki Mawar Beracun oleh musuh-musuhnya. Dia dirawat oleh Keluarga Manstein saat dia ditemukan terlantar lantaran perang saudara yang berkecamuk.

Begitupula Eugen Wegener, Norah Uriel, Dicky Yudintsev, mereka adalah anak angkat dari keluarga Manstein yang diambil dari anak-anak korban perang.

Mereka berempat disekolahkan di Akademi bangsawan terbaik di kekaisaran, disana. mereka berkenalan dengan Canyon, Jyona, Wilhelm, dan Wilda dan lulus di usia 15 tahun (wegener, Norah, dan Dicky) dan 12 tahun (sophia). Kemudian Lord Manstein meminta mereka untuk bersekolah di akademi Militer terbaik di kekaisaran, dan tak disangka mereka kembali bertemu dengan Jyona, Wilhelm, Dan Wilda, tapi tidak dengan Canyon.

Setelah pemberian medali itu selesai, upacara penyambutan pun dibubarkan, dan pasukan-pasukan itu kembali ke kesatuan masing-masing. namun masih ada banyak pasukan yang tinggal untuk sekedar berbincang mengucapkan selamat tinggal, termasuk Kaisar, Lord Eldia dan Lord Manstein.

"Betapa tuanya kita jika dibandingkan dengan para prajurit-prajurit ini." Ujar sang Kaisar.

Lord Eldia tertawa. "Yah... Masa kita seolah telah berakhir, melihat anak-anak muda berkarya."

"Yah!" sahut Lord Manstein, sembari menoleh pada anak-anak mereka berdua, diikuti oleh Sang Kaisar, dan Lord Eldia.

Ocha sedang memeriksa ulang Peta pertempuran, dan sedang terlibat diskusi dengan kakak Angkatnya Eugen, sementara Wilhelm dan Norah sedang berbincang bincang dengan santai sembari berjalan pelan di pinggir dermaga, kemudian Dicky, dan Sophia sedang berbincang dengan Wilda di dekat Kapal Perang Terbesar Kekaisaran -Leviathan-

"Masa-masa kejayaan kita memang sudah lewat Lord Eldia." katanya lagi menyambung kalimat yang belum selesai di ucapkannya tadi.

"Kali ini." Kaisar menepuk Pundak mereka berdua. "Generasi muda lah yang akan mengambil peran dalam tindakan-tindakan besar Kekaisaran selanjutnya, termasuk kedua putraku."

Ketiganya tertawa kecil.

Sementara angin darat berhembus ke laut, menerpa layar-layar, dan bendera-bendera Leviathan, angin juga menerpa kasih antara dua perwira muda. Kasih yang timbul dalam bahaya hidup dan mati, telah tumbuh, dan mereka siram dengan air pengalaman, dan pupuk kerjasama di medan pertempuran. Cukup sedikit waktu untuk membuat hal itu menjadi mungkin jika suatu marabahaya besar tidak menimpa mereka di masa yang akan datang.

" berapa usiamu sekarang?" Tanya Wilhelm sembari berjalan perlahan.

"23." Balas Norah "12 Desember mendatang 24 tahun."

Wilhelm tertawa "Kesatria Ilahi Manstein benar-benar melahirkan orang bertalenta tinggi. Semuda ini sudah menjadi Seorang Kolonel, dan Komandan dalam Resimen Tempur Kavaleri. Aku jadi iri."

"Ah! Aku akan besar kepala karena itu." katanya dengan menyingkap rambutnya yang sebahu itu ke belakang telinganya.

"Bukankah semua orang suka dipuji?"

"Pujian itu membuat orang yang kurang baik menjadi kelihatan baik."

"Yah! Usiaku saat ini 30 tahun, dan menjadi kolonel di usia yang ke 28 tahun."

"Itu tidak buruk." hibur Sophia "kebanyakan Kolonel berusia hampir 40 tahun ke atas, kau bisa menjadi Jendral Muda jika kau mau dengan prestasimu itu." Hiburnya.

Sejenak mereka terdiam, walaupun kata-kata mereka tidak seromantis orang pada umumnya, namun percayalah, Wilhelm berusaha keras membuatnya senormal mungkin supaya tidak terlihat kikuk dan konyol didepan Norah.

"Lady Norah!" Panggil Wilhelm berhenti berjalan.

"Em?" Norah menghadapnya.

Wilhelm menggenggam tangan Norah dan menatapnya lekat.

Norah terkejut.

"Bolehkah aku melamarmu?"

Lebih terkejut lagi Norah mendengarnya, mukanya merona merah namun mengingat posisinya yang hanya anak angkat dalam keluarga Manstein, dia menjadi bimbang.

"Maaf" katanya dengan perlahan melepaskan tangannya "bolehkah aku mempertimbangkannya dulu?"

Wilhelm terlihat agak kecewa.

"Tapi bukan berarti aku tidak menyukaimu Kolonel." Norah buru-buru menjelaskan. "Aku hanya bimbang tentang status ku dalam keluarga Manstein yang hanya anak angkat." katanya lagi dengan suara yang makin pela dan pelan terbalut malu.

Wilhelm tersenyum. Dia tahu kebanyakan Lord yang memiliki anak angkat, tidak akan menikahkan anak angkatnya dengan anak dari bangsawan lain, karena kebanyakan bangsawan lain tidak akan mau menerimanya karena dia anak angkat, sementara yang lain, malah akan menikahkan anak angkatnya tersebut dengan anak kandungnya supaya warisan keluarga bangsawan itu tidak jatuh ke tangan orang lain. Tapi di satu sisi, ada yang memanfaatkan hal seperti ini demi keuntungan politik, dan pernikahan ini akan menjadi pernikahan politik demi kepentingan kedua keluarga.

"Pikirkanlah! Aku akan menunggujawabanmu saat pesta kerajaan satu minggu menatang."

"Baiklah."

Mereka melanjutkan berjalan.

Sementara Dicky, Sophia, dan Wilda terlihat sangat akrab bahkan lebih akrab dari saat mereka masuk akademi militer.

Bagi Lord Eldia dan Lord Manstein ini menjadi sebuah pertanda membahagiakan dan bahkan memungkinkan dua keluarga bersatu, apalagi mereka berdua tahu jika Pangeran Jyona tertarik pada Lady of Eldia -Gelar bangsawan milik Wilda- dan Pangeran Canyon tertarik pada Lady of Manstein -Gelar bangsawan milik Ocha- mereka mungkin berpikir akhirnya keluarga mereka menjadi satu.

Tapi agaknya pandangan Kaisar tidaklah sama, dan Kaisar agaknya tidak suka karena ada sesuatu yang masih mengganjal di hatinya.

Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10 Hacker Reunion
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 chapter 13
14 chapter 14
15 chapter 15
16 chapter 16
17 chapter 17
18 chapter 18
19 chapter 19
20 chapter 20
21 chapter 21
22 chapter 22
23 chapter 23
24 chapter 24
25 chapter 25
26 chapter 26
27 episode 27
28 episode 28
29 episode 29
30 chapter 30
31 chapter 31
32 chapter 32
33 chapter 33
34 chapter 34
35 chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Chapter 45
46 chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10 Hacker Reunion
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
chapter 13
14
chapter 14
15
chapter 15
16
chapter 16
17
chapter 17
18
chapter 18
19
chapter 19
20
chapter 20
21
chapter 21
22
chapter 22
23
chapter 23
24
chapter 24
25
chapter 25
26
chapter 26
27
episode 27
28
episode 28
29
episode 29
30
chapter 30
31
chapter 31
32
chapter 32
33
chapter 33
34
chapter 34
35
chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Chapter 45
46
chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!