Pagi Itu. Seperti Biasa Bianca kembali kepada rutinitas nya setiap pagi. Ia bangun pagi dan menyiapkan sarapan untuk suami nya.
Di Rumah yang memiliki 2 lantai ini, Bianca hanya tinggal berdua saja dengan suami nya, tidak ada tukang kebun, tidak ada Asisten rumah tangga, semua Bianca kerjakan sendiri.
Ia sangat menikmati peran nya sebagai seorang istri, hubungan mereka pun masih sama terjalin seperti awal awal kedua nya pacaran.
Namun hanya suara anak kecil saja yang kurang dalam rumah ini, Namun kedua nya masih sabar dan terus menunggu kapan Tuhan menitipkan buah hati untuk mereka.
"Selamat pagi sayang." Sapa Revan yang memeluk Bianca dari belakang.
"Pagi juga, ini sarapan nya sudah, ayo makan."Ajak Bianca.
"Wah, pagi pagi buat lapar saja." Balas Revan antusias ia duduk di kursi.
Bianca tersenyum senang melihat suami nya makan dengan begitu lahap, perlahan senyuman itu agak memudar saat terbesit di pikiran nya tentang anak.
"Mas, Aku hari ini mau ketemu dokter ya."Ucap Bianca. Revan mengangkat wajah nya menatap istri nya.
"Tapi hari ini aku ada meeting sayang, jadi gimana?, kamu bisa pergi sendiri?." Tanya Revan.
"Iya, bisa kok mas. Mas Revan tenang saja."Balas Bianca. Revan memberikan kecupan jauh untuk istri nya. "I Love u." Ucap Revan.
"Love u too."Balas Bianca.
Setelah menyelesaikan sarapan nya, Bianca pun mengantar Revan sampai di teras rumah. saling melambaikan tangan bersamaan Revan yang menjalankan mobil.
Bianca pun lekas mengambil tas di dalam rumah dan kunci mobil untuk berangkat ke kantor juga.
•••
Di kantor Bianca.
"Selamat pagi Bu Manager." Goda Emi yang adalah sahabat nya Bianca.
Beberapa hari yang lalu, Bianca baru saja naik jabatan sebagai Manajer di perusahaan itu, setelah ia bekerja lumayan lama disana. Posisi yang di dapatkan Bianca pun lekas mendapatkan banyak ucapan selamat saat Bianca masuk ke ruangan baru nya itu.
"Pagi juga."
"Wah, enak banget loh ruangan Bu manager kita."Ucap Emi.
Bianca pun tersenyum mengelengkan kepala nya.
"Lebay lu ah." Saut Bianca.
"Tapi aku ikut senang bi dengan pencapaian kamu, ini kan yang kamu idamkan selama ini, akhirnya tercapai juga, Kehidupan udah oke, karir juga oke, semoga setelah ini kamu segera hamil."Ucap Emi penuh harapan pada sahabat nya itu.
"Amin, Amin yang panjang. Itu juga harapan terakhir aku." Saut Bianca mengamini ucapan Emi.
Di tengah obrolan mereka, Bimo salah satu teman yang dekat dengan Bianca pun datang.
"Sad boy datang Bi."Ucap Emi meledek Bimo. Julukan Sad boy di kantor Untuk Bimo sudah terdengar biasa bagi laki laki itu, Karena Dirinya yang terus menjomblo dan gak pandai mendekati wanita, membuat ia mendapatkan julukan itu. Ledekan Emi tidak membuat nya marah, karena ketiga nya sudah kenal dekat swlama bekerja.
"Bi, selamat ya." Bimo mengulurkan tangan pada Bianca. Bianca pun menerima nya uluran tangan Bimo.
"Makasih ya Bim."
"Jadi kapan ni, traktir kita kita makan."Ucap Bimo.
"Nanti siang gimana?."Lanjut Bimo lagi.
"Iya Bi, kita harus merayakan pencapaian kamu ini." Seru Emi.
"Nanti siang aku ada jadwal ketemu dokter. Nanti malam aja deh habis pulang kerja. "Balas Bianca.
"Nah gitu dong, nanti malam ya." saut Bimo.
Ponsel Bianca berdering. Bianca pun meraih ponsel nya dan melihat itu adalah telefon dari Revan.
"Revan yang telfon."Ucap Bianca pada kedua sahabat nya itu.
"Oh ya udah, aku ke ruangan ku dulu ya." Ucap Bimo pamit.
"aku juga deh." Timpal Emi. Yang kedua pun lalu kembali ke ruangan mereka untuk bekerja.
Setelah Kedua orang itu pergi, Bianca pun mengangkat telefon dari Revan.
"Iya sayang."
"Sudah sampai kantor?."
"Sudah, baru saja sampai."
"Nanti beneran kan gak apa apa aku gak ikut nganterin?." Tanya Revan lagi perihal Bianca akan ke dokter. Karena Biasa nya Revan akan ikut bersama Dengan Bianca.
"Iya gak apa apa sayang, aku bisa pergi sendiri."Balas Bianca.
"Ya udah kalau gitu, jangan lupa makan siang ya, bye sayang." Sambungan telefon pun berakhir.
Bianca tampak sendu setelah sambungan telefon di akhiri, di dalam hati Bianca ia sangat ingin Revan ikut dengan nya, namun setelah beberapa kali pertemuan dengan dokter, Tidak juga ada perkembangan, sehingga membuat Bianca tak mengapa jika Revan tidak ikut serta, karena ia pun takut Revan merasakan kecewa yang sama seperti dirinya saat tidak juga ada perkembangan pada dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Eka ELissa
sabar ya bii ..mungkin lara bisa kmu adopsi bi....skligus teman dn pelipur lara mu....
2024-12-30
1