Happy Reading
Bibir Zara hendak mengeluarkan kata, tapi langsung di bungkam oleh bibir tebal pria yang tidak di ketahui oleh Zara. Bau alkohol menguar dari mulut pria itu.
Bibir tebal itu melahap bibir Zara dengan rakus. Tangan kekar mengoyak melepas pakaian Zara."Tidaakk, jangaaan!" pekik Zara berusaha mempertahankan kehormatannya, tapi lagi lagi perlawanannya tidak berarti.
Zara ketakutan, airmata sudah jatuh berderai."Lepas. Jangan sakiti aku tuan." Zara berontak berusaha melakukan perlawanan sekuat mungkin. Pukulan dan cakaran di punggung pria itu tak berarti apa-apa bagi pria itu. Pria itu terus bereaksi secara liar dan ganas di atas tubuh Zara. Telinganya seakan tuli tidak mendengar jeritan dan tangisan permohonan Zara. Sedikit kesulitan untuk bisa menebus masuk, akhirnya dia bisa membobol gawang pertahanan Zara.
"Aaaaaa!" pekik Zara merasakan kesakitan karena di bobol oleh sesuatu yang besar dengan paksa dalam keadaan kering. Ini memang bukan pertama kali bagi Zara, tapi tetap sakit dan perih. Air mata Zara semakin berderai seiring rasa sakit hati yang mendera. Tubuh Zara melemah, tidak ada lagi perlawanan yang di lakukan karena tiada gunanya lagi melawan karena tubuhnya telah di masuki. Hanya air mata yang terus-menerus jatuh dengan hatinya yang terkoyak.
Permainan pria yang awalnya kasar karena paksaan, perlahan melembut. Entah berapa lama pria itu memakai diri Zara tanpa rasa lelah. Meski efek dari Alkohol dan obat perangsang itu telah menghilang dia tetap memakai Zara. Tubuh Zara yang tak berdaya di bolak balik seperti ayam panggang. Setiap inchi tak lolos dari sapuan bibir dan lidahnya. Berulang kali dia keluar menebar ribuan benih ke dalam rahim Zara.
Saat jam 4 Subuh Zara terbangun dan mendapati dirinya berada dalam dekapan pelukan pria itu. Sungguh hangat pelukan ini, tidak pernah di dapat dari Bobi. Tapi tersadar dengan apa yang terjadi, adalah hal yang salah dan merupakan zina. Zara melepaskan diri secara perlahan-lahan agar pria itu tidak terbangun. Sekilas Zara melihat wajah yang sedang tertidur pulas. Zara turun dari ranjang, memungut pakaian dan memakai dengan cepat..Lalu langsung keluar dari kamar berjalan cepat masuk ke dalam kamarnya. Zara mendapati kamar yang kosong. Bobi sedikit tenang, Bobi tidak pulang. Untuk selanjutnya Zara menangis meratapi apa yang telah terjadi pada dirinya.
Siapa pria itu? Kenapa bisa berada di kamar Melinda? Zara tiba tiba melongo, Jangan jangan? Zara memikirkan sesuatu, Apakah pria itu suaminya Melinda? Tapi Bukankah pria itu berada di Amerika?
Tapi jika pria itu benar suami Melinda berarti dia telah di tiduri oleh suami kakak sepupunya.
Air mata Zara semakin deras jatuh. Ya Tuhan, Kenapa hal buruk ini terjadi padaku! Astaghfirullah, astaghfirullah, berulang kali Zara istighfar. Tidak ada yang boleh tahu kejadian ini. Tidak ada yang boleh tau kalau dia wanita yang telah di lecehkan suami Melinda, yang notabenenya adalah kakak iparnya. Tidak boleh ada yang tahu.
Zara akan menutupi dan menyembunyikan apa yang telah terjadi.
***.
Pagi hari, Varo terkejut melihat keadaan dirinya yang telanjang di atas tempat tidur. Dia menoleh ke samping kiri kanan tapi tak menemukan Melinda istrinya. Kemana wanita itu? Mungkin di kamar mandi untuk membersihkan diri setelah permainan panas mereka semalam.
"Mel, apa kamu di dalam sana?" tanya Varo setengah berteriak. Tak ada sahutan. "Sayang, kamu lagi mandi?" teriaknya lagi. Tetap tak ada sahutan. Varo tidak mendengar suara percikan air. Mungkin istrinya itu sudah pergi untuk bekerja. Kenapa tidak membangunkannya? Varo melihat jam mewah yang melingkar pada tangannya, waktu menunjukkan pukul 7 pagi.
Bibir Varo melengkung membentuk senyuman mengingat permainan ranjang semalam. Istrinya itu benar benar membuatnya puas dan bahagia. Untuk pertama kalinya sejak dia menikahi Melinda dua tahun lalu, Varo merasa terpuaskan berhubungan suami-istri dengan istrinya. Kenikmatan dan kepuasan yang di rasakan semalam, sama seperti yang dia rasakan saat dia tidak sengaja menodai dan memakai seorang wanita di hotel dua tahun lalu karena efek obat perangsang.
Varo tidak akan pernah lupa kejadian dua tahun lalu. Bahkan hingga saat ini, dia masih mencari siapa wanita yang telah di renggut keperawanannya malam itu. Malam di mana dia juga kehilangan keperkasaannya dan pertama kali merasakan kenikmatan surga dunia.
Varo berharap dalam rahim Melinda akan hadir calon anak mereka karena dia banyak kali keluar mengeluarkan beribu benih semalam. Varo sangat bahagia, dia berpikir akan memberi hadiah kepada Melinda karena telah memberinya kenikmatan tiada tara semalam. Varo akan memberikan apapun yang di inginkan istrinya.
Varo segera turun dari ranjang. Dia memungut pakaiannya yang berserakan di lantai. Matanya tidak sengaja melihat sebuah paper Bag ke emasan. Varo melirik ke dalam. Melihat isinya.. tas branded. Mungkin punya Melinda. Sebagai seorang model istrinya memang hobi membeli dan mengoleksi barang branded. Varo meletakkan benda itu di tempat tidur. Kedua netranya tak sengaja melihat sebuah benda berbentuk liontin putih. Benda tersebut berada diantara seprei yang acak acakan. Varo memungut benda kecil itu. Di amati beberapa saat, benda ini seperti buah kalung. Varo tidak pernah melihat Melinda mengenakan liontin putih ini. Karena Melinda tidak menyukai liontin berwarna putih. Dulu dia pernah membeli cincin permata putih untuk Melinda, tapi Melinda tidak menyukai warna putih. Melinda lebih menyukai perhiasan bermata merah. Beda dengan Varo yang menyukai perhiasan atau berlian bermata putih.
Tak ingin memikirkan liontin itu, Varo meletakkan di laci nakas. Selanjutnya dia membawa tungkai panjangnya ke kamar mandi setelah meletakkan pakaiannya di box pakaian kotor.
15 menit Varo keluar dengan handuk kecil yang membungkus tubuh bawahnya. Tubuhnya terasa segar dan ringan. Sepertinya dia akan tambah semangat bekerja hari ini karena mendapat suntikan vitamin dari istrinya semalam, setelah tiga bulan tidak melakukan hubungan intim karena kepergiannya ke Amerika berlanjut ke Australia karena pekerjaan. Alasan lain mereka jarang berhubungan karena Melinda menolak untuk berhubungan intim karena kelelahan bekerja. Meski kesal, Varo tidak memaksa istrinya karena akan berujung perdebatan. Melinda jarang melayaninya karena alasan sibuk.
Selama dua tahun mereka menikah, Varo bisa menghitung berapa kali mereka berhubungan suami-istri. Sementara orang tua Varo selalu mendesak mereka untuk memberi cucu. Dua tahun menjalani pernikahan, Melinda bahkan tidak pernah hamil. Melinda menolak untuk hamil karena tidak ingin tubuhnya rusak yang nanti akan berdampak buruk pada profesinya sebagai model. Melinda terus menunda nunda hamil dengan berbagai cara dan alasan, sala satunya jarang berhubungan dengan Varo, dan tidak mau di ajak Varo untuk mendampingi saat perjalanan bisnis.
Tapi hubungan intim semalam benar benar mengobati dahaga Varo akan kenikmatan surga dunia yang tidak lagi di dapatkan dari istrinya selama beberapa bulan. Varo benar benar puas dan bahagia.
Setelah mengenakan setelan jas formal, Varo berjalan mendekati pintu kamar untuk keluar mencari Melinda. Varo hendak menarik handle pintu, tapi batal karena seseorang membuka pintu dari luar. Optimis Varo mundur.
Melinda masuk kemudian menutup pintu kembali kemudian berbalik. Melinda kaget melihat Varo berdiri di depannya.
"Sayang, kau tampan sekali!" kata Melinda melihat penampilan suaminya yang begitu mempesona dan elegan. Suaminya ini benar tampan dengan tubuhnya yang tinggi proposional.
Melinda mendaratkan kecupan ringan di bibir Varo. Melinda mencium aroma wangi tubuh suaminya."Wanginya...!"
Sementara Varo memperhatikan pakaian yang di kenakan Melinda. Pakaian yang kemarin sore di lihatnya saat Melinda melakukan video call dengannya. Dia masih ingat Melinda mengenakan pakaian Ini.
Melinda bergelayut manja di lengan Varo."Maaf sayang, aku tidak bisa pulang semalam karena sibuk dengan pemotretan yang berakhir jam dua pagi. Aku kelelahan hingga akhirnya tertidur di kantor!" kata Melinda segera agar suaminya ini tidak marah karena ketidak kepulangannya semalam.
Wajah Varo mengernyit mendengar perkataan istrinya."Kamu bilang apa? Tidak pulang semalam?"
"Sayang jangan marah. Aku benar benar sibuk semalam. Aku takut menyetir dalam keadaan lelah dan mengantuk, makanya aku menginap bersama kru di studio!" kilah Melinda melihat perubahan wajah suaminya. Dia merasa Varo mulai marah karena ketidak kepulangannya semalam
"Jadi, kamu tidak pulang semalam?" tanya Varo yang kaget dengan penjelasan Melinda. Bukan karena Melinda tidak pulang semalam yang dia pikirkan, tapi tentang permainan ranjang panas semalam yang dia lakukan dengan seorang wanita.
Melinda berkata tidak pulang semalam. Jadi dengan siapa dia berhubungan intim semalam?
"Kamu kenapa? Atau jangan-jangan Kamu tidak pulang juga semalam?" Melinda balik bertanya karena merasa aneh dengan pertanyaan Varo. Tapi ada rasa senang juga tidak melihat kemarahan di wajah Varo, malah melihat suaminya kebingungan. Sudah sebulan mereka tidak bertemu tentu Varo merindukan dirinya, tapi dia tidak pulang mengobati kerinduan pria yang merupakan suaminya ini.
Saat Varo tiba di bandara pukul 6 sore kemarin, Varo menghubunginya dan meminta pulang ke rumah. Tapi dia memberitahu akan pulang ke rumah Dewi, mamanya. Dia meminta Varo untuk tidur di rumah Dewi dan menunggunya di sana. Tapi sesuatu membuatnya tidak pulang semalam.
Varo yang kebingungan menjawab pertanyaan Melinda."Semalam aku pulang. Aku Capek dan langsung tertidur sehingga tidak menyadari kalau kamu tidak pulang!" katanya segera. Faktanya dia pulang ke rumah ini jam setengah 10 malam.
Setelah tiba di bandara kemarin Sore, dia menghubungi Melinda meminta Melinda pulang ke rumah mereka, tapi Melinda menyuruhnya pulang ke rumah ini karena Melinda akan tidur di rumah ibunya. Melinda juga berkata akan pulang telat karena jadwal pemotretan yang padat.
Dari pada pulang ke rumah tak ada Melinda, Varo pergi ke bar untuk menenangkan diri. Tapi tak di sangka dia bertemu dengan beberapa rekan bisnisnya. Mereka minum alkohol untuk merayakan kemenangan Varo yang memenangkan tender besar di Australia. Varo sebenarnya menolak, tapi dia sungkan. Akhirnya Varo ikut minum untuk menghargai rekan rekannya.
Sala seorang rekan bisnis Varo menaruh serbuk perangsang ke dalam minuman Varo secara diam-diam saat Varo mulai mabuk. Mereka ingin Varo menikmati malam ini bersama mereka di temani wanita wanita cantik seksi yang telah mereka pesan.
Beberapa menit kemudian Varo mulai merasakan perubahan pada dirinya. Ada yang janggal. Varo tahu apa yang saat ini di rasakan karena dua tahun lalu dia pernah merasakan efek dari obat laknat ini. Seharusnya dia menyadari ajakan teman temannya untuk minum. Tapi lagi lagi dia ceroboh dan terjebak.
Varo adalah pria yang tidak suka bermain perempuan, jadi Varo pulang ke rumah Ingin menuntaskan hasrat gila efek obat perangsang pada Melinda. Jam 10 Varo tiba di rumah mertuanya. Dia yakin Melinda sudah pulang. Varo memiliki akses masuk ke dalam rumah ini. Jadi tidak perlu membangunkan siapa pun untuk membuka pintu untuknya. Keadaan rumah yang sepi, para penghuni pasti sudah tidur. Dengan sempoyongan menahan hasrat yang menggila, Varo melangkah cepat ke atas. Dia sangat butuh Melinda. Tapi seketika dia kecewa begitu mendapati kamar yang kosong. Melinda belum pulang. Varo mendengus geram penuh amarah. Lagi lagi Melinda mengabaikannya. Dia menghubungi Melinda tapi tidak aktif. Varo mematikan semua lampu kamar, lalu membuka seluruh pakaiannya menyisakan bokser. Dia berbaring berusaha memejamkan mata menenangkan pikiran di dalam selimut. Tapi itu tidak berhasil. Varo frustasi, makin gelisah tak karuan. Varo bangun menuju kamar mandi. Dia merendam tubuhnya dalam buth berharap suhu air dingin bisa menurunkan gejolak hasrat gila yang semakin menguasai dirinya. Beberapa menit kemudian dia telinganya mendengar suara pintu kamar di buka dan ada yang melangkah masuk. Varo berpikir Melinda telah kembali. Varo sangat senang, dia segera keluar dari kamar mandi. Varo melihat seorang wanita yang di pikirnya adalah Melinda hendak keluar. Dengan cepat dia mencengkeram bahu Melinda dan menutup pintu lalu menguncinya sebelum Melinda keluar. Dia membawa tubuh Melinda ke ranjang dan di hempasnya karena terus melawan. Dan ternyata wanita itu bukan Melinda tapi wanita lain? Siapa?
Lamunan Varo buyar dengan pergerakan Melinda yang memeluk lehernya."Sayang, aku telah kembali. Aku akan melayani mu sepuasnya!" goda Melinda manja agar Varo tidak marah.
Menyadari kalau wanita semalam bukan Melinda, membuat darah Varo memanas. Varo melepas kedua tangan Melinda, lalu mendorong tubuh ramping itu ke belakang."Kurangi kesibukanmu. Kau wanita yang bersuami. Harusnya kau lebih mengutamakan suamimu dari pekerjaan!" kata Varo dengan tatapan tajam menahan amarah.
"Sayang __kau sudah tau pekerjaan ku! Aku tidak bisa menolak job!" Melinda berusaha membela diri. Dia sedikit takut melihat kemarahan di mata Varo. Tatapan tajam itu seolah menusuk jantungnya.
"Apa selama menikah dengan ku kau kekurangan uang Melinda?" sentak Varo geram. Selama ini dia royal pada Melinda.
"Ini bukan soal uang Varo, tapi impian ku yang sangat kuinginkan dari kecil. Aku tidak akan menyia-nyiakan setelah ku dapatkan!" Melinda berusaha membela diri. Apapun yang terjadi dia tidak akan berhenti menjadi model.
"Lagi lagi itu alasan mu! Sesibuk apapun kau dengan pekerjaan modelmu itu, tetap utamakan aku, suamimu.Toh selama ini aku tidak pernah melarang mu bekerja!" kata Varo geram berusaha menekan amarahnya.
Perdebatan terus berlangsung. Melinda terus membalas menjawab, tidak mau mengalah dan merasa diri paling benar. Dia mengatakan Varo tidak pengertian dan terlalu mengekangnya. Akhirnya Varo memilih menyerah karena lelah beradu mulut dengan wanita yang hanya mau di mengerti.
"Sudah Melinda. Aku capek berdebat, aku mau ke kantor!" kata Varo lalu melangkah membuka pintu.
"Baik sayang, hati hati di jalan. Nanti malam aku ada untukmu!" kata Melinda sedikit keras di antara rasa kesalnya. Meski dia selalu abai pada Varo, dia tidak mau meninggalkan pria yang merupakan mesin pencetak uangnya itu. Meski dia mendapatkan uang banyak dari profesinya sebagai model, uangnya tidak ada bandingnya dengan uang yang di berikan Varo setiap bulan.
Varo mengabaikan perkataannya, dia segera keluar dan menutup pintu.
Bertepatan dengan Zara yang keluar dari kamarnya. Zara berbalik, tubuhnya membeku melihat keberadaan Varo di depan sana dan sedang melihat kepadanya. Untuk beberapa detik mereka beradu tatap hingga Zara segera memutus kontak dengan menunduk secepatnya. Perasaannya tidak karuan muncul seketika. Takut cemas melebur jadi satu. Tapi Zara sekuatnya berusaha tenang. Dugaannya benar, pria semalam di kamar Melinda dan telah melecehkannya adalah Suami Melinda. Tungkai Zara terasa lemas tiba tiba, bahkan kedua tangannya mulai Tremor dan berkeringat dingin.
Kejadian kelam semalam kembali memenuhi pikirannya. Tapi kembali lagi dia menahan emosi dan kestabilan tubuhnya.
Sementara Varo, untuk beberapa saat tidak berkedip melihat sosok wanita muda dengan wajah yang terlihat lembut, teduh.Tapi kedua netra indah itu tampak sayu dan sembab. Siapa wanita ini? Varo baru melihatnya.
Sementara di tempatnya, Zara berpikir tidak mungkin terus diam ditempatnya, karena akan menimbulkan kecurigaan. Jadi dia melangkah perlahan mengumpulkan seluruh kekuatan dan keberanian untuk bisa lewat di depan pria ini. Zara berusaha berjalan normal menahan perih di bagian bawah tubuhnya. Zara membungkuk sedikit di sertai senyum tipis sebagai isyarat menegur Varo. Untuk menegur dengan kata-kata, lidahnya terasa kelu. Dia juga merasa sungkan karena baru kali ini melihat kakak iparnya secara jelas.
Sementara Varo, senyum itu meski tipis, terlihat samar dan sekilas, namun sangat manis dan mampu menciptakan getaran aneh pada hatinya.
Zara melangkah cepat menuruni tangga setelah melewati Varo. Sungguh dia benar takut melihat wajah datar dan dingin Varo yang tidak menampilkan ekspresi apa pun. Apakah Varo tahu kalau wanita yang di tiduri semalam adalah dirinya? Semoga tidak Tuhan. Zara sangat berharap itu.
Varo mengambil ponselnya yang bergetar. Panggilan dari Vinod, asistennya. Telinganya merespon suara Vinod di seberang, tapi kedua netranya tak lepas menatap punggung Zara yang semakin menjauh di bawah sana, sampai akhirnya punggung itu hilang dari matanya karena telah berbelok. Selanjutnya Varo fokus pada vinod. Beberapa saat kemudian Varo membawa tungkai panjangnya turun.
Sementara di kamar, Melinda duduk di sofa. Dia beberapa kali mengeluh dengan keadaan tubuhnya yang tidak fit karena capek bekerja, di tambah dengan perdebatan dengan Varo tadi. Dia benar benar lelah. Tapi sesaat kemudian bibirnya tersenyum manis mengingat kejadian yang menyenangkan semalam. Benar benar indah, menyenangkan dan membuatnya sangat bahagia.
Mata Melinda melihat ke tempat tidur yang berantakan. Seprei tidak lagi terpasang dengan baik dan terlihat acak acakan. Ranjang ini seperti telah habis di gunakan melakukan permainan panas. Melinda tahu hal itu jika dia dan Varo habis melakukan permainan ranjang. Tapi semalam dia tidak pulang. Kenapa ranjang bisa hancur seperti kapal pecah seperti ini?
Pikiran negatif timbul di pikiran Melinda. Tapi dia mengenyahkan pikiran buruk yang memenuhi otaknya. Tidak mungkin Varo mengkhianatinya. Varo adalah pria setia dan tidak suka bermain perempuan meski selalu di abaikan.
Mata dan pikiran Melinda teralihkan pada paper Bag keemasan yang berada di ujung ranjang. Dia segera melangkah mendekati benda itu. Apa ini? Melinda memeriksa isinya. Dia melongo dengan senyuman yang langsung tercetak di wajah melihat tas branded keluaran terbaru.
Melinda mengambil benda itu, dan di cobanya di depan kaca. Benar benar indah dan cantik.
"Apa ini dari Varo? Dia pasti membawanya dari Australia." gumam Melinda senang. Padahal beberapa hari yang lalu dia mendapat hadiah mewah dari Varo di hari ulang tahunnya. Meski Varo berada di luar negeri, Varo tetap menyiapkan kado ulang tahun lewat asistennya. Suaminya itu benar benar romantis dan penuh kejutan meski terlihat dingin dan pemarah.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Jamayah Tambi
Betul2 gila ni
2025-01-04
0