Bab 2. Tujuan ke Swiss.

"Aku...membuka hatiku...untukmu," suara lemah itu terdengar dipaksakan.

"Aku ingin bersamamu, Yi." Kali ini suara itu terdengar penuh pengharapan.

"Aku akan bersamamu. Kita akan bersama," ucap Rio dengan suara yang bergetar.

Hingga tiba-tiba mata Rio yang terpejam dengan segera membuka. Netranya menyipit saat melihat tirai jendela bergeser, membuat cahaya matahari yang ada di luar sana menyeruak masuk ke dalam kamar hotelnya.

"Bangun, Bos!" Ternyata Nolan yang menyingkap tirai jendela. Asisten Rio itu kini berdiri dengan tangan yang terlipat di dada dan memperhatikan Rio yang masih bertahan dengan posisi tidur tengkurapnya.

Punggung kekar tanpa penghalang itu terpampang nyata karena Rio yang hanya mengenakan training panjang hitam saat ia tidur.

"Kau terlihat sexi, Bos."

Mendengar perkataan Nolan membuat Rio dengan cepat bangun dari tidurnya. Pria yang bertelanjang dada itu terlebih dahulu mengusap wajah karena merasakan jika ada jejak air mata.

"Cepat sekali kau bangun. Sepertinya malam mu terlalu singkat," celetuk Rio tentang malam panjang yang Nolan habiskan bersama penari striptis.

"Jangan menyinggung ku seperti itu. Aku hanya bersenang-senang sedikit malam tadi, tidak terlalu jauh."

"Tumben sekali. Biasanya kau akan kesiangan karena menghabiskan malam panjang mu."

Rio bergerak mendekat pada nakas, meraih botol air mineral yang memang ada di sana. Ia menegak hampir habis air minum tersebut dengan Nolan yang terus memperhatikan.

"Kau benar-benar sexi, Bos," kata Nolan lagi saat ia melihat jakun Rio yang bergerak turun naik saat menegak air minum.

"Bugh."

Nolan berhasil menangkap botol air mineral yang Rio lemparkan ke arahnya. Setelah itu atasannya terlihat segera berlalu pergi menuju kamar mandi.

"Ngenes," gumam Nolan. "Ganteng, tapi sayang masih jomblo, bahkan belum pernah merasakan nikmatnya belah duren."

"Aku mendengar mu Nolan!" suara keras Rio dari dalam kamar mandi itu terdengar, membuat asisten pribadinya langsung terkekeh dan segera beranjak pergi meninggalkan kamar Rio.

Sedangkan Rio kini mulai membersihkan diri. Guyuran air shower terus membasahi tubuh kekarnya, melewati setiap celah permukaan kulit. Dinginnya air tidak Rio rasakan saat pikirannya kembali terlempar pada mimpi yang hampir setiap malam selalu hadir selama 8 tahun terakhir.

Mimpi yang mampu membuat Rio kembali berkecamuk pada sebuah perasaan yang dinamakan rindu. Sesuatu yang tanpa sadar menjadi sumber kekuatan besar yang mendorongnya hingga mampu mengantarkan Rio jauh sampai ke titik ini.

Tidak sedikit hal sulit yang Pria cerdas itu hadapi selama proses karirnya dalam dunia bisnis. Meski kini dirinya berada di puncak kekuasan dengan harta berlimpah dan mulai mampu menyetarakan diri sejajar dengan para pengusaha konglomerat lainnya. Namun karena terlahir dengan latar belakang keluarga yang biasa-biasa saja membuat Rio terkadang masih dipandang sebelah mata.

Genggaman tangan yang bertumpu pada dinding itu mengepal, pandangannya kini terarah pada lantai kamar mandi yang terus menerima percikan deras air yang berasal dari tubuhnya, sebelum akhirnya ia mendongak dan membiarkan guyuran air menghantam wajah rupawan itu.

"Kita akan bersama," batin Rio yakin. Selain rasa rindu yang besar, Pria itu juga memiliki tekad yang kuat.

Cukup lama Rio menghabiskan waktunya di kamar mandi dan hal itu membuat Nolan sang asisten merasa heran.

"Apa yang yang kau lakukan Bos, sampai begitu lama di kamar mandi? Bersolo karir?"

Pertanyaan frontal yang langsung Nolan berikan saat Rio sudah menampakkan diri dengan setelan santai yang bahkan terkesan biasa-biasa saja ke luar dari dalam kamar hotelnya.

"Ya," jawab Rio asal. Pria itu juga sedikit terkekeh.

Dengan terus membawa langkah menuju lift hendak ke restoran hotel untuk sarapan, Rio dan Nolan terus berbincang dengan diselingi candaan. Jika seperti ini, mereka terlihat menjadi teman, sama sekali tidak seperti atasan dengan asistennya.

"Kapan jadwal Joint Venture DIMAO?" kata Rio saat mereka sudah mengambil posisi duduk di meja sudut dengan pemandangan kota Zürich yang begitu indah.

Zürich merupakan kota terbesar di Swiss, menjadikannya salah satu tempat perdagangan terbesar dan juga pusat bisnis. Kota yang banyak memiliki inovasi ini bahkan dalam sebuah buku terkenal tentang Traveling Photography mengatakan jika Zürich bisa diibaratkan sebagai New York yang merupakan kota bisnis dunia.

"Lusa," jawab Nolan. Asisten Rio itu mulai menyantap pancake dengan toping saus blueberry di atasnya. "Dan Hani akan tiba di sini akhir pekan. Bundanya sudah mengirimkan jadwal penerbangan bocah jahil itu kepada ku."

"Jangan menyebutnya bocah jahil." Protes Rio seraya memicing pada Nolan. "She is my little sweet."

"Hm," jawab Nolan dengan gumaman karena penuhnya pancake yang mengisi mulutnya. "Aku harap kau segera mencarikan Mamih untuknya."

Mendengar hal itu membuat sudut bibir Rio tertarik hingga membentuk senyum yang begitu manis. "Lusa aku akan mendapatkan Mamih untuknya." Setelah mengatakan hal itu Rio meraih gelas minuman nya. Membuat Nolan hampir tersedak jika ia tidak dengan cepat menelan pancake nya.

"Kau memiliki target mencari jodoh di sini, Yo?" tanya Nolan dengan ekspresi tidak percaya. "Pantas kau meminta waktu yang cukup lama dengan Tuan Yamakana sampai satu bulan untuk berada di sini."

Rio memang meminta waktu satu bulan kepada Tuan Yamakana, pemilik perusahaan PT Namayana Tbk untuk berada di Swiss hingga satu bulan lamanya. Karena Rio tidak hanya memiliki tujuan tentang urusan bisnis saja.

"Karena aku bukan saja harus mendapatkan kerja sama dengan DIMAO," jawab Rio. "Tapi aku juga akan memenangkan pimpinan nya," lanjut Rio dengan ekspresi serius. Membuat Nolan sang asisten langsung terpaku. Ia merasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh atasannya barusan.

Pimpinan DIMAO? Nolan memang mengetahui jika perusahaan retail terbesar itu dipimpin oleh seorang Wanita, tapi bagaimana bisa teman sekaligus atasannya ini mengatakan dengan begitu yakin hal tersebut. Seakan mereka saling mengenal. Padahal yang Nolan tahu ini adalah hubungan bisnis pertama yang mereka lakukan dengan perusahaan retail terbesar sekelas DIMAO department store.

***

Jangan lupa tinggalkan jejak guys😉

Terpopuler

Comments

💫0m@~ga0eL🔱

💫0m@~ga0eL🔱

kasian amat, kan enak tuh mkn duren /Chuckle/

2024-11-01

1

putri cobain 347

putri cobain 347

semangat kak,

2024-10-27

1

mayang sari

mayang sari

ceritanya menarik, kereen😊

2024-10-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Rio Priawan.
2 Bab 2. Tujuan ke Swiss.
3 Bab 3. Reta Cahya Pariwara.
4 Bab 4. Dijodohkan.
5 Bab 5. Jamuan Makan Malam.
6 Bab 6. Pertunangan yang tetap terjalin.
7 Bab. 7. Maximilan.
8 Bab. 8. Menuju Pertemuan.
9 Bab. 9. Pertemuan.
10 Bab 10. Akhirnya Bertatap Muka.
11 Bab. 11. Kehadiran Max.
12 Bab. 12. Malam yang Panas
13 Bab. 13. Seakan Tidak Pernah Terjadi
14 Bab. 14. Di mana Mamih
15 Bab. 15. Calon Istri dan Putriku.
16 Bab. 16. Papih berbeda dengan Ayah.
17 Bab. 17. Hani Bukan Putri Biologisku.
18 Bab. 18. Sama-sama Berjuang.
19 Bab. 19. Anda Seperti Orang Hamil, Nona.
20 Bab. 20. Dia Benar-benar Ada.
21 Bab. 21. Calon Bayi Kita.
22 Bab. 22. Harapan Dan Halangan.
23 Bab. 23. Segera Melangsungkan Pernikahan.
24 Bab. 24 Persiapan Pernikahan.
25 Bab. 25. Pernikahan.
26 Bab. 26. Jujur Kepada Orang Tua.
27 Bab. 27. Maafkan Putra Kami.
28 Bab. 28. Diterima dengan Baik.
29 Bab, 29. Dijemput Paksa.
30 Bab. 30. Kembali Terpisah.
31 Bab. 31. Permintaan Yang Gila.
32 Bab. 32. Susan Dan Nolan.
33 Bab. 33. Oma Chintya.
34 Bab. 34. Bertemu Keluarga Oma.
35 Bab. 35. Kedatangan Maximilan.
36 Bab. 36. Kedatangan Maximilan 2.
37 Bab. 37. Kedatangan Maximilan 3.
38 Bab. 38. Maximilan Yang Menyebalkan.
39 Bab. 39. Pergi Bersama Maximilan.
40 Bab. 40. Rio Bicara Dengan Maximilan.
41 Bab. 41. Pembatalan pernikahan Atau, Dan Perceraian.
42 Bab. 42. Berhak Sepenuhnya Terhadap Reta.
43 Bab. 43. Menuju Pernikahan ke-2.
44 Bab. 44. Seperti Yang Kau Inginkan.
45 Bab. 45. Pahitnya Kenyataan.
46 Bab. 46. Surat Pembatalan Pernikahan Palsu.
47 Bab. 47. Membantu Istriku.
48 Bab. 48. Selalu Gagal Menyentuh
49 Bab. 49. Kedatangan Sahabat Lama.
50 Bab. 50. Maximilan Yang Tertipu.
51 Bab. 51. Surat Kuasa Untuk Rio.
52 Bab. 52. Memutus Kerja Sama.
53 Bab. 53. Kerja Sama Yang Berakhir.
54 Bab. 54. Mencari Keberadaan Reta.
55 Bab. 55. Maximilan Ingin Membalas Dendam.
56 Bab. 56. Mengambil Dan Menerima Perasaan.
57 Bab 57. Menjadi Target Sasaran.
58 Bab. 58. Terhindar Dari Kecelakaan.
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 1. Rio Priawan.
2
Bab 2. Tujuan ke Swiss.
3
Bab 3. Reta Cahya Pariwara.
4
Bab 4. Dijodohkan.
5
Bab 5. Jamuan Makan Malam.
6
Bab 6. Pertunangan yang tetap terjalin.
7
Bab. 7. Maximilan.
8
Bab. 8. Menuju Pertemuan.
9
Bab. 9. Pertemuan.
10
Bab 10. Akhirnya Bertatap Muka.
11
Bab. 11. Kehadiran Max.
12
Bab. 12. Malam yang Panas
13
Bab. 13. Seakan Tidak Pernah Terjadi
14
Bab. 14. Di mana Mamih
15
Bab. 15. Calon Istri dan Putriku.
16
Bab. 16. Papih berbeda dengan Ayah.
17
Bab. 17. Hani Bukan Putri Biologisku.
18
Bab. 18. Sama-sama Berjuang.
19
Bab. 19. Anda Seperti Orang Hamil, Nona.
20
Bab. 20. Dia Benar-benar Ada.
21
Bab. 21. Calon Bayi Kita.
22
Bab. 22. Harapan Dan Halangan.
23
Bab. 23. Segera Melangsungkan Pernikahan.
24
Bab. 24 Persiapan Pernikahan.
25
Bab. 25. Pernikahan.
26
Bab. 26. Jujur Kepada Orang Tua.
27
Bab. 27. Maafkan Putra Kami.
28
Bab. 28. Diterima dengan Baik.
29
Bab, 29. Dijemput Paksa.
30
Bab. 30. Kembali Terpisah.
31
Bab. 31. Permintaan Yang Gila.
32
Bab. 32. Susan Dan Nolan.
33
Bab. 33. Oma Chintya.
34
Bab. 34. Bertemu Keluarga Oma.
35
Bab. 35. Kedatangan Maximilan.
36
Bab. 36. Kedatangan Maximilan 2.
37
Bab. 37. Kedatangan Maximilan 3.
38
Bab. 38. Maximilan Yang Menyebalkan.
39
Bab. 39. Pergi Bersama Maximilan.
40
Bab. 40. Rio Bicara Dengan Maximilan.
41
Bab. 41. Pembatalan pernikahan Atau, Dan Perceraian.
42
Bab. 42. Berhak Sepenuhnya Terhadap Reta.
43
Bab. 43. Menuju Pernikahan ke-2.
44
Bab. 44. Seperti Yang Kau Inginkan.
45
Bab. 45. Pahitnya Kenyataan.
46
Bab. 46. Surat Pembatalan Pernikahan Palsu.
47
Bab. 47. Membantu Istriku.
48
Bab. 48. Selalu Gagal Menyentuh
49
Bab. 49. Kedatangan Sahabat Lama.
50
Bab. 50. Maximilan Yang Tertipu.
51
Bab. 51. Surat Kuasa Untuk Rio.
52
Bab. 52. Memutus Kerja Sama.
53
Bab. 53. Kerja Sama Yang Berakhir.
54
Bab. 54. Mencari Keberadaan Reta.
55
Bab. 55. Maximilan Ingin Membalas Dendam.
56
Bab. 56. Mengambil Dan Menerima Perasaan.
57
Bab 57. Menjadi Target Sasaran.
58
Bab. 58. Terhindar Dari Kecelakaan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!