Bab 5. Jamuan Makan Malam.

Menyadari tidak adanya suara sang atasan, Nolan terlihat mengalihkan pandangan dari Wanita cantik bergaun hitam dan menatap pada Rio yang terlihat masih mematung.

"Apa ada masalah, Bos?"

Perkataan Nolan berhasil menarik kesadaran Rio.

"Apa ini acara pertunangan pimpinan DIMAO?" tanya Rio kembali karena ingin memastikan perkataan Nolan barusan.

Nolan terlihat mengangkat bahunya singkat. "Mungkin saja. Aku hanya menebaknya, Bos."

Mendengar jawaban yang diberikan Nolan berhasil membuat Rio bisa bernapas lega. Ia sempat merasakan takut saat mendengar jika acara makan malam adalah pertunangan pimpinan DIMAO.

"Sudah jangan dipikiran, lebih baik kita nikmati acara malam ini," kata Nolan dengan netra yang kembali mengunci sosok Wanita cantik bergaun hitam. "Jika target buruan mu terikat pertunangan, kita akan merampasnya nanti."

Rio tersenyum mendengar perkataan absurd Nolan. Ia bahkan menggeleng dan dengan segera menyusul langkah Nolan saat mendekat pada Wanita yang sepertinya malah menjadi target buruannya.

"Maaf Nona," sapa Nolan pada Susan yang tengah bercengkrama dengan beberapa pengusaha. Asisten Reta itu tampak terlihat sibuk menyambut beberapa tamu karena sang atasan yang belum terlihat kehadirannya.

"Ya. Selamat malam Tuan...?"

"Nolan." Dengan cepat asisten Rio itu memperkenalkan namanya seraya mengulurkan tangan dan disambut ramah oleh Susan. Asisten Reta itu juga tidak lupa berjabat tangan dengan Rio yang berdiri tepat di sisi Nolan.

"Terimakasih karena Tuan Nolan sudah berkenan untuk hadir. Dan maaf jika kami memberitahukannya secara mendadak."

Setelah memperkenalkan diri sebagai asisten Reta yang merupakan tuan rumah dalam acara jamuan makan malam. Susan juga terlihat meminta maaf atas pemberitahuan acara yang begitu mendadak.

"Tidak masalah. Bukankah acara seperti ini sangat sayang untuk dilewatkan?"

Susan tersenyum mendengar perkataan Nolan. Ia mengerti jika para pengusaha memang akan lebih sering menghadiri acara seperti ini demi memperluas jaringan usahanya. Susan sesaat melirik pada Rio yang malam ini terlihat begitu gagah. Wanita yang mengenakan long dress hitam tanpa lengan itu mengira jika Rio adalah asisten pribadi Nolan.

"Tuan Nolan bisa langsung bergabung dengan pengusaha lainnya. Asisten Rio biar bersama saya, karena akan ada beberapa hal yang harus kami bahas."

Mendengar hal itu membuat Rio dan Nolan memberikan reaksi yang berbeda, jika Nolan tampak tercengang, tidak demikian dengan Rio. Ia bahkan tertawa karena dari awal sudah menduga jika Susan akan salah mengira.

"Kau ternyata salah dalam mengenali, Cantik. Tuan Rio adalah executive dari perusahaan PT Namayana Tbk." Nolan segera memberikan klarifikasi pada Susan, netranya melirik Rio yang masih tertawa kecil. "Dan akulah asistennya. Jadi kau bisa membahasnya bersamaku."

Wajah Susan terlihat memerah karena sudah salah mengira jika Rio adalah asisten Nolan.

"Maaf. Maafkan atas kesalahan saya Tuan Rio," kata Susan. Ia kini mengarah ke pada Rio sepenuhnya dengan kepala yang sedikit ia tundukkan.

"Bukan masalah besar. Asisten saya memang memiliki aura pemimpin yang luar biasa," celetuk Rio dengan melirik Nolan yang kini melotot padanya. Rio kembali tertawa kecil. Rio yakin jika Nolan pasti mengerti apa maksud perkataannya dengan aura pemimpin yang luar biasa.

"Nona Susan bisa membahas semua yang berhubungan pekerjaan dengan asisten saya. Tapi bolehkah saya bertanya tentang sesuatu sebelumnya?" Rio tersenyum saat melihat Susan yang dengan cepat memberikan anggukan. "Apakah acara makan malam ini juga merupakan acara pertunangan pimpinan DIMAO?"

Percayalah. Rio berusaha keras menjaga ekspresinya agar tetap terlihat baik-baik saja saat memilih kembali mempertanyakan hal yang sebenarnya dari tadi masih saja terus mengusik hati Rio.

"Ah...Tentang kabar itu... Itu sama sekali tidak benar, Tuan. Ini hanya jamuan makan malam yang diinginkan Tuan Besar Zico untuk menyambut semua perusahaan yang akan menjalin kerja sama bersama DIMAO."

Sedari tadi memang banyak pertanyaan serupa yang sudah Susan dengar dari para pengusaha lainnya. Asisten Reta itu juga merasa heran dari mana asal berita yang menurutnya tidak benar.

Susan merasa jika benar sang atasan akan bertunangan, maka sudah pasti ia sebagai orang terdekat dan selalu bersama setiap harinya pasti akan tahu, bahkan mungkin bisa menjadi orang pertama yang mendapatkan kabar bahagia tersebut.

Tapi sepertinya Susan lupa. Jika kehidupan Reta sudah dikendalikan oleh Pria tua yang semena-mena. Bahkan Pria tua itu kini juga mengambil keputusan sepihak atas kehidupan pribadi sang cucu.

"Ternyata hanya rumor tidak berdasar," kata Rio. Dan Pria itu kini terlihat lega setelah memastikannya langsung pada Susan yang merupakan asisten pribadi Reta.

"Mungkin karena sampai detik ini Nona Reta masih betah sendiri, jadi berita seperti ini sangat mudah menghampirinya." Susan tersenyum dan kini ia menatap pada Rio. "Tuan Rio bisa bergabung dengan yang lain. Saya akan pinjam asisten anda sebentar karena ada beberapa hal yang harus saya sampaikan bersama para rekan dari semua perusahaan."

Rio tampak mengangguk. Ia melangkah menuju meja yang sudah diberitahukan Susan sebelumnya, di sana sudah terlihat beberapa Pria bersetelan formal yang merupakan para executive maupun perwakilan dari semua perusahaan yang mengikuti joint.

Begitu juga dengan Nolan. Asisten Rio itu terlihat mengikuti Susan dari belakang saat melangkah menuju meja yang lain.

"Kau sangat sexi," celetuk Nolan tanpa bisa menahan saat netranya menatap tubuh Susan dari belakang.

Susan tidak memberikan tanggapan, Wanita itu hanya melirik Nolan sekilas dengan terus membawa langkahnya.

Para tamu yang hadir terlihat berbaur saling bercengkrama dengan tema yang jelas tidak akan jauh dari pembahasan seputar bisnis. Mereka juga terlihat menanti kehadiran pimpinan DIMAO, Nona Reta.

Namun sampai waktu jamuan makan malam tiba, Reta tak kunjung hadir. Membuat para tamu bertanya-tanya, dan hal ini jelas membuat Susan kesulitan. Asisten Reta itu terlihat berulang kali menghubungi atasannya namun tidak kunjung mendapatkan jawaban.

Susan merasa tercekat dan sulit bernapas, dan hal itu dapat diperhatikan oleh Nolan.

"Ada apa?" Nolan sedikit mendekat pada tempat duduk Susan. Mereka kini berada dalam satu meja bundar dimana Susan baru saja selesai memberi tahu beberapa hal penting untuk urusan kerja sama. "Apa ada masalah?"

"Atasanmu tidak datang?" bisik Nolan karena disekitar mereka ada rekan bisnis yang lainnya.

Susan terdiam, tangannya yang dari tadi sibuk bergerak memegang ponsel itu terhenti. Bukan karena pertanyaan Nolan. Tapi karena netranya yang kini mendapati Tuan Besar Zico memasuki ruangan jamuan bersama beberapa orang. Dan salah satu diantaranya, Susan ketahui adalah seorang pengusaha nomor satu di Zürich.

"Apa itu Tuan Zico?" Nolan terus berbisik pada Susan. ia tepat berada di belakang wanita itu saat semua tamu berdiri menyambut kedatangan pemilik perusahaan DIMAO department store. "Dan Pria di sampingnya itu, apakah Tuan Maximilan? Dimana atasan mu?"

Pertanyaan beruntun dan dengan cara berbisik yang dilakukan Nolan membuat Susan geram. Ia menginjak kaki Nolan dengan hells tinggi miliknya, membuat Nolan sedikit terlonjak karena menahan sakit.

Susan terus memperhatikan ke arah depan dimana sekarang Tuan Besar Zico terlihat memberikan kata sambutan serta dengan segera memulai acara jamuan makan malam.

"Hei. Kau tidak makan?"

Susan tersadar dari lamunannya saat mendengar lagi-lagi Nolan yang membuka suara dengan cara berbisik. Susan terlihat sulit untuk fokus. Pikirannya berkelana menebak ke mana perginya Nona Reta. Ia juga sesekali mencuri pandang pada meja di depan sana yang diisi oleh Tuan Besar Zico bersama para petinggi perusahaan termasuk Pria yang Susan kenal sebagai Tuan Max.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Rio. Netranya bahkan mengunci dengan lekat sosok Tuan Besar Zico. Rupa Pria tua itu tidak berubah dari terakhir pertemuan mereka 8 tahun yang lalu.

*

*

*

"Plakk"

Rambut sebahu itu berhasil menutupi wajah yang baru saja mendapatkan tamparan. Ia bergeming dengan netra mengembun yang terus menatap pada lantai.

***

Jangan lupa tinggalkan jejak 😉

Terpopuler

Comments

Elok Oren 🤎

Elok Oren 🤎

susan
susan
susan
kalau besar mau jadi apa?
kok jadi ingat lagu itu mendengar nama susan😁😁

2024-09-09

1

Aiyuki

Aiyuki

knapa retaaa siapa yg tampar kamu 😌

2024-08-28

1

Aiyuki

Aiyuki

tiiittt... modus buaya terdeteksi🤖🤣

2024-08-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Rio Priawan.
2 Bab 2. Tujuan ke Swiss.
3 Bab 3. Reta Cahya Pariwara.
4 Bab 4. Dijodohkan.
5 Bab 5. Jamuan Makan Malam.
6 Bab 6. Pertunangan yang tetap terjalin.
7 Bab. 7. Maximilan.
8 Bab. 8. Menuju Pertemuan.
9 Bab. 9. Pertemuan.
10 Bab 10. Akhirnya Bertatap Muka.
11 Bab. 11. Kehadiran Max.
12 Bab. 12. Malam yang Panas
13 Bab. 13. Seakan Tidak Pernah Terjadi
14 Bab. 14. Di mana Mamih
15 Bab. 15. Calon Istri dan Putriku.
16 Bab. 16. Papih berbeda dengan Ayah.
17 Bab. 17. Hani Bukan Putri Biologisku.
18 Bab. 18. Sama-sama Berjuang.
19 Bab. 19. Anda Seperti Orang Hamil, Nona.
20 Bab. 20. Dia Benar-benar Ada.
21 Bab. 21. Calon Bayi Kita.
22 Bab. 22. Harapan Dan Halangan.
23 Bab. 23. Segera Melangsungkan Pernikahan.
24 Bab. 24 Persiapan Pernikahan.
25 Bab. 25. Pernikahan.
26 Bab. 26. Jujur Kepada Orang Tua.
27 Bab. 27. Maafkan Putra Kami.
28 Bab. 28. Diterima dengan Baik.
29 Bab, 29. Dijemput Paksa.
30 Bab. 30. Kembali Terpisah.
31 Bab. 31. Permintaan Yang Gila.
32 Bab. 32. Susan Dan Nolan.
33 Bab. 33. Oma Chintya.
34 Bab. 34. Bertemu Keluarga Oma.
35 Bab. 35. Kedatangan Maximilan.
36 Bab. 36. Kedatangan Maximilan 2.
37 Bab. 37. Kedatangan Maximilan 3.
38 Bab. 38. Maximilan Yang Menyebalkan.
39 Bab. 39. Pergi Bersama Maximilan.
40 Bab. 40. Rio Bicara Dengan Maximilan.
41 Bab. 41. Pembatalan pernikahan Atau, Dan Perceraian.
42 Bab. 42. Berhak Sepenuhnya Terhadap Reta.
43 Bab. 43. Menuju Pernikahan ke-2.
44 Bab. 44. Seperti Yang Kau Inginkan.
45 Bab. 45. Pahitnya Kenyataan.
46 Bab. 46. Surat Pembatalan Pernikahan Palsu.
47 Bab. 47. Membantu Istriku.
48 Bab. 48. Selalu Gagal Menyentuh
49 Bab. 49. Kedatangan Sahabat Lama.
50 Bab. 50. Maximilan Yang Tertipu.
51 Bab. 51. Surat Kuasa Untuk Rio.
52 Bab. 52. Memutus Kerja Sama.
53 Bab. 53. Kerja Sama Yang Berakhir.
54 Bab. 54. Mencari Keberadaan Reta.
55 Bab. 55. Maximilan Ingin Membalas Dendam.
56 Bab. 56. Mengambil Dan Menerima Perasaan.
57 Bab 57. Menjadi Target Sasaran.
58 Bab. 58. Terhindar Dari Kecelakaan.
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 1. Rio Priawan.
2
Bab 2. Tujuan ke Swiss.
3
Bab 3. Reta Cahya Pariwara.
4
Bab 4. Dijodohkan.
5
Bab 5. Jamuan Makan Malam.
6
Bab 6. Pertunangan yang tetap terjalin.
7
Bab. 7. Maximilan.
8
Bab. 8. Menuju Pertemuan.
9
Bab. 9. Pertemuan.
10
Bab 10. Akhirnya Bertatap Muka.
11
Bab. 11. Kehadiran Max.
12
Bab. 12. Malam yang Panas
13
Bab. 13. Seakan Tidak Pernah Terjadi
14
Bab. 14. Di mana Mamih
15
Bab. 15. Calon Istri dan Putriku.
16
Bab. 16. Papih berbeda dengan Ayah.
17
Bab. 17. Hani Bukan Putri Biologisku.
18
Bab. 18. Sama-sama Berjuang.
19
Bab. 19. Anda Seperti Orang Hamil, Nona.
20
Bab. 20. Dia Benar-benar Ada.
21
Bab. 21. Calon Bayi Kita.
22
Bab. 22. Harapan Dan Halangan.
23
Bab. 23. Segera Melangsungkan Pernikahan.
24
Bab. 24 Persiapan Pernikahan.
25
Bab. 25. Pernikahan.
26
Bab. 26. Jujur Kepada Orang Tua.
27
Bab. 27. Maafkan Putra Kami.
28
Bab. 28. Diterima dengan Baik.
29
Bab, 29. Dijemput Paksa.
30
Bab. 30. Kembali Terpisah.
31
Bab. 31. Permintaan Yang Gila.
32
Bab. 32. Susan Dan Nolan.
33
Bab. 33. Oma Chintya.
34
Bab. 34. Bertemu Keluarga Oma.
35
Bab. 35. Kedatangan Maximilan.
36
Bab. 36. Kedatangan Maximilan 2.
37
Bab. 37. Kedatangan Maximilan 3.
38
Bab. 38. Maximilan Yang Menyebalkan.
39
Bab. 39. Pergi Bersama Maximilan.
40
Bab. 40. Rio Bicara Dengan Maximilan.
41
Bab. 41. Pembatalan pernikahan Atau, Dan Perceraian.
42
Bab. 42. Berhak Sepenuhnya Terhadap Reta.
43
Bab. 43. Menuju Pernikahan ke-2.
44
Bab. 44. Seperti Yang Kau Inginkan.
45
Bab. 45. Pahitnya Kenyataan.
46
Bab. 46. Surat Pembatalan Pernikahan Palsu.
47
Bab. 47. Membantu Istriku.
48
Bab. 48. Selalu Gagal Menyentuh
49
Bab. 49. Kedatangan Sahabat Lama.
50
Bab. 50. Maximilan Yang Tertipu.
51
Bab. 51. Surat Kuasa Untuk Rio.
52
Bab. 52. Memutus Kerja Sama.
53
Bab. 53. Kerja Sama Yang Berakhir.
54
Bab. 54. Mencari Keberadaan Reta.
55
Bab. 55. Maximilan Ingin Membalas Dendam.
56
Bab. 56. Mengambil Dan Menerima Perasaan.
57
Bab 57. Menjadi Target Sasaran.
58
Bab. 58. Terhindar Dari Kecelakaan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!