Bab 5. Tiba-tiba mual

Hari ini Emily menyelesaikan administrasi pendaftaran kuliahnya. Meski ia harus membagi waktunya nantinya untuk berkuliah dan juga bekerja dengan dirinya yang dalam keadaan hamil tidak lah mudah tapi ia yakin pasti bisa menjalaninya dan ini demi masa depannya dan anaknya nantinya.

Emily berharap selama menempuh pendidikannya tidak ada halangan apapun. Ia berharap kehamilannya tidak menjadi halangan untuk melanjutkan pendidikannya. Ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan oleh Grace kepadanya.

"Nak...jangan rewel ya sayang. Ini semua demi masa depan kita nantinya,"ucap Emily mengusap perutnya dengan pelan setelah keluar dari ruangan administrasi.

Emily kembali ke kantor setelah menyelesaikan proses administrasi kuliahnya. Hari ini ada beberapa desain yang akan ia serahkan kepada klien. Wanita yang tengah hamil itu menikmati hidupnya di negara ini yang jauh dari segala toxic yang meracuni hidupnya. Ia tidak butuh pengakuan dari keluarga Daddynya dan juga pengakuan atas anaknya dari Yovan. Biarlah ia sendiri akan membesarkan anaknya tanpa kehadiran sosok seorang suami dan figur seorang ayah untuk anaknya karena dia sendiri yang akan menjadi figur ayah bagi anaknya. Meski ia terkadang merindukan sosok Yovan bagaimanapun juga saat ini ia mengandung anak pria itu. Terkadang ia ingin berada di dekat pria itu dan menghirup aroma tubuhnya. Tapi semuanya mustahil dan ia tidak akan pernah terjadi karena ayah dari anaknya tidak mengenalnya lagi. Ia hanya berharap Yovan suatu saat bisa mendapatkan kembali ingatannya. Dan saat itu tiba ia tidak yakin masih mencintai pria itu karena Emily sudah bertekad untuk melupakannya.

Sesampainya di kantor ternyata Emily sudah ditunggu oleh Yudi sekretaris dari Dion. Wanita itu cukup terkejut melihat kedatangan Yudi di ruangannya. Entah apa yang membawa pria itu menemuinya kali ini karena setahunya desain yang ia kerjakan sudah selesai.

"Emily saya ingin bicara sesuatu denganmu,"ucap Yudi ketika Emily duduk di hadapan pria itu.

"Ada apa ya Pak?," tanya Emily.

Yudi menyerahkan sebuah amplop kepada Emily membuat wanita itu mengerutkan keningnya. Yudi bisa melihat raut kebingungan di wajah Emily."Itu pemberian dari Tuan Dion dan semoga bermanfaat," jawab Yudi.

"Apa ini pak?," tanya Emily meraih amplop itu.

"Buka saja!," jawab Yudi memperhatikan mimik dari wajah Emily. Tatapan pria itu berhenti pada sedikit membuncit, seingatnya Emily belum menikah.

Emily membuka amplop itu dan wanita itu terlihat terkejut melihat amplop itu yaitu berupa cek dengan nominal yang cukup besar.

"Pak ini?--

"Itu adalah gaji terakhir kamu dan juga pesangonmu selama bekerja pada Tuan Dion," jawab Yudi. Ia memang diminta Dion untuk mengantarkan cek itu pada Emily karena Dion yakin Emily pasti membutuhkan uang itu untuk bertahan hidup di negara ini.

"Tapi Pak ini jumlahnya sangat besar,"ujar Emily.

"Terima saja Emily mungkin itu sudah rezeki kamu dan juga-- anak kamu," jawab Yudi.

Yudi pamit pada Emily karena ia harus kembali ke kantor dan juga mengurus kepulangan Dion kembali ke Indonesia. Dan Nisa sudah memutuskan untuk menetap di Indonesia sementara perusahaan di sini dirinyalah yang mengendalikannya. Dan Dion sudah tiga hari berada di negara ini untuk mengecek pembangunan cabang perusahaannya yang ada di kota ini.

Emily masih memegangi cek yang diberikan Yudi kepadanya setelah pria itu meninggalkan ruangannya. Dion memberikan nominal cek sebanyak €100.000,00. Nominal yang cukup fantastis jika dirupiahkan. Saya merasa tidak pantas menerima uang sebanyak ini sementara ia hanyalah seorang pengasuh dari Tuan muda Dirgantara. Tapi Emily teringat kata-kata terakhir Yudi yang mengatakan jika ini adalah rezekinya dan juga anaknya. Emily mengusap perutnya sedikit membuncit pantas saja Yudi berpikir kalau saat ini dia hamil.

***

Yovan terbangun dari tidurnya setelah beristirahat cukup lama. Pria itu menatap seluruh ruangan kamarnya. Rasa pusing yang ia alami sudah mulai berkurang. Yovan membuka laci nakasnya untuk mengambil obatnya yang semalam ia letakkan di sana. Saat pria itu mengambil obatnya pria itu tidak sengaja melihat sebuah kotak kecil warna merah. Yovan meraih kotak itu dan membukanya dan ternyata sebuah cincin bermatakan berlian terlihat berkilau. Tiba-tiba saja sekilas bayangan kembali muncul dalam ingatannya saat melihat cincin itu.

Yovan menutup kembali kotak cincin itu saat merasakan kepalanya kembali berdenyut. Yovan kembali meletakkan kotak cincin itu ke tempat semula lalu minum obatnya. Saat Dokter mengatakan jika ia tidak mengalami amnesia permanen pria itu berharap besar ia kembali bisa mengingat semuanya termasuk Emily. Rasanya nama itu tidak asing baginya. Jika Emily adalah kekasihnya ia benar-benar merasa bersalah karena berkata buruk pada gadis itu.

"Argh...," Yovan mengerang keras saat rasa sakit di kepalanya kembali menyerang. Dan Entah kenapa tiba-tiba saja perutnya tiba-tiba saja terasa diaduk-aduk. Pria itu segera berlari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya.

Pria itu menatap wajahnya dari pantulan cermin, nafasnya terlihat terengah-engah setelah memuntahkan seluruh apa yang ia makan sebelumnya termasuk obat yang ia minum. Saat pria itu akan keluar dari kamar mandi tiba-tiba perutnya kembali merasa mual dan pria itu kembali memuntahkan isi perutnya dan kali ini yang keluar hanya cairan berwarna kuning.

"Ah sial jangan-jangan obat yang diberikan dokter itu palsu juga lagi sehingga aku mengalami muntah," gerutu Yovan. Ia akan membuat perhitungan dengan dokter itu besok pagi udah berani-beraninya mempermainkannya.

Yovan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, tubuhnya terasa begitu lemas karena dua kali memuntahkan isi perutnya. Itu melirik jam dinding di kamarnya yang menunjukkan jam 04:00 pagi. Saat pria itu akan memejamkan matanya tiba-tiba perutnya kembali bergejolak dan pria itu segera berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Kali ini Yovan benar-benar terlihat pucat dan juga lemas. Dan tidak ingin mengalami dehidrasi pria itu menenggak segelas air minum. Pria itu memang sengaja meletakkan air minum di kamarnya jika membutuhkan air minum saat bangun dari tidur.

"Ada apa denganku?,"batin Yovan karena perutnya rasanya tidak nyaman sama sekali.

Hingga pagi menjelang Yovan bolak-balik kamar mandi memuntahkan yang perutnya meski yang keluar hanyalah cairan berwarna kuning. Pria itu menghubungi mamanya berada di lantai dasar karena iya tidak kuat lagi berjalan.

Saat Maya memasuki kamar anaknya itu ia dikejutkan dengan keadaan Yovan yang sudah seperti mayat hidup terlihat begitu pucat dan juga lemas.

"Ya Allah Yovan kamu kenapa Nak?," tanya Maya menghampiri Sang putra yang sudah meminjamkan matanya karena tak kuat lagi membuka mata saking lemasnya.

"Ma perut aku mual banget,"jawab Yovan dengan mata yang terus terpejam.

"Mama akan hubungi dokter Reno dulu,"ucap Maya. Wanita keluar dari kamar untuk menghubungi dokter keluarga.

...****************...

i

Terpopuler

Comments

Radiah Hassan

Radiah Hassan

Segala rasa mual terjd pd Yovan..tuhan itu adil...

2024-10-25

0

Ayu Septiani

Ayu Septiani

mungkin Yovan di buat tersiksa sama calon anaknya tuh.....
karena sudah menyianyiakan Emely

2024-08-24

2

Ade Syafira

Ade Syafira

rasakan

2024-08-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1.Hancur
2 Bab 2.Permintaan Maya
3 Bab 3. Emily bertemu Dion
4 Bab 4. Harapan Maya
5 Bab 5. Tiba-tiba mual
6 Bab 6. Gadis mana yang kamu hamili?
7 Bab 7. Berusaha melupakan Yovan
8 Bab 8. Mulai mencari
9 Bab 9.Ke Valencia
10 Bab 10. Bertemu
11 Bab 11. Pengakuan Yovan
12 Bab 12. Daddy...
13 Bab 13.Pertemuan Yovan dan Diego
14 Bab 14. Permintaan Yovan
15 Bab 15. Nasehat Grace
16 Bab 16. Sikap posesif Kafka
17 Bab 17. Kekesalan Maya
18 Bab 18.
19 Bab 19. Tiba-tiba di labrak
20 Bab 20. Rencana Yovan
21 Bab 21. Sikap Diego
22 Bab 22. Kembali ke tanah air
23 Bab 23.Banyak anak
24 Bab 24.
25 Bab 25. Kesal
26 26.cemburu
27 Bab 27.
28 Bab 28.Kemarahan Maya
29 Bab 29.Permintamaafan Maya pada Emily
30 Bab 30. Bertemu Mommy
31 Bab 31.
32 Bab 32. Rumor
33 Bab 33
34 Bab 34. Rencana melamar.
35 Bab 35
36 Bab 36.Lamaran di depan keluarga
37 Bab 37. Kehebohan Maya
38 Bab 38.Bertengkar
39 Bab 39. Lamaran
40 Bab 40.
41 Bab 41. salah paham
42 Bab 42. Kecelakaan lagi
43 Bab 43. Amukan Yovan
44 Bab 44.
45 Bab 45.bertemu Arsha
46 Bab 46. Bertemu Mauren
47 Bab 47.
48 Bab 48. Kembali di usik
49 Bab 49.Kembali ke Jerman
50 Bab 50. Tentang Mauren
51 Bab 51.
52 Bab 52.
53 Bab 53. Pembalasan Maxime
54 Bab 54.Psikopat
55 Bab 55. Laura siuman
56 Bab 56. Sah
57 Bab 57. Resepsi
58 Bab 58.
59 Bab 59. Pembalasan Maxime
60 Bab 60.
61 Bab 61.Bulan madu(Revisi))
62 Bab 62.Part Maxime
63 Bab 63
64 Bab 64. Kamu canduku
65 Bab 65.
66 Bab 66.
67 Bab 67
68 Bab 68. Asumsi
69 Bab 69. Salah paham
70 Bab 70. Permintaan maafan Raya
71 Bab 71.
72 Bab 72. Balasan untuk Raya
73 Bab 73.
74 Bab 74. Ungkapan perasaan Raya
75 Bab 75
76 Bab 76. Kebahagiaan Emily
77 Bab 77. Makan malam
78 Bab 78. Ancaman Maxime
79 Bab 79. Makan siang bersama
80 Bab 80.
81 Bab 81.
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85.
86 Bab 86
87 Bab 87. Menikahlah Kak!
88 Bab 87. Kekesalan Maxime
89 Bab 89
90 Bab 90. Kado dari Amelia
91 Bab 91.
92 Bab 92.
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98. Kedatangan Laura
99 bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 102.End
103 Pengumuman
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1.Hancur
2
Bab 2.Permintaan Maya
3
Bab 3. Emily bertemu Dion
4
Bab 4. Harapan Maya
5
Bab 5. Tiba-tiba mual
6
Bab 6. Gadis mana yang kamu hamili?
7
Bab 7. Berusaha melupakan Yovan
8
Bab 8. Mulai mencari
9
Bab 9.Ke Valencia
10
Bab 10. Bertemu
11
Bab 11. Pengakuan Yovan
12
Bab 12. Daddy...
13
Bab 13.Pertemuan Yovan dan Diego
14
Bab 14. Permintaan Yovan
15
Bab 15. Nasehat Grace
16
Bab 16. Sikap posesif Kafka
17
Bab 17. Kekesalan Maya
18
Bab 18.
19
Bab 19. Tiba-tiba di labrak
20
Bab 20. Rencana Yovan
21
Bab 21. Sikap Diego
22
Bab 22. Kembali ke tanah air
23
Bab 23.Banyak anak
24
Bab 24.
25
Bab 25. Kesal
26
26.cemburu
27
Bab 27.
28
Bab 28.Kemarahan Maya
29
Bab 29.Permintamaafan Maya pada Emily
30
Bab 30. Bertemu Mommy
31
Bab 31.
32
Bab 32. Rumor
33
Bab 33
34
Bab 34. Rencana melamar.
35
Bab 35
36
Bab 36.Lamaran di depan keluarga
37
Bab 37. Kehebohan Maya
38
Bab 38.Bertengkar
39
Bab 39. Lamaran
40
Bab 40.
41
Bab 41. salah paham
42
Bab 42. Kecelakaan lagi
43
Bab 43. Amukan Yovan
44
Bab 44.
45
Bab 45.bertemu Arsha
46
Bab 46. Bertemu Mauren
47
Bab 47.
48
Bab 48. Kembali di usik
49
Bab 49.Kembali ke Jerman
50
Bab 50. Tentang Mauren
51
Bab 51.
52
Bab 52.
53
Bab 53. Pembalasan Maxime
54
Bab 54.Psikopat
55
Bab 55. Laura siuman
56
Bab 56. Sah
57
Bab 57. Resepsi
58
Bab 58.
59
Bab 59. Pembalasan Maxime
60
Bab 60.
61
Bab 61.Bulan madu(Revisi))
62
Bab 62.Part Maxime
63
Bab 63
64
Bab 64. Kamu canduku
65
Bab 65.
66
Bab 66.
67
Bab 67
68
Bab 68. Asumsi
69
Bab 69. Salah paham
70
Bab 70. Permintaan maafan Raya
71
Bab 71.
72
Bab 72. Balasan untuk Raya
73
Bab 73.
74
Bab 74. Ungkapan perasaan Raya
75
Bab 75
76
Bab 76. Kebahagiaan Emily
77
Bab 77. Makan malam
78
Bab 78. Ancaman Maxime
79
Bab 79. Makan siang bersama
80
Bab 80.
81
Bab 81.
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85.
86
Bab 86
87
Bab 87. Menikahlah Kak!
88
Bab 87. Kekesalan Maxime
89
Bab 89
90
Bab 90. Kado dari Amelia
91
Bab 91.
92
Bab 92.
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98. Kedatangan Laura
99
bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
102.End
103
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!