Pagi hari Alvarez sudah siap dengan baju sekolahnya, dia bergegas ke meja makan untuk sarapan bersama dengan kedua orang tuanya.
"pagi ma pa", sapanya pada kedua orang tuanya,
"pagi", jawab keduanya barengan,
"bi Titin, gimana vio?", tanya Alvarez pada ibunya Viola yang sedang menyiapkan hidangan dimeja makan,
"sudah baikan tuan muda, dan tadi sudah siap juga kesekolah", jawab bi Titin sopan,
Alvarez melanjutkan sarapannya, sedang kedua orang tuanya hanya menyunggingkan senyum tipis,
"rez, besok mama sama papa mau keluar kota, anaknya sepupu papa nikah, kamu mau ikut?", tanya mama saras yang sudah tahu jawaban sang anak yang pasti menolak,tapi ya apa salahnya dicoba siapa tahu kan si anak dapat hidayah dan mau ikut.
"gak", jawab singkat Alvarez.
selalu saja begitu, Alvarez tidak pernah mau ikut setiap ada acara keluarga, baik dari pihak papa maupun mamanya, karena pasti ada saja pembahasan perjodohan, perkenalan yang berhubungan dengan seperti itulah, dengan dalih mempererat persaudaraan atau alasan perkembangan bisnis, dan Alvarez sangat membenci itu semua.
Pernah suatu ketika Alvarez terpaksa ikut pertemuan keluarga dari pihak sang mama yang memang sangat fanatik kalau soal perjodohan, hampir semua keluarga mama saras menikah karena dijodohkan, baik sesama kolega bisnis ataupun keluarga jauh, termasuk mama saras dan papa Thomas dulu.
Alvarez yang memiliki paras tampan blasteran dari papanya ditambah sikap datar dan tak suka banyak bicara dan cuek menjadi daya tarik tersendiri bagi cewek cewek yang juga mengikuti cara kumpul keluarga itu, bahkan ada yang hari itu merengek untuk dijodohkan dengan Alvarez, sangat menyebalkan bukan.
beruntung kedua orang tuanya tidak pernah memaksakan apapun terhadap anak semata wayangnya itu, pernah beda diposisi dipaksa menerima perjodohan padahal saat itu mereka sama sama memiliki pujaan hati membuat papa Thomas dan mama saras tidak ingin Alvarez juga merasakan hal yang sama.
"ya sudah, tapi kamu harus selalu berhati hati rez", ucap papa Thomas,
"heeemmmm", jawab singkat Alvarez membuat tangan papa Thomas gatal ingin menyentil dahi sang anak kalau saja tidak ada sang istri.
Kadang kedua orang tua Alvarez pun bingung dengan sikap kelewat cuek dan datar Alvarez yang entah menurun dari siapa, papa Thomas memang akan cuek dan dingin tapi itu saat diluar, saat bekerja saja kalau dirumah dia berubah hangat saat bersama keluarganya, apalagi mama saras, beliau tipe orang yang ceria, banyak bicara kalau sama orang terdekatnya, pandai bergaul dan humble.
Satu lagi sifat alvarez yang membuat kedua orang tuanya heran bahkan geleng geleng kepala, yaitu posesif nya pada viola, ya mereka tahu kalau Alvarez menyukai Viola sejak mereka kecil tapi sikap kelewat posesif alvarez pada viola yang membuat Viola kadang kesal bahkan mencak mencak sendiri karena Alvarez yang melarangnya ini itu.
Usai sarapan, Viola datang kerumah Alvarez untuk berpamitan pada kedua orang tuanya untuk berangkat sekolah seperti biasa.
"udah sarapan vi?", tanya mama saras,
"sudah nyonya, saya permisi kesekolah dulu tuan nyonya", pamitnya sopan pada kedua orang tua Alvarez setelah tadi dia berpamitan pada keluar orang tuanya sendiri.
"bareng gue", ucap Alvarez seraya berdiri dan mencium tangan kedua orang tuanya,
"gak usah gue naik bis aja", tolak Viola sambil berjalan menuju arah pintu,
"gak ada penolakan", ucap datar Alvarez menyusul langkah Viola,
"gak mau, gue mau berangkat sendiri", kekeh Viola,
karena motornya masih di basecamp Aderfia, jadi kalau bareng mereka akan berboncengan, kalau teman sekolahnya ada yang melihat dia bersama Alvarez yang notabennya terkenal dia berbagi SMA karena jabatan ketua klub motor sport Aderfia dan juga pewaris tunggal William company, pasti akan jadi berita heboh,
"ga ada penolakan", ucap Alvarez cuek,
"iiih gak mau Alva, gue mau berangkat sendiri", ucap kesal Viola sambil menghentak hentakkan kaki tanda kesal.
Kedua orang tua Alvarez yang menyaksikan perdebatan dua remaja tanggung itu hanya bisa menggeleng menggelengkan kepala saja, sambil tersenyum, Alvarez yang posesif dan tak mau kalah, dan Viola yang keras kepala dan tak suka diatur, sungguh pasangan yang bikin sakit kepala.
sedangkan Alvarez tetap cuek sambil menuju garasi mengeluarkan mobil Bugatti Centodieci mahalnya yang jarang dia pakai, hanya kalau dia ingin saja.
Mobil mewah berwarna putih itu adalah kado dari sang papa saat dia berulang tahun yang ke 17tahun bulan lalu. Selain karena harga mobil itu yang menyentuh angka 170 milliar rupiah, Alvarez memang tidak terlalu suka mengendarai mobil, dia lebih nyaman menggunakan motor.
bahkan koleksi motor sportnya ada belasan di garasi rumahnya, sudah seperti showroom memang, ditambah mobilnya yang ada beberapa juga.
Melihat Alvarez mengeluarkan mobil mahalnya Viola pun segara menolak.
"al jangan pakei mobil itu", tolak Viola karena dia tahu mobil mahal itu di indonesia jarang ada dan pasti nanti mereka akan menjadi pusat perhatian.
"naik", titah Alvarez yang sudah duduk dibelakang kemudi,
"al, pake yang lain aja, atau pake motor aja ya", ucap Viola memelas,
"naik vi, nanti kita telat", ucap mutlak Alvarez, hingga membuat Viola hanya bisa pasrah saja daripada dia telat.
Mobil mewah itu membelah jalanan yang sudah agak ramai karena waktunya orang berangkat kerja dan sekolah, tapi masih aman karena tidak ada kemacetan.
"gue turun disini aja", ucap Viola saat sudah Deket dengan sekolahnya,
"tinggal dikit vi", ucap Alvarez tak peduli, DNA jadilah Alvarez menurunkan Viola tepat didepan gerbang sekolah yang sudah ramai para siswa siswi yang baru datang.
seketika mobil mahal itu menjadi pusat perhatian para siswa siswi sekolah itu, tak terkecuali kedua sahabat Viola, lula dan Kiara, serta Alaric dan dia temannya dan juga melly dan dua antek anteknya.
mereka menatap kagum pada mobil mewah ratusan miliar itu, mereka jadi menebak nebak siapa pemilik mobil mewah itu, pasti bukan orang sembarangan tentunya.
bahkan para siswa siwi tidak ada yang masuk kedalam area sekolah, mereka masih menunggu didepan garangan yang akan keluar dari mobil mewah itu, dan itu membuat Viola jadi ragu untuk keluar.
"ah Alva, kan jadi pusat perhatian gara gara mobil mewah kamu ini", rengek Viola kesal, karena habis ini pasti dia kan jadi trending topik disekolahnya karena diantar mobil mewah itu,
"cuekin aja, gampang", ucap enteng Alvarez membuat Viola gemas dan berakhir mencubitnya,
"sakit vio", rintih Alvarez saat viola mencubit lengannya,
"salah sendiri rese banget jadi orang, terus ini gimana al", viola rasanya ingin menangis saja,
"bolos aja yuk", ajak Alvarez yang membuat Viola makin kesal, sungguh sikap Alvarez makin kesini makin membuatnya darah tinggi.
"bodohlah Al, darah tinggi lama lama ngomong sama loe", ucap kesal Viola sambil keluar dari mobil.
Seketika semua dibuat melongo saat tahu siapa yang keluar dari mobil itu adalah Viola, tapi sayang sekali mereka tidak bisa melihat siapa yanga dan dibalik kemudi, karena kacanya gelap, Viola berusaha menguasai diri dengan bersikap biasa saja, dan berjalan anggun masuk kedalam sekolah.
kedua sahabatnya yang awalnya juga melongo saat tahu itu Viola pun segara berlari menghampiri Viola, kalau mereka berdua sih sudah pasti tahu siapa pemilik mobil mewah itu jadi tanpa mereka tidak perlu repot bertanya pada viola.
"wah pasti abis ini si lampir makin panas lihat loe diantar mobil mewah", ucap Lula menggebu,
"hahaha gue yakin sih pasti si lampir tadi kepanasan karena kalah saing sama loe, si Alaric doang mah lewat dibanding tuan mudanya keluarga William", sahut Kiara.
viola memilih diam saja tak menanggapi karena memang dia masih kesal dengan Alvarez, lihat saja dia akan mendiamkannya beberapa hari, biar kelabakan itu cowok posesif.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments