"aish... Anak ini", sungut kesal mama saras saat panggilan diputus begitu saja oleh sang anak.
"kenapa ma?", tanya papa Thomas yang saat ini sedang bersiap siap bersama mama saras untuk menghadiri acara pernikahan koleganya,
"anak papa itu selalu bikin mama pusing, jemput Viola ke sekolahnya, dibawa paksa sampai temannya nyariin, eeh gak tahunya sekarang dibawa ke apartemennya, di bilangin gak usah macem macem eh malah katanya kalau macem macem tinggal dinikahin", mama saras ngedumel
Papa Thomas hanya terkekeh mendengar sang istri ngedumel seperti itu, memang tidak dapat dipungkiri sikap sang anak itu entah meniru siapa, dingin, tak suka banyak bicara, wajahnya selalu datar, kalau tegasnya pasti turunan dari dia.
"kayak gak tahu anak kita aja ma, luluhnya cuma sama Viola seorang, maunya Viola tuh hanya boleh sama dia gak boleh Deket sama cowok lain", kata papa Thomas,
"tapi papa gak akan pake acara menjodoh jodohkan Alvarez dengan anak anak rekan bisnis papa kan, gak akan ada yang kayak gitu kan pa?",tanya mama saras serius,
"papa bukan tipe orang tua seperti itu ma, papa akan menyerahkan semuanya pada Alvarez karena bagi papa kebahagiaan Alvarez yang paling penting, kita udah sama sama merasakan hal seperti itu ma, meskipun akhirnya kita bisa saling mencintai dan papa jadi bucin sama mama, tapi awal awal merasakan menikah karena dipaksa itu tidak enak ma", ucap papa thomas,
"hemmm, maka dari itu pa, apalagi melihat sifat Alvarez yang dingin, datar dan tak suka banyak bicara itu jelas dia akan sangat menolak kalau sampai ada yang seperti itu, yang dia mau hanya Viola pa", kata mama saras,
"tapi ma, kalau suatu saat Alvarez benar benar bersama Viola, kita harus menyelidiki latar belakang Viola ma, mama paham kan maksud papa", ucap papa Thomas,
"iya ma papa paham", sahut mama saras.
Sejak viola kecil mama saras dan papa Thomas memang Sudah curiga kalau viola bukan anak kandung dari bi Titin dan pak Burhan, atau mungkin anak dari salah satunya tapi dengan orang lain, tapi mereka tidak Berani menanyakan hal itu pada bi Titin maupun pak Burhan karena itu sangat sensitif.
Wajah Viola sangat terlihat jelas bukan wajah asli indonesia, ditambah tinggi badan Viola yang menjulang tinggi untuk ukuran anak SMA, apalagi mata biru Viola yang sangat mencolok itu, semua sangat kontras dengan kedua orang tuanya, kalau saja teman temannya tahu pasti tidak ada yang akan percaya kalau viola anak ayah dan ibunya.
Diapartemen, Viola terbangun dari tidurnya pukul 6 sore, lama juga dia tertidur, dia keluar dari kamar mencari keberadaan Alvarez.
"Alva", panggil Viola, celingukan,
tak ada sahutan, entah dimana cowok itu berada, Viola yang kehausan langsung saja menyeret kakinya yang terbalut perban itu menuju dapur untuk mengambil minum, saat sedang meneguk minumannya tiba tiba tangan kekar Alvarez melingkar begitu saja di pinggang rampingnya, seketika Viola jadi tersedak.
Uhuk.. Uhuk...
Alvarez dengan sigap mengusap punggung Viola,
"dikejar siapa, minum aja sampe tersedak", cibir Alvarez yang membuat mata Viola melotot tajam, apa apan cowok satu ini, dia tersedak juga gara gara ulahnya,
"apa apaan tangan loe", pekik key melotot tajam,
Bukannya menjauh Alvarez malah semakin mengeratkan tangannya di pinggang key dan kembali men duselkan wajahnya diceruk leher jenjang Viola,
"Alva, lepasin loe apaan sih", ucap Viola sambil meronta minta dilepaskan,
"diem, gue cuma mau peluk loe, makin banyak tingkah mau gue cium lagi", ucap datar Alvarez tapi mampu membuat Viola kicep.
Hingga beberapa menit mereka diposisi seperti itu, Viola yang berdiri dengan Alvarez memeluknya dari belakang serta kepala Alvarez yang bersandar di bahu Viola.
"Al,,, capek", rengek Viola, yang membuat Alvarez tersenyum gemas, dengan segara Alvarez menggendong tubuh Viola dan mendudukkannya dia sofa.
"makan", ucap Alvarez sambil menyodorkan sendok yang sudah berisi makanan,
"gue mau pulang Al gak mau makan", ucap Viola yang masih merengek,
"makan dulu, setalah itu kita pulang", titah Alvarez dan mau tidak mau Viola pun menurut.
Alvarez menyuapi Viola hingga makanannya habis tak tersisa, beberapa minta berhenti tapi Alvarez tidak menggubris, dia trus menyuapi Viola Sampai habis jadilah sekarang Viola mengeluh kekenyangan.
"al, gue kenyang banget", keluh Viola sambil mengelus perutnya,
"biar badan loe berisi gak kerempeng kayak gitu", ucap enteng Alvarez yang membuat Viola mendelik,
",enak aja kalau ngomong ini tuh udah proposional sesuai dengan tinggi badan gue, seenaknya ngatain gue kerempeng", sungut Viola tak mau kalah, sedang Alvarez hanya mendengus saja mendengarnya.
"al pulang", rengek Viola lagi,
"hemmm", jawab Alvarez singkat,
dengan segera Viola bangun dari duduknya, kali ini dia lebih hati hati karena lukanya memang belum kering, masih bisa berdarah lagi kalau dipaksa untuk berjalan.
mereka pulang dari apartemen pukul 7 malam, selama diperjalanan tidak ada obrolan diantara mereka, Alvarez fokus dengan jalan didepannya, sedang Viola menikmati udara malam yang kali ini terasa sejuk dengan tangannya yang melingkar di perut Alvarez.
"mau beli sesuatu?", tanya Alvarez saat motornya berhenti dipinggir jalan,
"gak usah langsung pulang aja", jawab Viola,
Alvarez kembali melajukan motornya, tapi sepertinya ada yang ingin main main dengannya, lihat saja 3 motor sport mengikuti dibelakang mereka, entah apa yang mereka inginkan, tapi sepertinya mereka buka dari komunitas motor sport yang sama dengan Alvarez.
menyadari mereka tengah diikuti Alvarez menambah kecepatan laju motornya, dan Viola semakin memeluk erat Alvarez, bukannya takut Alvarez bisa melawan mereka bahkan Viola pun mampu karena memang Viola memiliki basic beladiri yang baik, tapi kali ini kaki Viola tidak memungkinkan untuk melawan, bisa bisa luka dikaki Viola semakin parah kalau dipaksa.
Tapi sepertinya mereka ber 3 tidak pantang menyerah, mereka terus mengikuti motor Alvarez hingga berhasil menghadang motor Alvarez tepat didepannya, beruntung Alvarez sigap mengerem hingga motornya tidak sampai oleng.
"wah wah wah, king nya Aderfia, lagi bareng sama Queen nya Aderfia nih", ucap salah satu cowok yang tadi mengikuti mereka,
"ada urusan apa?", tanya Alvarez datar,
"wah wah santai, buru buru amat, kita cuma mau senang senang sebentar sama queen nya Aderfia ini", sahut yang lain sambil tangannya yang hendak menjawil dagu Viola tapi dengan sigap Viola menyentak paksa tangan orang itu dan memutarnya hingga si empunya meronta kesakitan,
"loe kira gue lebah pake qween segala, lagian gue gak minat sama cowok yang mirip beruk kayak loe", setelahnya Viola menabrakkan kepalanya yang tertutup helm ke kepala orang itu Hingga membuatnya tersungkur.
2 orang yang melihat menjadi murka, mereka menyerang Alvarez dan Viola, tapi mereka sepertinya tidak mengetahui siapa lawan mereka, tanpa turun dari motor Alvarez dan Viola melawan keduanya cukup dengan gerakan ringan saja, tapi membuat kedua orang itu kuwalahan, hingga akhirnya Viola menendang perut lawannya dan Alvarez memberikan Bogeman tepat di rahang lawannya yang seketika membuat lawannya tersungkur tak sadarkan diri akibat pukulannya.
setalah lawannya tumbang Alvarez kembali melakukan motornya meninggalkan mereka bertiga yang tak sadarkan diri, bodoh amat siapa yang akan menolong mereka, mau dimakan binatang buas juga Alvarez tidak peduli, siapa suruh bikin masalah dengannya, setelah ini dia akan menyuruh anak anak Aderfia untuk menyelidikinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments