Jam sudah menunjukan pukul delapan malam. Hasbi Pranata (Ayah Nakia) dan Aisyah (ibu Nakia), sudah duduk di meja makan bersama kedua putrinya Nakia dan Rahma.
"Kia, ibu dan ayah tadi sudah membicarakan prihal pernikahanmu dengan Rendy kepada paman Karno.
Kamu tau gak ?", paman dan bibi Nisa seneng banget kalau keponakannya ini mau nikah.
Dan paman bilang, untuk katring bibi Nisa ngasih kita gratis, jadi biaya pernikahan kalian bisa lebih hemat, bukan?,
Ucap ibu sambil membereskan piring-piring di meja makan sambil di bawa ke dapur.
Dengan nafas berat, Nakia bersuara. Yang tadinya Rahma yang akan menanggapi pembicaraan ibunya itu.
" Bu..., boleh Kia bicara dengan ayah dan ibu?, ini tentang masalah pernikahan Kia dan Kak Rendy, dengan lembut Nakia melirik adiknya untuk tidak bersuara sebelum ia mengatakan semuanya kepada kedua orang tuanya."
"Sebelumnya Kia minta maaf, sama ayah dan ibu, mungkin yang akan Kia sampaikan, akan membuat ayah dan ibu kecewa."
Buliran bening mulai menetes tanpa permisi kepada pemilik mata bulat itu, hiks... hiks.
Nakia, menghirup nafas dan melepaskannya dengan kasar.
"Sebenarnyaaa..., seminggu yang lalu kak Bayu datang ke tempat keja Kia!, kak Bayu memberikan kabar kalau pernikahaan Kia dan kak Rendy itu tidak akan terjadi bisa dibilang batal, karena kak Rendy akan menikahi wanita lain, bu."
Deggg...
Hati Aisyah bagaikan tersambar petir, bagaimana mungkin pernikahan yang sudah dekat akan dibatalkan begitu saja?, bagaimana dengan semua persiapan yang sudah direncankan oleh kedua orang tuanya hampir enam puluh persen. Undangan sudah akan di cetak, untuk katring sudah diel dengan keluarga pamannya, dan kabar bahagia itupun sudah sampai ketelinga para tetangga.
Aisyah menangis tersedu, membayangkan rasa malu kepada orang-orang. Terlebih lagi perasaan anaknya seperti apa sekarang?.
Dengan nafas sesak Kia mencoba menetralkan perasaannya dan menatap wajah kedua orangtuanya bergantian.
Brakk....
Ayah memukul meja makan dengan kasar, setelah mendengar penuturan dari putri pertamanya itu dengan marahnya.
"Kenapa Bayu yang harus menyampaikan kabar pembatalan pernikahan kalian?, kenapa bukan dia sendiri yang menghadap ayah dan ibu ke rumah?. Harusnya dia sendiri yang datang ke rumah menjelaskan semuanya.
Bukanya jadi laki-laki gak punya muka seperti ini?.
Dengan muka yang terseburat kemarahan Pak Hasbi menatap kejendela luar yang terdengar gemercik hujan di luar sana dengan tangan kiri menopang pada pinggang dan tangan kanan memukul-mukul bagian kayu pintu.
" Tidakah dia ingat??, ketika dia datang ke sini untuk memintamu menjadi istrinya kepada ayah dan ibu?. Dia sendiri yang berjanji kepada ayah bawa akan memberikan kebahgiaan kepadamu dan tidak akan mengingkari janjinya?.
Sekarang dia sendiri yang mengingkari janji itu!?, dengan tidak ada akhlak dan tata keramanya. Ia membatalkan pernikahan ini?."
Apa dia tidak berfikir bagaimana perasaanmu?, cibiran orang-orang terhadap keluarga kita?, dan beban moral yang akan keluarga kita terima?. Ayah sangat kesal dan kecewa dengan semua ini...! besok ayah akan meminta bantuan pamanmu untuk mencari tau ini semua!."
Tegas Pak Hasbi yang berlalu melangkak ke kamar, meninggalkan kedua putri dan istrinya di meja makan.
Sedang Aisyah memeluk anaknya dengan tangisan yang terus menghiasi wajahnya yang sesekali ia menyeka air matanya dengan pungung tangan.
"Maafkan Kia ya, bu!. Kia sudah membuat ibu dan ayah kecewa dengan semua ini. Ibu jangan nangis lagi!. Kia akan merasa bersalah sekali kalau ibu terus menangis. Mungkin inilah takdir yang harus Nakia jalani, dan kak Rendy bukanlah jodoh yang Allah gariskan untuk Kia."
Isak Nakia yang sekarang memeluk ibunya dengan erat dan sesekali mendongakan wajahnya ke atas, untuk memastikan bahwa anaknya kini sudah menerima takdir ini dengan lapang dada.
"Nak, seharunya kamu bilang dari sebelumnya kepada ayah dan ibu prihal masalah ini, bagaimanapun kami ini adalah orang yang paling kamu hormati dan sayangi, bukan?. Tidak baik kamu memendam masalah ini sendiri, dan kamu tau kan beberapa hari ini ibu dan ayah bolak balik untuk mengurus prihal pernikahanmu dengan nak Rendy?. Ucap Aisyah dengan elusan pada kepala anak gadisnya.
" Maaf bu, Kia waktu kemarin belum ada keberanian untuk mengatakan ini semua kepada ayah dan ibu!, karena Kia sendiri bingung harus dari mana Kia menjelaskannya?. Sedang Kia sendiri berusaha untuk tetap tegar dengan semua ini. Mungkin hari ini Kia baru ada keberanian dengan ini semua. Ucapnya lirih.
"Kia, ayah minta tolong kamu hubungi Rendy dan minta ia datang ke rumah ini!. Katakan kepadanya, bila dia mempunyai rasa tanggung jawab dan akhlaq yang baik temuilah ayah di rumah!, ayah ingin dengar alasanya dan penjelasannya. Tapi bila dia tidak datang juga, jangan harap ada kata memaafkan untuk dia. Turur Pak Hasbi yang kini sudah ada di ruang tamu."
"Baik yah, nanti Kia coba untuk menghubungi Kak Rendy!, karena bebrapa hari ini nomernya sudah gak aktif." tutur Kia yang kini mulai masuk ke dalam kamarnya dengan langkah gontai."
Rahma yang sedari tadi diam. Bathinya berbicara. Sebagai orang yang dewasa rasanya banyak sekali beban yang harus di tanggung.. Henmm, apa aku bisa setegar kakak, kalau menghadapi ini semua?. Tatap Rahma pada pintu kamar yang kini sudah tertutup oleh pemiliknya.
"Bu..., sulit ya kalau jadi orang dewasa?, banyak masalah yang harus di hadapi? kalau Rahma jadi kak Kia, belom tentu Rahma bisa setegari itu!. Soalnya Rahma sering baca banyak orang yang bunuh diri karena patah hati, apa lagi kaya kak Kia, yang udah hampir menikah tapi malah batal. Ucap nya tanpa rasa dosa.
" Kakakmu masih punya iman!, Rahma, jadi gak mungkin ngelakuin itu semua!. Kamu jangan suka ngomong ngelantur kaya gitu!". Tandas Bu Aisyah yang cukup kawatir dengan keadaan putrinya.
"Bu..., kalau aku udah dewasa!", aku gak mau ahhh, pacaran-pacaran gitu. Aku gak apa-apa dah di jodohin asal sama laki-laki yang ganteng, kaya kakaknya temen aku bu?, mereka nikak karena di jodohin gitu sama ustadz dan ustadzahnya, tapi sekarang mereka bahagia bu, temen Rahma cerita sama Rahma."
"Itu namanya mereka bukan di jodohin tapi menjalani ta'aruf, Ma... kamu ini masih SMP udah bahas-bahas nikah segala, celetuk pak Hasbi yang melayangkan satu sentilan pada telinga anaknya yang satu itu.
" Aaaawww, sakit tau yahhhh!!... Rahmakan cuma cerita tentang kakaknya temen Rahma. Lagian Rahma pengen kuliah biar bisa kaya aa Razi, yang bisa ke tempatnya bang Azzam di filem Ketika Cinta Bertasbih itu, yah?. hehe..
"Dasar, kamu... hafal banget sama yang namanya filem-filem kaya gituan, kamu tuh harusnya nonton Upin dan Ipin?. Ucap bu Aisyah yang sudah mengukir senyum karena omongan Rahma tersebut.
" Sudah... sudah, kamu masuk kamar sana!!., biar besok berangkat sekolah gak kesingan, perintah pak Hasbi yang meraih remot di meja tv."
.
.
.
--- --- **Bersambung --- ---
JANGAN LUPA VOTE, LIKE, dan KOMENnya ya readers**.
Karena itu akan menjadi motivasi aku dalam menlanjutkan karyaku...
Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Tundjungsari Ratna
mampir tempatku juga kk'Pelakor istimewa.makasih
2020-09-29
0
ᴘɪᴘɪᴡ ❶ ࿐ཽ༵ ᴮᴼˢˢ
mangattt
2020-09-24
0
anotherbyl
Rahma nonton upin & ipin aja yak😅
Lanjut Kak author!!!
Dapet salam manis dan dukungan dari: MAYRA
PERJALANAN HIDUP KANIA
2020-09-16
2