2. Kerumah Paman

Tibalah sang pemilik nama Nakia, tepat di depan rumah yang bercat hijau dengan halaman yang cukup luas, yang dihiasi berbagai macam tanaman bunga yang indah karena sang pemikik rumah begitu suka dengan berbagai bunga. Sentuhan ornamen ukiran pada setiap pintu dan jendela yang dibiarkannya senatural mungkin.

"Assalamu'alaykum...

"Ibu..! Nakia pulang bawa martabak kesukaan ibu nih...!". Teriak Nakia sambil melepaskan sepatu dan meletakannya di rak yang biasa ia menimpannya.

" Wa 'Alayakum salam... Eh, kakak tumben kak udah pulang jam segini?, wah bawa apa ni kakak?. Tau aja kalau Rahma lagi laper, hehehe

celoteh Rahma yang sambil meraih tengengan pelastik berisi martabak keju, yang Kia beli di permpatan jalan tadi.

"Kok... sepi dek?, ayah sama ibu kemana?

Tanya Kia yang sambil menerawang kesetiap penjuru ruangan di rumahnya.

" Tadi ibu bilang sih, mau main ke rumah paman Karno, kalau gak salah denger!!, ibu sama ayah mau minta tolong bibi Nisa untuk masak katring diacara pernikahan kakak dan kak Rendy!!" Jawab Rahma yang kini sedang menikmati sepotong martabak keju, dengan mulutnya yang sudah penuh, sambil duduk di meja makan.

Rahma Azzahra adalah adik permpuan satu-satunya Kia, yang kini duduk di kelas 2 SMP yang usianya 8 tahun lebih muda dari kakaknya.

Deggg...

"Apa kamu bilang?, ke rumah paman Karno?. Membicarkan tentang persiapan pernikahan kakak maksud kamu?, apa ibu udah lama pergi dengan ayah? cecar Kia yang mulai gelisah.

"Yaa Robb...! "Bagaimana aku bisa menjelaskan kepada ibu dan ayah kalu ternyata pernikahan ini tidak mungkin akan terjadi?!" Batin Kia, yang kini telah duduk di sofa ruang tamu dengan badan yang tak bertenaga.

" Loh, kok kakak kaya gak seneng gitu, kalau ibu dan ayah ke rumah paman Karno?. Ayah sama ibu cuma ingin berbagi berita bahagia kakak yang sebentar lagi melepas masa lajang, ia gak kak?. Cerocos Rahma yang sambil menyenggol bahu kakaknya itu dan duduk di samping kananan kakaknya.

"Tapi, dek?. Dengan tangan yang di hentakan ke sofa Kia membuang kegelisahannya.

"Pernikahan ituuuu!! gak mungkin terjadiii. Karena Kak Rendy seminggu lagi akan menikah dengan wanita lain, bukan dengan kakak. Ucap Kia lirih dengan bulian air mata yang sudah membasahi kedua pipinya dan memgelus mukanya dengan kasar.

" Ahhh...!! kakak bisa aja nih ektingnya? Aku tau kakak pasti mau ngerjain aku kan? karena kemarin kakak kena aku kerjain? celoteh Rahma yang mengunyah sisa martabak yang ia ambil tadi.

"Dekkk...! coba kamu liat apa kamu gak liat mata kaka!", apa ada kebohongan? ucap Kia yang mulai marah dengan tanggapan adiknya dengan memajukan wajahnya ke hadapan sang adik.

" Maaf..., maafkan aku kak!" aku gk bermaksud. Lirih Rahma yang sambil menyodorkan tisu kepada kakak kesayanganya itu, dan memeluknya dari samping.

"Ya sudah, kakak juga minta maaf ya? kakak sudah bentak kamu, kakak mau mandi dulu bersihin badan karena tadi kena air hujan. Ucapnya yang kini sudah melangkah ke keamar dengan badan tak bertenaga.

***

Jam pun sudah menunjukan pukul 6 Sore, kedua ortua Nakia belum juga kunjung pulang.

Tok... tok... tok

Suara ketukan pintu yang di ketuk.

"Kak, boleh aku masuk?"

Tanya Rahma yang kini sudah ada di ambang pintu.

"Ya, masuk aja dek!" gak kakak konci kok. Suara Kia yang kini sudah rapi dengan baju tidurnya dan terlihat lebih segar, walau masih ada bekas mata sembab karena tangis tadi.

"Kak...!, kakak kok bisa setegar ini menghadapi masalah yang kakak hadapi?. Padahal pernikahan kakak sudah tinggal satu bulan lagi?, dan dengan sepihak Kak Rendy sudah membatalkan pernikahan itu. Ibu juga ayah yang sudah kegirangan, tau putri pertamanya akan segera menikah pasti akan patah hatinya dan kecewa dengan semua ini? tanya Rahma dengan memeluk guling di tanganya.

" Kita masih punya Allah, tempat kita berbagi dan mengadu segala keluh kesah kita, dek!".

Jawab Kia yang kini sudah mengelar sajadah sambil mengunggu kumandang azan magrib"

Sura azanpun terdengar dari sebelah musholah dekat dengan rumahnya.

"Alhamdulillah, Allahuakbar"

"Kamu sudah ambil wudhu, dek? tanya Kia pada adiknya".

"Kebetulan aku sedang halangan kak, kalau gitu aku ke kamar ya, kak?. Sambil nunggu ayah dan ibu pulang". Ucap Rahma yang meninggalkan bekas pada seprei yang sudah tertata rapi oleh sang pemilik kasur.

"Setelah suara azan selesai Kia langsung mengangkat kedua tanganya dan bero'a.

"Allaahumma robba haadzihid da’watit taammah, washsholaatil qoo-imah, aati muhammadanil washiilata wal fadhiilah, wasysyarofa, wad darajatal, ‘aaliyatar rofii’ah, wab’atshu maqoomam mahmuudanil ladzii wa’adtah, innaka laa tukhliful mii’aadz.

Lalu Melaksanakan sholat magrib".

Artinya: “Ya Allah, Tuhan pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah al-wasilah (derajat di surga), dan al-fadhilah (keutamaan) kepada nabi Muhammad. Dan bangkitkanlah beliau sehingga bisa menempati kedudukan terpuji yang Engkau janjikan".

Dengan perlahan ia mengusap lembut wajahnya. Dan membaca niat untuk sholat magrib.

Setelah selesai sholat dan berdo'a, ia meraih benda pipih yang ada di nakas sebelah tempat tidur, terdengar getaran pada benda tersebut yang sengaja ia tak berinada dering.

Kia: "Assalamu'alaikum... Ada apa, Lan?".

Ulan: Wa'alaikum salam, gak aku cuma iseng aja buat ngecek kamu masih sesih apa gak?.

Kia: Dasar...!, aku kira ada apa?" Aku udah gak terlalu mikirin kok, Lan. Kenyataan pahit itu gak boleh terlalu diratapi, hehehe.

Ulan: Syukur Alhamdulillah kalu gitu. Besok kamu kerja kan?.

Kia: Ya, iyalah, Lan!. Ngapai coba kalu aku gak kerja?, mau bengong kaya kambing ompong! canda Kia.

Ulan: Lah kirain gitu mau refreshing ngilangin stres. hihihi

Ya udah kalau gitu ya, met rehat sobatku. Inget jangan lupa makan!.

Kia: Siaaaappp..!, bosqu. Makasih ya atas perhatiannya.

Ulan: Ya sama-sama, beb. Wassalam.

Kia: wa 'alaikum salam.

Kini benda pipih itupun ia letakan kembali ketempatnya. Dan mulai mencari kesibukan lain di dalam kamar. Namun hal itu tak ia temukan dan pada akhirnya ia meraih kembali benda pipih tersebut

Ia dudukan bobot badannya pada kasur empuk dengan dua buah bantal sebagai sandaran. Perlahan ia mulai memperhatikan apa yang terlihat di media sosialnya. Terlihat sebuah postingan photo beserta keterangan pada foto tersebut.

#****Jangan tangisi apa yang bukan milikmu, karena semua itu tidak membuatmu baik.**

***Tataplah jalanmu kedepan, jangan pernah lagi menoleh ke belakang****#*

Begitulah isi postingan sang pemilik nama PurnamaPrama.

"Postingannya gak selalin kata-kata bijak yang dia upload jarang banget dia posting kegiatannya". Gumam Kia ketika melihat postingan tersebut."

"Apa yang terjadi denganku sekarang mungkin inilah yang terbaik?, gak guna juga aku nyeselin semua ini toh jalanku masih panjang untuk bisa meraih kebahagiaan itu kembali, ucapnya dengan menurunkan kakinya untuk segera berlalu dari kamarnya."

.

.

.

.

----- Bersambung ----

Jangan bosen untuk kasih jejak like dan komenya ya para Raiders.

Aku berharap karya pertamaku ini disukai para pembaca setia Noveltoon.

Walau karyaku ini tidak sebagus novel-novel yang biasa kalian baca.

*Jazakallahu**...

Terpopuler

Comments

Afseen

Afseen

bagus ngapain nangisin orang yg gk pntas untuk kita tangisin

2021-04-20

0

Mita Dwi

Mita Dwi

penasaran banget

2020-10-12

1

Cahya

Cahya

jejak dulu

2020-10-11

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kenyataan Pahit
2 2. Kerumah Paman
3 3. Di Meja Makan
4 4. Pernyataan Bayu
5 5. Pernyataan Bayu part 2
6 6. Amplop Putih
7 7. Penyesalan Rendy
8 8. Pengunjung Setia
9 9. Kehadirannya
10 10. Pesan Singkatnya.
11 11. Kedatangan Sahabat Lama
12 12. Pindah Kerja
13 13. Tempat Kerja Baru
14 14. Jerapah Cungkring
15 15. Pilihanmu
16 16. Pertama Kali Bertamu
17 17. Teman Baru
18 18. Gagal Makan Siang Bareng
19 19. Hujan
20 20. Dukungan
21 21. Kotak Berwarna Hijau
22 22. Saling Kenal
23 23. Sahabat Lama
24 24. Air Mata
25 25. Ungkapan
26 26. Foto-foto
27 27. Paras Cantiknya
28 28. Ayam Kecap
29 29. Janji Suci
30 30. Impian Kita
31 31. Razi Merestuiku (Prama)
32 32. Mengenal Mas Huda
33 33. Tatapan Penuh Arti
34 34. Pertunanganku
35 35. Bersimbah Darah
36 36. Rumah Sakit
37 37. Kehilanganya untuk selama-lamanya
38 38. Puisi Ungkapan Hati
39 39. Kabar Berita
40 40. Kenangan Gaun Pengantin
41 41. Kembali Ke Kantor
42 42. Ungkapan Hati Huda
43 43. Berpamitan
44 44. Panen Jagung
45 45. Kania Kecil
46 46. Hari Pernikahan
47 47. Pernikahan II
48 48. Sosok Muhammad Kahfi Al Kausar
49 49. Klinik
50 50. Keruwetan
51 51. Permintaan Huda
52 52. Pernyataan Huda II
53 53. Masa Lalu
54 54. Hari Milad
55 55. Khitbah
56 56. Patah Hati
57 57. Menahan Ngatuk
58 58. Bolu atau Brownis
59 59. Tertusuk Tulang Ikan
60 60. Mie Instan Spesial
61 61. Hari Pernikahan Yang Dinanti
62 62. Di Dalam Kamar
63 63. Menguji Keimanan
64 64. Meninggalkannya Satu Persatu
65 65. Dicium Olehnya
66 66. Ritual Yang Tertunda
67 67. Sate
68 67. Sate
69 68. Lemari
70 69. Goresan Hati n
71 70. Penginapan
72 71. Malam Yang di Tunggu
73 72. Pantai Kenangan
74 73. Selesai
75 73. Selesai
76 74. Cari Tahu
77 75. Kenapa?
78 76. Heboh
79 77. Siapa?
80 78. Rahma
81 79. Berharap
82 80. Telepone
83 81. Sebuah Sertifikat
84 82. Brayen dan Ulan
85 83. Permohonan Maaf
86 84. Dingin
87 85. Kerinduan
88 86. Penjelasanku
89 87. Masa Lalu
90 88. Berkunjung
91 91. Kehangatan
92 91. Panik
93 92. Saran
94 93. Liburan
95 94. Mounera
96 95. Gagal Datang
97 96. Masuk Angin
98 97. Kikuk
99 98. Rencana
100 99. Mahsiswa Baru
101 100.
102 101. Cemburu yang menggebu
103 102.
104 103. Gelisah
105 104. Mencurigai
106 105. Di Rumah Sakit yang sama
107 106. Sesak di Dada
108 107. Aku Bisa Apa?
109 108. Kembali
110 109. Kumpul Bersama
111 110. Kita Berdua Saja
112 111. Tertahan di Tengah Jalan
113 112. Bubur Yang Tertunda
114 113. Puding Mangga
115 114. Dokter Cantik! siapakah dia?
116 115. Maafkan Aku
117 116. Berpamitan dulu
118 117. Akhirnya
119 118. Bawang Merah
120 119. Hanan dan Humairoh
121 120. Pertarungan Yang Dinanti
122 121. Kembali
123 122. Dua Toples Kue Kering
124 123. Aku tidak mau berharap banyak
125 124. Bau Sabun Mandi
126 125. Dibalik Tisu Putih
127 126. Naik pohon Mangga
128 127. Mie Ramenku
129 128. Tertangkap
130 129. Kelahiran Bayi
131 130. Pinjem Pintu Doraemon
132 131. Air Buah Kelapa
133 132. Olah Raga Pagi
134 133. Dompet Saya Ketinggalan
135 134. "Masyaa Allah, Istri Mas Hebat!"
136 135. "Masss, Kamu Jail! "
137 136. Masa sudah punya anak masih manggilnya, dek?
138 T A M A T
139 Novel Terbaruku
Episodes

Updated 139 Episodes

1
1. Kenyataan Pahit
2
2. Kerumah Paman
3
3. Di Meja Makan
4
4. Pernyataan Bayu
5
5. Pernyataan Bayu part 2
6
6. Amplop Putih
7
7. Penyesalan Rendy
8
8. Pengunjung Setia
9
9. Kehadirannya
10
10. Pesan Singkatnya.
11
11. Kedatangan Sahabat Lama
12
12. Pindah Kerja
13
13. Tempat Kerja Baru
14
14. Jerapah Cungkring
15
15. Pilihanmu
16
16. Pertama Kali Bertamu
17
17. Teman Baru
18
18. Gagal Makan Siang Bareng
19
19. Hujan
20
20. Dukungan
21
21. Kotak Berwarna Hijau
22
22. Saling Kenal
23
23. Sahabat Lama
24
24. Air Mata
25
25. Ungkapan
26
26. Foto-foto
27
27. Paras Cantiknya
28
28. Ayam Kecap
29
29. Janji Suci
30
30. Impian Kita
31
31. Razi Merestuiku (Prama)
32
32. Mengenal Mas Huda
33
33. Tatapan Penuh Arti
34
34. Pertunanganku
35
35. Bersimbah Darah
36
36. Rumah Sakit
37
37. Kehilanganya untuk selama-lamanya
38
38. Puisi Ungkapan Hati
39
39. Kabar Berita
40
40. Kenangan Gaun Pengantin
41
41. Kembali Ke Kantor
42
42. Ungkapan Hati Huda
43
43. Berpamitan
44
44. Panen Jagung
45
45. Kania Kecil
46
46. Hari Pernikahan
47
47. Pernikahan II
48
48. Sosok Muhammad Kahfi Al Kausar
49
49. Klinik
50
50. Keruwetan
51
51. Permintaan Huda
52
52. Pernyataan Huda II
53
53. Masa Lalu
54
54. Hari Milad
55
55. Khitbah
56
56. Patah Hati
57
57. Menahan Ngatuk
58
58. Bolu atau Brownis
59
59. Tertusuk Tulang Ikan
60
60. Mie Instan Spesial
61
61. Hari Pernikahan Yang Dinanti
62
62. Di Dalam Kamar
63
63. Menguji Keimanan
64
64. Meninggalkannya Satu Persatu
65
65. Dicium Olehnya
66
66. Ritual Yang Tertunda
67
67. Sate
68
67. Sate
69
68. Lemari
70
69. Goresan Hati n
71
70. Penginapan
72
71. Malam Yang di Tunggu
73
72. Pantai Kenangan
74
73. Selesai
75
73. Selesai
76
74. Cari Tahu
77
75. Kenapa?
78
76. Heboh
79
77. Siapa?
80
78. Rahma
81
79. Berharap
82
80. Telepone
83
81. Sebuah Sertifikat
84
82. Brayen dan Ulan
85
83. Permohonan Maaf
86
84. Dingin
87
85. Kerinduan
88
86. Penjelasanku
89
87. Masa Lalu
90
88. Berkunjung
91
91. Kehangatan
92
91. Panik
93
92. Saran
94
93. Liburan
95
94. Mounera
96
95. Gagal Datang
97
96. Masuk Angin
98
97. Kikuk
99
98. Rencana
100
99. Mahsiswa Baru
101
100.
102
101. Cemburu yang menggebu
103
102.
104
103. Gelisah
105
104. Mencurigai
106
105. Di Rumah Sakit yang sama
107
106. Sesak di Dada
108
107. Aku Bisa Apa?
109
108. Kembali
110
109. Kumpul Bersama
111
110. Kita Berdua Saja
112
111. Tertahan di Tengah Jalan
113
112. Bubur Yang Tertunda
114
113. Puding Mangga
115
114. Dokter Cantik! siapakah dia?
116
115. Maafkan Aku
117
116. Berpamitan dulu
118
117. Akhirnya
119
118. Bawang Merah
120
119. Hanan dan Humairoh
121
120. Pertarungan Yang Dinanti
122
121. Kembali
123
122. Dua Toples Kue Kering
124
123. Aku tidak mau berharap banyak
125
124. Bau Sabun Mandi
126
125. Dibalik Tisu Putih
127
126. Naik pohon Mangga
128
127. Mie Ramenku
129
128. Tertangkap
130
129. Kelahiran Bayi
131
130. Pinjem Pintu Doraemon
132
131. Air Buah Kelapa
133
132. Olah Raga Pagi
134
133. Dompet Saya Ketinggalan
135
134. "Masyaa Allah, Istri Mas Hebat!"
136
135. "Masss, Kamu Jail! "
137
136. Masa sudah punya anak masih manggilnya, dek?
138
T A M A T
139
Novel Terbaruku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!