Tibalah sang pemilik nama Nakia, tepat di depan rumah yang bercat hijau dengan halaman yang cukup luas, yang dihiasi berbagai macam tanaman bunga yang indah karena sang pemikik rumah begitu suka dengan berbagai bunga. Sentuhan ornamen ukiran pada setiap pintu dan jendela yang dibiarkannya senatural mungkin.
"Assalamu'alaykum...
"Ibu..! Nakia pulang bawa martabak kesukaan ibu nih...!". Teriak Nakia sambil melepaskan sepatu dan meletakannya di rak yang biasa ia menimpannya.
" Wa 'Alayakum salam... Eh, kakak tumben kak udah pulang jam segini?, wah bawa apa ni kakak?. Tau aja kalau Rahma lagi laper, hehehe
celoteh Rahma yang sambil meraih tengengan pelastik berisi martabak keju, yang Kia beli di permpatan jalan tadi.
"Kok... sepi dek?, ayah sama ibu kemana?
Tanya Kia yang sambil menerawang kesetiap penjuru ruangan di rumahnya.
" Tadi ibu bilang sih, mau main ke rumah paman Karno, kalau gak salah denger!!, ibu sama ayah mau minta tolong bibi Nisa untuk masak katring diacara pernikahan kakak dan kak Rendy!!" Jawab Rahma yang kini sedang menikmati sepotong martabak keju, dengan mulutnya yang sudah penuh, sambil duduk di meja makan.
Rahma Azzahra adalah adik permpuan satu-satunya Kia, yang kini duduk di kelas 2 SMP yang usianya 8 tahun lebih muda dari kakaknya.
Deggg...
"Apa kamu bilang?, ke rumah paman Karno?. Membicarkan tentang persiapan pernikahan kakak maksud kamu?, apa ibu udah lama pergi dengan ayah? cecar Kia yang mulai gelisah.
"Yaa Robb...! "Bagaimana aku bisa menjelaskan kepada ibu dan ayah kalu ternyata pernikahan ini tidak mungkin akan terjadi?!" Batin Kia, yang kini telah duduk di sofa ruang tamu dengan badan yang tak bertenaga.
" Loh, kok kakak kaya gak seneng gitu, kalau ibu dan ayah ke rumah paman Karno?. Ayah sama ibu cuma ingin berbagi berita bahagia kakak yang sebentar lagi melepas masa lajang, ia gak kak?. Cerocos Rahma yang sambil menyenggol bahu kakaknya itu dan duduk di samping kananan kakaknya.
"Tapi, dek?. Dengan tangan yang di hentakan ke sofa Kia membuang kegelisahannya.
"Pernikahan ituuuu!! gak mungkin terjadiii. Karena Kak Rendy seminggu lagi akan menikah dengan wanita lain, bukan dengan kakak. Ucap Kia lirih dengan bulian air mata yang sudah membasahi kedua pipinya dan memgelus mukanya dengan kasar.
" Ahhh...!! kakak bisa aja nih ektingnya? Aku tau kakak pasti mau ngerjain aku kan? karena kemarin kakak kena aku kerjain? celoteh Rahma yang mengunyah sisa martabak yang ia ambil tadi.
"Dekkk...! coba kamu liat apa kamu gak liat mata kaka!", apa ada kebohongan? ucap Kia yang mulai marah dengan tanggapan adiknya dengan memajukan wajahnya ke hadapan sang adik.
" Maaf..., maafkan aku kak!" aku gk bermaksud. Lirih Rahma yang sambil menyodorkan tisu kepada kakak kesayanganya itu, dan memeluknya dari samping.
"Ya sudah, kakak juga minta maaf ya? kakak sudah bentak kamu, kakak mau mandi dulu bersihin badan karena tadi kena air hujan. Ucapnya yang kini sudah melangkah ke keamar dengan badan tak bertenaga.
***
Jam pun sudah menunjukan pukul 6 Sore, kedua ortua Nakia belum juga kunjung pulang.
Tok... tok... tok
Suara ketukan pintu yang di ketuk.
"Kak, boleh aku masuk?"
Tanya Rahma yang kini sudah ada di ambang pintu.
"Ya, masuk aja dek!" gak kakak konci kok. Suara Kia yang kini sudah rapi dengan baju tidurnya dan terlihat lebih segar, walau masih ada bekas mata sembab karena tangis tadi.
"Kak...!, kakak kok bisa setegar ini menghadapi masalah yang kakak hadapi?. Padahal pernikahan kakak sudah tinggal satu bulan lagi?, dan dengan sepihak Kak Rendy sudah membatalkan pernikahan itu. Ibu juga ayah yang sudah kegirangan, tau putri pertamanya akan segera menikah pasti akan patah hatinya dan kecewa dengan semua ini? tanya Rahma dengan memeluk guling di tanganya.
" Kita masih punya Allah, tempat kita berbagi dan mengadu segala keluh kesah kita, dek!".
Jawab Kia yang kini sudah mengelar sajadah sambil mengunggu kumandang azan magrib"
Sura azanpun terdengar dari sebelah musholah dekat dengan rumahnya.
"Alhamdulillah, Allahuakbar"
"Kamu sudah ambil wudhu, dek? tanya Kia pada adiknya".
"Kebetulan aku sedang halangan kak, kalau gitu aku ke kamar ya, kak?. Sambil nunggu ayah dan ibu pulang". Ucap Rahma yang meninggalkan bekas pada seprei yang sudah tertata rapi oleh sang pemilik kasur.
"Setelah suara azan selesai Kia langsung mengangkat kedua tanganya dan bero'a.
"Allaahumma robba haadzihid da’watit taammah, washsholaatil qoo-imah, aati muhammadanil washiilata wal fadhiilah, wasysyarofa, wad darajatal, ‘aaliyatar rofii’ah, wab’atshu maqoomam mahmuudanil ladzii wa’adtah, innaka laa tukhliful mii’aadz.
Lalu Melaksanakan sholat magrib".
Artinya: “Ya Allah, Tuhan pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah al-wasilah (derajat di surga), dan al-fadhilah (keutamaan) kepada nabi Muhammad. Dan bangkitkanlah beliau sehingga bisa menempati kedudukan terpuji yang Engkau janjikan".
Dengan perlahan ia mengusap lembut wajahnya. Dan membaca niat untuk sholat magrib.
Setelah selesai sholat dan berdo'a, ia meraih benda pipih yang ada di nakas sebelah tempat tidur, terdengar getaran pada benda tersebut yang sengaja ia tak berinada dering.
Kia: "Assalamu'alaikum... Ada apa, Lan?".
Ulan: Wa'alaikum salam, gak aku cuma iseng aja buat ngecek kamu masih sesih apa gak?.
Kia: Dasar...!, aku kira ada apa?" Aku udah gak terlalu mikirin kok, Lan. Kenyataan pahit itu gak boleh terlalu diratapi, hehehe.
Ulan: Syukur Alhamdulillah kalu gitu. Besok kamu kerja kan?.
Kia: Ya, iyalah, Lan!. Ngapai coba kalu aku gak kerja?, mau bengong kaya kambing ompong! canda Kia.
Ulan: Lah kirain gitu mau refreshing ngilangin stres. hihihi
Ya udah kalau gitu ya, met rehat sobatku. Inget jangan lupa makan!.
Kia: Siaaaappp..!, bosqu. Makasih ya atas perhatiannya.
Ulan: Ya sama-sama, beb. Wassalam.
Kia: wa 'alaikum salam.
Kini benda pipih itupun ia letakan kembali ketempatnya. Dan mulai mencari kesibukan lain di dalam kamar. Namun hal itu tak ia temukan dan pada akhirnya ia meraih kembali benda pipih tersebut
Ia dudukan bobot badannya pada kasur empuk dengan dua buah bantal sebagai sandaran. Perlahan ia mulai memperhatikan apa yang terlihat di media sosialnya. Terlihat sebuah postingan photo beserta keterangan pada foto tersebut.
#****Jangan tangisi apa yang bukan milikmu, karena semua itu tidak membuatmu baik.**
***Tataplah jalanmu kedepan, jangan pernah lagi menoleh ke belakang****#*
Begitulah isi postingan sang pemilik nama PurnamaPrama.
"Postingannya gak selalin kata-kata bijak yang dia upload jarang banget dia posting kegiatannya". Gumam Kia ketika melihat postingan tersebut."
"Apa yang terjadi denganku sekarang mungkin inilah yang terbaik?, gak guna juga aku nyeselin semua ini toh jalanku masih panjang untuk bisa meraih kebahagiaan itu kembali, ucapnya dengan menurunkan kakinya untuk segera berlalu dari kamarnya."
.
.
.
.
----- Bersambung ----
Jangan bosen untuk kasih jejak like dan komenya ya para Raiders.
Aku berharap karya pertamaku ini disukai para pembaca setia Noveltoon.
Walau karyaku ini tidak sebagus novel-novel yang biasa kalian baca.
*Jazakallahu**...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Afseen
bagus ngapain nangisin orang yg gk pntas untuk kita tangisin
2021-04-20
0
Mita Dwi
penasaran banget
2020-10-12
1
Cahya
jejak dulu
2020-10-11
0