Selesai makan malam Arsen langsung masuk ke dalam kamarnya meninggalkan Diandra dan Friska yang masih mengobrol santai di ruang keluarga.
Arsen tidak ikut berkumpul dengan istri dan mamanya karena badannya sudah terlalu lelah ditambah lagi perutnya terasa mual karena terpaksa memakan udang di depan mamanya saat makan malam.
Arsen merebahkan tubuhnya di atas kasur mencoba memejamkan matanya yang terasa berkunang-kunang setelah ia memuntahkan kembali makanan yang ia makan. Bajunya kembali basah akibat keringat dingin keluar dari kulit tubuhnya.
"Kalau begini terus bisa-bisa gue mati karena pura-pura di depan mama." Batin Arsen sembari mengatur nafasnya.
Arsen mengambil foto pernikahannya dengan Liora istri pertamanya, ia menatap foto itu dengan tatapan sendu dan mengusap lembut wajah Liora yang berada di dalam foto.
"Maaf ya sayang malam ini aku harus tidur sekamar lagi dengan wanita lain selain kamu." Gumam Arsen kemudian membawa foto tersebut ke dalam pelukannya hingga ia tertidur sambil memegang bingkai foto kecil yang terletak di atas perutnya.
Diandra yang baru saja masuk kamar tersenyum melihat Arsen tertidur pulas namun senyumannya itu seketika memudar ketika ia mengetahui bahwa Arsen tidur sambil memegang foto pernikahannya dengan Liora disaat ia menyelimuti tubuh Arsen dengan selimut.
"Sebegitu sayangnya kah nih orang sama istri pertamanya? Kalau iya harusnya dia nolak untuk nikah sama gue." Gumam Diandra sembari berjalan menuju sofa dan mulai memejamkan matanya hingga ia tertidur.
*****
"Diandra.. Diandra.." Tutur Arsen dengan lembut sambil menepuk pelan lengan Diandra agar istrinya itu bangun dari tidurnya.
Diandra membuka matanya perlahan kemudian ia melihat Arsen sedang memperhatikannya sambil tersenyum kepadanya karena akhirnya ia bangun setelah beberapa kali dipanggil.
"Bapak mau ngapain?!" Ucap Diandra curiga sambil mendorong tubuh Arsen menjauh darinya membuat Arsen terkejut dengan tindakan Diandra.
"Heh! Saya ini cuma bangunin kamu jangan mikir yang aneh-aneh deh, masih pagi begini udah ngajak ribut aja." Ucap Arsen kesal karena perlakuan Diandra.
"Oh sekarang udah pagi ya pak?" Tanya Diandra tanpa merasa bersalah sedikitpun.
"Udah." Jawab Arsen kembali cuek.
"Terus ngapain bapak bangunin saya?" Tanya Diandra kebingungan.
"Mama nyuruh saya ngajak kamu jalan-jalan karena hari ini hari libur." Jelas Arsen.
"Terus bapak iyain?" Tanya Diandra memastikan.
"Yaiyalah daripada mama curiga." Jawab Arsen membuat Diandra menghela nafas panjang.
"Pak... Bapak kan bisa bikin alasan untuk nolak permintaan mama bilang bapak udah ada janji apa gitu sama teman-teman bapak, ini malah langsung di iyain aja." Tutur Diandra sedikit kesal.
"Saya gak mau berdebat, sekarang kamu siap-siap biar saya tunggu di bawah." Ucap Arsen kemudian keluar dari kamarnya dan duduk di sofa yang terletak di ruang keluarga sambil menyalakan televisi menghilangkan rasa bosannya.
Setelah Arsen menunggu cukup lama akhirnya Diandra pun turun dengan mengenakkan style pakaian yang santai namun tetap terlihat cantik, Arsen sedikit terpana melihat penampilan Diandra. Ia akui bahwa istrinya itu sangat pintar dalam memilih baju serta menjaga penampilan tubuhnya.
Arsen menyodorkan handphonenya saat Diandra telah berada didepannya membuat istrinya itu menatapnya sembari mengerutkan kening karena kebingungan.
"Masukin nomor kamu, kemaren saya mau nelpon kamu tapi saya lupa kalau saya gak punya nomor hp kamu." Jelas Arsen dengan wajah datar.
"Ayo cepetan masukin sebelum mama datang." Ujar Arsen mendesak Diandra yang baru saja menghidupkan handphone yang ia berikan.
"Iya, iya sabar dong pak." Ucap Diandra.
"Kata sandinya apa?" Tanya Diandra saat melihat handphone Arsen masih terkunci.
"Tanggal pernikahan kita." Jawab Arsen jelas membuat Diandra terkejut ia tidak menyangka bahwa Arsen akan menggunakan tanggal pernikahan mereka untuk kata sandi handphonenya.
Namun ia mengabaikan hal tersebut dan langsung berpikir bahwa Arsen baru mengganti kata sandi handphonenya agar mamanya tidak curiga akan hubungan romantis yang mereka buat di depan mamanya.
"Tuh udah saya masukin nomornya namanya istriku tersayang." Ucap Diandra sambil tersenyum setelah memasukkan nomor handphonenya Diandra mengembalikan handphone itu kepada Arsen.
"Kenapa harus itu namanya?" Ucap Arsen ketus.
"Ya supaya kalau mama cek handphone bapak, mama gak curiga nanti kalau mama udah pulang terserah bapak mau ganti namanya apa nggak." Jelas Diandra.
"Jelas saya gantilah karena istri tersayang saya tuh bukan kamu tapi almarhumah Liora." Ujar Arsen sambil menatap Diandra dengan tatapan serius.
"Oh jadi kalian kalau dibelakang mama ngomongnya formal banget ya? Keromantisan kalian itu cuma ditunjukkan di depan mama aja ya?" Ujar Friska membuat Arsen dan Diandra terkejut melihat dirinya telah berdiri di belakang mereka.
"S-sejak kapan mama di situ?" Tanya Arsen panik.
"Semenjak kamu minta nomornya Diandra, kenapa emangnya? Takut kalau mama tau kalau kalian cuma pura-pura romantis?" Ujar Friska membuat Arsen dan Diandra tertunduk diam tak bisa menjawab ucapan mamanya itu.
Sejujurnya mereka tidak menyangka bahwa kebohongan mereka terbongkar secepat itu padahal mereka pikir hampir saja berhasil meyakinkan Friska namun karena kecerobohan mereka membuat usaha mereka seketika sia-sia tak ada artinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Msofa
Terciduk 😲
2025-01-03
1