Arsen terbangun ketika mendengar alarm handphonenya berbunyi dan bergetar membuat ia terpaksa melihat layar handphonenya dan mematikan alarm.
Arsen memperhatikan tempat tidur yang telah rapi ia melihat sekeliling dan mendapati pintu kamar mandinya terbuka.
Dengan malas Arsen berjalan mengambil handuknya dan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya lalu setelah rapi ia turun ke lantai bawah untuk menyantap sarapan.
"Kamu masuk pagi? Tumben jam segini udah bangun." Tutur Arsen mengambil piring dan sendok.
"Iya Pak, Lagian biasanya saya juga udah bangun jam segini cuma belum keluar kamar aja." Ujar Diandra sambil memakan nasi goreng yang berada di piringnya.
"Bisa gak jangan panggil saya Pak gitu? Emang saya setua itu dimata kamu?" Ujar Arsen mulai sedikit risih dipanggil dengan sebutan Pak oleh Diandra.
"Terus apa dong? Om? Paman? Atau apa?" Tanya Diandra dengan polosnya meminta pendapat.
"Kamu kan bisa panggil saya mas." Ujar Arsen sembari menyantap sarapannya.
"Dih?! kalau saya gak mau?"
"Paling nanti kamu kena marah sama mama kalau manggil saya Pak, lagian kita itu harus pura-pura mesra di depan mama masa iya kamu manggil saya dengan sebutan Pak." Ucap Arsen dengan santai.
Diandra terdiam tak menanggapi ucapan Arsen lagi ia kembali fokus menghabiskan sarapannya agar ia bisa cepat-cepat pergi kuliah.
Bi Surti tersenyum bahagia melihat Arsen dan Diandra telah berinteraksi dan saling bicara. Mungkin selama pernikahan mereka, itu adalah obrolan terpanjang mereka karena selama ini mereka hanya sekedar menyapa itupun dengan tatapan dingin kemudian berlalu tanpa melanjutkan obrolan benar-benar seperti orang asing yang tak kenal satu sama lain.
Disaat mereka lagi asik menyantap makanan mereka, Friska datang secara diam-diam yang membuat mereka terkejut.
"Wah, lagi pada sarapan ya?" Ucap Friska menyapa membuat Arsen dan Diandra langsung menatap kearahnya.
"Loh? Mama kenapa gak bilang sama Arsen kalau mama pulang ke Indonesia jadi kan bisa Arsen jemput mama di bandara." Ujar Arsen memeluk mamanya dan menyalami tangan mamanya diikuti oleh Diandra.
"Mama udah makan? makan sama kita aja sekalian ma." Ucap Diandra sambil tersenyum.
"Boleh deh mama ikut makan sama kalian." Ucap Friska kemudian duduk di salah satu kursi yang ada di meja makan.
"Kalian ini sweet banget deh pagi-pagi udah sarapan berdua sampai gak sadar mama udah datang dari tadi." Ucap Friska membuat Diandra dan Arsen terkejut.
"Mama udah datang dari tadi?! Sejak kapan ma? Mama dengar pembicaraan kami gak?" Ucap Arsen melontarkan begitu banyak pertanyaan karena khawatir percakapan mereka telah didengar oleh Friska.
"Emang kalian sedang ngomongin apa? Kenapa wajah kamu seperti orang ketakutan gitu? Kalian lagi membunyikan sesuatu ya dari mama?" Ujar Friska menatap anak dan mantunya secara bergantian.
Mendengar ucapan Friska membuat Arsen dan Diandra saling bertatapan seolah mereka sedang mencari jawaban satu sama lain.
"Nggak ma, i-itu anu Arsen malu aja kalau mama dengar Arsen menggombal Diandra tadi." Ucap Arsen sedikit gugup dan menundukkan wajahnya karena ia sendiri malu serta bingung kenapa dia memilih menjawab seperti itu.
Friska hanya tersenyum melihat tingkah anaknya yang malu-malu kucing di depannya "Tenang aja mama gak dengar kok." Ujar Friska membuat Arsen dan Diandra menghela nafas lega.
"Kamu tuh lucu deh Sen, ini bukan pertama kalinya loh kamu menikah masa masih malu-malu? dulu sama Liora kamu gak seperti ini, kalau Diandra yang malu-malu mama masih maklum. lah kamu? Apa yang harus kamu maluin?" Timpal Friska membuat Arsen terdiam.
"Lagian jawabannya aneh-aneh kan mama jadi curiga lagi tuh." Batin Diandra menatap Arsen yang semakin kebingungan.
"Ma, maaf banget Diandra sekarang harus berangkat kuliah soalnya Diandra kuliah pagi hari ini." Ujar Diandra pamit sekaligus mengalihkan topik agar Friska tidak terus mencecar Arsen dengan pertanyaan lainnya karena kasihan melihat suaminya kebingungan.
"Oh iya gapapa sayang, semangat ya kuliahnya." Ucap Friska setelah cipika-cipiki dengan Diandra.
"M-mas, aku berangkat kuliah dulu ya." Ujar Diandra sembari mengulurkan tangannya kepada Arsen.
Hal tersebut jelas membuat Arsen kaget kemudian ia menatap Diandra yang sedang memberinya kode kalau itu hanyalah sebatas drama didepan mamanya.
"Oh iya, hati-hati sayang." Ujar Arsen membuat perut Diandra serasa mual mendengar ucapan Arsen.
"Loh? istri kamu gak kamu anter?" tanya Friska lagi-lagi membuat mereka saling tatap tatapan.
"Oh nggak ma soalnya kan Mas Arsen juga mau kerja nanti kalau Mas Arsen ngantar aku yang ada dia telat ma." Ucap Diandra masih berusaha untuk tersenyum karena ia sudah tidak tahan lagi dengan semua drama yang mereka ciptakan.
"Yaudah kalau gitu Diandra pergi dulu ya ma, kalau ngobrol terus nanti Diandra telat." tambah Diandra sebelum pergi meninggalkan Arsen dan Friska di meja makan.
Arsen menghela nafas berat setelah melihat Diandra menghilang dari hadapannya, kini ia harus menghadapi mamanya sendirian namun untungnya Vincent menelponnya membuat ia bisa menghindari mamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments