Zero Ran

Setelah menghajar Geri hingga pingsan dengan luka tebas di dada, Augreen Ran mendengus dingin dan melanjutkan langkahnya menuju kediaman klan Ran untuk menemui kakek dan neneknya. Augreen tidak peduli dengan tatapan ketakutan orang-orang kepadanya, bahkan Augreen tidak peduli dengan orang-orang yang mengutuknya karena telah memukul Geri putra kepala keluarga Rizki hingga pingsan dan muntah darah.

"Bukankah kamu mengatakan dia sampah keluarga Ran, tapi kenapa dia terlihat tidak seperti yang dirumorkan?" Tanya seorang wanita kepada pemuda yang pertama kali mengenali siapa Augreen Ran.

Seluruh warga desa tahu siapa Augreen Ran si sampah dari klan Ran, status sebagai sampah itu disandang oleh Augreen karena tidak memiliki inti energi dan ditakdirkan sebagai manusia biasa. Bagaimana tidak, hal itu terjadi karena dalam dunia ini manusia biasa saja memiliki inti energi, tapi sangat berbeda dengan Augreen yang tidak memilikinya, jadi wajar saja Augreen disebut sampah dan ditakdirkan sebagai manusia biasa oleh orang-orang.

"Aku juga tidak tahu, mungkin saja sampah itu mendapatkan sebuah metode atau keterampilan yang mampu memberinya inti energi atau memberinya kemampuan olah energi alam menjadi energi tenaga dalam meskipun tanpa inti energi. Atau mungkin dia mengolah energi lain yang bukan berasal dari energi alam." Respon pria muda itu tidak tahu menahu dan sedikit mengungkapkan kecurigaannya kepada Augreen yang mungkin mendapatkan sebuah metode atau keterampilan yang dapat memberikan kemampuan mengolah energi alam, atau mungkin mengolah energi lain yang bukan berasal dari energi alam. 

"Memangnya ada keterampilan seperti itu?" Tanya sang pacar heran.

"Pasti ada tolol, dunia ini terlalu luas. Banyak jenis kekuatan yang ada di dunia ini dan banyak orang jenius yang mampu membuat metode baru. Contohnya jenderal besar Derrick yang menciptakan metode olah energi aura. Masa kamu tidak tahu, Hais." Pemuda itu tak habis pikir dengan pacarnya dan pergi meninggalkan sang pacar begitu saja.

Seorang pemuda yang berada di dekat pasangan tersebut hanya tersenyum tipis mendengar bahwa mungkin saja kakaknya (Augreen Ran) mendapatkan sebuah metode atau keterampilan yang memungkinkan dapat memberikan sang kakak inti energi atau mengolah energi yang setara atau lebih baik dari energi alam.

"Kakak, sepertinya kamu memiliki sesuatu yang menarik. Sekarang aku penasaran tentang perkembangan mu selama pergi tiga tahun lamanya. Dan apakah itu seperti masa lalu sebelum waktu diputar ulang?" Gumam Zero pelan dan hanya dapat didengar oleh dirinya sendiri.

Kediaman klan Ran.

Setelah berjalan cukup lama Augreen Ran akhirnya sampai di kediaman klan Ran yang berada di sebelah utara desa dan dekat dengan pelabuhan. Kediaman klan Ran sendiri terlihat begitu megah dan besar, para pelayan keluarga Ran memakai baju yang seragam dengan mengenakan jas yang dikombinasikan dengan baju kemeja putih dan terlihat sangat enak dipandang mata. Sementara prajurit penjaga memakai baju seragam berwarna merah dan selaras dengan tombak atau pedang yang mereka kenakan sebagai identitas bahwa mereka adalah pengawal klan Ran yang merupakan salah satu dari 7 keluarga besar desa Naga Langit. 

"Mohon maaf tuan, kalau boleh tahu siapa anda dan ada keperluan apa anda mendatangi kediaman keluarga Ran?" Tanya salah satu pengawal melangkah sedikit ke depan menghalangi langkah Augreen yang ingin memasuki kediaman klan Ran.

Augreen Ran hanya mendengus kecil, lalu mengeluarkan dan memberikan sebuah token besi dari balik bajunya. Token itu memiliki motif berbentuk seperti pusaran angin dengan sebuah tulisan berwarna emas terlihat di tengah-tengah token, tulisan itu terbaca “Augreen Ran".

"Token keluarga inti?" Pengawal itu sedikit terkejut dan ketakutan karena telah menghalangi langkah seorang keluarga inti, pengawal itu dan pengawal dibelakangnya langsung berlutut memberi hormat kepada Augreen Ran.

"Tuan muda mohon ampuni kesalahan hamba yang telah menghalangi langkah tuan muda. Hamba sungguh tidak tahu tuan muda akan datang mengunjungi rumah keluarga." Ucap mereka dengan nada bergetar. 

Augreen hanya tersenyum kecil dan segera melangkah masuk ke dalam kediaman klan Ran dengan langkah mantap berwibawa dan penuh kesombongan. Sebelum melangkah lebih jauh Augreen tiba-tiba berhenti dan melirik dua prajurit tersebut dengan lirikan dingin.

"Kalian sepertinya tidak mengenaliku, padahal aku hanya pergi selama tiga tahun. Sepertinya aku memang tidak dianggap oleh keluarga ini, bahkan oleh para pelayannya. Itu sangat menyakitkan, namun aku tidak peduli asalkan kalian tidak menggangguku lagi." Ucap Augreen dan melanjutkan langkahnya dengan mengeluarkan aura pembunuh yang sangat mengintimidasi.

Dua pengawal itu seketika berkeringat dingin dan tak dapat bergerak beberapa saat karena merasakan aura pembunuh yang sangat pekat dari Augreen, mereka bahkan tidak sanggup berlutut lebih lama jika tidak memaksakan diri tetap berlutut hormat.

"Siapa dia, kenapa auranya begitu kuat? Apakah dia salah satu anak tetua keluarga atau mungkin salah satu putra haram kepala keluarga?" Tanya salah satu pengawal dengan terbata-bata, namun sayangnya temannya sudah tak sadarkan diri karena ketakutan dan tidak sanggup menerima aura pembunuh Augreen yang sangat mengintimidasi.

"Eh sepertinya wajahnya sedikit familiar?" Pengawal itu akhirnya sedikit mengenali wajah Augreen yang sudah sangat jauh melangkah memasuki kediaman klan Ran.

"Bukankah dia si sampah Augreen itu? Sampah keluarga Ran yang diusir tiga tahun lalu oleh kepala keluarga?" Tanya prajurit itu terbata-bata ketika mengingat siapa Augreen Ran.

Pengawal itu seketika ketakutan setengah mati mengingat masa lalu, pasalnya mereka dulu juga sering menghina dan mengejek Augreen karena berstatus sebagai sampah keluarga Ran. Mereka dulu sangat lancang dan tidak menganggap Augreen sebagai tuan muda klan Ran, tak jarang mereka bahkan menyiksa Augreen kecil hingga sang tuan muda tak sadarkan diri akibat terlalu banyak menerima luka dan rasa sakit.

"Tidak mungkin..." Sangkal sang pengawal pingsan menyusul rekannya ketika mengingat apa yang dia lakukan kepada Augreen di masa lalu.

Sementara itu Augreen Ran yang memasuki kediaman klan Ran dihentikan oleh Zero Ran di tengah jalan menuju kediaman kakek dan nenek mereka. Augreen menyipitkan mata dan mengerutkan kening mencoba mengingat siapa yang menghalangi jalannya.

"Kakak kediaman kepala keluarga ada di sebelah sana." Ucap Zero tersenyum ramah sembari mengarahkan Augreen agar ke arah kanannya.

Wilayah klan Ran sendiri sangatlah luas dan memiliki sekitar 300 lebih rumah/bangunan. Sangking luasnya wilayah klan Ran membuat rumah kepala keluarga Ran jauh dari pintu gerbang, jadi wajar saja Augreen tidak langsung bertemu ayahnya yang berada di tengah-tengah wilayah kediaman klan Ran, apalagi Augreen sendiri memang sejak awal tidak berniat menemui orang yang paling dia benci tersebut.

"Kakak apakah kamu sudah tidak mengingat aku lagi? Padahal kamu baru saja pergi selama tiga tahun, tapi kamu telah melupakanku? Itu membuat aku sedih." Ucap Zero tersenyum sedih kepada Augreen yang terlihat kebingungan dan mencoba mengingat-ingat sesuatu.

Augreen tersenyum kecil hingga menyeringai karena mengingat siapa yang ada di hadapannya tersebut. 

"Aku kira siapa, ternyata Zero Ran si jenius dari keluarga Ran yang terhormat. Suatu kehormatan kamu menyambut aku di sini, sampah ini merasa sangat terkesan." Ucap Augreen menyapa Zero Ran yang tidak lain adalah adiknya sendiri.

"Haha. Kakak semua orang terlahir jenius, tapi tidak semua orang memiliki kemampuan dan kesempatan untuk menjadi jenius sejati yang dapat mengguncang dunia." Zero berujar sambil tertawa pelan.

"Contohnya kakak. Dulu disebut sampah tapi sekarang sudah mampu membuat seorang pendekar ranah langit tingkat awal jatuh pingsan dan menerima luka tebas yang sangat parah. Itu membuktikan bahwa semua orang terlahir jenius, meskipun terlahir tanpa inti energi sekalipun. Hanya saja mereka tidak memiliki kesempatan dan sumber daya yang cukup untuk menjadi jenius sejati." Ujar Zero memuji Augreen sekaligus mengutarakan pendapatnya tentang jenius sejati.

Zero sendiri disebut jenius karena sudah mencapai ranah langit menengah di usia yang terbilang masih sangat muda, yaitu berusia 12 tahun atau lebih tepatnya sehari sebelum Augreen diusir dari keluarga oleh ayah mereka. Diusirnya Augreen dari keluarga juga tidak terlepas dari pertengkaran yang terjadi antara dirinya dan Zero saat itu.

Tingkatan praktisi sendiri memiliki 6 tingkatan setelah diperbarui oleh aliansi 8 kerajaan atau sekarang dikenal sebagai Aliansi Perbatasan Barat. Tingkatan praktisi sendiri diperbarui demi kesetaraan dan kemudahan bagi para pejuang manusia yang berasal dari berbagai negara/kerajaan untuk saling memahami ranah masing-masing saat mereka bertemu dan bertempur bersama melawan iblis.

Setiap tingkatan praktisi memiliki tiga kategori, yaitu pemula, menengah, dan puncak.

Tingkatan praktisi, yaitu:

Ranah Bumi, ranah awan, ranah langit, ranah raja, raja kaisar, dan terakhir yang paling tinggi yaitu ranah surgawi sebagai tingkatan pendekar tertinggi dan tidak ada lagi tingkatan setelah ranah surgawi.

Lanjut ke cerita.

"Zero si jenius, kenapa kamu menghalangi langkahku?" Tanya Augreen dingin. Ada sinar kebencian yang dipancarkan dari mata Augreen yang terlihat sangat jernih, namun sangat mematikan tersebut.

"Kenapa kakak sangat membenciku, padahal aku tidak pernah menganggap kakak sebagai sampah atau pecundang. Bagiku baik dulu maupun sekarang kakak adalah kakakku yang paling aku sayangi dan aku banggakan. Tapi tidak disangka rasa sayangku kepada kakak dibalas dengan tatapan kebencian dan permusuhan seperti itu. Kenapa kak? Apakah kakak masih tidak bisa memaafkanku karena membuat kakak diusir oleh ayah? " Ujar Zero dengan nada sedih dan rasa kecewa kepada kakaknya tersebut.

“Jika itu masalahnya, aku akan berlutut agar kakak memaafkanku." Ucap Zero berlutut meminta maaf. 

Augreen sedikit bergeming dan terharu dengan permintaan maaf Zero tersebut. Sebenarnya selain kakek dan neneknya, Augreen juga menyayangi Zero yang merupakan adik kandung satu-satunya, tapi tragedi 3 tahun lalu sangat membekas di hati dan membuat Augreen sedikit membenci Zero meskipun dia tahu Zero tidak membencinya sama sekali baik dulu maupun sekarang.

Augreen menguatkan hatinya dan berkata dengan dingin. "Karena aku membenci seorang jenius."

Augreen tiba-tiba berada disamping Zero dalam sekejap mata dan langsung menebas Zero yang berlutut meminta maaf. 

Trang!

Augreen menebas, namun Zero dengan reflek menangkis tebasan tersebut dengan belatinya yang sudah standby di kantong khusus belati yang berada di kaki kanannya, dimana belati itu bisa langsung digunakan ketika Zero diserang secara tiba-tiba, seperti yang sekarang terjadi.

"Memang jenius." Puji Augreen dengan nada dingin dan niat membunuh yang pekat, Zero sedikit mundur menjaga jarak ketika merasakan aura pembunuh tersebut.

"Kakak! Bukankah ini terlalu berlebihan?” Pekik Zero waspada. 

Augreen bergerak dengan cepat sembari melancarkan tebasan energi yang sangat kuat dan membelah beberapa pohon di sekitar. Jika rumah-rumah tidak dipasang sihir formasi penguat, mungkin rumah juga ikut terpotong oleh tebasan energi. Zero sendiri dengan santai menghindari tebasan energi tersebut, lalu menyambut tebasan langsung Augreen dengan menangkisnya menggunakan belati kecil.

NOTE: Tebasan energi adalah tebasan jarak jauh yang terbuat dari energi, sementara tebasan langsung adalah tebasan jarak dekat menggunakan pedang atau sejenisnya baik dilapisi energi atau tidak dilapisi energi. 

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Aljihad Chandra D

Aljihad Chandra D

Panjang sekali, tapi aku suka

2025-01-12

0

Yaser Levi

Yaser Levi

lanjutkan thor..aku harap novel ini kau selesaikan dgn ending yg tdk dipaksakan..krn aku suka jalan ceritanya

2024-10-26

0

YT FiksiChannel

YT FiksiChannel

Edit: ku bayangi dan kubanggakan diedit menjadi "aku sayangi dan aku banggakan"

2024-09-17

0

lihat semua
Episodes
1 Tiga Tahun
2 Zero Ran
3 Kemarahan Zero
4 Saling Membunuh
5 Kepala Keluarga: Hanzo Ran
6 Lemah!
7 Sang Pengendali Cahaya
8 Pertunangan
9 Pewaris Dewa Pedang Api
10 Masalah Kecil?
11 Senjata Kuno
12 Kyle Suryado
13 Akhir Penyerangan
14 Sang Pengendali Waktu
15 Tujuh Belas Tahun
16 Zero sang Pewaris Dewa Kematian
17 Teknik yang Sangat Kejam
18 Konflik Leluhur
19 Masih Ada Kakak dan Aku
20 Pembicaraan Ringan
21 Maaf
22 Babak Ketiga
23 Sebuah Perbedaan
24 Domain Augreen
25 Penyerangan tak Terduga
26 Satu Teknik Membuktikan Kualitas
27 Pasca Gladi Kanuragan
28 Kabur
29 Tanpa Arah yang Jelas
30 Eira Syazira
31 Syarat
32 Binatang Buas
33 Semakin Kuat
34 Monster Setengah Langkah 11
35 Warisan Dewa Senjata
36 Gulungan Segel Emas
37 Kita Bisa Merampoknya
38 Senjata Sihir Tingkat Spesial
39 Kota Hadni
40 Kubus
41 Kekuatan Kubus
42 Ujian Dimulai
43 Bayangan Bulan
44 Iblis Serigala
45 Teknik Darah Iblis
46 Resiko Tak Terduga Bola Hitam
47 Tidak Ada keadilan Dalam Sebuah Pertempuran
48 Pergerakan Kaisar Iblis Lenghuo
49 Lulus
50 Dalam Khayalan
51 Perjanjian?
52 Wilayah Iblis: Kerajaan Nenggala
53 Menyusup
54 Benarkah?
55 17 Penjaga Kaisar: Dewa Iblis Blanglang
56 Wilda si Ahli Ramuan Sihir
57 Kyle
58 Hotel Hujan
59 Dewa iblis Lingku
60 Teknologi Kuno
61 Binatang Iblis
62 Hilang
63 Tuan muda Gea Ran
64 Hubungan Khusus?
65 Kekuatan Doa
66 Lidya si Iblis Vampire
67 Pedang Tertajam
68 Iblis Burung Hantu Langkah Tujuh
69 Gea Ran si Topeng Emas
70 Kyle vs Dewa Iblis Lingku
71 Kejatuhan Kota Farga
72 Menuju Akademi
73 Dimas sang Bayangan
74 Kutukan Dicabut
75 Arjuna Wihabrata
76 Tetua Keempat
77 Akademi dan Divisi
78 Menara Teknik
79 Tangga Lantai Empat
80 Gulungan Teknik Lantai Empat
81 Teknik Roda Dharma
82 Arena Hidup dan Mati
83 Kyle Menghancurkan Akademi
84 Energi Gaib?
85 Darah Iblis
86 Misi Pertama Tim Hijau
87 Senjata Sihir Teratai Putih
88 Akhir Kepala Desa
89 Solusi
90 Sesosok Jiwa
91 Domain: Domain Naga angin penentang surga
92 Konsep Mengulang Waktu
93 Senjata Sihir Dewa Senjata: Kapal Dimensi
94 Jalan Kematian
95 Mencari Pewaris atau Mencari Mangsa?
96 Raja Iblis Serigala dan Raja Iblis Ular
97 Ujian Pengakuan Ghaib Tahap Akhir
98 Formasi Teleportasi Aktif
99 Ngomong-ngomong Kami Bertiga Adalah Sahabat
100 Masa Lalu Tetua Desa
101 Ditipu Iblis
102 Akhirnya Aku Bebas
103 Dua Ras Iblis Baru
104 Para Petinggi
105 Seleksi Reruntuhan Alam Dewa Pil Abadi
106 Augreen Ran vs Arjun Suryanata
107 Burung Hantu Ilusi
108 Jenderal Varel Faufmann
109 Xavier Si Jenius Sihir Pola
110 Kesatria Sihir
111 Kebangkitan Tubuh Dewa Penolak Bala
112 Kambing Hitam
113 Menyerah!
114 Tubuh Dewa Penolak Bala Sempurna
115 Sekte Lotus Emas
116 Misi Penting
117 Memasuki Reruntuhan
118 Perebutan Tempat Pelatihan
119 Mahkota Yang Hilang
120 Topeng Emas
121 Balutan Dosa Nafsu
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Tiga Tahun
2
Zero Ran
3
Kemarahan Zero
4
Saling Membunuh
5
Kepala Keluarga: Hanzo Ran
6
Lemah!
7
Sang Pengendali Cahaya
8
Pertunangan
9
Pewaris Dewa Pedang Api
10
Masalah Kecil?
11
Senjata Kuno
12
Kyle Suryado
13
Akhir Penyerangan
14
Sang Pengendali Waktu
15
Tujuh Belas Tahun
16
Zero sang Pewaris Dewa Kematian
17
Teknik yang Sangat Kejam
18
Konflik Leluhur
19
Masih Ada Kakak dan Aku
20
Pembicaraan Ringan
21
Maaf
22
Babak Ketiga
23
Sebuah Perbedaan
24
Domain Augreen
25
Penyerangan tak Terduga
26
Satu Teknik Membuktikan Kualitas
27
Pasca Gladi Kanuragan
28
Kabur
29
Tanpa Arah yang Jelas
30
Eira Syazira
31
Syarat
32
Binatang Buas
33
Semakin Kuat
34
Monster Setengah Langkah 11
35
Warisan Dewa Senjata
36
Gulungan Segel Emas
37
Kita Bisa Merampoknya
38
Senjata Sihir Tingkat Spesial
39
Kota Hadni
40
Kubus
41
Kekuatan Kubus
42
Ujian Dimulai
43
Bayangan Bulan
44
Iblis Serigala
45
Teknik Darah Iblis
46
Resiko Tak Terduga Bola Hitam
47
Tidak Ada keadilan Dalam Sebuah Pertempuran
48
Pergerakan Kaisar Iblis Lenghuo
49
Lulus
50
Dalam Khayalan
51
Perjanjian?
52
Wilayah Iblis: Kerajaan Nenggala
53
Menyusup
54
Benarkah?
55
17 Penjaga Kaisar: Dewa Iblis Blanglang
56
Wilda si Ahli Ramuan Sihir
57
Kyle
58
Hotel Hujan
59
Dewa iblis Lingku
60
Teknologi Kuno
61
Binatang Iblis
62
Hilang
63
Tuan muda Gea Ran
64
Hubungan Khusus?
65
Kekuatan Doa
66
Lidya si Iblis Vampire
67
Pedang Tertajam
68
Iblis Burung Hantu Langkah Tujuh
69
Gea Ran si Topeng Emas
70
Kyle vs Dewa Iblis Lingku
71
Kejatuhan Kota Farga
72
Menuju Akademi
73
Dimas sang Bayangan
74
Kutukan Dicabut
75
Arjuna Wihabrata
76
Tetua Keempat
77
Akademi dan Divisi
78
Menara Teknik
79
Tangga Lantai Empat
80
Gulungan Teknik Lantai Empat
81
Teknik Roda Dharma
82
Arena Hidup dan Mati
83
Kyle Menghancurkan Akademi
84
Energi Gaib?
85
Darah Iblis
86
Misi Pertama Tim Hijau
87
Senjata Sihir Teratai Putih
88
Akhir Kepala Desa
89
Solusi
90
Sesosok Jiwa
91
Domain: Domain Naga angin penentang surga
92
Konsep Mengulang Waktu
93
Senjata Sihir Dewa Senjata: Kapal Dimensi
94
Jalan Kematian
95
Mencari Pewaris atau Mencari Mangsa?
96
Raja Iblis Serigala dan Raja Iblis Ular
97
Ujian Pengakuan Ghaib Tahap Akhir
98
Formasi Teleportasi Aktif
99
Ngomong-ngomong Kami Bertiga Adalah Sahabat
100
Masa Lalu Tetua Desa
101
Ditipu Iblis
102
Akhirnya Aku Bebas
103
Dua Ras Iblis Baru
104
Para Petinggi
105
Seleksi Reruntuhan Alam Dewa Pil Abadi
106
Augreen Ran vs Arjun Suryanata
107
Burung Hantu Ilusi
108
Jenderal Varel Faufmann
109
Xavier Si Jenius Sihir Pola
110
Kesatria Sihir
111
Kebangkitan Tubuh Dewa Penolak Bala
112
Kambing Hitam
113
Menyerah!
114
Tubuh Dewa Penolak Bala Sempurna
115
Sekte Lotus Emas
116
Misi Penting
117
Memasuki Reruntuhan
118
Perebutan Tempat Pelatihan
119
Mahkota Yang Hilang
120
Topeng Emas
121
Balutan Dosa Nafsu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!