Panas

“Masya Allah ada Umi ta?” tanya suaminya tersebut sembari menatap wanita itu dengan tersenyum.

“Masya Allah! nggak sekalian di ajak ngobrol berdua,” gumam Icha kesal melihat lelaki itu tersenyum pada ibu tirinya tersebut.

Bukannya merasa bersalah lelaki itu malah balik menoleh ke arahnya dan tersenyum.

Sementara Si nenek lampir itu terlihat ikut kesal, mungkin karena lelaki itu memanggilnya Umi, atau karena dia masih merangkul dirinya.

‘Apa? jadi dari tadi ia masih merangkulku’ pikir Icha langsung berusaha melepaskan diri dari pelukan suaminya.

Namun lelaki itu semakin erat memeluknya.

Dengan marah, Icha melotot ke arahnya, tapi dia malah membalasnya dengan tersenyum lebih lebar.

Akhirnya dengan terpaksa Icha hanya bisa pasrah.

Ia kemudian memandang ke arah wanita yang sekarang tengah berada di hadapannya itu.

Melihat wanita itu begitu kesal dan wajahnya ditekuk, Icha jadi berubah senang dan menikmatinya.

“Kamu datang sendiri? Kok Papi tidak kelihatan? Kebetulan hari ini kita mau ngedate, kalau gitu kan kita bisa double date, kalau ada Papi, ya kan Mas?” tanya Icha.

Lelaki itu tampak membelalak kaget, dan menoleh ke arahnya.

“I—iya!” ucap suaminya Itu tampak gugup.

“Kamu ngapain pakai gugup gitu, kamu ndak senang aku ajak ngedate, atau kamu takut Ibu tiriku itu marah?” gumam Icha lirih dengan menggigit-gigit giginya sembari menoleh ke arah suaminya itu.

Cup

Icha terkesiap diam, tiba-tiba suaminya Itu mengecup pipinya tanpa permisi.

“Kenapa kau diam seperti itu, Bukankah kamu sendiri yang tanya aku takut ada tidak?” tegas lelaki itu begitu menikmatinya.

Icha langsung tersadar, dan melirik tajam ke arah suaminya itu.

“Apa kau sedang mengumpatku dalam hatimu?” tanya lelaki itu sembari berbisik rendah di telinganya.

Tiba-tiba terdengar suara deheman keras dari ibu tirinya.

Sontak Icha dan suaminya itu kembali menoleh ke arahnya.

“Kalau gitu aku pulang dulu!” ucap wanita itu terlihat begitu jengkel kemudian membalikkan badannya dan melangkah pergi.

Namun baru saja beberapa langkah, Icha kembali memanggilnya.

“Umi!” ucap Icha mengikuti panggilan suaminya tadi kepada wanita itu.

Wanita itu terlihat terhenti, dan membalikkan badannya lagi ke arah Icha dan suaminya.

“Aku kira Umi belum memberikan bingkisan itu kepada kami, atau memang sengaja bingkisan itu Umi buang di hadapan kami?” tanya Icha sambil menatap wanita itu begitu tajam.

“Aisyah!” gumam lelaki itu lirih sambil menekan ucapannya, terdengar ingin mengingatkannya.

Bahkan lelaki itu sekarang telah melepaskan pelukannya.

Namun Icha tak peduli, Ia terus saja menatap wanita itu sambil melirikkan matanya ke arah bingkisan itu, kemudian menatap wanita itu kembali.

Wanita itu terlihat melangkah dengan jengkel ke arah bingkisan tersebut dan mengambilnya, kemudian menyerahkannya pada Icha.

“Sebenarnya kau ikhlas tidak memberikannya.” tanya Icha sembari memandang wajah ibu tirinya tersebut yang terlihat bertambah kesal.

“Ini, ANAKKU SAYANG!”

Icha langsung tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan ibu tirinya tersebut yang terdengar ditekan-tekan dan diiringi dengan meringis kecut.

Urat wajah wanita itu bertambah kelihatan, bahkan gigi-giginya yang saling menggigit terlihat jelas dari raut bibirnya yang mengkerut lebar.

“Sama-sama, IBU TIRI!” ujar Icha dari balik menatapnya tajam setelah menghentikan tawanya.

“Silakan keluar! pintunya ada di sebelah sana,” ucap Icha sambil menunjuk pintu ruangan depan.

Wanita itu terlihat kesal dan akhirnya keluar dengan cepat.

Dalam beberapa menit saja, sudah tak terdengar suara kakinya di rumah itu.

Icha segera menoleh ke arah suaminya, dan memberikan bingkisan tersebut ke tangan suaminya yang terlihat menatap tajam ke arahnya.

“Apa?” tanya Icha dengan nada meninggi sambil mengangkat alisnya.

“Apa kau tidak bisa bersikap sedikit santun? bagaimanapun dia adalah ibumu,” tanya suaminya itu berusaha mengingatkannya.

“Dia bukan Ibuku!” tegas Icha sambil melotot ke arah suaminya.

“Menikahi Papiku, tidak akan serta merta menjadikannya ibuku,” lanjutnya sambil menatap lelaki itu dengan nanar, bahkan matanya sampai berkaca-kaca.

Lelaki itu tampak terdiam.

Icha kemudian pergi meninggalkan suaminya yang masih terpaku di tempatnya.

Brak

Icha membanting pintu kamarnya itu dengan begitu keras dan kesal.

Ia kemudian bersandar di balik pintu tersebut.

Air matanya tak sanggup ia tahan lagi.

‘Semua lelaki sama saja melihat wajah bening sedikit, body seksi langsung klepek-klepek, Dasar tidak punya pendirian!’ pikirnya dalam hati.

Ia kemudian berjalan menuju ranjangnya, dan membaringkan bapaknya kembali di atasnya dalam keadaan bajunya yang masih basah kuyup belum diganti.

Terdengar pintu kamar terbuka dan suara langkah kaki yang tak asing masuk ke dalam kamar tersebut.

Icha langsung menarik bed covernya dan memejamkan mata.

Hanya dalam sepersekian detik, space kosong di ranjang tersebut, tepat di belakangnya terasa diduduki suaminya itu.

“Aku tidak tahu kalau kau akan secemburu itu!” ucap lelaki itu terdengar begitu santai.

Sontak Icha langsung bangkit dan membalikkan badannya, menatap lelaki itu dengan tajam.

“Aku tidak….”

Belum Lagi Ia selesai menghardik suaminya itu, lelaki itu telah menyelanya sambil menatapnya dengan hangat, “tidak cemburu! aku tahu wanita secantik istriku ini tidak mungkin cemburu pada wanita tua jelek seperti itu.”

Icha langsung tersenyum menunduk, mendengar ucapan suaminya tersebut.

“Makanlah, dari pagi kamu belum makan apa lagi badanmu juga kebasahan, aku tidak mau kamu sakit,” lanjut lagi itu memintanya sambil menyodorkan sepiring nasi goreng ke hadapan Icha.

Icha tak mampu lagi menahan perasaannya, Ia langsung memeluk lelaki itu dan tanpa sadar berucap, “makasih Mas!”

Sontak suaminya itu terasa terkesiap, bahkan Icha dapat merasakan debaran jantung suaminya yang berdegup begitu cepat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!