"aku mengangguk, pertemuanku dengan beliau pun berakhir. besok adalah hari pertamaku kerja. sebelum pulang, yulia memberikan ponsel dan kunci motor. ia pun mengajakku bertemu pak Ridwan, beliau security gedung ini yang nantinya akan mengantarkanku untuk beristirahat di mes.
rasanya seperti mimpi bisa seperti ini sekarang. aku bisa tidur di atas kasur empuk, meskipun hanya satu ruangan untuk tidur z namun itu lebih baik daripada saat di tempat penggalian yang tidur hanya beralaskan tikar.
sore hari aku berpamitan kepada pak Ridwan untuk mengambil pakaian ganti di tempat penggalian. perjalanan yang aku tempuh sekitar 1 jam beruntung saat tiba di tempat pengepulan, Kevin sudah ada di sana, sehingga aku tak sungkan menghampirinya. kami sempat terlibat obrolan ringan, aku pun menceritakan bahwa saat ini sudah mendapat pekerjaan. tak lupa aku bertukar nomor ponsel.
"rezekimu itu bud, nggak ketebak ya? sekarang tahunya udah dapat kerjaan jadi pengawas, dikasih handphone, motor pentaris, enak tenan!"
"rezeki istri sama anak-anak Man. kalau nggak ada mereka saya juga nggak bakal gini"
"oh ya, ngomong-ngomong istrimu itu, sekarang Dia jualan Bud.
jualan? kata siapa?"
"ini lho aku baca statusnya si Minah, tetanggamu! istrimu itu jualan nasi uduk sama gorengan keliling komplek"
rasanya ada ngilu di dada ini. kasihan istriku, pastinya Nina memutar otak supaya uang yang kutinggalkan bisa cukup sampai dengan kepulanganku.
"iya Man, bersyukur aku punya Dina, oh ya, apa aku pulang dulu ya buat antar uang gaji dua hari kemarin, lumayan dapat rp200.000"
"kayaknya istri kami itu lagi punya uang deh?"
"iyalah kan kata kamu juga dia jualan"
"bukan, katanya istrimu juga udah bisa bayar hutang, hebat yah baru sehari jualan udah bisa ke bayar hutang sama tetangga!"
ingin sekali aku segera pulang, namun karena terlalu asik mengobrol dengan kevin, akhirnya aku mengurungkan niatan itu. aku kembali ke mas sekitar jam 09.00 malam. tentunya, dengan perasaan yang berkecamuk. kabar tentang Rina yang bisa membayar hutang memenuhi pikiranku. dari mana ia memiliki uang, yang aku tahu hutang kami tetangga nominalnya lumayan cukup besar. saat berjalan dalam waktu sehari? apa mungkin ini itu keuntungannya?
dengan perasaan gundah, akhirnya aku mencoba memejamkan mata. soal Dina lebih baik nanti saja saat aku tanyakan saat pulang ke rumah.
keesokan paginya, aku memulai pekerjaan sesuai arahan Yulia, awalnya aku sangat canggung dan ragu. namun aku tak boleh mengecewakan Yulia, segala arahannya dalam bekerja aku lakukan sebaik mungkin. ini hanya soal waktu, semua bisa aku pelajari baik-baik secara bertahap.
seharian ini aku melakukan pengenalan jalannya produksi. kebetulan hari ini adalah proses produksi. jadi, aku mengamati jalannya proses ini dari persiapan bahan baku sampai produksi jalanan. produk yang Yulia produksi adalah kosmetik wanita, dari perawatan wajah hingga badan semua tersedia. aku sedikit kesulitan karena jujur tidak terlalu mengetahui nama dan jenis kosmetik ini.
setengah hari berlalu, saat jam istirahat aku memilih beristirahat di mess. entah kenapa selera makanku hilang, pikiranku mendadak tidak tenang. aku memilih melewatkan jam makan siang, aku berusaha memejamkan mata untuk tidur sebentar.
bayangan Dina dan kedua putriku berkelebatan, mungkin ini efek merindukan mereka.
"Derrttttt derttttt dertttt
ponselku bergetar hebat, sengaja aku menyimpannya di bawah bantal supaya bisa membangunkanku sesuai alarm yang terpasang.
aku akhirnya memutuskan untuk bangkit, namun getaran ponselku tak kunjung reda. aku menyangka bantal kemudian meraih ponselku yang terus berkedip. ternyata bukan alarm yang berbunyi melainkan panggilan dari Kevin
"iya Man, kenapa?"
"gawat Bud. gawat!"suara kevin terdengar panik.
"si hijra,Bud?"anak-anak bungsu mu loh?"
"kenapa dengan hijrah?"kali ini aku yang berubah panik.
"hijrah jatuh ke sumur bekas yang ada di samping rumahmu!"
"apa?"
peredaran darah ku sampe berhenti. hijrah, Putri bungsuku jatuh ke sumur. dan yang membuat dadaku sesak yakni saat mendengar bahwa Dina tak ada di rumah. itu tandanya anak-anakku ditinggal begitu saja tanpa pengawasan.
"sudah kubilang cukup jaga anak-anak!" desisku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments