Ketika Demam Menghadapi Rutinitas

Mila pulang dari pantai larut malam dengan perasaan yang masih kacau. Ketika dia tiba di rumah, suasana sepi dan gelap menyambutnya. Tidak ada seorang pun yang menunggunya pulang. Dengan langkah lemah, Mila menuju kamarnya dan langsung terjatuh diri kekasur empuknya tanpa mengganti pakaian yang masih basah oleh embun malam. Keletihan dan perasaannya yang campur aduk membuatnya tak peduli lagi dengan keadaanya sekarang, dia hanya ingin tidur.

Keesokan paginya, Mila merasakan kalau suhu tubuh naik dan dia sudah tau jika dirinya pasti sedang demam. Namun, dia berusaha untuk tidak menunjukkan keadaannya yang buruk. Dengan wajah pucat, dia pergi mandi, berganti baju lalu turun untuk sarapan, meskipun rasa malas dan tidak nafsu makan jelas terlihat. Orang tuanya tampak tidak peduli, Mirga dan Putri sedang sibuk membicarakan universitas-universitas terbaik untuk Maya. Pembicaraan mereka penuh semangat dan penuh perhatian, sementara Mila hanya menatap sarapannya dengan penuh keengganan.

Ketika waktu berangkat sekolah tiba, Mila dan Maya memutuskan untuk pergi menggunakan mobil dan diantar oleh Mirga. Di dalam mobil, suasana terasa hangat dan ceria dengan gurauan antara Mirga dan Maya di kursi depan. Sementara di kursi belakang, Mila hanya duduk diam, memandang keluar jendela dengan tatapan kosong. Hari ini, dia tidak mengenakan jaket kulit kesayangannya. Sebagai gantinya, dia memakai sweater kebesaran yang pernah dibelikan oleh kedua orangtuanya.

Saat sampai di sekolah. Dia menarik sweater itu hingga menutupi kepalanya dan melangkah menunduk keluar dari mobil meninggalkan Maya. Maya, yang sejak pagi sudah curiga dengan kondisi Mila, tahu bahwa adiknya sedang tidak sehat.

Maya mengejar Mila yang telah berjalan jauh di depannya. Dengan sedikit paksaan dan perhatian, Maya membujuk Mila untuk beristirahat di UKS (Unit Kesehatan Sekolah). "Mil, kamu harus ke UKS. Aku tau kok kalo kamu lagi sakit"

Mila mendengus kesal "Kalo lo tau kenapa gak suruh gua tinggal di rumah aja?" Tanya Mila

"Kalau di rumah, siapa yang akan menjaga kamu? Di UKS, aku bisa jaga kamu selama jam istirahat," ujar Maya dengan nada lembut namun tegas.

Mila akhirnya menyetujui permintaan Maya dan berjalan menuju UKS dengan langkah langkah yang lemas. Di dalam UKS, Mila langsung berbaring di ranjang yang tersedia. Dia merasa sedikit lebih baik dengan adanya Maya di sampingnya, meskipun kehadiran itu tidak mengurangi rasa tidak nyaman yang dia rasakan.

Kring...Kring..

"Gih deh lo ke kelas. udah masuk tuh." Usir Mila saat mendengar suara bel masuk

"Kamu gak apa-apa sendirian di sini" Tanya Maya Khawatir.

"Udah gak papa" Maya mengangguk ragu, tapi dia tetap pergi meninggalkan Mila di UKS dan melangkah menuju kelas.

Saat jam istirahat tiba, Maya memasukki uks dengan membawa sebungkus nasi goreng. Tapi yang menjadi perhatianya adalah seorang laki-laki yang dia kenal berjalan beriringan bersama kembaranya itu. Laki-laki itu Arga, Arga datang dengan membawa dua buah Es teh di tanganya.

Maya menyodorkan nasi goreng yang telah di buka bungkusnya kepada Mila "Mil, ini nasi goreng."

Mila menggeleng menolak "Gak selera gua" Jawabnya

"Mau selera atau gak, lo tetep harus makan. nambah sakit yang ada lo" Kali ini Arga yang berbicara.

Mila menunjuk Es Teh yang arga pegang "Gua mau minum itu aja"

Arga menyimpan Es Tek itu di Balik Punggungnya "Enak aja lo. yang ada masuk rumah sakit lo minum Es Pas demam kaya gini"

Maya mengangguk setuju dengan Arga, "Iya Mila. udah kamu jangan nolak deh. nanti sakit kamu nambah parah, Ini!"

Mila menghela nafas saat Maya menyodorkan sesendok Nasi goreng kepada ya. tanpa penolakan Maya menganga menerima suapan itu.

Setelah menyuapi Mila, Maya dan Arga tampaknya terjebak dalam dunia mereka sendiri, dan Mila merasa terasing meskipun mereka berada di ruangan yang sama. Mila menutup mata, berusaha untuk tidak mendengarkan percakapan mereka. Ia merasa semakin terisolasi, seolah dunia di sekelilingnya bergerak tanpa peduli akan keberadaannya. Rasa demam yang menderanya membuatnya merasa lelah dan ingin segera pulih. Dengan segala upaya, Mila berharap bahwa hari ini segera berlalu dan dia bisa merasa lebih baik.

Di tengah percakapan antara Arga dan Maya, Maya sesekali menoleh untuk memastikan bahwa Mila baik-baik saja. Namun, dia tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa dia merasa prihatin melihat keadaan Mila yang begitu terabaikan oleh kedua orangtuanya dan tidak diperhatikan oleh orang-orang di sekitarnya. Maya bertekad untuk menjaga adik kembarnya itu.

Episodes
1 Perbedaan Yang Kian Nyata
2 Antara Persahabatan dan Perasaan yang Tersimpan
3 Pelarian yang Menangkan
4 Ketika Demam Menghadapi Rutinitas
5 Teman yang Dibutuhkan
6 Permintaan yang Menyakitkan
7 Rencana Arga
8 Menenangkan Fikiran
9 Restu yang Melukai
10 Kado yang Terselip
11 Perayaan Ulangtahun si Kembar
12 Terjadi Lagi
13 Langkah Baru
14 Menemukan kembali dirinya
15 Pasar Malam
16 Tekad Mila
17 Perjuangan Tanpa Restu
18 Selalu bersama
19 Kemenangan Mila
20 Refleksi dan Resolusi
21 Kecelakaan
22 Luka yang tak Terlihat
23 Larangan yang Menyakitkan
24 Membuka Luka Lama
25 Masih dengan Paksaan
26 Merasa Sendiri
27 Pelampiasan
28 Teman Cerita
29 Ketidaksukaan Arga
30 Pentas Seni
31 Keberhasilan Mereka
32 Perasaan Farhan
33 Kebingungan Mila
34 Kebimbangan Mila
35 Persimpangan Perasaan
36 Rasa yang tersisa
37 Menjaga Jarah
38 Ungkapan cinta
39 Sakit hati seorang Farhan
40 Kebebasan Yang Terkekang
41 Pantai yang Terlupakan
42 Kembar yang Berbeda Nasib
43 Menjauh
44 Jalan tanpa akhir
45 Kekecewaan
46 Orang Misterius
47 Kembali ke Akar
48 Keinginan yang tertolak
49 Latihan Pertama
50 Kata-Kata yang Menyakitkan
51 Sunyi dalam Perjalanan
52 Kekalahan hati Farhan
53 Hujan dan ketidakpedulian
54 Kepedulian yang tiba Terlambat
55 Ambisi Mila
56 Beban Orang Tua
57 Perubahan
58 Ketenangan Sesaat
59 Dia antara Ombak dan Pendar Cahaya
60 Keheningan Yang Menghantui
61 Kesendirian yang Menghampiri
62 Jalan-Jalan
63 Pesan Misterius
64 Bayangan di Malam Sunyi
65 Teror di Ambang Pintu
66 Jerat tak terlihat
67 Tetenangan di Tengah Kegelisahan
68 Senyum di tengah Badai
69 Foto Palsu
70 Keanehan Raihan
71 Memilih Untuk Percaya
72 Langkah Kecil menuju Cahaya
73 Lolos Seleksi
74 Pasar Malam (2)
75 Malam Yang TakTerduga
76 Langkah Penuh Luka
77 Pelukan yang jarang di dapatkan
78 Dalam Pelukan Luna
79 Bangkit dalam bayangan luka
80 Terjebak Dalam Takdir yang menyakitkan
81 Masih memiliki Teman
82 Memilih bangkit sendiri
83 Motifasi dari pelatih
84 Perasaan
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Perbedaan Yang Kian Nyata
2
Antara Persahabatan dan Perasaan yang Tersimpan
3
Pelarian yang Menangkan
4
Ketika Demam Menghadapi Rutinitas
5
Teman yang Dibutuhkan
6
Permintaan yang Menyakitkan
7
Rencana Arga
8
Menenangkan Fikiran
9
Restu yang Melukai
10
Kado yang Terselip
11
Perayaan Ulangtahun si Kembar
12
Terjadi Lagi
13
Langkah Baru
14
Menemukan kembali dirinya
15
Pasar Malam
16
Tekad Mila
17
Perjuangan Tanpa Restu
18
Selalu bersama
19
Kemenangan Mila
20
Refleksi dan Resolusi
21
Kecelakaan
22
Luka yang tak Terlihat
23
Larangan yang Menyakitkan
24
Membuka Luka Lama
25
Masih dengan Paksaan
26
Merasa Sendiri
27
Pelampiasan
28
Teman Cerita
29
Ketidaksukaan Arga
30
Pentas Seni
31
Keberhasilan Mereka
32
Perasaan Farhan
33
Kebingungan Mila
34
Kebimbangan Mila
35
Persimpangan Perasaan
36
Rasa yang tersisa
37
Menjaga Jarah
38
Ungkapan cinta
39
Sakit hati seorang Farhan
40
Kebebasan Yang Terkekang
41
Pantai yang Terlupakan
42
Kembar yang Berbeda Nasib
43
Menjauh
44
Jalan tanpa akhir
45
Kekecewaan
46
Orang Misterius
47
Kembali ke Akar
48
Keinginan yang tertolak
49
Latihan Pertama
50
Kata-Kata yang Menyakitkan
51
Sunyi dalam Perjalanan
52
Kekalahan hati Farhan
53
Hujan dan ketidakpedulian
54
Kepedulian yang tiba Terlambat
55
Ambisi Mila
56
Beban Orang Tua
57
Perubahan
58
Ketenangan Sesaat
59
Dia antara Ombak dan Pendar Cahaya
60
Keheningan Yang Menghantui
61
Kesendirian yang Menghampiri
62
Jalan-Jalan
63
Pesan Misterius
64
Bayangan di Malam Sunyi
65
Teror di Ambang Pintu
66
Jerat tak terlihat
67
Tetenangan di Tengah Kegelisahan
68
Senyum di tengah Badai
69
Foto Palsu
70
Keanehan Raihan
71
Memilih Untuk Percaya
72
Langkah Kecil menuju Cahaya
73
Lolos Seleksi
74
Pasar Malam (2)
75
Malam Yang TakTerduga
76
Langkah Penuh Luka
77
Pelukan yang jarang di dapatkan
78
Dalam Pelukan Luna
79
Bangkit dalam bayangan luka
80
Terjebak Dalam Takdir yang menyakitkan
81
Masih memiliki Teman
82
Memilih bangkit sendiri
83
Motifasi dari pelatih
84
Perasaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!