Jam istirahat telah tiba, dan suasana di sekolah mulai ramai dengan siswa yang berhamburan keluar dari kelas. Suara riuh obrolan dan tawa memenuhi lorong-lorong, sementara beberapa siswa segera menuju kantin untuk mengisi perut mereka. Di kelas Mila, suasana gak kalah heboh. Mila duduk santai di kursinya, memainkan bolpoin di tangannya sambil mengobrol santai dengan teman-temannya.
Tiba-tiba, Arga, Farhan, dan Bima, sahabat-sahabat Mila dari kelas IPS, muncul di depan pintu kelasnya. "Mil! Gas ke kantin yuk, laper nih," seru Arga sambil menyender di pintu kelas.
Mila langsung berdiri, senyum lebar mengembang di wajahnya. "Ayok! Gaskeun, bro," jawabnya semangat. Dia segera berdiri dan berlari kecil mengikuti ketiga cowok itu keluar kelas.
Sementara itu, Maya bersama circle-nya—Rani, Dina, dan Sari—juga bersiap-siap menuju kantin. Mereka berjalan pelan, sesekali berhenti untuk menyapa teman-teman mereka di sepanjang koridor. Saat mereka sampai di kantin, Mila dan gengnya sudah duduk di meja pojok, asyik ngobrol dan bercanda sambil makan.
Maya dan teman-temannya memilih meja di sisi lain kantin, namun tidak jauh dari tempat Mila dan teman-temannya berada. Sambil menikmati jus jeruknya, Maya sesekali melirik ke arah meja Mila. Di sana, dia melihat Arga yang tengah tertawa lepas dengan gaya yang santai, sementara Mila mengomentari sesuatu dengan penuh semangat. Ada sesuatu dalam cara Arga menatap Mila yang membuat hati Maya terasa sedikit tidak nyaman.
Setelah beberapa saat, bel masuk berbunyi. Namun, hari itu ada yang berbeda. Guru-guru mengumumkan bahwa jam kedua hingga jam istirahat berikutnya adalah jam kosong karena mereka harus mengadakan rapat mendadak. Sontak, kabar itu disambut sorakan gembira oleh para siswa.
“Wah, asik nih, jam kosong!” seru Bima dengan wajah sumringah. "Main basket yuk, lapangan kosong tuh!"
Arga langsung setuju. "Gas lah! Mil, lo ikut kan?"
Mila, yang memang punya semangat olahraga tinggi, gak mungkin nolak ajakan itu. "ikut lah, yakali gak ikut. Yaudah yuk, biar gak nganggur!" jawabnya sambil bangkit dari tempat duduknya. Sebelum menuju lapangan, Mila buru-buru mengganti seragam sekolahnya dengan baju olahraga yang nyaman. Dia memakai kaos olahraga dan celana pendek, siap untuk bermain.
Mereka semua bergegas menuju lapangan basket yang terletak di belakang sekolah. Arga, Farhan, Bima, dan Mila bersiap-siap mengambil posisi masing-masing. Mila yang memang terkenal jago bermain basket dengan cepat mengambil bola dan mulai menggiringnya ke tengah lapangan. Permainan segera dimulai dengan semangat yang membara.
Tim Mila terdiri dari Mila dan Farhan, sementara tim Arga terdiri dari Arga dan Bima. Pertandingan berlangsung dengan seru. Arga dan Bima bermain sangat kompak, sementara Mila dan Farhan juga menunjukkan kemampuan terbaik mereka. Meskipun Mila berusaha keras, strategi dan kerjasama tim Arga yang solid membuat mereka unggul. Pertandingan berakhir dengan kemenangan tim Arga, dan Mila serta Farhan kalah dengan skor yang berbanding tipis dengan tim Arga.
Maya dan teman-temannya yang duduk di pinggir lapangan, menonton dengan antusias. Maya, yang tadinya hanya menyaksikan, merasa ada sesuatu yang mulai berubah dalam dirinya. Dia tak bisa menahan rasa cemburu dan kekaguman saat melihat Arga dan Mila bermain dengan semangat.
Setelah permainan selesai, Maya melihat Mila yang duduk kelelahan di pinggir lapangan, masih dengan baju olahraga yang basah oleh keringat. Maya merasa kasihan dan memutuskan untuk memberi Mila sebotol air minum. Dia berjalan mendekat dan menyodorkan botol itu.
"Mil, ini air minum untuk kamu" kata Maya sambil tersenyum.
Namun, sebelum Mila sempat meraih botolnya, Arga dengan gaya bercanda menyambar botol itu dari tangan Maya. "Eh, gua dulu dong yang harus minum, kan gua pemenangnya," kata Arga dengan tawa nakalnya.
Maya terkejut, tapi kemudian tertawa kecil melihat kelakuan Arga. "Yaudah, silakan aja. Tapi jangan lupa minum yang banyak ya," jawab Maya sambil melihat Arga minum dengan rakus.
Mila menatap Arga dengan tatapan campur aduk antara kesal dan geli. "Dasar, Arga! Ngerasa pemenang banget" ujarnya sambil melirik Arga.
“lah ken emng bener, semua lomba bisa gua menangin kalo lo mau tau." Ucap Arga setelah menghabiskan sebotol air minum itu tanpa menyisakan untuk Mila.
"Dih Narsis lo" Ucap Mila sambil menoyor kepala Arga.
Arga mengelus kepalanya "Lagian, Main basket lo hebat juga kok, tapi masih hebatan Gua HAHAHAHA” balas Arga sambil tertawa lebar mengejek Mila.
"BTW makasih ya Airnya" dia menyodorkan botol kosong itu kepada Maya dengan gaya yang penuh keakraban. lalu merangkul pundak Mila dan menariknya mendekati Farhan dan Bima yang telah berada di dekat kantin.
Maya menerima botol kosong itu dan merasa ada sedikit perasaan senang. Menatap kepergian Mila dan Arga. Dia tahu bahwa perasaannya terhadap Arga adalah perasaa
Sementara itu, Mila dan Arga Berjalan ke Arah teman-temannya dengan perasaan yang campur aduk. Dia tahu bahwa perasaannya terhadap Arga adalah perasaan cinta yang dimana tidak boleh terjadi karena persahabatan dia dan Arga yang sudah di jalin sejak Sekolah Dasar dahulu membuat Arga menganggap Mila adalah saudaranya, meskipun ada rasa sakit hati, olahraga selalu bisa menjadi pelarian yang menyenangkan di tengah segala kerumitan hati Mila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments