Teman yang Dibutuhkan

Setelah jam istirahat pertama berlalu dan pelajaran baru dimulai, suasana di UKS terasa lebih tenang. Mila, yang masih terbaring dan merasa lemas, sedang mencoba untuk beristirahat. Seketika pintu UKS terbuka. Farhan muncul di ambang pintu dengan senyum lebar di wajahnya, Mila mendengus mengetahui atas dasar apa laki-laki itu ke sini.

"Lo ngapain di sini?" tanyanya dengan suara yang lemas.

Farhan hanya menyengir lebar dan mengangkat tangannya yang memegang sebungkus gorengan. "Bawa jajan, nih! Mau gak? " Tanya Farhan dengan nada ceria.

Mila seketika tersenyum melihat gorengan itu "mau lah, ngapain juga nolak. Sini lo"

"Ih! gue tuh kangen banget ngobrol sama lo Mila." Ucap Farhan dramatis sambil kakinya melangkah mendekat.

"Jadi lo sengaja datang buat bawain gue gorengan? Sama kangen ngobrol sama gua" tanyanya sambil menarik sebungkus gorengan yang dibawa Farhan.

" Yap! Lo mau ngobrol, kan?" Jawabnya dengan bibir bawah yang di majukan.

Melihat itu Mila mendengus jijik "udah deh jujur aja, lo bolos kan?" Tanya Mila lalu mencomot sebuah Risol.

Farhan yang ketahuan lalu menggaruk tengkuknya malu. "Lo lebih tau gua ternyata hahaha" ucapnya sambil tertawa

Mila mengangguk. "Heh! Kita tuh udh temenan dari SMP ya. Udah tau semuah gua sikap-sikap nakal lo"

" Serah lo dah" Farhan mendudukan diri di kursi sebelah ranjang Mila.

"Mil Minggu depan kita kan ada tanding basket. Rencana nya mulai besok kita udah full latihan, klo lo udah sembu datang ya." Ajak Farhan

"Ngapain gua datang?" Tanya Mila dengan pipi yang menggembul berisikan risol.

Farhan mendengus mendengar pertanyan itu "Ngemangatin kita lah. Gimana sih lo"

"Gue dan Arga, Bima, semua pada ngerasa sepi kalo lo gak ada di sana. Lo tuh dapat penghibur kami yang kelelahan" ujar Farhan dengan nada serius yang dicampur guyonan.

Mila tersenyum. "Emangnya kenapa? Gue kan cuma nonton," jawabnya.

"Enggak, lo tuh penting buat kami. Kalo lo datang, suasana jadi lebih hidup. Lagian, lo sering kasih semangat, kan?" Farhan menjelaskan.

Mila merasa hangat di hati mendengar kata-kata Farhan. "Bisa aja lo muji gue. Iya deh Gue bakal usahain dateng" katanya.

Obrolan mereka semakin larut dan penuh tawa. Farhan berhasil menghibur Mila dengan lawakannya yang khas, membuat Mila merasa lebih baik meskipun masih merasa tidak enak badan. Mereka bercerita tentang berbagai hal, termasuk latihan basket dan rencana-rencana mereka ke depan. Farhan tampaknya bisa membuat Mila melupakan rasa demamnya sejenak.

Saat jam oulang tiba, Mila, Maya, Arga, Bima dan Farhan berjalan bersama menuju parkiran motor.

Mila menolah menatap Maya "Kita ngapain ke sini?" Tanya Mila heran

"Kita di antar sama mereka Mil. Soalnya papa gak bisa ngejemput" Jawab Maya.

Arga melirik Maya "Oke Maya lo gua antar, sekalian se arah" ucapnya

Mila mengerutkan dahinya "terus gua sama siapa?" Tanya Mila heran.

"Sama Farhan, Maya kan mau les. Nah tempat les dia tu searah sama rumah gua jadi sekalian aja gua antar" ucap Arga menjelaskan kebingungan ketiga temanya itu

Mila menatap Arga sendu. Laki-laki itu berbohong, Rumah Arga tidak jauh dari sekolah mereka, bahkan jika berjalan kaki saja bisa sampai ke rumah Arga. Kenapa Arga harus berbohong?. Ada urusan apa Arga dengan Maya?. Bahkan Arga sekarang membawa Mobil, bukan kah mengantarkannya yang sedang sakit lebih baik menggunakan mobil.

"Iya Mil, biar gua aja yang ngantar lo" Dengan tawaran Farhan, Mila setuju untuk pulang bersama. Farhan membonceng Mila dengan motor kesayangannya, sementara Maya dan Arga pergi ke tempat les dengan mobil.

Mila dan Farhan menaiki motor dengan riang."Farhan, gak usah pulang dulu ya, males gua" ucap Mila

Farhan mengangguk setuju "Jadi, hari ini lo pengen kemana?" tanya Farhan sambil menghidupkan mesin motor.

Mila memandang ke depan dan menjawab, "Gue mau ke pantai lagi deh. Kayaknya gua butuh sedikit waktu untuk menenangkan diri sendiri."

Farhan tersenyum. "Oke deh, gue antar sampai sana. Yang penting lo bisa rileks."

Dengan Farhan di sampingnya, Mila merasa lebih tenang. Mereka melaju ke arah pantai, menikmati perjalanan sambil berbincang ringan. Farhan terus mencairkan suasana dengan gurauannya, membuat Mila merasa sedikit lebih baik meskipun kondisi fisiknya belum sepenuhnya pulih.

Sementara itu, Maya dan Arga yang berada di mobil menuju tempat les merasa sedikit cemas dengan keadaan Mila. Arga, yang tampaknya lebih peduli dari biasanya, mengamati Maya yang terlihat khawatir. "Gimana Mila? Kamu bilang kalau dia butuh perhatian lebih," tanya Arga.

Maya mengangguk. "Ya, semoga dia baik-baik saja. Tapi aku yakin sikap Farhan bisa bikin dia merasa lebih baik."

Di saat yang sama, Mila dan Farhan mendekati pantai. Suasana di pantai menyambut mereka dengan angin sejuk dan gelombang yang tenang, memberikan Mila kesempatan untuk beristirahat dan meresapi ketenangan. Farhan masih menemani, memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan Mila pada saat-saat seperti ini.

Episodes
1 Perbedaan Yang Kian Nyata
2 Antara Persahabatan dan Perasaan yang Tersimpan
3 Pelarian yang Menangkan
4 Ketika Demam Menghadapi Rutinitas
5 Teman yang Dibutuhkan
6 Permintaan yang Menyakitkan
7 Rencana Arga
8 Menenangkan Fikiran
9 Restu yang Melukai
10 Kado yang Terselip
11 Perayaan Ulangtahun si Kembar
12 Terjadi Lagi
13 Langkah Baru
14 Menemukan kembali dirinya
15 Pasar Malam
16 Tekad Mila
17 Perjuangan Tanpa Restu
18 Selalu bersama
19 Kemenangan Mila
20 Refleksi dan Resolusi
21 Kecelakaan
22 Luka yang tak Terlihat
23 Larangan yang Menyakitkan
24 Membuka Luka Lama
25 Masih dengan Paksaan
26 Merasa Sendiri
27 Pelampiasan
28 Teman Cerita
29 Ketidaksukaan Arga
30 Pentas Seni
31 Keberhasilan Mereka
32 Perasaan Farhan
33 Kebingungan Mila
34 Kebimbangan Mila
35 Persimpangan Perasaan
36 Rasa yang tersisa
37 Menjaga Jarah
38 Ungkapan cinta
39 Sakit hati seorang Farhan
40 Kebebasan Yang Terkekang
41 Pantai yang Terlupakan
42 Kembar yang Berbeda Nasib
43 Menjauh
44 Jalan tanpa akhir
45 Kekecewaan
46 Orang Misterius
47 Kembali ke Akar
48 Keinginan yang tertolak
49 Latihan Pertama
50 Kata-Kata yang Menyakitkan
51 Sunyi dalam Perjalanan
52 Kekalahan hati Farhan
53 Hujan dan ketidakpedulian
54 Kepedulian yang tiba Terlambat
55 Ambisi Mila
56 Beban Orang Tua
57 Perubahan
58 Ketenangan Sesaat
59 Dia antara Ombak dan Pendar Cahaya
60 Keheningan Yang Menghantui
61 Kesendirian yang Menghampiri
62 Jalan-Jalan
63 Pesan Misterius
64 Bayangan di Malam Sunyi
65 Teror di Ambang Pintu
66 Jerat tak terlihat
67 Tetenangan di Tengah Kegelisahan
68 Senyum di tengah Badai
69 Foto Palsu
70 Keanehan Raihan
71 Memilih Untuk Percaya
72 Langkah Kecil menuju Cahaya
73 Lolos Seleksi
74 Pasar Malam (2)
75 Malam Yang TakTerduga
76 Langkah Penuh Luka
77 Pelukan yang jarang di dapatkan
78 Dalam Pelukan Luna
79 Bangkit dalam bayangan luka
80 Terjebak Dalam Takdir yang menyakitkan
81 Masih memiliki Teman
82 Memilih bangkit sendiri
83 Motifasi dari pelatih
84 Perasaan
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Perbedaan Yang Kian Nyata
2
Antara Persahabatan dan Perasaan yang Tersimpan
3
Pelarian yang Menangkan
4
Ketika Demam Menghadapi Rutinitas
5
Teman yang Dibutuhkan
6
Permintaan yang Menyakitkan
7
Rencana Arga
8
Menenangkan Fikiran
9
Restu yang Melukai
10
Kado yang Terselip
11
Perayaan Ulangtahun si Kembar
12
Terjadi Lagi
13
Langkah Baru
14
Menemukan kembali dirinya
15
Pasar Malam
16
Tekad Mila
17
Perjuangan Tanpa Restu
18
Selalu bersama
19
Kemenangan Mila
20
Refleksi dan Resolusi
21
Kecelakaan
22
Luka yang tak Terlihat
23
Larangan yang Menyakitkan
24
Membuka Luka Lama
25
Masih dengan Paksaan
26
Merasa Sendiri
27
Pelampiasan
28
Teman Cerita
29
Ketidaksukaan Arga
30
Pentas Seni
31
Keberhasilan Mereka
32
Perasaan Farhan
33
Kebingungan Mila
34
Kebimbangan Mila
35
Persimpangan Perasaan
36
Rasa yang tersisa
37
Menjaga Jarah
38
Ungkapan cinta
39
Sakit hati seorang Farhan
40
Kebebasan Yang Terkekang
41
Pantai yang Terlupakan
42
Kembar yang Berbeda Nasib
43
Menjauh
44
Jalan tanpa akhir
45
Kekecewaan
46
Orang Misterius
47
Kembali ke Akar
48
Keinginan yang tertolak
49
Latihan Pertama
50
Kata-Kata yang Menyakitkan
51
Sunyi dalam Perjalanan
52
Kekalahan hati Farhan
53
Hujan dan ketidakpedulian
54
Kepedulian yang tiba Terlambat
55
Ambisi Mila
56
Beban Orang Tua
57
Perubahan
58
Ketenangan Sesaat
59
Dia antara Ombak dan Pendar Cahaya
60
Keheningan Yang Menghantui
61
Kesendirian yang Menghampiri
62
Jalan-Jalan
63
Pesan Misterius
64
Bayangan di Malam Sunyi
65
Teror di Ambang Pintu
66
Jerat tak terlihat
67
Tetenangan di Tengah Kegelisahan
68
Senyum di tengah Badai
69
Foto Palsu
70
Keanehan Raihan
71
Memilih Untuk Percaya
72
Langkah Kecil menuju Cahaya
73
Lolos Seleksi
74
Pasar Malam (2)
75
Malam Yang TakTerduga
76
Langkah Penuh Luka
77
Pelukan yang jarang di dapatkan
78
Dalam Pelukan Luna
79
Bangkit dalam bayangan luka
80
Terjebak Dalam Takdir yang menyakitkan
81
Masih memiliki Teman
82
Memilih bangkit sendiri
83
Motifasi dari pelatih
84
Perasaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!