Pelarian yang Menangkan

Mila dan Maya, yang baru saja pulang dari sekolah, sudah tahu bahwa mereka harus menunjukkan hasil ujian mereka kepada kedua orangtuanya, karena itu adalah sebuah rutinitas, orangtua nya itu sangat menjujung pendidikan akademik. Mereka berdua menuju ruang tamu, di mana Papanya Mirga dan Mamanya Putri sudah duduk di ruang keluarga dengan wajah serius, menunggu dengan sabar. 

Maya, dengan raut wajah tenang dan penuh percaya diri, menyerahkan raportnya terlebih dahulu. Mirga membuka lembaran hasil ujian Maya dengan cepat, dan senyumnya mulai mengembang melihat nilai-nilai yang memuaskan. "Bagus sekali, Maya. Nilai kamu memuaskan. Teruskan kerja kerasmu, ya nak," puji Mirga dengan penuh kebanggaan.

Maya tersenyum lebar, merasa bangga dengan pencapaiannya. "Terima kasih, Papa," jawabnya dengan hormat.

Setelah selesai dengan Maya, Mirga beralih ke Mila yang duduk di sebelah Maya dengan wajah tegang. Dia merebut raport yang sedari tadi di peluk oleh anak bungsunya itu, lalu dengan cepat Mirga membuka raport itu sebelum Mila merebutnya lagi, dan ekspresi kebanggaan yang sebelumnya terlihat di wajah Mirga mendadak memudar. Nilai Mila jauh dari harapan, banyak yang merah dan tidak memuaskan.

Mirga menatap Mila dengan mata membara. "Mila, ini nilai apa ini? Kenapa bisa sejelek ini? Bahkan lebih jelek dari nilai kemarin, Apa kamu gak pernah belajar sama sekali?" suara Mirga terdengar keras dan marah.

Mila menunduk, merasa malu dan frustasi. "Aku kan udah bilang kalo aku gak ngerti IPA" jawabnya dengan suara rendah.

"Harusnya kamu berusaha dong bukanya mengeluh, lhat nilai kamu ini. gimana kamu mau masuk Perguruan tinggi yang bagus coba. Mila. Kamu harus belajar lebih giat. Mulai besok, kamu ikut les di tempat yang sama dengan Maya," tegas Mirga.

Mila langsung menolak. "Aku gak mau ikut les, Pa. Les itu membosankan. Aku lebih suka kalau bisa belajar dengan cara yang aku suka."

Penolakan Mila membuat Mirga semakin marah. "Kamu ini benar-benar bandel! Kamu harus tahu betapa pentingnya pendidikan! Kalau kamu gak mau, berarti kamu tidak menghargai usaha orang tua!. kamu harus tetap ikut les itu gak ada penolakan" 

Mila mendengar itu lalu berdiri "AKU GAK MAU PA. UDAH AKU BILANG AKU GAK MAU MASUK LES KAYAK GITUAN" ucapnya dengan suara yang meninggi.

Kemarahnya Mirga semakin memuncak, dan tanpa berpikir panjang, dia menampar wajah Mila dengan keras. Suara teamparan itu cukup keras hingga Maya dan Putri terkejut melihat itu.

Mila, yang merasa tersentak oleh tamparan tersebut, terdiam sejenak, mulutnya terbuka dan matanya penuh dengan air mata. Tanpa banyak kata, dia langsung bergerak menuju meja di dekat pintu, meraih kunci motor dari tempatnya, dan bergegas keluar dari rumah.

"MILA MAU KEMANA KAMU" Teriak Mirga melihat mira yang ingin pergi. 

Mila tidak peduli dengan panggilan itu, hatinya sangat sakit mendapatkan perlakuan itu dari Papanya. memang selama ini dia merasa sering di banding-bandingkan dengan Maya, tapi dia tidak pernah mendapatkan kekerasan oleh mama dan papanya. 

Maya berlari ke arah Mila, mencoba menghentikannya, tapi Mila sudah keluar dan langsung menyalakan motor-nya. "Mila, tunggu!" teriak Maya, tapi Mila sudah terlalu cepat.

Mila hanya memikirkan satu tempat yaitu pantai. Dia tahu hanya di sana dia bisa menenangkan pikirannya dan meredakan semua perasaan campur aduk yang menghantui dirinya. Dia melaju kencang menuju pantai, meninggalkan rumah dan segala keributan di belakang.

Ketika Mila tiba di pantai, dia langsung berhenti lalu turun dari motornya. Mila duduk di pasir memandang kedepan melihat ciptaan tuhan di depanya dengan mata yang sayu, melihat sunset di pantai memanglah bagus untuk menenangkan fikiran. Dia air mata nya mengalir deras membasahi pipnya.

Mila merebahkan dirinya di atas pasir lalu menutup matanya, menikmati angin Soreh yang sejuk dan suara ombak yang bergulung lembut di telinga nya. Gelombang laut seolah menghibur dan menenangkan hatinya yang penuh kemarahan dan kesedihan. Dia berusaha meresapi ketenangan yang ada di sekelilingnya. Di tengah keheningan malam, Mila merasa sedikit lebih baik, meskipun dia tahu bahwa masalah di rumah belum selesai.

Episodes
1 Perbedaan Yang Kian Nyata
2 Antara Persahabatan dan Perasaan yang Tersimpan
3 Pelarian yang Menangkan
4 Ketika Demam Menghadapi Rutinitas
5 Teman yang Dibutuhkan
6 Permintaan yang Menyakitkan
7 Rencana Arga
8 Menenangkan Fikiran
9 Restu yang Melukai
10 Kado yang Terselip
11 Perayaan Ulangtahun si Kembar
12 Terjadi Lagi
13 Langkah Baru
14 Menemukan kembali dirinya
15 Pasar Malam
16 Tekad Mila
17 Perjuangan Tanpa Restu
18 Selalu bersama
19 Kemenangan Mila
20 Refleksi dan Resolusi
21 Kecelakaan
22 Luka yang tak Terlihat
23 Larangan yang Menyakitkan
24 Membuka Luka Lama
25 Masih dengan Paksaan
26 Merasa Sendiri
27 Pelampiasan
28 Teman Cerita
29 Ketidaksukaan Arga
30 Pentas Seni
31 Keberhasilan Mereka
32 Perasaan Farhan
33 Kebingungan Mila
34 Kebimbangan Mila
35 Persimpangan Perasaan
36 Rasa yang tersisa
37 Menjaga Jarah
38 Ungkapan cinta
39 Sakit hati seorang Farhan
40 Kebebasan Yang Terkekang
41 Pantai yang Terlupakan
42 Kembar yang Berbeda Nasib
43 Menjauh
44 Jalan tanpa akhir
45 Kekecewaan
46 Orang Misterius
47 Kembali ke Akar
48 Keinginan yang tertolak
49 Latihan Pertama
50 Kata-Kata yang Menyakitkan
51 Sunyi dalam Perjalanan
52 Kekalahan hati Farhan
53 Hujan dan ketidakpedulian
54 Kepedulian yang tiba Terlambat
55 Ambisi Mila
56 Beban Orang Tua
57 Perubahan
58 Ketenangan Sesaat
59 Dia antara Ombak dan Pendar Cahaya
60 Keheningan Yang Menghantui
61 Kesendirian yang Menghampiri
62 Jalan-Jalan
63 Pesan Misterius
64 Bayangan di Malam Sunyi
65 Teror di Ambang Pintu
66 Jerat tak terlihat
67 Tetenangan di Tengah Kegelisahan
68 Senyum di tengah Badai
69 Foto Palsu
70 Keanehan Raihan
71 Memilih Untuk Percaya
72 Langkah Kecil menuju Cahaya
73 Lolos Seleksi
74 Pasar Malam (2)
75 Malam Yang TakTerduga
76 Langkah Penuh Luka
77 Pelukan yang jarang di dapatkan
78 Dalam Pelukan Luna
79 Bangkit dalam bayangan luka
80 Terjebak Dalam Takdir yang menyakitkan
81 Masih memiliki Teman
82 Memilih bangkit sendiri
83 Motifasi dari pelatih
84 Perasaan
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Perbedaan Yang Kian Nyata
2
Antara Persahabatan dan Perasaan yang Tersimpan
3
Pelarian yang Menangkan
4
Ketika Demam Menghadapi Rutinitas
5
Teman yang Dibutuhkan
6
Permintaan yang Menyakitkan
7
Rencana Arga
8
Menenangkan Fikiran
9
Restu yang Melukai
10
Kado yang Terselip
11
Perayaan Ulangtahun si Kembar
12
Terjadi Lagi
13
Langkah Baru
14
Menemukan kembali dirinya
15
Pasar Malam
16
Tekad Mila
17
Perjuangan Tanpa Restu
18
Selalu bersama
19
Kemenangan Mila
20
Refleksi dan Resolusi
21
Kecelakaan
22
Luka yang tak Terlihat
23
Larangan yang Menyakitkan
24
Membuka Luka Lama
25
Masih dengan Paksaan
26
Merasa Sendiri
27
Pelampiasan
28
Teman Cerita
29
Ketidaksukaan Arga
30
Pentas Seni
31
Keberhasilan Mereka
32
Perasaan Farhan
33
Kebingungan Mila
34
Kebimbangan Mila
35
Persimpangan Perasaan
36
Rasa yang tersisa
37
Menjaga Jarah
38
Ungkapan cinta
39
Sakit hati seorang Farhan
40
Kebebasan Yang Terkekang
41
Pantai yang Terlupakan
42
Kembar yang Berbeda Nasib
43
Menjauh
44
Jalan tanpa akhir
45
Kekecewaan
46
Orang Misterius
47
Kembali ke Akar
48
Keinginan yang tertolak
49
Latihan Pertama
50
Kata-Kata yang Menyakitkan
51
Sunyi dalam Perjalanan
52
Kekalahan hati Farhan
53
Hujan dan ketidakpedulian
54
Kepedulian yang tiba Terlambat
55
Ambisi Mila
56
Beban Orang Tua
57
Perubahan
58
Ketenangan Sesaat
59
Dia antara Ombak dan Pendar Cahaya
60
Keheningan Yang Menghantui
61
Kesendirian yang Menghampiri
62
Jalan-Jalan
63
Pesan Misterius
64
Bayangan di Malam Sunyi
65
Teror di Ambang Pintu
66
Jerat tak terlihat
67
Tetenangan di Tengah Kegelisahan
68
Senyum di tengah Badai
69
Foto Palsu
70
Keanehan Raihan
71
Memilih Untuk Percaya
72
Langkah Kecil menuju Cahaya
73
Lolos Seleksi
74
Pasar Malam (2)
75
Malam Yang TakTerduga
76
Langkah Penuh Luka
77
Pelukan yang jarang di dapatkan
78
Dalam Pelukan Luna
79
Bangkit dalam bayangan luka
80
Terjebak Dalam Takdir yang menyakitkan
81
Masih memiliki Teman
82
Memilih bangkit sendiri
83
Motifasi dari pelatih
84
Perasaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!