Bab 14 Penarikan pedang pusaka

Penarikan pedang pusaka itu pun di mulai. tampak ibunya cecep mulai merapalkan sesuatu dari mulutnya. dan kembali hawa di sekitar area pencabutan, menjadi mencekam. angin sore pun mulai menembus kulit sehingga membuat tubuh jadi merinding. dan muncullah seekor ular siluman dari bawah pohon yang menjaga pusaka itu.

Energi nya pun begitu dominan di antara mereka saat itu.

"Apa benar itu kau mahasura?" ucap siluman ular itu saat melihat mahasura.

"Benar, ini aku apa kau laksmi?" jawab mahasura berbalik bertanya pada siluman ular itu.

"Apa maksud dan tujuan mu berada di sini sura?, apakah kau masih tidak puas dengan kekuatan mu itu, sehingga kau mau mengambil pedang yang di titipkan guru kepadaku" tanya siluman ular itu yang bernama laksmi.

"Bukan... bukan laksmi, aku hanya menjaga raden putra. karena aku telah mengabdi kepada nya" jawab mahasura sambil menunjuk putra.

"Tidak mungkin, kau pasti mau mengambil pedang ini kan" balas laksmi."

"Tidak, aku sudah berubah, dan aku sudah lebih baik sekarang" ucap mahasura.

"Siapa dia sura?" tanya putra.

"Dia adalah adik seperguruan ku dulu waktu aku masih mencari ilmu di wilayah barat pulau jawa raden" jawab mahasura.

"Benarkah itu? tapi mengapa dia ada disini sura?" tanya putra lagi.

"Kalau itu hamba juga tidak tau raden, tapi memang benar dia di titipkan pedang oleh guru kami yang kata nya untuk menjaga keseimbangan sebuah wilayah. tapi aku tidak tau kalau pedang dan wilayah ini yang di maksud oleh guru kami raden" jawab mahasura menjelaskan.

"Jangan berpura-pura tidak tau kau sura" bentak laksmi seperti memojokan mahasura.

"Maaf nyai aku telah lancang memotong pembicaraan kalian berdua. tapi yang di katakan tuan mahasura itu benar nyai. aku lah yang ingin mengambil pedang itu dari pengawasan mu" timpal ibunya cecep.

"Bohong pasti kalian semua sudah bersekongkol" balas laksmi tidak percaya.

"Kau pikir aku seperti dulu, tidak, aku sekarang sudah lebih kuat dari dirimu sura" ucap laksmi sombong.

"Aku tau itu, aku dapat merasakan nya, tapi tuduhan mu itu salah laksmi. aku hanya menjaga raden putra yang ikut dengan nyai itu untuk mengambil pedang itu di sini" ucap mahasura menjelaskan.

"Aku tidak percaya itu. kalu memang benar coba buktikan ucapan mu itu sura" ucap laksmi lagi.

"Baiklah aku akan membuktikan nya" balas mahasura.

"Nyai lakukanlah" perintah mahasura.

"Baik tuan" balas ibunya cecep.

"Sura memang sekuat apa dia? sehingga kau tidak berani untuk menyerang nya" tanya kantata.

"Kita tidak bisa meremehkan nya kanta, kekuatan dia hampir sebanding dengan ku. dia juga tergolong siluman yang cerdas, jadi kita harus berhati-hati dengan nya. dan juga kalau aku mau mungkin aku bisa saja melenyapkan nya. tapi dia adalah salah satu dari murid guruku, dan kami sudah berjanji tidak akan saling bunuh apa pun kondisi nya" ucap mahasura lagi.

Kembali ibunya cecep pun merapalkan sesuatu dari dalam mulut nya. dan angin kembali berhembus kencang kali ini di barengi dengan kilatan-kilatan petir seperti mau hujan, padahal cuaca sore itu terbilang tidak mendung sama sekali.

Dari bawah tanah yang di bawah pohon besar itu. muncul sebuah pedang dengan aura merah kehijauan, energi nya pun begitu kuat sehingga membuat orang yang tidak kuat menjadi pusing dan mual akibat gesekan kedua energi itu. yang membuat cecep dan pak khasan menjadi pusing dan mual-mual bahkan pak khasan sampai pingsan saat itu.

"Bruk"

"Astagfirullah, pak. pak khasan bangun pak" ucap putra coba membangunkan nya.

"Itu sia-sia saja raden, dia tidak akan bangun" ucap kantata.

Sementara itu mahasura dan ibunya cecep masih fokus kepada pedang itu dan laksmi.

"Apa yang terjadi kanta mengapa cecep dan pak khasan tiba-tiba saja seperti ini" tanya putra.

"Ini karena energi pedang itu sangat kuat raden, sehingga menimbulkan gesekan yang begitu hebat di antara dua energi. raden juga bisa saja mengalami nya, namun berkat energi yang di berikan nyai ambar raden bisa menekan energi pedang itu dengan mudah" jawab kantata menjelaskan.

"Terus pak khasan bagaimana? apakah beliau baik-baik saja?" tanya putra lagi pada kantata.

"Dia baik-baik saja, raden tidak perlu khawatir, dia hanya mengalami pingsan biasa saja" jawab kantata.

"Syukurlah kalau begitu" balas putra.

"Cep apa kamu baik-baik saja?" tanya putra.

"Aku baik-baik aja kok put" jawab cecep.

"Gimana apa kau masih tidak percaya denganku laksmi?" tanya mahasura.

"Itu bisa saja akal-akalan kalian berdua, untuk bisa mengelabuhi ku. tapi jangan harap bisa menipuku" jawab laksmi.

"Mengapa kau begitu tidak percayanya denganku? laksmi" tanya mahasura lagi.

"Jelas saja aku tidak bisa percaya padamu begitu saja sura, karena aku tau jin sepertimu ber akal licik" ucap laksmi.

"Kenapa kau berfikiran seperti itu laksmi, apakah karena kau selalu kalah denganku saat kita masih berlatih bersama?" tanya mahasura.

"Ternyata kau masih sama seperti dulu sura, kau masih saja sombong" jawab laksmi lagi.

"Bukanya aku sombong laksmi, tapi itulah kenyataanya. dan apa benar karena itu kau selalu membenciku" tanya mahasura lagi.

"Kalau iya memang kenapa hah" jawab laksmi dengan nada membentak.

"Jadi benar dugaanku. baiklah, kalau begitu ayo kita selesaikan ini dan berjanjilah jika aku kembali mengalahkanmu, kau tidak akan membenciku lagi. dan jika aku kalah darimu, aku akan menyerahkan seluruh kekuasaan ku untukmu. bagaimana" tawar mahasura memberi tantangan.

"Cih siapa takut, kau kira aku masih seperti dulu" ucap laksmi menerima tantangan mahasura.

"Baiklah kalau begitu mari kita mulai ini laksmi" ucap mahasura.

"Nyai, nyai tetap fokus untuk menekan energi pedang itu, supaya pedang itu tidak pergi dari tempat ini" ucap mahasura memberi arahan kepada ibunya cecep.

"Baik tuan" jawab ibunya cecep.

"Shut!"

"Shut!"

"Das!"

Serangan laksmi berhasil di tangkis mahasura dengan mudah nya.

"Sekarang giliranku" ucap mahasura.

"Wus!"

"Wus!"

"Tas!"

"Tas!"

Serangan bola apai mahasura juga berhasil di tangkis laksmi dengan mudah.

Sekarang laksmi terlihat merapalkan sesuatu dari dalam mulut nya. yang membuat petir menjadi bergemuruh di area pertarungan itu.

Dan muncullah sebuah tombak beraura biru ke unguan yang begitu kuat. sementara itu mahasura juga tidak mau kalah, dia juga merapalkan sesuatu dari mulutnya, dan muncul sebuah gada berwarna emas, dengan aura putih ke emasan yang begitu pekat.

"Shut!"

"Shut!"

"Tring!"

"Tring!"

"Srak!"

Kedua benda pusaka itu tampak beradu dengan dasyatnya, yang menimbulkan suasana begitu mencekam di area tempat mereka bertarung. petir-petir pun bergemuruh membarengi serangan-serangan mereka sehingga membuat suasana menjadi lebih menegangkan kala itu.

Terlihat mereka saling beradu kekuatan satu sama lain dengan sengit nya.

Di sisi lain ibunya cecep pun mulai kewalahan untuk menekan kekuatan pedang zusan itu, sampai-sampai pedang itu terbang kesana kemari sampai akhirnya jatuh di tangan laksmi yang sedang bertarung.

Dua jam lamanya mereka bertarung belum juga ada yang menang, sampai membuat area di sekitar menjadi hancur tidak berbentuk, akibat ledakan-ledakan yang terjadi oleh serangan-serangan mereka.

"Hahahah, ini saatnya kau mengakui kekalahan mu sura" ucap laksmi yang sudah memegang pedang zusan itu.

Gawat, pedang itu sudah jatuh ke tangan nya, itu berarti kekuatan nya akan berkali-kali lipat. aku bisa mati ditangan nya jika tidak bisa mengimbangi nya, sementara energiku sudah lumayan banyak yang terkuras akibat pertarungan itu. gumam mahasura dalam hati.

"Heh, ku pikir kau bisa menangani nya sendirian, tapi nyatanya kau hanya bisa mengimbangi nya sampai sini saja. raja macam apa kau sura" ucap kantata yang kini sudah berada di samping mahasura.

"Diam kau macan bodoh, kau pikir aku sudah kalah. tidak aku baru saja mau memulainya" jawab mahasura.

"Sudah tidak usah malu-malu seperti itu. aku tau dirimu, jika kau butuh bantuan ku aku siap untuk membantu mu" tawar kantata memberi bantuan.

"Tidak perlu, aku tidak butuh bantuan mu, aku bisa menghadapinya sendiri" balas mahasura yang terlihat gengsi untuk menerima bantuan dari kantata.

"Hee yasudah terserah kau saja, yang penting aku sudah menawarkan nya padamu" balas kantata.

Baiklah aku akan mengakhiri nya sekarang juga. gumam mahasura.

Terlihat dia kembali merapalkan sebuah ajian yang seperti nya lebih kuat dari sebelumnya. Saat mahasura merapalkan nya bumi berguncang hebat, petir menyambar dimana-mana, kabut pun memenuhi area itu.

Dan nampak sebuah perisai berupa kabut menyelimuti tubuh mahasura, dengan aura putih ke emasan, kedua tangan nya pun di penuhi dengan api yang membara-bara.

Mahasura terlihat berbeda saat itu. laksmi pun sudah siap dengan pedang zusan itu. dan dia langsung melesat menyerang mahasura tanpa menunjukan aba-aba.

"Shut!!"

"Bles!!"

Pedang itu berhasil menembus tubuh mahasura dengan mudahnya, sehingga membuat mahasura tergeletak dan hancur menjadi kepulan asap putih.

"Suraaaa......" teriak putra sambil meneteskan air mata.

Tidak mungkin, apakah sehebat itu kekuatan dari pedang zusan itu. gumam kantata.

Apah tidak mungkin, dasyat sekali kekuatan pedang itu sampai-sampai sekali serang saja membuat raja mahasura lenyap, gumam ibunya cecep.

Sementara cecep yang tadi terduduk lemas kini juga pingsan seperti pak khasan.

"Ahahah..."

Hahaha... ternyata hanya segitu saja kemampuan mu sura. tidak kusangka kau akan lenyap dengan mudahnya di tanganku bersama pedang ini. ternyata kau yang di gadang-gadang menjadi murid paling kuat oleh guru ternyata salah. malahan sekali serang saja kau tewas begitu saja. tidak kusangka ternyata kekuatan pedang ini sangat dasyat. ucap laksmi bermonolog sendiri.

"Shot!!"

"Das!!"

"Bam!!"

Tiba-tiba saja mahasura muncul dari bawah tanah dan langsung menyerang laksmi secara membabibuta sehingga membuat laksmi terluka parah saat itu dan langsung terkapar.

Sementara pedang zusan lepas dari genggaman nya, dan langsung masuk ke dalam tanah di bawah pohon asal pedang itu tertanam.

"Eeee"

"Ark"

"Sial, aku terkecoh oleh ajian nya" rintih laksmi setelah terkena serangan mahasura.

"Bagaimana apa kau mengakui kekalahan mu" tanya mahasura.

"Tidak aku belum kalah, tunggu pembalasan ku sura" balas laksmi sebelum menghilang dari tempat itu.

"Sura apa kau baik-baik saja? tanya putra pada dengan air mata yang masih bercucuran.

"Yah! raden aku baik-baik saja, raden tidak perlu mencemaskan ku sampai menangis seperti itu. jawab mahasura.

"Tuan apa tuan baik-baik saja?" tanya ibunya cecep.

"Iya nyai aku baik-baik saja" jawab mahasura.

"Maaf tuan aku tidak bisa mengontrol kekuatan pedang itu lebih lama, sehingga membuat pedang itu jatuh ke tangan siluman ular itu" ucap ibunya cecep.

Sementara pak khasan dan cecep yang masih pingsan, di jaga oleh mbah gunto penjaga cecep.

"Di mana pedang itu sekarang? tanya mahasura.

"Pedang itu sudah masuk kembali ke tempat nya tuan" jawab ibunya cecep.

"Syukurlah kalau begitu, aku takut pedang itu akan ikut bersama laksmi dan di salah gunakan oleh nya" balas mahasura.

"Kalau begitu cepat-cepat lah nyai ambil pedang itu. lalu membawanya pulang, agar tidak terjadi lagi kejadian yang tidak di inginkan" ucap kantata memberi saran.

"Baik ki, saya akan berusaha lagi untuk mengambil pedang itu" balas ibunya cecep.

Setelah ibunya cecep berhasil menarik pedang itu. cecep dan pak khasan pun sudah bangun dari pingsan nya, mereka semua memutuskan untuk segera pulang dari tempat itu.

Setelah sampai di rumah pak khasan, mereka pun pamit kepada beliau dan keluarga nya.

"Baik kalau begitu kita pamit dulu pak, terima kasih sudah mengizinkan dan mendampingi kami untuk menarik pedang itu" ucap ibunya cecep berpamitan kepada pak khasan dan keluarganya.

"Sama-sama bu. oh iya bu saya mau minta nomor hp ibu, supaya kalau terjadi sesuatu yang tidak di inginkan saya bisa menghubungi ibu, untuk meminta pertanggung jawaban ibu" ucap pak khasan meminta nomor ponsel ibunya cecep.

"Oh iya pak silakan, sebentar saya catat dulu pak" balas ibunya cecep.

"Iya bu"

"Nah ini pak nomor saya" ucap ibunya cecep sambil memberikan secarik kertas ke pak khasan.

"Oh iya terima kasih bu" balas pak khasan.

"Yaudah pak kalau gitu kita pamit dulu, asalamualaikum" ucap ibunya cecep memberi salam ke pak khasan dan keluarga nya.

Sementara hari semakin larut bulan pun menampakan ke indahan nya. saat di tengah perjalanan, pedang zusan tiba-tiba bergerak seperti ingin keluar dari tempat yang sudah di sediakan oleh ibunya cecep.

"Kelotok!-Kelotok!"

"Kelotok!-kelotok!"

Bu kenapa pedang itu terus saja bergerak seperti ingin keluar yah bu?" tanya cecep.

"Biarkan saja nak, mungkin pedang itu belum menyesuaikan energi nya dengan energi kita" jawab ibunya cecep.

"Oh ya put, kata cecep kamu punya penjaga baru berupa wanita cantik!" tanya ibunya cecep.

"Oh iya bu benar" jawab putra.

"Kalo boleh, ibu mau melihat nya" ucap ibunya cecep.

"Boleh-boleh bu, sebentar saya panggil kan dulu" balas putra.

Nyai, tolong tunjukan wujudmu. sambung putra memanggil nyai ambar.

Seketika aroma di dalam mobil menjadi sangat wangi dan muncul lah nyai ambar,

"Salam hormat raden" ucap nyai ambar pada putra.

"Iya nyai" balas putra.

"Nah ini bu ini teman baruku, namanya nyai ambarawati" ucap putra memperkenalkan nyai ambar kepada ibunya cecep.

"Salam kenal nyai" ucap ibunya cecep berkenalan dengan nyai ambar.

"Salam kenal" balas nyai ambar.

Terpopuler

Comments

Doni Gunawan

Doni Gunawan

lanjut

2024-12-31

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 glundung pringis
2 Bab 2 di ikuti pocong
3 Bab 3 ikan siluman
4 Bab 4 mengembalikan ikan siluman
5 Bab 5 dikasih batu mustika
6 Bab 6 kenaikan kelas
7 Bab 7 koleksi yang mengangumkan
8 Bab 8 mba kunti
9 Bab 9 healing
10 Bab 10 bertemu mahasura dan kantata
11 Bab 11 mulai berlatih
12 Bab 12 mendoakan arwah penasaran
13 Bab 13 makhluk rendahan
14 Bab 14 Penarikan pedang pusaka
15 Bab 15 mimpi buruk
16 Bab 16 pengganggu
17 Bab 17 kesiangan
18 Bab 18 istanah mahasura
19 Bab 19 penyerangan 1
20 Bab 20 bertarung melawan linggo
21 Bab 21 bersiap menyerang
22 Bab 22 penyerangan 2
23 Bab 23 bantuan dari kantata
24 Bab 24 kekalahan ratu indah sari
25 Bab 25 di tempeli makhluk menyeramkan
26 Bab 26 perjalanan kemah
27 Bab 27 berkemah
28 Bab 28 aneh
29 Bab 29 belum beruntung
30 Bab 30 kedatangan naga waring
31 Bab 31 pulang kerumah
32 Bab 32 sakara
33 Bab 33 kesurupan
34 Bab 34 masuk BK
35 Bab 35 pertarungan pertama
36 Bab 36 menyusuri desa aneh
37 Bab 37 hampir stres
38 Bab 38 bercerita
39 Bab 39 kelulusan
40 Bab 40 tarikan sebuah energi
41 Bab 41 dua penjaga sekaligus
42 Bab 42 bertengkar
43 Bab 43 pulang
44 Bab 44 tersesat
45 Bab 45 menahan tangis
46 Bab 45 oyod mimang
47 Bab 47 belum ada hasil
48 Bab 48 barang bukti
49 Bab 49 alas roban
50 Bab 50 kerajaan macan loreng
51 Bab 51 naga merah
52 Bab 52 maling
53 Bab 53 kekuatan cecep yang sesungguhnya
54 Bab 54 Akhirnya bertemu
55 Bab 55 awal kehancuran
56 Bab 56 bencana
57 Bab 57 kepulangan keempat teman putra yang hilang
58 Bab 58 kepergian sakara
59 Bab 59 menggebu gebu
60 Bab 60 hampir dikubur
61 Bab 61 tak sadarkan diri
62 Bab 62 hilangnya sukma putra
63 Bab 63 harus dipindahkan
64 Bab 64 mendapat solusi
65 Bab 65 titik terang
66 Bab 66 berlanjut
67 Bab 67 hari pertama sekolah
68 Bab 68 suara misterius
69 Bab 69 peresmian
70 Bab 70 kelas baru
71 Bab 71 butuh pertolongan
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 glundung pringis
2
Bab 2 di ikuti pocong
3
Bab 3 ikan siluman
4
Bab 4 mengembalikan ikan siluman
5
Bab 5 dikasih batu mustika
6
Bab 6 kenaikan kelas
7
Bab 7 koleksi yang mengangumkan
8
Bab 8 mba kunti
9
Bab 9 healing
10
Bab 10 bertemu mahasura dan kantata
11
Bab 11 mulai berlatih
12
Bab 12 mendoakan arwah penasaran
13
Bab 13 makhluk rendahan
14
Bab 14 Penarikan pedang pusaka
15
Bab 15 mimpi buruk
16
Bab 16 pengganggu
17
Bab 17 kesiangan
18
Bab 18 istanah mahasura
19
Bab 19 penyerangan 1
20
Bab 20 bertarung melawan linggo
21
Bab 21 bersiap menyerang
22
Bab 22 penyerangan 2
23
Bab 23 bantuan dari kantata
24
Bab 24 kekalahan ratu indah sari
25
Bab 25 di tempeli makhluk menyeramkan
26
Bab 26 perjalanan kemah
27
Bab 27 berkemah
28
Bab 28 aneh
29
Bab 29 belum beruntung
30
Bab 30 kedatangan naga waring
31
Bab 31 pulang kerumah
32
Bab 32 sakara
33
Bab 33 kesurupan
34
Bab 34 masuk BK
35
Bab 35 pertarungan pertama
36
Bab 36 menyusuri desa aneh
37
Bab 37 hampir stres
38
Bab 38 bercerita
39
Bab 39 kelulusan
40
Bab 40 tarikan sebuah energi
41
Bab 41 dua penjaga sekaligus
42
Bab 42 bertengkar
43
Bab 43 pulang
44
Bab 44 tersesat
45
Bab 45 menahan tangis
46
Bab 45 oyod mimang
47
Bab 47 belum ada hasil
48
Bab 48 barang bukti
49
Bab 49 alas roban
50
Bab 50 kerajaan macan loreng
51
Bab 51 naga merah
52
Bab 52 maling
53
Bab 53 kekuatan cecep yang sesungguhnya
54
Bab 54 Akhirnya bertemu
55
Bab 55 awal kehancuran
56
Bab 56 bencana
57
Bab 57 kepulangan keempat teman putra yang hilang
58
Bab 58 kepergian sakara
59
Bab 59 menggebu gebu
60
Bab 60 hampir dikubur
61
Bab 61 tak sadarkan diri
62
Bab 62 hilangnya sukma putra
63
Bab 63 harus dipindahkan
64
Bab 64 mendapat solusi
65
Bab 65 titik terang
66
Bab 66 berlanjut
67
Bab 67 hari pertama sekolah
68
Bab 68 suara misterius
69
Bab 69 peresmian
70
Bab 70 kelas baru
71
Bab 71 butuh pertolongan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!