KEPUTUSAN SEPIHAK

Suara adzan subuh berkumandang, aku bergegas menuju musholla tempat biasa kami sholat berjamaah dirumah. Seperti biasa, sudah ada ibu menunggu disana, dan ternyata juga ada ayah yang bersiap menjadi imam.

Selesai sholat aku mencium tangan ayah dan ibuku,

"kapan ayah pulang?" tanyaku sambil memeluk ayah, karena sudah hampir 1 bulan kami jarang bertemu.

"semalam sayang, kamu udah ngorok tuh " jawab ayah dengan candaannya

" bawa oleh oleh gak buat aku? "

" oh ayah lupa,,, " jawab ayah lugu

" tuh kan,, aku dilupain " rengekku manja

" ada di meja kerja ayah, ambil sana," kata ayah ngeledek.

"yes,, gitu donk yah, baru sayang ayah,,, " ucapku kegirangan.

" hari ini kamu gak kemana mana kan? " suara ibuku lantang

" mau CFD sama putri, setelah itu pulang " jawabku

" ya udah nanti siang ibu mau ngomong serius sama kamu " kata ibuku dengan expresi yang belum pernah aku lihat sebelumnya.

" ngomong apa si bu? " tanyaku penasaran

" masa depan kamu" jawab ibu lalu beranjak ke dapur.

"kira kira ibu mau ngomong apa yah? " tanyaku pada ayah, berharap ada jawaban darinya

" masa depan " jawab ayah sambil beranjak menyusul ibu.

Aku pun menuju kamar, dengan pikiran campur aduk,

Banyak pertanyaan yang muncul diotakku kalau bahas masalah masa depan.

"ah sudahlah, gak usah dipikirin sekarang. " suara batinku menengangkan pikiranku.

********

Sekarang sudah pukul 08.00 pagi, sudah hampir 10 putaran kami mengelilingi lapangan, keringat sudah membasahi seluruh tubuh.

" ngadem dulu vin, napas gue udah mau abis " suara putri terengah engah

" ah elah lu put, ngaso mulu,, mumpung matahari belum terik nih lanjut dulu 1x lagi deh " paksaku bersemangat

" ogah deh, lu aja sendiri, gue tunggu disini" dengan muka pucatnya putri duduk dibawah pohon tepi lapangan.

"ya udah deh "

Akhirnya aku kalah, dan ikut duduk disamping putri sembari menengguk 1 botol penuh air mineral.

" put, gue mau cerita deh " sambil memandang putri serius

" apa, an? Gosip? Hot news? Apa masalah pribadi nih? " ledek putri

" masalah masa depan gue" jawabku tegas

" apa! Masa depan? Lu mau dikuliahin di luar negeri? Atau jangan jangan lu mau dikawinin? " suara putri mulai penasaran.

" gue gak tau put, tadi pagi tiba tiba ibu gue, minta waktu buat ngomong serius, dan yang bikin gue penasaran, expresi ibu gue itu kayak lagi nyembunyiin sesuatu"ceritaku panjang

" mungkin ibu mau nanyain kedepannya lu mau kuliah dimana kali? Atau gak rencana lu mau ambil jurusan apa gitu" jawab putri meyakinkan

"entah lah, semoga cuma bahas masalah kuliah " harapku pada ucapan putri.

"udah siang, yuk pulang, tapi jangan lupa lu kabarin kalau ada apa apa, gue siap jadi pendengar yang baik" rayu putri

Kami pun bergegas pulang, karena lapangan cfd dekat rumahku jadi aku pulang jalan kaki, sementara putri diantar sopirnya.

...........

Tok tok tok,

Terdengar suara pintu kamarku diketuk,

" non vina, ibu sama bapak sudah nunggu diruang depan " suara mbok ina memanggilku

" iya mbok, otewe " jawabku cepat

Ku lihat mereka tengah menonton acara tv namun tanpa terdengar suara,

" ayah,, ibu,,, nonton apa sih? kok tv nya gak ada suaranya " kataku basa basi

" biar nanti kalau ibu kamu ngomong, kamu dengerin baik baik " kata ayahku sembari merangkulku

" kenapa sih bu? " tanyaku penasaran

" dengerin ibu baik baik ya sayang, bulan depan kamu akan dilamar seseorang, ibu harap kamu mempersiapkan diri. "

Bak disambar petir disiang bolong, pernyataan ibuku benar benar membuatku kaget.

" APA BU,! DILAMAR???! " suaraku dengan nada kaget.

" Ibu sudah merencanakan ini jauh sebelum kamu lahir, ibu harap kamu nurut ya nak? "

" Gak mau bu, aku masih mau sekolah, kuliah, bahkan kerja,, terfikir untuk menikah muda saja tidak pernah " jawabku tegas

" kamu masih bisa sekolah, bahkan lanjut kuliah kok " kata ayah meyakinkanku.

" ibu yakin pemuda ini benar benar cocok dan mampu membimbing kamu, layaknya ibu sama ayah "

" pokoknya aku gak mau bu," sambil berlari menuju kamar.

Air mata pun tak kuasa menetes, rasanya ingin teriak, ingin pergi saja dari rumah ini.

Bayangkan, aku masih SMA kelas XII dan sudah harus menikah.

Apalagi dijodohkan dengan laki laki yang sama sekali belum pernah aku lihat sebelumnya, entah itu masih muda, om om, atau bahkan bujang tua.

Segala pikiran negatif mulai menghantui pikiranku.

Ku raih ponsel, ku cari kontak putri, lalu ku ceritakan semua yang terjadi sembari menahan tangis.

"sabar vin, ini bisa diselesain baik baik, coba kamu ngomong lagi sama ibu dari hati ke hati " suara putri menengankanku

" tapi kalau gak berhasil gimana? Aku gak mau hidup seperti di jaman siti nurbaya" tegasku penuh emosi

Sebagai sahabat putri ikut merasakan apa yang aku rasakan, kami ngobrol hampir 1jam hingga tanpa sadar aku terlelap karena lelah menangisi kejadian siang ini.

Terpopuler

Comments

Sanny

Sanny

klo d dunia riil ank msih sekolah d larang pacaran,, d novel ma selalu dan selalu anak masih sekolah d paksa dijodohin dgn dalih itu laki2 it yg terbaik untuk KAMU jadi kamu ndk boleh nolak,,, hahahaha basiiiiiiii😁😁😁😂😂😂🤣🤣🤣🤣

2020-01-25

1

May Saroh

May Saroh

kasian msh sekolah udh d jodohin

2019-12-13

0

Asmara Mara

Asmara Mara

lanjut dong???

2019-12-06

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!