Jarak dari halte ke rumahku sekitar 100 meter, itu juga lewat jalan pintas.
Jam menunjukkan pukul 19.30, aku berjalan menyusuri gang, dengan hanya lampu remang remang yang menerangi jalan ini.
"sepi amat yak nih jalan" batinku. Bulu kuduk mulai merinding, aku memang penakut, bukan takut begal atau semacamnya, melainkan sosok makhluk halus yang tak kasat mata.
Sembari berkomat kamit sesekali kutengok ke belakang, seperti ada yang ngikutin, tapi gak ada orang sama sekali.
Ku percepat jalanku, jantungku ikut berdegup kencang.
Akhirnya kakiku sampai di depan gerbang,
"pak ujaaaaang, cepat buka paaak" teriakku sembari mencoba membuka pintu gerbang
"kenapa non, teriak teriak gitu, ini lo gerbang gak dikunci". Jawab pak ujang
Entah karna keburu parno atau sangking takutnya, gerbang yang biasanya digeser aku paksa dorong.
" ada hantuuu" jawabku sambil bergegas menuju rumah.
Ku letakkan tasku sembarangan, lalu menuju kamar mandi. Sekitar 30 menit lamanya aku bermain air, hingga perut pun mulai terasa lapar. Dengan mengenakan handuk kimono, dan rambut masih agak basah aku keluar menuju dapur.
Tapi betapa terkejutnya aku, ketika melewati ruang tamu, ku lihat pria berjaket hitam yang tadi berdiri di bus, tengah duduk diruang tamu.
Mata kami beradu, cukup lama hingga senyum simpulnya menghentikan pandanganku.
" kamu siapa? kok bisa disini? ngikutin aku? " kataku sambil tanganku menutup handuk yang tanpa sadar sedikit terbuka.
" oh maaf, saya Reyhan dosen yang akan menggantikan bu Tari " ucapnya sambil menjabatkan tangan.
" oh tapi Ibu belum pulang, "
Jawabku gugup.
(( nak rey, ibu masih ada meeting dikampus.
kamu langsung kerumah saja,
bilang sama anak ibu,, berkasnya dikamar ibu.))
Rey mencoba memperlihatkan isi sms ibuku di hp, nya.
Ternyata dia adalah dosen pengganti yang akan menggantikan ibuku.
Usia ibuku memang masih terbilang produktif, tapi karena ayah meminta untuk pensiun dini, akhirnya ibu pasrah menurutinya.
" oh tunggu sebentar, " kataku sedikit malu, mungkin karna udah nuduh jadi penguntit.
" mau minum apa? " basa basiku sembari beranjak
" air putih" jawabnya singkat.
Aku bergegas menuju kamar, yang ada di fikiranku adalah ganti baju, karena dinginnya pakai handuk basah mulai membuatku menggigil.
Aku keluar dengan piyamaku, tak lupa kuambil beberapa file di kamar ibu, lalu menuju dapur untuk membawakan air putih pesanannya.
" ini berkasnya dan ini air putihnya, silahkan" ucapku sambil menyodorkan beberapa kertas.
"terima kasih" jawab rey
Dia langsung menegak air putih itu hingga habis.
Tiba tiba, Gemuruh suara petir mengagetkanku juga rey.
Hujan turun begitu derasnya, suasana menjadi hening dan agak kikuk.
"kamu sendiri dirumah? " tanya kak rey mencoba memecahkan keheningan ini.
" gak kok, ada mbok wati juga mang ujang di depan " jawabku lirih, sedikit bohong si karena mbok wati cuma kerja sampe jam 5 sore, dan mang ujang cuma berjaga didepan, dengan kata lain, sekarang aku cuma sama rey dirumah.
" gak takut?," tanyanya lagi
"apa'an sih... Aku udah gedhe kali,, bukan anak kecil yang takut dirumah sendiri" jawabku ketus.
Senyum simpul tampak keluar dari bibirnya.
"hoaaaam,,, "
"wah hujannya awet nih" suaraku agak lantang, berharap dia mendengar lalu peka, karena aku mulai gak nyaman berlama lama dengan orang asing dalam satu rumah.
" karena udah malam, aku pamit pulang yah " kata rey sambil memasukkan beberapa kertas didalam ranselnya
" iya, tunggu sebentar, aku ambilin payung dulu "
" oh gak usah, aku udah pesen taksi online kok, udah didepan " jawabnya sambil tersenyum.
" oh ya udah, hati hati " balasku
Akhirnya rey pun pergi, aku bergegas menuju ke kamar, teringat masih ada beberapa PR yang menunggu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Sanny
latarx Indonesia,, nama pemeranx Indonesia bnget tpi deskripsi pemeranx org Korea,,aneh the.. emang artis Indonesia ndk ad yg layak gtu?? 🙏🙏🙏
2020-01-25
2
May Saroh
pertemuan yg TK d sanaka
2019-12-13
0