Eps. 2

3 tahun kemudian.

Setelah kejadian 3 tahun lalu, ketika Nisa bertemu dengan Azam saat itu. Nisa jadi tidak ingin lagi mengisi kajian di kampus itu, bahkan Nisa tak lagi mengisi kajian diluar Ponpes. Hati Nisa begitu tak nyaman rasanya.

Arkana kini berusia 4 tahun, tentunya sudah menjadi anak balita yang cerdas dan selalu banyak bertanya pada Ibu juga Nenek dan Kakeknya.

Arkana kini lebih sering bersama Umma, diajak ke PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang berada di lingkungan Ponpes juga, sementara Nisa mengajar di MI, juga MTS di Ponpes milik keluarganya itu.

Waktu sudah masuk jam istirahat, semua santri sudah siap untuk makan siang bersama, sementara Nisa selalu pulang untuk melihat putranya itu.

Sesampainya dirumah, Nisa melihat Umma sedang menemani Arkana makan siang.

"Assalamu'alaikum Umma.. Arkaaa" ucap Nisa dengan riang

"Walaikumsalam Ibuuu..." jawab Arkana saat melihat kedatangan wanita bercadar yang sudah sangat ia kenali itu

"Walaikumsalam.." jawab Umma dengan senyum dan menoleh kearah Nisa

"Kok makannya diluar, kenapa tidak didalam sayang? Kakek mana?" tanya Nisa bertubi-tubi sembari mengelus lembut rambut anaknya itu

"Kakek belum pulang, makanya Arka makan diluar.." jawab Arka dengan sangat polos

"Aba kemana Umma?" tanya Nisa setelah mendengar jawaban anaknya itu

"Umma juga tidak tahu pasti, mungkin ada tamu tiba-tiba deh.." jawab Umma menerka-nerka

*******

Aba sedang berada di ruang tamu, ruang pertemuan dengan tamu yang ingin mengunjungi siapapun penghuni ponpes.

Aba menemui 2 orang laki-laki dengan sorban putih.

Aba kemudian menghampiri dan menyalami keduanya, lalu duduk di kursi kosong yang ada dihadapan mereka berdua.

"Maaf bapak ini siapa? Dan ada keperluan apa kepada saya?" tanya Aba tanpa basa-basi

"Saya Azam, Pak Ustadz" jawab pria yang ternyata adalah Azam

"Saya ini teman Annisa, kakak tingkat sewaktu kuliah dulu." tambah Azam memperkenalkan diri

"Oh iya iyaaa... Saya ayah nya Annisa.." ucap Aba dengan senyum ramah khas dirinya

"Ada keperluan apa yaaa anak muda?" lagi-lagi tanya Aba

"Begini Pak Ustadz, saya ingin mengetahui keadaan Nisa sekarang. Saya tahu bahwa Nisa ditinggal suaminya, dan sampai saat ini belum menikah lagi. Saya punya niatan baik.." ucap Azam panjang lebar dan seketika terhenti karena tangan Aba menyentuh tangan Azam yang berada diatas meja

"Wahai anak muda, Annisa kini menjanda dan memiliki satu anak dari suaminya.." ucap Aba tertahan, air mata sudah mengumpul di matanya

"mungkin saya tidak berhak untuk menolak niat baik nak Azam, tapi saya ingin memberitahu bahwa Annisa putri saya adalah wanita yang tegar, dia selalu memberitahu kami bahwa tak ada niat untuk menikah lagi" tambah Aba sembari meneteskan air matanya

Azam seketika terdiam, ia menundukan pandangannya. Jelas selama ini Azam belum pernah menikah, hatinya masih untuk Nisa. Walau sebenarnya ia selalu mencari pengganti Nisa, tapi selalu gagal.

"Ustadz, Azam ini belum pernah menikah. Sewaktu dulu, sebelum hari pernikahan Annisa dengan Almarhum suaminya kami Azam dan kedua orangtuanya pernah datang kemari untuk mengkhitbah Annisa, tapi hanya bertemu dengan Ibu, dan diberitahu bahwa Annisa sudah akan menikah.." ucap teman Azam, Rizal

Aba terdiam seketika, apa mungkin Azam masih mencintai Annisa batin Aba.

"Oh begitu. Kenapa belum menikah? Bukankah kejadian itu sudah sangat lama?" tanya Aba

"Saya sempat mencari yang lain setelah mendengar Annisa menikah, tapi selalu gagal. Mungkin belum jodohnya" jawab Azam dengan terus menundukan pandangannya

Aba mengangguk-anggukan kepalanya.

"Ya sudah, agar tidak penasaran saya akan pertemukan nak Azam dengan Annisa putri saya.." ucap Aba sembari mencari ponsel dalam sakunya

"Yang berhak memutuskan hanyalah Annisa. Saya sangat berterimakasih dengan niat baik Nak Azam ini.." lanjut Aba

Aba mencari nama kontak Nisa di phonebook, lalu dengan segera menekan panggil.

"Ndo.. kemarilah, Aba di ruang tamu" ucap Aba setelah menjawab salam Nisa

Nisa yang baru saja selesai makan, dan menidurkan Arkana dengan segera menyiapkan diri dan berjalan menuju ruang tamu, tanpa pamit kepada Umma karena sedang tidur juga.

Sesampainya diruang tamu, begitu kagetnya Nisa melihat Azam yang sedang duduk berhadapan dengan Aba. Hatinya dagdigdug tak karuan rasanya, batinnya terus menerka-nerka.

"Ternyata Kak Azam tamu Aba! Ada apa Kak Azam bertemu Aba?" ucap Nisa dalam hatinya, sembari terus mendekat sembari menundukan pandangannya.

"Assalamu'alaikum.." ucap Nisa dengan pelan tetap menundukan pandangannya

"Walaikumsalam.." jawab Aba, Azam dan Rizal berbarengan

"Duduk ndooo.." ucap Aba sembari menarik kursi dan didekatkan dengan kursi dirinya

Nisa duduk disamping Aba.

"Ada apa ya Aba?" tanya Nisa langsung

Sebenarnya Nisa sangat merasa tidak nyaman. Sudah lama ia menghindari untuk bertemu dengan Azam, bukan karena ia masih menyimpan rasa padanya, tapi karena ada rasa canggung dan tak nyaman sama seperti yang ia rasakan dulu saat suaminya merasa cemburu karena Azam.

"Begini Ndo, ini nak Azam ada niat baik.." ucap Aba pada Nisa

Hati Nisa mulai tak karuan rasanya, jantung yang langsung berdegup kencang ia rasakan, bahkan ia takut suara detak jantungnya terdengar oleh orang lain.

"Nak Azam jelaskan.." ucap Aba pada Azam

"eeeuu.." ucap Azam gugup, dan pandangan yang tertunduk

"Annisa sudah melewati masa idah bukan? Apa Annisa mau untuk menikah dengan saya?" ucap Azam terbata-bata, dan mulai merasa keringat dingin

Jantung Nisa terasa berhenti seketika, matanya terbelalak mendengar semua itu.

"Ada apa ini? Apa ini cuma mimpi..." ucap batin Nisa, Nisa mencoba menelan air liurnya dengan susah payah

"Ya allah apaaa ini... apa maksud semua ini..." lagi-lagi batin Nisa

"Annisa... Apa kamu mau?" tanya Azam lagi-lagi memastikan

"Maaf Kak Azam, Nisa tidak bisa.." jawab Nisa cepat

Aba sudah sangat mengerti, dan sudah menduga bahwa putrinya akan menjawab seperti itu. Aba hanya terdiam, tak sepatah katapun, tak ingin rasanya mencampuri dulu.

"Apa tidak di ikhtiarkan dulu dalam sepertiga malam?" tanya Rizal yang ingin sekali temannya itu segera menikah

"Maaf Kak, jawaban Nisa sudah bulat. Nisa tidak akan menikah lagi dengan siapapun, Nisa hanya ingin berkumpul di surga bersama suami dan ayah dari anak Nisa.." jawab Nisa dengan tegas

"Maaf jika sudah tidak ada yang ingin dibicarakan lagi dengan Nisa, Nisa pamit. Kelas akan segera dimulai..." lanjut Nisa sembari bangkit dari duduknya dan berjalan berlalu meninggalkan meja itu

"Assalamu'alaikum.." ucap Nisa sembari berlalu

Semua hanya terdiam mendengar penjelasan Nisa dan hanya menjawab salam pamitan dari Nisa.

"Nak Azam, maaf yaa.. Maafkan putri saya. Mungkin hatinya sudah milik almarhum Alfath, suaminya..." ucap Aba dengan ramah

Azam dan Rizal berlalu meninggalkan ponpes itu, dengan hati yang kecewa.

Terpopuler

Comments

Kholifah

Kholifah

jangankan nisa,, aku sajahh hanya seorang pembaca tak akan rela menikah lagi setelah kehilangan Al-Fath,, kenapa sih si Al-Fath ini sosoknya memang begitu kuat??
jadi wajar saja sulit berpaling dari Al-Fath

2021-04-19

1

Happyy

Happyy

👍🏼👍🏼👍🏼

2021-03-11

0

Ludfy Sidqia

Ludfy Sidqia

jgan sampai nisa nikah lagi thor

2020-09-29

2

lihat semua
Episodes
1 Suara dari Annisa Eps.1
2 Eps. 2
3 Eps. 3
4 Eps.4
5 Eps.5
6 Eps. 6
7 Eps. 7
8 Eps. 8
9 Eps. 9
10 Eps. 10
11 Eps. 11
12 Eps. 12
13 Eps. 13
14 Eps. 14
15 Eps. 15
16 Eps. 16
17 Eps. 17
18 Eps. 18
19 Eps. 19
20 Eps. 20
21 Eps. 21
22 Eps. 22
23 Eps. 23
24 Eps. 24
25 Eps. 25
26 Eps. 26
27 Eps. 27
28 Eps. 28
29 Eps. 29
30 Eps. 30
31 Eps. 31
32 Eps. 32
33 Eps. 33
34 Eps. 34
35 Eps. 35
36 Eps. 36
37 Eps. 37
38 Eps. 38
39 Eps. 39
40 Eps. 40
41 Eps. 41
42 Eps. 41
43 Eps. 42
44 Eps. 43
45 Eps. 44
46 Eps. 45
47 Eps. 46
48 Eps. 47
49 Eps. 48
50 Eps. 49
51 Eps. 50
52 Eps. 51
53 Eps. 52
54 Eps. 53
55 Eps. 54
56 Eps. 55
57 Eps. 56
58 Eps. 57
59 Eps. 58
60 Eps. 59
61 Eps. 60
62 Eps. 61
63 Eps. 62
64 Eps. 63
65 Eps. 64
66 Eps. 65
67 Eps. 66
68 Eps. 67
69 Eps. 68
70 Eps. 69
71 Eps. 70
72 Eps. 71
73 Eps. 72
74 Eps. 73
75 Eps. 74
76 Eps. 75
77 Eps. 76
78 Eps. 77
79 Eps. 78
80 Eps. 79
81 Eps. 80
82 Eps. 81
83 Eps. 82
84 Eps.83
85 Eps. 84
86 Eps. 85
87 Eps. 86
88 Eps. 87
89 Eps. 88
90 Eps. 89
91 Eps. 90
92 Eps. 91
93 Eps.92
94 Eps. 93
95 Eps. 94
96 Eps. 95
97 Eps. 96
98 Eps. 97
99 Eps. 98
100 Eps. 99
101 Eps. 100
102 EPILOG I
103 EPILOG II
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Suara dari Annisa Eps.1
2
Eps. 2
3
Eps. 3
4
Eps.4
5
Eps.5
6
Eps. 6
7
Eps. 7
8
Eps. 8
9
Eps. 9
10
Eps. 10
11
Eps. 11
12
Eps. 12
13
Eps. 13
14
Eps. 14
15
Eps. 15
16
Eps. 16
17
Eps. 17
18
Eps. 18
19
Eps. 19
20
Eps. 20
21
Eps. 21
22
Eps. 22
23
Eps. 23
24
Eps. 24
25
Eps. 25
26
Eps. 26
27
Eps. 27
28
Eps. 28
29
Eps. 29
30
Eps. 30
31
Eps. 31
32
Eps. 32
33
Eps. 33
34
Eps. 34
35
Eps. 35
36
Eps. 36
37
Eps. 37
38
Eps. 38
39
Eps. 39
40
Eps. 40
41
Eps. 41
42
Eps. 41
43
Eps. 42
44
Eps. 43
45
Eps. 44
46
Eps. 45
47
Eps. 46
48
Eps. 47
49
Eps. 48
50
Eps. 49
51
Eps. 50
52
Eps. 51
53
Eps. 52
54
Eps. 53
55
Eps. 54
56
Eps. 55
57
Eps. 56
58
Eps. 57
59
Eps. 58
60
Eps. 59
61
Eps. 60
62
Eps. 61
63
Eps. 62
64
Eps. 63
65
Eps. 64
66
Eps. 65
67
Eps. 66
68
Eps. 67
69
Eps. 68
70
Eps. 69
71
Eps. 70
72
Eps. 71
73
Eps. 72
74
Eps. 73
75
Eps. 74
76
Eps. 75
77
Eps. 76
78
Eps. 77
79
Eps. 78
80
Eps. 79
81
Eps. 80
82
Eps. 81
83
Eps. 82
84
Eps.83
85
Eps. 84
86
Eps. 85
87
Eps. 86
88
Eps. 87
89
Eps. 88
90
Eps. 89
91
Eps. 90
92
Eps. 91
93
Eps.92
94
Eps. 93
95
Eps. 94
96
Eps. 95
97
Eps. 96
98
Eps. 97
99
Eps. 98
100
Eps. 99
101
Eps. 100
102
EPILOG I
103
EPILOG II

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!