Undangan Ujian K.P.D.

Hari keempat seminggu yang lalu, Ni Luh Manik akhirnya mencoba berdamai dengan hatinya, melupakan rasa benci pada kakak iparnya.

Dia berniat meminta maaf pada Made, atas semua kebohongannya.

" Madee..! turunlah sarapan sudah siap, " panggilnya seperti biasa.

Sambil mengatur menu sarapan pagi di meja makan yang ada di dapur.

" Tidak! Sebelum bibi mau mengijinkan aku mengikuti ujian K.P.D. ! " teriak Made.

Dasar anak keras kepala ! Ni Luh Manik hanya membatin, dia berusaha bersabar menghadapi Made.

"Turunlah! Bibi mau membicarakan hal itu juga!" Kembali dia memancing Made untuk turun dari kamarnya.

Dan dia mendengar suara pintu kamar Made yang berderak, karena engselnya yang berkarat. Terdengar langkah Made menuruni tangga kayu. Dan menuju ke dapur.

"Kau sudah mandi kan?" tanya Ni Luh Manik. Made hanya menganggukan kepalanya, lesu.

"Duduk, dan nikmati sarapanmu dahulu" Ni Luh Manik menaruh pancake di piring dan menuangkan madu di atasnya, menyodorkannya pada Made.

Dia juga menyiapkan kentang rebus, irisan wortel yang dikukus, sosis panggang dan telur mata sapi di piring yang lain. Dan disodorkan di samping piring pancake Made.

Ibunya, Ni Luh Purbani, sudah lebih dulu memulai sarapan. Ni Luh Manik duduk dan menikmati sarapannya juga. Dia masih memilih kalimat yang tepat untuk disampaikan pada Made.

"Kau tahu, ayahmu itu pergi meninggalkanmu sewaktu kau masih bayi?" Ni Luh Manik memulai percakapannya.

"Apakah kau tidak membencinya?" Tanyanya lagi.

"Justru itulah Bi..." Dengan lirih Made menjawab tapi tak meneruskannya.

"Apa maksudmu?" Ni Luh Manik belum mengerti maksud Made.

"Justru itulah Bi, kenapa aku ingin ikut ujian K.P.D. sampai-sampai seorang ayah meninggalkan anaknya demi pekerjaannya. Betapa aku sangat penasaran ingin merasakan menjadi anggota K.P.D. itu. Sehebat itukah K.P.D. ?"

Ni Luh Manik, tercengang dengan jawaban Made, dia pikir Made akan marah dan membenci ayahnya, ternyata dia justru ingin menjadi seperti ayahnya.

" Kalian memang sama saja! " seakan merasa dikhianati Ni Luh Mulai disergap sinyal-sinyal kemarahan.

Tapi Ni Luh Purbani segera menepuk pundaknya dengan lembut. Memberi isyarat untuk menenangkan dirinya.

Sambil mendengus Ni Luh Manik berdiri membuka rak lemari yang ada di dapur itu dan mengeluarkan foto lama ayah Made.

Dia berikan foto itu pada Made.

" Itu wajah ayahmu, siapa tahu kau nanti bisa menemukannya," sambil duduk di kursinya lagi. Memandang Made, dan tersenyum tipis.

" Bibi akan memberi ijin padamu mengikuti ujian itu tapi ada syaratnya, " ujar Ni Luh Manik.

" Benarkah? Bibi tak akan membohongiku lagi, kan?! " Made mendadak jadi bersemangat.

" Apa syaratnya, Bi? "

" Jika kau bisa menangkap ikan Monster Udang, di danau Turba dan menunjukkan pada bibi, maka Bibi akan membubuhkan tanda tangan Bibi. Apa kau sudah mempunyai formulirnya? "

Made menganggukan kepalanya.

Persyaratan yang dibuatnya itu lumayan berat dan susah untuk anak seumuran Made, Ni Luh Manik merasa yakin Made tak akan mampu menangkap ikan langka itu.

"Sebentar, ..." Ni Luh Manik beranjak menuju ruang tamu dan mengambil sesuatu, di laci paling bawah sebuah lemari, laku kembali ke dapur memberi Made sebuah tabung berukuran tiga puluh centimeter.

"Ini adalah kail milik ayahmu, kau boleh memiliki dan menggunakannya, kalau mau." Ni Luh Manik meletakkan tabung itu di atas meja di hadapan Made.

"Terima kasih,Bi." Made dengan senyum lebar nya mengambil tabung itu dan membukanya.

Hari kelima seminggu yang lalu...

Made bersabar menunggu umpannya dilahap ikan Monster Udang, dia menunggu dengan tenang, tanpa suara, dan membaur dengan alam. Daun-daun kering yang berjatuhan menimpa dirinya pun tak dihiraukannya.

Sepertinya hari itu ikan Monster Udang masih  merasakan kehadirannya, hingga sampai petang pun umpannya tak disentuh sama sekali.

Hari keenam, Dia kembali mencoba peruntungannya, kali ini dia memanjat sebuah pohon duduk di dahan yang kuat dan seperti biasa, mencoba berbaur dengan alam, mencoba untuk tak diketahui kehadirannya. Beberapa menit kemudian dia melihat kambangan kalinya bergerak-gerak.

Made tetap tenang, tak ingin tergesa-gesa. Sampai umpannya benar-benar tertarik semakin ke dalam, lalu dia  dengan cepat menarik kailnya, pancingnya sudah mengait bibir atas ikan Monster Udang itu, sekarang tinggal perjuangan membawa ikan itu semakin ke permukaan air. Berat! Ikan itu berukuran sangat besar.

Made kemudian dengan sekuat tenaga berlari memutari pohon dari dahan ke dahan memegang erat kailnya dan melompat turun dari dahan pohon agar bisa menarik ikan monster udang muncul ke permukaan, menggunakan berat badannya sendiri sebagai beban.

Dia berhasil mendapatkan ikan monster udang itu, dan segera mengangkat serta membawanya pulang.

...*****...

Hari ini, Made menuju kantor pos di kota kecil Pulau Kura-Kura, dia memasukkan formulir pendaftaran yang telah ditandatangani bibinya dan dimasukkan dalam amplop kedalam kotak surat di kantor pos itu.

Dan setelah itu, diapun bergegas menuju hutan di ujung timur Pulau Kura-Kura, dia ingin menengok anak beruang ekor panjang yang selama hampir seminggu itu dirawatnya.

"Tobiii... Tobiii..., kemarilah aku bawakan susu untukmu," Made memanggil anak beruang ekor panjang itu.

Tak lama terdengar gemerisik semak-semak yang bergerak disusul munculnya seekor anak beruang ekor panjang yang berlari girang menuju Made.

Anak beruang itu, sudah lekat dan jinak dengan Made. Seperti sudah memahami situasi Made, ketika induknya dibunuh seseorang.

Beruang ekor panjang itu, sudah mulai tumbuh besar dan kuat.

"Sebentar lagi aku akan pergi dari pulau ini, Tobi... kau akan menjadi raja hutan di pulau ini," Made mengelus kepala Tobi yang sedang menghabiskan susu di wadahnya.

Nada sedih Made, seolah dimengerti Tobi, dia pun bergerak menempatkan tubuhnya di pangkuan Made.

"Sudah saatnya aku mengajarimu bertahan hidup di hutan ini," kata Made.

Anak itu paham seekor beruang ekor panjang harus bertahan di alam liar dengan segala kekuatannya sendiri. Jika ingin tetap bertahan.

Beberapa hari sesudahnya Made mengajarinya mencari ikan di sungai yang beriak dan dangkal, mengajarinya memanjat pohon dan meraih sarang lebah madu, menunjukkan jenis buah-buah berry yang layak dimakannya dan buah berry beracun yang harus dihindarinya serta mencoba menemukan pasangan untuk Tobi meneruskan keturunannya.

Tobi mempelajari itu semua dengan sangat mudah. Made sendiri adalah seorang anak penyayang binatang, dia sering sekali bermain di hutan bagian timur pulau itu.

Dan mempelajari tabiat semua satwa yang ada di hutan itu. Made mengetahui tanda-tanda alam yang akan terjadi dengan memperhatikan tindak-tanduk satwa yang ada di hutan itu.

Dia juga terkadang menolong dan menyembuhkan satwa-satwa yang terluka atau sakit.

Oleh sebab itu banyak satwa yang tidak takut dengan kehadiran Made.

Sebulan telah berlalu, akhirnya K.P.D. merespon formulir pendaftaran Made dan mengirim undangan kecil untuk mengikuti ujian K.P.D.

Dalam undangan itu hanya tertulis " Naiklah Kapal Barbosa pukul lima, tanggal sekian di dermaga besar Pulau Kura-Kura".

"Bibi! Aku sudah mendapat undangan dari K.P.D !" Seru Made pada bibinya.

Ni luh Manik, hanya tersenyum tak bersemangat.

Dia akan sangat kehilangan dan merindukan Made yang sudah dianggapnya sebagai anaknya sendiri.

"Baiklah, mari Bibi bantu mengemas bekal yang harus kau bawa,p" kata bibinya pasrah. Dan bulir-bulir air yang mulai merembes pun keluar dari matanya

"Berhati-hati di luar sana ya Made, dunia luar bisa saja lebih kejam dari pulau tempat kita tinggal ini," pesan bibinya seraya memasukkan beberapa buah apel, sandwich, dan beberapa makanan kaleng lainnya ke dalam tas punggung Made.

"Jangan lupa berkirim kabar ya Cu," Ni Luh Purbani muncul dan mengulurkan tabung yang berisi alat pancing ayah Made.

"Baik, Nek dan aku akan mengingat semua kata-kata Bibi," ujar Made bersemangat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!