Made Arkana hidup dan tinggal bersama bibi serta neneknya. Bibinya bernama Ni Luh Manik, dan neneknya bernama Ni Luh Purbani.
Ayah Made menitipkan dia pada adik istrinya ketika dia masih bayi. Ayah Made bernama Wayan Arkana. Bibinya bercerita kalau ayah dan ibunya itu sudah meninggal karena kecelakaan.
Tapi kejadian beberapa minggu yang lalu membuat Made Arkana menyadari kalau bibinya itu membohonginya.
Minggu lalu ketika ia sedang bermain-main di hutan ujung timur Pulau Kura-Kura tanpa sengaja ia memasuki wilayah seekor beruang ekor panjang.
Tanpa ia sadari Beruang itu marah karena ada manusia yang memasuki wilayah kekuasaannya, selain itu ternyata beruang ekor panjang itu memiliki seekor anak beruang yang masih kecil, itulah kenapa induknya bersikap protektif.
Made Arkana tak bisa berbuat apa-apa dia terdiam melihat keganasan beruang ekor panjang itu, tubuhnya bagai membeku saking ketakutannya.
Beruang ekor panjang itu hampir saja mencakarnya dengan lengan besar dan kuku-kuku jarinya yang besar dan tajam, namun tiba-tiba terlihat seberkas sinar yang bagai membelah badan binatang buas itu, disusul ambruknya tubuh besarnya ke tanah.
Made hanya tertegun sesaat dan melihat seseorang berambut panjang, bertelinga lancip dan memakai topi pet di kepalanya sedang di tangannya memegang katana yang cukup panjang, orang itu berjalan mendekati Made perlahan tanpa ekspresi apapun.
Setelah itu... "Buak!!" Dia memukul pipi Made dengan cukup keras.
"Apa yang kau lakukan di tempat ini! Tidakkah kau lihat tanda cakaran di pepohonan sekitar tempat ini? Itu adalah tanda wilayah beruang ekor panjang yang sedang dalam masa menyusui anaknya! Dasar bocah bodoh! " Orang itu membentak dan memarahi Made Arkana.
"Paman, Terima kasih telah menyelamatkan aku, paman siapa?" Tanya Made sedikit takut-takut.
"Siapa namamu nak!" tanya orang itu ketus.
"Aku. Made, Made Arkana..." Jawab Made seadanya.
Pria itu terlihat terperanjat mendengar nama anak itu. Lalu dia bercerita tentang tujuannya datang ke tempat itu.
" Aku mencari mentorku yang bernama Wayan Arkana... dan aku harus memberikan kartu ini untuk putranya jika aku tak bisa menemuinya."
Pria itu mengeluarkan kartu K.P.D. milik ayah Made, dan menyerahkan kartu itu ke tangan Made.
Made terkejut selama ini yang ia ketahui ayah dan ibunya sudah meninggal, bibinya telah membohonginya selama ini.
Made Arkana bertanya pada pria itu, "Siapa namamu?"
Pria itu menjawab, "Namaku Zeveona aku anggota K.P.D. spesial memburu binatang langka. Seperti ayahmu, yang entah di mana saat ini."
"Ayahku, masih hidup?" terbata-bata Made berucap, dan merenung dalam hati, Kenapa bibinya berbohong padanya selama ini? Dan seberapa hebatnya menjadi anggota K. P. D. itu?
"Ya, dia masih hidup. Ayahmu anggota K.P.D. yang sangat hebat. Banyak sekali situs-situs purbakala dan berbagai jenis satwa unik yang telah ditemukannya. Sayangnya ayahmu itu susah sekali ditemukan! Aku kesal padanya!" Kata Zeveona.
"Jauh-jauh kesini hanya untuk menyerahkan kartu itu padamu, "
gerutunya lagi.
Made memperhatikan kartu yang ada di tangannya itu, terbaca nama ayahnya Wayan Arkana--member 0046971537-K.P.D.--Pemburu Situs Purba Dan Satwa Langka.
"Baiklah, sudah saatnya aku harus pergi dari sini." Zeveona bangkit berdiri menghampiri anak beruang ekor panjang yang masih mengira induknya masih hidup.
Made melihat pria itu menghunus katananya kembali dia hendak menghabisi hidup anak beruang ekor panjang. Dia langsung berlari menangkap anakan beruang ekor panjang itu, dan mencegah Zeveona membunuhnya.
"Jangan! Aku akan merawatnya, ini semua karena kesalahanku, aku harus merawatnya!"
Made memeluk anak beruang ekor panjang yang meronta, memberontak dan mencakari badannya, tapi Made tak mempedulikannya.
Dia merasa sangat bersalah padanya. Telah membuat induknya mati.
"Percuma! beruang ekor panjang hanya tergantung pada induk aslinya saja aku ragu kau akan bisa merawatnya."
"Pokoknya! Jangan akhiri hidupnya dengan pedangmu!" Made menatap Zeveona penuh pandangan yang berkilat disertai nada suaranya yang bertekad kuat dan teguh.
Zeveona menatap kedua mata itu mengingatkannya pada wajah Wayan Arkana mentornya yang menyebalkan itu.
Sama-sama menyebalkan. Dalam batinnya.
"Terserah kalau begitu, lakukan apa yang kau mau," dia menyarungkan kembali katananya.
Dan hendak melangkah pergi meninggalkan Made Arkana.
"Tunggu!" Made berseru padanya.
"Ada apa lagi?"
"Bagaimana cara menjadi anggota K.P.D. itu?" Tanya Made.
"Kau harus mengisi formulir pendaftaran dan mengikuti ujian yang akan mereka berikan padamu, karena usiamu masih di bawah delapan belas tahun, kau harus minta ijin wali orang tuamu atau bibimu." Jawab Zeveona sambil melanjutkan langkahnya.
Karena dia harus mencari Wayan Arkana sebagai ujian terakhir kelulusannya sebagai member K.P.D. dan ia tak menceritakan hal itu pada Made.
Made, termangu dengan kejadian hari itu, dia kemudian pulang ke rumahnya meninggalkan anak beruang ekor panjang itu.
Dan berencana merawatnya nanti, tapi hari itu dia tak boleh terlambat pulang, bibinya bisa mengomelinya panjang lebar.
Hari kedua minggu lalu dia membawa sekop dan sebotol susu sapi segar beserta piring kecil sebagai wadah minuman anak beruang ekor panjang itu.
Anak beruang itu masih takut melihat Made dia bersembunyi di rerimbunan belukar dekat induknya yang telah mati.
Made kemudian mulai menggali lubang yang besar, ia hendak mengubur induk beruang ekor panjang karena rasa bersalahnya itu.
"Ini minumlah susu hangat ini, kau harus tetap hidup!" Kata Made pada anak beruang yang masih mendesis garang ketika ia mendekatinya.
Made menggeser piring yang telah dituangi susu itu ke dekat rimbunan semak, tempat anak beruang ekor panjang itu bersembunyi.
"Ayo, minumlah aku tahu kau kehausan dan lapar, ini semua karena salahku, aku minta maaf ya."
Made kemudian pergi pulang kembali ke rumahnya berharap anak beruang ekor panjang itu mau meminum susu, tanpa melihat kehadirannya.
Hari ketiga minggu lalu.
"Bibi, aku ingin menjadi pemburu seperti ayah!" Made langsung mengutarakan maksudnya pada Ni Luh Manik.
Ni Luh Manik terhenyak, dia terkejut dari mana anak itu mengetahui ayahnya seorang member K.P.D.
"Tidak! Aku tidak akan mengijinkanmu!" dengan sedikit emosi Ni Luh Manik melarang anak itu mengikuti jejak kakak iparnya yang dia anggap tak punya tanggung jawab pada putranya itu.
Bahkan terhadap kakak kandungnya juga Wayan Arkana tak menyempatkan diri pulang menjenguk acara pemakamannya.
Kakak kandung Ni Luh Manik menderita penyakit kanker ganas dan dia menghadapi hari-hari terakhirnya tanpa suaminya, Wayan Arkana.
Itulah yang membuat Ni Luh Manik amat sangat membenci kakak iparnya, yang adalah ayah Made Arkana.
"Kenapa?" tanya Made kecewa.
"Karena kau akan menjadi seperti ayahmu yang tak peduli pada anak danistrinya. Bahkan ia tak pernah mengunjungi kita sampai sekarang, bukan?" Dengan penuh emosi Ni Luh Manik menjawabnya.
"Jadi, ayah masih hidup? Kenapa bibi berbohong kepadaku selama ini ? Bibi jahat!" Kemudian Made beranjak dari kursinya dan berlari ke kamarnya mengurung diri.
Ni Luh Purbani, ibu Ni Luh Manik menghela nafas.
"Sepertinya kau tak akan bisa mencegahnya, berikanlah dia ijin mengikuti ujian itu. Bukankah ujian itu sangat berat aku yakin ia akan gagal dan segera pulang kemari lagi," Ni Luh Purbani mencoba meredam kemarahan putrinya itu.
Ni Luh Manik sebenarnya juga merasa bersalah dia ketahuan berbohong tentang status ayah Made, kakak iparnya itu.
Dia heran darimana anak itu tahu ayahnya masih hidup?
"Apakah Ibu yang memberitahu, kalau kak Wayan masih hidup dan menjadi seorang pemburu?"
"Tidak, aku tak pernah memberitahunya hal itu, mungkin dia tahu dari orang lain"
"Bu, aku tak mau dia menjadi seperti ayahnya yang tak punya rasa tanggung jawab itu!"
"Tapi, kau tak berhak melarangnya Nak, dia punya kebebasan yang dia inginkan, dia mewarisi jiwa ayahnya dan kita tak bisa menghentikannya"
"Apa kau lebih menginginkannya kabur dari rumah begitu saja? " Ni Luh Purbani memberi pertimbangan pada putrinya itu.
...Made Arkana...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments