19. Kesakitan

"Hosh ... Hosh ... Hosh. ... Aaaaaaa!" isak tangis Reqy pecah dengan dada yang naik turun teriakan parau yang bisa keluar dari mulutnya.

"Sakit sekaliii!" kata Reqy parau sambil memukuli dadanya sendiri.

Boni yang melihat bosnya sudah seperti itupun tak bisa lagi santai dan diam saja, Boni berdiri dan menghampiri bosnya.

"Mandi bareng atau mandi sendiri, bos!" kata Boni santai.

"Hosh ... Hosh ... Hosh."

"Aku mandiin deh, Bos, kalau gitu!" kata Boni mengarahkan tangannya ingin memegang tubuh bosnya.

"Kurang ajar! Pergilah, Bon!" pekik Reqy menyingkirkan tangan Boni.

"Yaudah ayo mandi kalau gitu, Bos udah kayak gak mandi setahun. Bau banget!" canda Boni dengan ekspresi santainya.

"Jangan menguji kesabaranku, Bon! Pergilah!" titah Reqy dengan suara dinginnya.

"Kalau gitu mau bos, apa?" tanya Boni.

Reqy hanya diam tidak menjawab pertanyaan Boni, karena dirinya sendiri tidak tau maunya apa sehingga dia melakukan semua hal gila ini dan pusatnya dimana hingga dadanya sangat sakit.

Dan sangat menyakitinya!

"Kalau bos sakit, kasih tau bagian mana? Apa penyebabnya? Biar aku panggilkan, Dokter!" jawab Boni tegas.

"Tubuhku gak sakit." jawab Reqy.

"Lalu?" tanya Boni sambil duduk di depan bosnya yang sudah bertransformasi menjadi ODGJ.

Benar-benar miripmirip orang gila!

"Aku tidak tau! Jangan tanya aku, Bon! Aku tidak tau!" pekik Reqy frustasi.

"Sonia?" tanya Boni lagi,

"Kamu gila! Untuk apa memikirkan, Sonia!" kata Reqy mulai sedikit tenang.

"Berarti, Nia?" tanya Boni sekali lagi.

Deg! Deg! Deg!

Tiba-tiba jantung Reqy berdetak dan berdebar kuat saat Boni menyebutkan nama perempuan yang selama ini menghantui hidupnya.

'Apakah sumber sakit ini adalah Nia?' batin Reqy

Deg! Deg! Deg!

Jantung Reqy berdenyut sakit seperti sebelumnya.

"Bon, cari tau apa yang terjadi pada, Nia! Aku yakin, dadaku berdenyut sangat sakit karena terjadi sesuatu pada, Nia, Bon!" pekik Reqy menyadari sumber kegelisahan dan kesakitannya.

"Bagaiman mencari, Nia, Bos? Seluruh detektif juga masih mencari sampai saat ini?" jawab Boni.

"Rumah sakit! Cari di seluruh rumah sakit di Jakarta tanpa terkecuali! Aku yakin akan ketemu dengan, Nia." kata Reqy.

Boni hanya menatap wajah bosnya itu dengan intens, kemudian dia berdiri dan mengambil ponselnya untuk menghubungi detektif.

"Sebaiknya, Bos mandi, jika ada kabar bisa langsung berangkat bersama, Saya!" kata Boni pelan sambil mencari kontak detektif yang dia bayar.

Mendengar ucapan Boni, Reqy pun langsung berdiri dan menuju kamar mandi. Entah kenapa mengingat dan mencari Nia kesakitannya mulai berkurang.

'Aku akan menemukanmu, Nia! Apa kamu dalam bahaya sekarang? Kenapa aku bisa memiliki ikatan sekuat ini denganmu? Apa benar ini hanya perihal virgin efek? Rasanya tidak mungkin!' batin Reqy sambil membersihkan diri.

Boni yang melihat bosnya langsung berangkat hanya karena ucapannya yang akan menemui Nia pun tersenyum.

"Kau sudah sangat mencintainya, Bos! Aku yakin itu. Tapi sayang, dia tak ada di sekitarmu lagi!" gumam Boni.

Boni lanjut menghubungi beberapa detektif sehingga butuh waktu lumayan banyak. Setelah semua selesai dihubungi, Boni menghubungi cleaning service untuk membersihkan kekacauan di penthouse.

Boni juga memesan beberapa makanan lewat ojek online untuk mengisi tenaganya dan bosnya.

Mereka mulai berdatangan dan beberapa ojek online yang jaraknya tidak jauh juga sudah ada yang datang. Boni menata semua paperbag itu di kamar bosnya itu.

"Kenapa banyak sekali paperbag?" tanya Reqy yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Makan, Bos, jangan sampai di pertengahan jalan menghampiri Nia kita pingsan!" kata Boni sambil terus memainkan ponsel.

Reqy tidak menjawab dan menuju walk in closetnya untuk berganti pakaian dengan yang layak dan bersih.

Setelah selesai memakai pakaian santainya, kaos oblong dan juga celana pendek selutut, Reqy bergabung dengan Boni dikasur.

Reqy menerima makanan yang diberikan Boni dan langsung memakannya. Makanan kesukaan Reqy dari restoran favoritnya.

Entah kemana hilangnya rasa sakit yang menderanya dari kemarin, Reqy merasakan tubuhnya kembali bugar dan tidak merasakan kesakitan itu lagi.

"Apa sudah ada kabar?" tanya Reqy.

"Sudah semua, mereka yang selama ini berpencar telah menuju Rumah sakit terdekat, kita tinggal menunggu hasilnya." jawab Boni.

"Hmm!" deheman Reqy menjadi jawaban apa yang sudah Boni sampaikan.

'Bos gak ada akhlak, aku ngomong panjang kali lebar dia cuma jawab hmm, tau gitu gak aku jawab tadi waktu tanya!' batin Boni menggerutu.

"Jangan menggerutu di dalam hati," kata Reqy lagi.

Kali ini Boni diam menanggapi kata-kata Bosnya itu, untuk membalas deheman Reqy.

Hingga tiba-tiba ponsel Boni ramai sekali, laporan para detektif itu telah sampai.

"Baiklah, terus cari sampai dapat!" kata Boni menutup panggilan entah yang ke berapa.

Semua detektif itu yang sudah mencari di Rumah Sakit terdekat mereka tidak berhasil menemukan Nia di Rumah Sakit itu.

Reqy dan Boni diam sebentar sambil beberapa kali melirik bosnya.

"Ya sudah, pulanglah Bon. Keluargamu pasti menunggu!" perintah Reqy.

"Saya masih ingin disini, menemanimu, Bos!" jawab Boni.

Ting! Ting! Ting!

Tiba-tiba Reqy dan Boni saling menoleh karena mendengar suara bel berbunyi. Kemudian Reqy berdiri membukakan pintu untuk maminya.

"Ada apa Mami, kesini?" tanya Reqy.

"Kenapa penthouse ini, kosong?" tanya Maminya.

"Karena aku ingin mengganti semua furniturnya, Mam." jawaba Reqy.

"Tidak jadi istirahat disini kalau begitu, tadi Mami menjengut temannya Rasty. Dia baru saja melahirkan dan Mami mampir kesana. Mau lihat fotonya gak? Lucu sekali!" kata Mami menyodorkan ponselnya yang menunjukkan foto bersama-sama.

"Apa sih Mam, Apa urusannya denganku? Aku tidak ingin lihat!" jawab Reqy menolak ponsel Maminya.

"Padahal babynya lucu sekali! Perempuan. Mami langsung sayang dengan baby itu. Rasanya pengen, Mami, ambil saja!" kata Maminya menggebu-gebu.

"Pastilah, Mam, bayi itu punya ibu dan ayah!" jawab Reqy datar.

"Kamu benar, Mami sudah melihat ibu dan ayah bayi itu yang katamu gak punya suami itu. Kamu salah besar, mereka sudah menikah sah negara!" jawab Maminya ketus.

"Mami sebenarnya kesini mau ngajak berantem apa gimana sih?" tanya Reqy kesal.

"Kamu ini, harusnya senang bertemu dengan Maminya. Kenapa jadi gak senang begitu. Yasudah, Mami pergi!" kesal Maminya balik badan dan pergi meninggalkan penthouse.

Reqy pun menutup pintunya, masuk dan duduk di dalam kamar yang berisi Boni sedang diam.

"Apa yang harus saya lakukan, bos?" tanya Boni.

"Pulanglah! Saya ingin istirahat saja. Hari sudah mulai gelap!" jawab Reqy.

Kemudian Boni berdiri dan akan melangkahkan kaki pulang, Tiba-tiba ponselnya berbunyi dengan langsung mengambil ponsel dari sakunya.

"Nyonya, Bos!" kata Boni sambil membuka pesan apa yang dikirimkan oleh Nyonya nya itu.

"Nyonya, memintamu melihat foto keluarga Rasty Bos." kata Boni sambil mengunduh gambar yang dikirim Nyonya nya.

"Aku tidak mau, tidak penting!" pekik Reqy

"Seharusnya, Bos lihat untuk menyenangkan hati, Nyo—"

Bruaaakkkk!

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Heny

Heny

Jng sampai nia blk lg sm reqi gk asyik. aqu mau reqi menderita melihat nia bahagia.

2024-09-21

0

C2nunik987

C2nunik987

lihat dulu ada kejutan besar utkmu anakmu lahir kedunia 😡😡😡

2024-09-17

0

Cristella Tella

Cristella Tella

gk lela... nia kembali sma raqy.... enak bnget nia udh bnyak mnderita

2024-09-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!