"Dok, istri saya sudah kesakitan dari tadi kenapa di suruh makan?" kata Eja kesal.
Benar-benar tak bisa menahan diri lagi!
Dia tak tega melihat istrinya kesakitan!
"Bapak, untuk melahirkan butuh tenaga dan tunggu pembukaan lengkap. Jika bundanya kurang tenaga nanti kehabisan tenaga saat mengejan babynya!" jelas dokter itu dengan tenang.
Kemudian Eja pun mengikuti perintah dokter setelah banyak pertanyaannya dan penjelasan dokter, sejujurnya Eja sudah sangat tidak tega melihat istrinya kesakitan, keringat dan air mata menetes.
"Sabar sayang, sebentar lagi ya? Kamu harus kuat ya? Kamu, Mommy hebat!" kata Eja sambil mengusap air mata Nia dan sesekali mengecup kening Nia.
Nia hanya mengangguk sebagai jawaban untuk suaminya.
"Kamu hebat dan kuat, Mbak!" tambah Rasty yang ketakutan semaunya sendiri.
'Melahirkan sangat menakutkan! Aku tidak mau hamil ah! Takut!' batin Rasty.
'Lihatlah Pak Reqy! Harusnya Bapak yang menyemangati saya saat berjuang menjadikan anda berstatus sebagai papa. Papa dari baby girl, bukan Eja dan Rasty!' batin Nia lagi.
"Aww, Dok! Tolong dok!" teriak Nia kuat-kuat karena merasakan dorongan yang sangat kuat dari dalam perutnya.
Dia semakin tak bisa menahan dan ingin mengejan kuat!
Rasanya seperti ingin buang air besar!
"Huh, Sayang! Baby girl. Jangan buat mommy sakit ya!" kata Eja menciumi perut dan berkata di perutnya seolah menenangkan baby girl.
Dokter buru-buru datang dan memeriksa keadaan Nia.
Dokter mulai mengintip kain penutup bawah.
"Wah, Semangat Bunda! Dedeknya udah mau keluar! Udah waktunya mengejan. Tunggu perawat menyiapkan alat-alat dulu ya, sambil kita belajar cara mengejan!" kata dokter itu tenang sambil tersenyum.
"I—iya Dok." kata Nia sambil menahan desakan yang kian menjadi di bawah perutnya
Setelah itu dokter mulai memberikan arahan cara mengejan yang benar saat terdapat dorongan yang luar biasa dari perutnya.
Rasa panas, perih, semakin menjalar dan semakin kuat terasa di bagian bawah tubuhnya.
'Pak Reqy! Perih Pak, Sakit! Panas ... Hiks!' batin Nia meracau dengan deraian air mata.
Sesak dada Nia semakin terasa hingga membuat dadanya naik turun, bayang-bayang Reqy tidak ingin pergi dari pikirannya.
Nia ingin sekali teriak sekencang mungkin memanggil nama papa dari anaknya itu, menuntaskan sesak dada yang kian mendera.
Akan tetapi, Nia tidak ingin melukai hati Eja dengan menyebut laki-laki lain yang jelas tidak ada kontribusi apapun dalam merawat baby girl saat di dalam perut.
Satu-satunya kontribusi papa kandung baby girl adalah menyemprotkan beninya saja, setelah itu tidak berkontribusi apapun lagi.
Kemudian dokter memberikan arahan pada Nia yang di dengarkan intens oleh Nia, Rasty dan Eja. Dokter juga memberikan larangan seperti dilarang mengangkat pantatnya, dilarang menutup mata dan lain-lain.
"Siap ya, Bunda? Lihat perutnya dan push! Jika bunda merusak sakit atau seperti ada yang mendorong keluar, bunda tarik nafas dan bantu dorong sekuat tenaga, ya?" kata Dokter itu.
"Siap, Dok. Hosh ... Hosh ... Hosh!"
"Buka pahanya lebar, Bunda!"
"Tarik nafas! Push bunda, ayo!" instruksi Dokter itu membimbing Nia untuk mulai push, agar babynya meletek.
Dan Nia mengikuti instruksi dokter itu dengan patuh, push tarik nafas push lagi dan seterusnya.
"M-mas, sakit ... Hosh!" rintih Nia sambil memandang suaminya dengan mata berderai.
"Istirahat dulu, Bunda, setelah dirasa cukup. Bunda bisa push lagi," kata dokter itu.
"Kamu kuat, Sayang, Kamu hebat! Kamu pasti bisa!" kata Eja sambil mengecupi Nia.
Hingga Nia kembali menuruti perintah dokter, mendorong sekuat tenaga bahkan hingga nafasnya mentok demi kelahiran sang putri.
Urat-urat biru di pelipisnya sampai menonjol!
Bulir keringat sebesar biji jagung memenuhi dahi, Nia!
Nia berjuang sekuat tenaganya, berdarah-darah mengorbankan nyawanya demi melahirkan benih pria yang sudah merenggut kesuciannya dengan suka rela.
Mengejan!
Terus mengejan, dengan seluruh kekuatan yang dia punya!
Hingga teriakannya bersambut dengan tangisan bayi saat Nia merasakan seperti mengeluarkan pup sebesar gajah!
Oek! Oek! Oek!
Tangisan nyaring itu akhirnya terdengar setelah Nia mendorong dengan seluruh nafas dan tenaganya hingga mukanya merah.
"Hosh ... Hosh ... Hosh."
"Selamat, Sayang, Terima kasih putri kita lahir! Kamu hebat! Kamu luar biasa!" kata Eja sambil memberikan hadiah kecupan di seluruh wajah Nia.
"M-mas!" kata Nia lirih.
"Ya, Sayang?" kata Eja.
"Bayiku mana?" kata Nia pelan mencari-cari bayi yang baru saja dia keluarkan.
Setelah itu, Dokter membersihkan dan melakukan penangan setelah persalinan pada Nia dan baby girl.
Nia memeluk baby girl yang sangat cantik di pelukannya sambil membiarkan bibir sang putri komat-kamit mencari sumber makanannya.
Kebahagiaan menyeruak di hati Nia, pun di hati Eja. Eja sangat bahagia melihat bayi cantik itu, setelah melihat secara langsung perjuangan Nia dan proses bayi itu keluar dari sarang elangnya semalam.
Eja sangat terharu dengan perjuangan seorang ibu saat melahirkan. Luar biasa dan sangat menakjubkan melihat kekuatan seorang ibu untuk menghadirkan buah hati ke dunia.
Eja jadi tidak sabar membuat adik, dan menghadirkan banyak buah hati ke dunia ini. Suasana di ruangan itu sangat menyenangkan dengan hadirnya bayi lucu beserta berkumpulnya keluarga grenada.
Berbeda jauh dengan suasana mencekam yang sejak kemarin menyelimuti penthouse milik Reqy. Reqy menghancurkan hampir semua kaca dan barang di penthouse itu.
Entah dari mana asalnya, dadanya terasa sangat sesak dan seolah menjerat. Jantungnya berdebar-debar, perasaannya tidak menentu.
Perutnya sakit!
Reqy tidak lagi bisa menahan sakitnya dada, seperti terhimpit beton ratusan ton. Remuk dan menjadi bubur seperti itu perasaaan Reqy.
Boni tidak habis pikir dengan kemarahan Reqy yang seperti tokoh Hulk. Boni hanya diam saja menyesal kopinya sambil melihat barang-barang hancur satu per satu.
'Orang kaya mah bebas, Tinggal beli lagi nanti!' batin Boni.
Membiarkan hulk itu mereog!
Reqy masih saja belum lega setelah melampiaskan sesak dadanya dengan amarahnya menghancurkan penthouse itupun berteriak sekencang-kencangnya.
Mungkin teriakan Reqy bisa membuat kaca di seluruh penthouse pecah saking kencangnya. Atau bahkan bisa membuat Putri tidur bangun tanpa dicium pangerannya.
Boni masih tetap saja santai dengan menyesap manis dan paitnya kopi buatannya itu seolah tuli dan tidak mendengar teriakan gila bosnya.
'Monster hijau itu kambuh lagi, Ahhhh sangat melelahkan! Untung saja sahabat aku! Kalau tidak, sudah aku pecat jadi bosku!' batin Boni cekikikan mengumpati bosnya di hati.
"Aaaaaaaaa ... Shiiitt ... Fuckingggg ... Pergiii!" teriakan Reqy menggelegar sekali lagi.
Boni kali ini hanya melirik bosnya yang berantakan dengan kemeja yang tidak terpancing dan memar di bagian dada akibat dia pukuli sendiri dari kemarin.
Sebenarnya Boni tidak tega, tapi dia harus diam daripada dirinya yang mendapat bogeman mentah dari Reqy.
Lebih baik, dia cari aman!
'Huh ... Siap-siap di tegur pihak apartemen. Kasihan tapi mau bagaimana lagi? Aku duduk aja diem daripada aku tinggal dia lompat ke bawah! Kan jadi almarhum nanti!' batin Boni pasrah.
"Hosh ... Hosh ... Hosh. Hiks ... Aaaaaaa!" isak tangis Reqy pecah dengan dada yang naik turun teriakan parau yang bisa keluar dari mulutnya.
"Sakit sekaliii, Hiks!"
Bersambung.....
Udah lima bab, lanjut besok ya
empat atau lima bab juga.... Jangan lupa dukungannya, biar author semangat, see you semua😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Heny
Lanjut thor ttp semangat
2024-09-21
0
C2nunik987
penasaran jadinya gmn nti klo Reqy bertemu darah daging nya anak Nia smntara Nia udh terlanjur nikah ma eja 😡😡😡
2024-09-17
0
ADW&RAW
🙏
2024-09-05
0