Bertemu Rubah Licik

Dilan melirik jam di tangannya berkali-kali. Ia pria sibuk. Tapi hanya karena menunggu seorang gadis, ia bisa duduk selama setengah jam dan menghabiskan 2 gelas kopi.

"Kenapa Boy lama sekali? apa Boy tidak bisa menghadapi gadis itu?" Dilan benar-benar sudah tidak sabar, dengan kesal ia memukul meja dengan telapak tangannya.

BRRAAK ... "Aku harus pergi sekarang." Dilan berkata sambil beranjak dari tempat duduk, baru saja ia hendak melangkah, dari jauh terlihat Boy berlari kecil dengan tergesa-gesa.

"Maaf Tuan. Saya tau ini sudah terlambat. Ini gadis yang ada inginkan." Boy menunjuk Sofia yang berada tepat di belakang punggungnya, gadis itu sejak tadi bersembunyi di belakang punggung Boy karena malu bertemu seorang Dilan.

"Hai ... Abang ..." Sofia cengengesan melirik Dilan dari balik punggung Boy. Melambaikan tangan dan tersenyum seimut mungkin.

"Jangan banyak gaya! duduk!" suruh Dilan kemudian. Masih dengan wajah kesal karena terlalu lama menunggu.

Sofia berjalan ke arah meja dan duduk dihadapan Dilan.

"Ada apa Abang mencari Sofi?" tanya Sofi tanpa basa-basi.

"Abang? tidak ada panggilan lain?" Dilan agak aneh dengan panggilan yang selalu gadis ini sebutkan.

"Tidak. Ini mulut Sofi jadi terserah Sofi mau panggil apa. Abang gak punya hak untuk melarang."

Dilan menarik nafas dan menghembuskan dengan kasar. " Baiklah. Kita langsung saja. Saya tidak punya banyak waktu." Dilan merogoh kantong kemejanya, ia memberikan sebuah kertas dan selembar foto ke hadapan Sofia.

"Apa ini?" tanya sofia.

"Baca saja! Kamu kenal adik saya Aurel kan?"

Sofia mengangguk, lalu membuka kertas yang dilipat itu dan membacanya.

Mata gadis itu membulat kaget dengan isi surat yang ia baca. Berkali-kali Sofia menelan ludah entah apa yang ada di pikiran gadis itu.

Dilan mencoba membaca raut wajah gadis di depannya. Tapi Dilan tidak tau sama sekali apa yang terlihat dari raut wajah Sofia.

Boy mengangkat alis tebalnya, ia sangat mengerti dengan apa yang ada dipikiran Tuannya dan gadis yang sedang membaca surat itu.

"Dia sepertinya membayangkan tentang Anda yang tidak-tidak Tuan. Dan saya pastikan gadis ini menyukai Tuan." Bisik Boy di telinga Dilan.

Dilan menatap Boy. Ia berbicara dengan matanya, karena ia tau Boy sangat ahli membaca mimik wajahnya.

Boy mengangguk saat Dilan mencoba berinteraksi lewat matanya ke arah Boy.

"Apa kalian Normal? kenapa kalian bicara dalam diam?" Sofia menatap aneh pada kedua pria di hadapannya. Bagaimana mungkin mereka bisa mengobrol tanpa bicara.

"Jangan ikut campur! sekarang apa keputusan kamu!" Dilan kembali pada imej sebelumnya.

"Abang mau Sofi jadi apanya Abang?" Sofi balik bertanya.

"Apa kamu tidak baca?" tanya Dilan lagi.

"Sofi baca. Cuma Sofi belum paham, posisi apa yang kak Aurel maksudkan." Sofi menatap Dilan dengan wajah polosnya. Entah pura-pura polos atau memang polos hanya Sofia dan Tuhan yang tau.

Dilan memijit pelipisnya, ia baru sadar kalau ia berhadapan dengan seorang gadis 19 tahun. Sedang ia pria 31 tahun.

"Pendamping. Sofi. Merawat, menjaga? Kamu tidak paham?" Ingin rasanya Dilan menelan gadis di depannya ini.

"Iya Aa ... bang. Bisa pacar, pengasuh, perawat, tunangan atau mungkin pembantu?" Berbicara dengan asal tanpa menghiraukan raut wajah Dilan yang sudah berubah seram.

"Boy. Urus gadis ini! Saya sudah tidak tahan. Saya percayakan semuanya padamu Boy! kabari saya bila sudah dapat kesimpulan."

Dilan beranjak dari duduknya dan pergi begitu saja setelah menoleh ke arah Sofia sekilas.

Sofia hanya menatap punggung Dilan dengan sedikit kesal. Bagimana mungkin pria itu berlalu begitu saja dan menyerahkan dirinya pada asistennya.

" Bikin penasaran aja ni Abang. Untung aja ketutup sama muka ganteng, kalo nggak udah aku sikat pake sikat panci." Oceh Sofi tapi hanya berani mengoceh di dalam hati.

"Eehhemm ... Jangan bicara yang tidak-tidak tentang Tuan Dilan." Boy yang masih setia berdiri di dekat meja, langsung duduk di hadapan Sofia. Ia mengambil surat yang masih betah di pegang oleh Sofia.

Membaca dengan cepat dan melipat surat itu kembali.

"Jadi Nona. Bersediakah Anda menikah Dengan Tuan Dilan?" Ucap Boy dengan wajah tenang tapi ucapannya begitu tegas.

"APA? Menikah? hahahaha kalo ngomong jangan asal ya mas, ntar kalo saya baper gimana?" Sofi mencoba mengalihkan pembicaraan. Bagaimana mungkin menjadi istri Dilan hanya karena sebuah surat. Sofia juga tak melihat ada kata istri di dalam surat itu.

"Ya sudah kalau Anda tidak mau, berarti bukan Tuan Dilan yang menolak permintaan terakhir Nona Aurel. Tapi perempuan yang Aurel pilihkan yang menolak permintaan terakhir nya." Lagi-lagi Boy bersikap tenang setenang batu di lautan.

"Kok gitu? serius? Abang Dilan mau Sofi jadi istrinya? jangan becanda dong mas! ini bukan prank kan?" Sofia memberanikan diri mendekati wajah pria di depannya, mengedipkan kedua matanya lagi, mencari kebenaran di wajah Boy.

Boy menyingkirkan wajah Sofia dengan telunjuknya. Menjauhkan wajah penasaran gadis itu agar tidak semakin dekat.

"Jaga sikap Anda Nona! Jika Anda bersedia, saya akan mengurus semuanya. Saya juga akan mengajarkan Anda cara bersikap yang baik agar Anda pantas bersanding dengan Tuan Dilan."

"Emang dia siapa sih sampai aku harus menjaga sikap. Apa karena dia kaya?" Sofia terus mengoceh tanpa memperdulikan Boy yang masih mendengar dan berada di depannya.

Boy juga hampir saja kehilangan kesabaran menghadapi Sofia.

"Jadi Nona? Anda bersedia atau menolak? cepat katakan Nona!! saya juga masih banyak pekerjaan." Boy berdiri sambil menatap tajam ke arah Sofia.

"Kalian kok jadi marah-marah sama Sofi? tadi Abang Dilan sekarang Mas Boy." Wajah Sofi berubah seolah tertindas.

Boy kembali menarik nafas dan menghembuskan perlahan. " Maaf Nona. Saya tidak marah, hanya sedikit emosi. Maafkan atas sikap saya yang kurang sabar." Boy mencoba mengalah tapi tetap dengan wajah datar. Tidak tampak penyesalan sedikit pun.

Sofia berdiri dari kursi. " Bilang sama Abang Dilan! Kalo mau nikah sama Sofi lamar Sofi malam ini juga! datang kerumah orang tua Sofi, minta Sofi baik-baik! oh ya, jam 7 malam." Ucap Sofia dengan penuh penekanan. Gadis itu segera pergi dengan raut wajah kemenangan.

"Apa mungkin Abang Dilan akan datang? ah mana mungkin. Dia kan pria sibuk." Gumam gadis itu lalu masuk ke dalam mobilnya yang terparkir di depan Cafe.

Sementara Boy masih berdiri di dalam Cafe.

"Gadis licik." Ucap Boy, " Aku ingin lihat bagaimana gadis licik sepertimu menghadapi Tuan Dilan Nona. Ini sangat menyenangkan untuk di tonton." Boy tersenyum tipis dan pergi setelah Sofia sudah pergi dengan mobilnya.

* * *

Di kantor Dilan ....

"Bagaimana Boy?" tanya Dilan.

"Gadis itu seperti menantang kita Tuan."

"Menantang? maksudnya?"

"Dia menyuruh Anda datang melamar malam ini juga kerumahnya."

"Apa? malam ini? apa gadis itu sudah tidak waras? kenapa jadi dia yang memutuskan?" Dilan tak percaya dengan ucapan yang Boy sampaikan.

"Sebaiknya kita turuti saja Tuan. Sepertinya gadis itu sangat pintar."

"Benarkah? liat saja rubah kecil. Sepintar apa dirimu."

Bersambung ...

jangan lupa like, rate 5 n vote ya!!!

Terpopuler

Comments

Zainab Ddi

Zainab Ddi

🤣🤣🤣 Abang dilan Uda lamar aja biar tahu rasa tuh Sofi

2022-01-22

0

diah sadiah

diah sadiah

Seru euy ...

2021-09-19

0

Rara

Rara

baruu kalii inii ktmuu gadiss yg kocakk...malahh nantangin lagii...🤣🤣🤣🤣🤣

2021-05-22

0

lihat semua
Episodes
1 Permintaan Terakhir
2 Bertemu Rubah Licik
3 Tamu Terhormat
4 Lamaran yang unik
5 Gosip Panas
6 Pria Membosankan
7 Surat Kaleng
8 Minta Kawin
9 Pagi yang Manis
10 Visual
11 Calon Keluarga Kecil
12 Ada yang Panas
13 Kehangatan
14 Kangen
15 Pengaruh Boy
16 Gengsi
17 Bom karatan
18 Kebutuhan yang terabaikan
19 Mengambil Kesempatan
20 Cemburu berkelas
21 Drama sebelum pernikahan
22 Kejutan dari Boy
23 Harap-harap cemas
24 Gugup vs Patah hati
25 Setelah Pernikahan
26 Kecewa
27 Ide Baru
28 Berbagi kamar
29 Gadis Penakluk
30 Biang Masalah
31 Mulai Luluh
32 Drama nasi goreng
33 Makan Siang
34 Cinta & Obsesi
35 Gagal
36 Timbal Balik
37 Pilihan terakhir
38 Vitaminku
39 Sebab dan Akibat
40 Pria Kesepian
41 Titah nyonya
42 Power Ranggers
43 Acara Kecil-kecilan
44 Hari Sofia
45 Triple Date
46 Meledak
47 Kabur
48 Misi Penyelamatan
49 Misi Berhasil
50 Menyerah
51 Meminta Maaf
52 Permainan Baru
53 Gadis Menyebalkan
54 Marah
55 Sangat Aneh
56 Salah Paham
57 Kembali
58 Kabar Baik
59 Manja
60 Biang Rusuh
61 Sensitif
62 Semakin Posesif
63 Demi Bumil
64 Gara-gara Tas
65 Pemilik
66 Baby Zayn
67 Tak Terduga
68 Melawan Musuh
69 Malam Menegangkan
70 Kalah Telak
71 Jangan dilawan!
72 Belajar Menjadi Istri
73 Tujuh Bulan
74 Sang Penerus
75 Permintaan Lano
76 Menyesal
77 Pilihan Terbaik
78 Undangan
79 Dilema
80 Tidak Berjodoh
81 Pria Penuh Kejutan
82 Ujian Cinta
83 Perpisahan
84 Cuap-cuap Author
85 Masalalu Boy
86 Jauh di mata, dekat di hati
87 Keramas
88 Masalah baru
89 Tak sesuai harapan
90 Mimpi atau nyata?
91 Tahan
92 Meracuni
93 Pria dewasa
94 Mendadak
95 I Love you more
96 Suami dan Istri
97 Pengantin baru
98 Setelah Malam Pertempuran
99 Berpisah lagi
100 Mencoba terbiasa
101 Kehadiran Eric
102 Jebakan
103 Tawaran Eric
104 Teman lama
105 Rindu yang Menggebu
106 Tamu Bule
107 David Beckham
108 Permainan Jebakan
109 My Sweet Bodyguard
110 Honey dan Hubby
111 Extra Part
112 Extra Part
113 Extra Part ( Final )
114 Pengumuman
115 Kepoin Yuk!
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Permintaan Terakhir
2
Bertemu Rubah Licik
3
Tamu Terhormat
4
Lamaran yang unik
5
Gosip Panas
6
Pria Membosankan
7
Surat Kaleng
8
Minta Kawin
9
Pagi yang Manis
10
Visual
11
Calon Keluarga Kecil
12
Ada yang Panas
13
Kehangatan
14
Kangen
15
Pengaruh Boy
16
Gengsi
17
Bom karatan
18
Kebutuhan yang terabaikan
19
Mengambil Kesempatan
20
Cemburu berkelas
21
Drama sebelum pernikahan
22
Kejutan dari Boy
23
Harap-harap cemas
24
Gugup vs Patah hati
25
Setelah Pernikahan
26
Kecewa
27
Ide Baru
28
Berbagi kamar
29
Gadis Penakluk
30
Biang Masalah
31
Mulai Luluh
32
Drama nasi goreng
33
Makan Siang
34
Cinta & Obsesi
35
Gagal
36
Timbal Balik
37
Pilihan terakhir
38
Vitaminku
39
Sebab dan Akibat
40
Pria Kesepian
41
Titah nyonya
42
Power Ranggers
43
Acara Kecil-kecilan
44
Hari Sofia
45
Triple Date
46
Meledak
47
Kabur
48
Misi Penyelamatan
49
Misi Berhasil
50
Menyerah
51
Meminta Maaf
52
Permainan Baru
53
Gadis Menyebalkan
54
Marah
55
Sangat Aneh
56
Salah Paham
57
Kembali
58
Kabar Baik
59
Manja
60
Biang Rusuh
61
Sensitif
62
Semakin Posesif
63
Demi Bumil
64
Gara-gara Tas
65
Pemilik
66
Baby Zayn
67
Tak Terduga
68
Melawan Musuh
69
Malam Menegangkan
70
Kalah Telak
71
Jangan dilawan!
72
Belajar Menjadi Istri
73
Tujuh Bulan
74
Sang Penerus
75
Permintaan Lano
76
Menyesal
77
Pilihan Terbaik
78
Undangan
79
Dilema
80
Tidak Berjodoh
81
Pria Penuh Kejutan
82
Ujian Cinta
83
Perpisahan
84
Cuap-cuap Author
85
Masalalu Boy
86
Jauh di mata, dekat di hati
87
Keramas
88
Masalah baru
89
Tak sesuai harapan
90
Mimpi atau nyata?
91
Tahan
92
Meracuni
93
Pria dewasa
94
Mendadak
95
I Love you more
96
Suami dan Istri
97
Pengantin baru
98
Setelah Malam Pertempuran
99
Berpisah lagi
100
Mencoba terbiasa
101
Kehadiran Eric
102
Jebakan
103
Tawaran Eric
104
Teman lama
105
Rindu yang Menggebu
106
Tamu Bule
107
David Beckham
108
Permainan Jebakan
109
My Sweet Bodyguard
110
Honey dan Hubby
111
Extra Part
112
Extra Part
113
Extra Part ( Final )
114
Pengumuman
115
Kepoin Yuk!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!