Keributan di Pagi Hari

Seperti biasanya pagi ini Elin di bangunkan abah dan tentu saja memakan waktu lama.

"Elin, ayo bangun. Abah mau berangkat kalangan Nak." Abah mulai lelah karena Elin tak kunjung bangun.

"Elin... Elin... ayo bangun, kalau kamu enggak bangun, nanti enggak ada yang bangunin." Lanjut abah lagi.

Akhirnya setelah abah mencoba lagi Elin terbangun juga. Abah harus memastikan Elin bangun, jika tidak Elin bisa saja terlambat ke sekolah. Abah dan emak hari ini akan berdagang di pasar yang cukup jauh dari tempat tinggalnya. Pasar itu berada di luar kota.

"Iya Bah Elin sudah bangun," jawab Elin,

"Tunggu sebentar Bah." Lanjut Elin

Ceklek

Pintu terbuka, tampak Elin dengan rambut acak-acakan khas bangun tidur.

"Kalangan kemana abah hari ini?" tanya Elin

"Abah ke Simpang hari ini," jawab abah

"Kamu jangan lupa kunci pintu dan jangan tidur lagi, nanti kesiangan," Peringat abah

"Baiklah Bah, abah hati-hati di jalan Bah,"

"Ya sudah abah berangkat dulu, itu emak nungguin di luar."

Setelah berpesan demikian abah pergi melangkah keluar rumah di ikuti Elin dari belakang, sebelum menutup pintu ibu mengingatkan beberapa hal ke Elin.

"Elin, nanti sebelum berangkat sekolah jangan lupa jemur pakaian," perintah emak

"Kunci rumah taruh di bawah pot aja, gak usah di bawa," lanjut emak

"Iya Mak," jawab Elin

"Emak berangkat dulu ya..."

"Iya, hati-hati di jalan Mak, semoga laris ya Mak,"

"Iya," jawab mak singkat.

Emak berbalik badan dan berjalan ke arah mobil yang telah menunggu sedari tadi. Mobil pick up yang akan membawa abah dan emak ke kalangan, kalangan adalah pasar yang ada di suatu desa yang jauh dari keramaian kota, pasar yang hanya beroperasi seminggu dua kali, tidak setiap hari tentunya.

Di mobil itu banyak para pedagang lainnya yang juga turut menumpang pada Si pemilik mobil tentunya tidak gratis, mereka masing-masing memberi bayaran sesuai kesepakatan masing-masing.

Semakin banyak barang semakin banyak pula ongkosnya. Begitupun sebaliknya.

Sementara di rumah

Setelah kepergian kedua orang tuanya Elin bergegas beberes rumah, menyapu, mencuci piring dan menjemur pakaian. Pekerjaan di lakukan di waktu subuh dengan harapan selesai di waktu yang tepat, benar saja semua sesuai dengan harapan Elin.

Tepat jam 05.30 semua pekerjaan selesai, setelahnya Elin mandi dan bersiap-siap berangkat ke sekolah.Tepat pukul 06.00 Elin keluar dari rumah. Setiap hari Elin berangkat dan pulang sekolah berjalan kaki. Selain mengurangi pengeluaran ini juga lebih menyenangkan bagi Elin, serasa keluar dari penjara baginya.

Karena kesehariannya yang sibuk dengan pekerjaan di rumah, Elin tidak pernah ada waktu untuk sekedar jalan-jalan atau main-main keluar. Inilah yang membuat Elin suka berjalan kaki karena sepanjang perjalanan Elin bisa melihat pemandangaan di luar rumah.

Perjalanan memakan waktu 20 menit, jarak rumah ke Sekolah hanya 2 kilometer saja, tidak memakan waktu lama.

Sesampai di sekolah Elin langsung menuju kelas, ketika kakinya hampir saja mendekati pintu, ia menghentikan langkahnya. Ia bingung dan gugup ada seseorang berdiri bersandar di pintu, bernyanyi dengan gayanya yang cool menurut pandangan Elin. Pria itu... membuatnya gugup.

"Aku harus gimana nih, aduh... kenapa juga dia di pintu.." Gumam Elin

Elin masih di sibukkan dengan kebingungannya, sementara laki-laki yang membuatnya bingung tidak memperhatikannya. Karena di mata Elin, dirinya tidak ada pengaruh sama sekali bagi laki-laki tersebut.

Akhirnya dengan gugup dan malu Elin melanjutkan langkahnya.

"Aku harus melanjutkan langkahku, kalau tidak dia akan tau." Gumam Elin

Belum sempat Elin melanjutkan langkah, laki laki itu mendekat ke arah Elin. laki laki itu Dia Reyhan.

Reyhan Pranajaya

Cowok keren dan populer dengan postur tinggi, tegap, dan atletis. Berwajah manis dan humoris berkepribadian baik, ramah, pandai bergaul, supel, tidak sombong. Inilah yang menarik dari Reyhan banyak siswi menyukainya termasuk Elin salah satunya. Reyhan bukan dari keluarga kaya juga bukan dari keluarga miskin.

Laki laki berwajah tampan ini sering gonta ganti pacar dengan kepopulerannya dia terkenal playboy.

Reyhan terus mendekat dengan senyum terus mengembang di bibir nan tipis itu. Sementara Elin merasa gugup dan grogi berhadapan dengan orang yang di sukainya.

"Hai Elin," sapa Reyhan.

"Eh, hai," Elin balik menyapa dengan ekspresi yang sulit di artikan.

"Kamu liat Ica gak?" tanya Reyhan.

"Gak lihat," jawab Elin singkat

"Kamu baru dateng, pantas saja,"

"iy..." Belum selesai Elin berkata, terdengar suara keributan dari dalam kelas di tempat Elin dan Reyhan berdiri.

Keributan itu berasal dari kelas 3B. Iya benar, Kelas Reyhan. Mendengar keributan Elin dan Reyhan mengalihkan pandangan ke dalam kelas. Terlihat dari kaca jendela kelas, siswa siswi tampak berkumpul membelakangi arah pandang Elin dan Reyhan.

Elin dan Reyhan yang penasaran berjalan menuju ke dalam kelas, di sana terlihat dua orang siwi sedang adu mulut. Tengah bertengkar.

Elin mendekat, di sini dia bisa melihat dua orang itu salah satunya Ica, teman Elin. Ica teman Elin dari Sekolah Dasar, meski berteman mereka tak terlalu akrab. Hanya sekedar teman biasa.

Reyhan yang berada di tengah keributan menengahi pertengkaran.

"Hei, apa yang kalian ributkan?"gertak Reyhan

"Dia itu Rey yang cari masalah datang ke kelas ini marah-marah ke aku," adu Ica

"Kamu bukan anak kelas 3B kan?" tanya Reyhan pada perempuan yang tengah bertengkar dengan Ica.

"Kenapa membuat keributan di kelas ini?" sambung Reyhan.

"Dia ngatain aku gatel, cewek ganjen kecentilan," Adu cewek yang di kenal dengan nama Ina itu.

"Ya... aku gak terimalah Rey, dia ngatain aku," Sambungnya lagi.

"Dia yang duluan Rey ngatain aku, aku baleslah," jawab Ica tak mau kalah.

"Sudah! sudah! masih pagi udah ribut aja," tegas Reyhan.

"Siapapun yang salah, keributan ini tidak di benarkan," lanjut Reyhan

"Sekarang bubar, bubar semua!" Perintah Reyhan

Semua siswa yang berkumpul kembali ke posisi masing-masing, tapi tidak dengan Ica. Dia tetap di tempat menatap tajam Reyhan.

"Kamu apa-apaan Rey, maen bubarin gitu aja," ucap Ica kesal.

"Aku belum puas, pengen cakar muka tu anak," sambungnya lagi.

"Kamu mau berurusan dengan guru Bk?" tanya Reyhan terdengar seperti peringatan.

"Kalau kamu mau, sudah sana kejar dia, lanjutkan apa yang mau kamu lakukan," kata Reyhan penuh penekanan.

"Mau cakar cakaran, jambak-jambakkan, silahkan! siap gak sama resikonya?" sambung Reyhan.

"Ya... enggak gitu juga Rey. Minimal tadi kamu dengerin aku dulu, jangan bubarin gitu aja," protes Ica

"Setidaknya kamu tau, aku enggak salah," Sambungnya lagi

"Keributan itu terjadi antara 2 orang, jika salah satu mengalah tidak akan jadi keributan. Di sini kamu salah karena kamu salah satu yang menyebabkan keributan Ica," Jelas Reyhan yang menekankan pada kata Ica.

"Kamu dan dia adalah penyebab keributan, kalian berdua sama sama salah." Sambung Reyhan

Terpopuler

Comments

Khaira Della

Khaira Della

anak baik

2020-11-16

0

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

next

2020-11-05

0

Lussy_ᶻᵃᵃ(off)

Lussy_ᶻᵃᵃ(off)

berasa kembali ke masa sekolh saat masih di kampung.. pulang pergi sekolh jalan kaki.. 30 menit.. entah berapa Kilometer 😂😂

2020-11-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!