...Please kalau gak suka jangan kasih ⭐ 1 dan komen buruk...
...Please kalau gak suka skip aja please...
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
Bintang tengah asik menikmati secangkir kopi diwarung bakso tempat ia biasa menghabiskan waktu dikampus dan mengobrol bersama sahabat-sahabatnya. Namun tanpa sengaja matanya menangkap siluet seseorang yang ia kenal. Mata nya yang tajam segera mengenali gadis yang tengah duduk bercengkrama bersama teman-temannya.
Tiba-tiba saja debar jantung pria itu berdetak sangat kencang. Ia pun heran, sudah 3x mereka bertemu terus menerus dalam waktu yang berdekatan. Bintang kembali memandang sang gadis yang juga tengah melihat kearahnya.
Ingatannya kembali pada malam saat ia memeluk erat gadis itu. Tubuh sang gadis terasa sangat lembut dan hangat. Aroma gadis itu Bintang sangat menyukainya, membuatnya merasa nyaman dan enggan melepaskan. Entah mengapa tiba-tiba saja ia merasa berhasrat membuatnya kaget dengan pikiran erotis yang melintas dikepala. Bintang pun segera berdiri dan berjalan cepat meninggalkan warung tersebut sebelum pikiran kotornya menerawang kemana-mana.
Sementara Reni mendesah kecewa saat sang pria pujaan meninggalkan mereka. Wajahnya menjadi lesu dan tak bersemangat.
"Siapa itu ?" tanya Lina yang penasaran melihat Reni murung saat pria tampan itu berlalu.
"Namanya kak Bintang, mahasiswa tingkat akhir. Dia cowok paling ganteng dikampus kita trus dia itu ketua BEM loch, hebat kan" jawab Reni kembali bersemangat saat menceritakan pujaan hatinya.
Laras pun kaget saat mendengar keterangan dari Reni. Akhirnya ia mengetahui nama pria itu. Laras pun tak menyangka jika pria yang sudah 2x menolongnya ternyata seniornya dikampus.
🌟🌟🌟
Laras dan Lina tengah bersiap-siap untuk berangkat ke coffee shop tempat Lina bekerja. Semalam Lina telah menanyakan loker pada manager di tempatnya bekerja dan syukurnya ada sebuah lowongan yang bisa di isi yaitu sebagai waitress. Tentu saja Laras menerimanya dengan senang hati.
Mereka berdua sudah mengatur jadwal mata kuliah agar selesai paling lambat pukul 4 sore karna jam 5 nya mereka sudah harus masuk kerja di coffee shop sampai malam pukul 01.00 dini hari. Setelah selesai berdandan, mereka segera berangkat menaiki ojol.
Tak lama Laras dan Lina telah sampai di 'RASA ALA KOPI' nama tempat kerja mereka. Lina segera membawa Laras menuju ruang manager dan memperkenalkannya. Sang manager yang bernama Radit segera melakukan wawancara singkat dengan Laras. Ia pun akhirnya diterima setelah Radit merasa Laras adalah gadis yang baik dan sopan. Laras pun tak henti mengucapkan terimakasih pada Radit yang membuat pria itu tersenyum karna wajah Laras terlihat sangat manis.
Lina segera membawa Laras kedalam ruangan khusus karyawan perempuan dan memberikannya baju seragam. Laras dengan cekatan segera menukar baju nya. Dan mereka kembali menuju dapur, secara singkat Lina memberitahu tugas Laras apa saja dan beberapa aturan yang harus dipatuhi. Akhirnya sore itu Laras pun bekerja dengan tekun dan rajin agar sang pemilik betah memakai jasa nya.
🌟🌟🌟
Paginya Laras dan Lina telah berada diauditorium karna acara pembukaan masa orientasi akan segera dimulai. Ruangan sudah terisi penuh dengan mahasiswa dan para dosen.
Tepat pukul 8 pagi acara pun dimulai. Terlihat beberapa pejabat penting seperti Rektor, Dekan dan pejabat dari Kemendikbud bergantian menyampaikan kata sambutan. Kemudian MC juga meminta ketua BEM untuk menyampaikan sepatah dua patah kata. Saat Bintang menaiki panggung, terdengar sorakan yang luar biasa keras memekakkan ruangan dari para mahasiswa membuat pria itu tersenyum manis.
Semakin banyak para gadis yang memujanya karna senyuman manis membuatnya semakin rupawan termasuk Reni. Gadis itu bersorak dengan suara sangat keras membuat Laras menutup telinganya karna gadis itu duduk disebelah kiri Laras. Tak lama Lina yang duduk disebelah kanan Laras keluar dari ruangan saat handphonenya berbunyi.
Tepukan dan sorakan kembali terdengar sangat kencang saat Bintang selesai memberikan kata sambutan. Pria itu kemudian berjalan turun dari podium dan berjalan menuju deretan bangku kursi para mahasiswa. Mata nya terus menatap fokus pada deretan bangku Laras, tak lama tatapan mata pria itu mengunci mata Laras. Gadis itu pun salah tingkah dan gugup, keringat dingin segera membanjiri tubuhnya.
Tanpa diduga Laras, Bintang kemudian duduk dikursi sebelah kanan nya yang kosong. Seketika aroma parfume maskulin menghampiri hidungnya, sungguh tubuh Laras lemas tak berdaya. Jantung Laras rasanya mau copot, wajah gadis itu sudah pucat pasi, debar jantungnya menggila, sungguh pesona Bintang luar biasa menghantam dirinya. Laras pun hanya bisa tertunduk, sementara acara terus berlanjut namun gadis itu tidak mampu mengikutinya karna kegugupannya menghambat jalan pikiran dan membuat otaknya buntu.
Reni dan Diana kaget bukan kepalang saat sang kakak tingkat memilih duduk didekat mereka, padahal sebelumnya Bintang duduk tepat disebelah Rektor. Merekapun heran mengapa Bintang memilih duduk dideretan bangku mahasiswa baru bukannya kembali duduk disebelah Rektor.
Reni kemudian mencolek-colek bahu Laras dan membisikkan sesuatu ditelinga gadis itu.
"Laras, tukar tempat duduk yuk" ucap Reni yang sudah seperti cacing kepanasan. Ia ingin sekali mendekati sang pujaan hati. Kapan lagi bisa duduk sedekat ini dengan pria paling famous dan tampan dikampus batin Reni. Laras yang tak tahan dengan kegugupannya akibat kehadiran Bintang mengangguk setuju dan mereka segera bertukar kursi. Namun saat Reni baru saja mendudukkan dirinya disebelah Bintang, pria itu malah berdiri dan berjalan meninggalkan ruangan membuat Reni merengut kesal. Tak lama Lina pun kembali duduk dikursi yang diduduki Bintang tadi. Laras pun akhirnya bisa bernafas lega setelah pria itu pergi dan mengikuti acara dengan tenang. Sungguh Bintang membuat dirinya gugup setengah mati dan tak bisa fokus terhadap apapun.
🌟🌟🌟
Bintang baru saja mendudukkan tubuh nya disofa caffe langganannya diruang VVIP. Pria itu pusing tujuh keliling dengan pikiran dan hatinya. Entah mengapa beberapa hari ini ia hanya memikirkan Laras membuatnya heran bukan kepalang. Tak lama masuk pelayan menyapanya dengan ramah.
"Mau minum apa kak ?" ucap seseorang dengan suara bergetar membuat Bintang menoleh dan matanya membola saat menyadari jika Laras berdiri tepat didepannya. Bintang pun terpaku menatap gadis itu membuat Laras semakin gugup.
"Maaf kak mau minum apa ?" ulang Laras dengan jantung yang berdetak kencang, sungguh ia gugup karna tatapan tajam Bintang menusuk hatinya. Bintang pun tersadar, namun sebelum ia menjawab pintu terbuka dan masuklah Hendra.
"Holla bro" ucap Hendra sambil menepuk pundak Bintang, ia kemudian duduk disebelah Bintang.
"Caramel Latte ama Muffin 1 ya mba" ucap Hendra yang langsung dicatat Laras namun Bintang masih terdiam memandang gadis itu.
"Mas Bintang mau minum apa ?" ucap Laras sengaja memanggil namanya melihat pria itu hanya menatapnya diam. Bintang pun terperangah saat gadis itu menyebut namanya sementara Hendra mengerutkan keningnya.
"Kopi hitam 1" ucap Bintang akhirnya, Laras pun segera mencatat dan permisi keluar ruangan pada mereka berdua. Bintang kembali menghela nafasnya berat.
"Kenapa bro ? Berat banget hidup loe" sindir Hendra melihat wajah Bintang kusut tak karuan.
"Eh loe kenal ama pelayan tadi ya ? Kok dia panggil loe mas ?" tanya Hendra penasaran. Bintang hanya diam tak menjawab.
Bintang pun menyandarkan tubuhnya disofa dan memejamkan matanya. Sumpah ia heran, sejak bertemu dengan gadis itu pertama kali didesa, mereka terus-terusan bertemu dalam waktu yang berdekatan dan dengan situasi yang tak terduga. Mau tidak mau Bintang jadi kepikiran akan gadis itu. Sekarang lagi-lagi mereka bertemu di coffee shop langganan Bintang yang setiap malam sudah pasti Bintang berada disini. Apa itu artinya mereka akan semakin sering bertemu batin Bintang.
"Bin, Loe kenapa ? Kusut mulu dari tadi" ujar Hendra sambil menepuk keras bahu Bintang.
"Gak apa-apa, gue cuma kurang tidur aja" ucap Bintang berkilah. Ia pun berusaha menghalau jauh Laras dari pikirannya dan menganggap jika pertemuan mereka adalah hal yang biasa. Tak lama gadis itu pun masuk sambil membawa pesanan mereka.
"Cantik juga tu cewek" ujar Hendra tertarik saat Laras sudah keluar ruangan.
"Siapa ?"
"Pelayan barusan, gue lihat nametag nya Laras" ucap Hendra dan entah kenapa hati Bintang terasa keberatan sang sahabat mengagumi gadis itu.
'Laras nama yang indah' batin Bintang tanpa sadar ia tersenyum.
Hari-hari pun berlalu, hingga acara masa orientasi digedung auditorium telah selesai. Sementara Bintang setiap malam selalu ke caffee langganannya namun yang melayaninya bukan Laras lagi. Namun ia tak ambil pusing, apalagi Salsa selalu menempel erat padanya.
Malam itu saat Salsa sedang memeluknya dengan erat, masuklah Laras yang ingin mengambil pesanan mereka. Gadis itu sangat terkejut saat menyadari jika pelanggan yang ada dalam VVIP room adalah Bintang namun hati Laras merasa sakit saat melihat ada gadis cantik yang memeluk erat pria itu.
"Ma...maaf mau pesan apa kak ?" tanya Laras dengan suara bergetar, ia berusaha mengendalikan diri dan hatinya. Jujur Laras telah terpikat ketika pria itu duduk disebelahnya saat diauditorium. Namun sepertinya cintanya harus layu sebelum berkembang saat melihat pria itu telah memiliki kekasih.
Salsa yang tidak menyadari perubahan wajah Laras segera menyebutkan pesanan nya dan juga pesanan Bintang karna Salsa sudah hafal minuman kesukaan Bintang yaitu kopi hitam.
Laras segera berlalu setelah menerima pesanan keduanya. Hatinya terasa pilu, Laras kemudian meminta Lina yang menggantikannya mengantar pesanan dengan alasan ia sakit perut. Lina pun tidak keberatan. Sementara Laras segera menuju kehalaman belakang dan bersembunyi dibalik pohon, ia menangis tersedu-sedu meratapi cintanya yang karam sebelum berlabuh.
Seumur hidupnya baru kali ini ia jatuh cinta. Walaupun didesa banyak pemuda yang meminta cintanya bahkan terang-terangan melamarnya, namun Laras tak bergeming. Ia menolak dengan alasan masih ingin bersekolah sampai keperguruan tinggi. Mendengar jawaban Laras, satu persatu pemuda didesa pun mundur karena mereka juga tidak mampu membiayai kuliah Laras suatu saat nanti.
"Laras, ada apa ?" Laras pun kaget dan segera menghapus air matanya.
"Pak Radit, gak apa-apa pak. Cuma ngantuk dikit hehe" jawab Laras sambil tersenyum manis, Radit pun terpaku dan jantungnya berdebar kencang.
"Kalau ngantuk, tidur aja gak usah ditahan" ucap Radit sambil membelai lembut rambut Laras tanpa mereka sadari ada seseorang yang geram sambil mengepalkan tangannya kuat.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
biby
eeeh pak Radit baru kenal udah berani belai belai
2024-08-10
2
Ummi Yatusholiha
mas bintang ya yg kebakaran jenggot 😄😄
2024-08-05
1
Kusii Yaati
ya udah lah ras nggak usah sedih...bintang bakal jadi milik kamu kok nunggu saatnya aja,kan aq udah di kasih tahu kak author 😂😂😂✌️✌️✌️ jangan marah ya kak🤣
2024-08-04
1