Entah Sampai Kapan

"Gimana Ra, ada info nggak?”

"Gue mah ada trus info, lo nya aja yang kapan balik lagi?" Yara menyandarkan punggungnya ke dinding. "Semua orang dah nungguin lo, Ren."

Lauren terkekeh, menghisap rokok elektriknya dan menghembuskan asapnya kemudian. "Jatuhnya alay banget, segala nungguin gue."

Sudah tak terhitung berapa kali Lauren menghisap rokok elektriknya itu, sejak dia dan Yara memilih duduk santai di taman belakang kampus. Memang sudah jadi kebiasaan kedua gadis itu, teruma Lauren sendiri yang harus segera menuntaskan kebiasaannya itu saat waktu istirahat. Teman-temannya pun tidak heran lagi dengan Lauren yang seorang perokok, bahkan Gevan dan Geo. Karena Lauren sendiri tidak ada takutnya menyembunyikan fakta kalau dia seorang yang kecanduan merokok.

Jika tak salah, awal mula Lauren mengenal rokok waktu dia masih SMA tepatnya di kelas 11. Dia sangat penasaran dengan rokok yang selalu dihisap oleh teman-teman laki-lakinya secara diam-diam di sekolah. Hidup cuma sekali, apa salahnya untuk mencoba menghisap rokok itu sekali saja pikir Lauren. Dari rasa penasaran itulah, gadis itu sampai sekarang kecanduan merokok. Hanya saja dia menggunakan rokok elektrik, alih-alih menggunakan rokok biasa.

Lalu bagaimana Gevan dan Geo bisa tahu, tetapi tidak melarang Lauren? Jangan salah, Lauren sempat membuat ayah dan kakaknya itu mendiamkan dirinya karena ketahuan merokok. Dia sendiri yang terlalu nekat, merokok di balkon kamarnya yang notaben nya bersebelahan dengan balkon kamar Geo. Kakaknya yang punya kebiasaan memanggil-manggil Lauren dari balkon pada malam hari, spontan mengamuk saat melihat adiknya yang tengah duduk santai dengan rokok elektrik bertengger di tangannya.

Pada malam itu pula, Lauren dihakimi oleh Gevan dan Geo. Tidak terlalu kejam, Gevan hanya menanyakan alasan kenapa Lauren bisa mendapatkan dan bisa menghisap rokok tersebut. Berbeda dengan Geo, laki-laki itu duduk di hadapan Lauren dengan wajah yang merah padam karena menahan emosi. Jika tidak dilarang oleh ayahnya, rokok elektrik yang ditangan Lauren akan dia hancurkan begitu saja.

"Aku belinya pake duitku sendiri, dan alasan kenapa aku bisa ngerokok? Ya karena aku penasaran aja, trus nyoba dan akhirnya keterusan."

Sederhana, tapi Geo marah. Pertanyaan Gevan yang Lauren jawab dengan ekspresi santai, mampu menyulut emosi Geo. Tetapi kembali Gevan cegah, dengan alasan hal ini tidak baik dibicarakan dengan emosi yang berlebihan seperti itu. Setelah melewati pembicaraan serius, Gevan pun memperingati Lauren agar segera menghentikan kebiasaannya itu. Itu tak lain Gevan lakukan, karena ayah mana yang tega melihat kesehatan anaknya terganggu akibat kecanduan yang diakibatkan rokok.

Tapi kembali lagi ke diri Lauren, dia sama sekali tidak menghiraukan larangan Gevan dan tetap saja nekat merokok. Gevan pun dibuat resah dengan kelakuan putrinya sendiri, akhirnya dia memilih alternatif lain dengan cara memotong uang sakunya Lauren. Hampir satu bulan Gevan melakukan hal tersebut, tetapi semakin ke sana Lauren semakin ke sini. Gevan saja terheran-heran, walau sudah dipotong uang sakunya Lauren tetap saja merokok dan tetap seperti biasanya. Dia jadi bertanya-tanya, dimana anak itu mendapatkan uang selain darinya?

Satu bulan berlalu, akhirnya Gevan pun menyerah terhadap Lauren. Tepat saat Lauren berada di balkonnya untuk merokok, Gevan datang menghampiri dan memberikan sisa uang saku yang dipotongnya selama satu bulan.

"Cieee, koruptor akhirnya bertanggung jawab yaa sama anak satunya lagi."

Mengingat ucapannya malam itu kepada ayahnya, Lauren terkekeh kecil yang tentunya membuat Yara keheranan.

"Habis obat lo, Ren?"

Lauren tersadar, lalu memutar bola matanya malas. "Sampah banget tu mulut."

Bukannya marah, Yara malah terkekeh. "Dah lah, daripada lo ketawa-ketawa sendiri begitu. Mending pastiin aja deh, lo kapan bisa balik lagi."

"Kayaknya minggu ini gue bisa balik deh."

"Jangan pake kata kayaknya lah, Ren. Pastiin yang benar-benar, biar gue bisa lanjut kasih info ke mereka."

Asap yang kesekian kalinya keluar dari mulut Lauren. "Ya lo tau sendiri abang gue gimana. Setelah kejadian itu, dia jadi over protektif dan nggak ngebolehin gue balik lagi."

"Dih. Sejak kapan, lo nurut sama abang lo. Cupu lo sekarang?"

"Bangsat lo Ra, keknya bener-bener minta dihajar," tidak serius, Lauren berucap demikian sambil tertawa kecil. "Bukan masalahnya gue nurut atau nggak, ngambeknya abang gue kek cewek puber anjir," gadis itu meluruskan kedua kakinya jenjangnya. "Lo kan pernah gue ceritain. Kalo abang gue pernah sebulan mogok ngomong sama gue, hanya karena gue ketahuan ngerokok."

"Ah, iya iya. Gue inget," kali ini Yara tertawa hingga menampakkan gummy smilenya. "Lo jadi repot buat lakuin apa pun, biar abang lo akhirnya berhenti mogok ngomong kan?"

"Nah itu, anjir. Gue takutnya kejadian lagi, entar gue yang repotnya cuk."

"Iya deh, terserah lo aja. Tapi kalo bisa, secepatnya ya pastiin. Biar kita nggak kere-kere amat, gara-gara lo udah istirahat lama."

"Aelah Ra, kek orang miskin banget lo. Bokap lo noh, manajer perusahaan besar. Nggak bakal miskin lo, tanpa ngelakuin bisnis kita."

"Iya sih, tapi keperluan buat perawatan kesayangan gue kan banyak. Jadi perlu duit lebih juga lah, kampret," kesayangan yang Yara maksud itu adalah motor sport miliknya.

Lauren tersenyum, kemudian berdiri. "Hooh hooh. Gue bakal pastiin secepatnya deh, lo tenang aja."

"Nah, gitu dong. Ini baru yang namanya bestie gue," Yara melompat dan memeluk tubuh Lauren.

...*****...

Sore hari jalanan mulai dipadati oleh kendaraan yang lalu lalang. Memang sekarang waktunya orang-orang pulang dari lelahnya bekerja seharian, wajar saja jika jalanan dipenuhi kendaraan baik itu kendaraan beroda empat maupun roda dua.

Hal itu juga dirasakan Lauren yang baru saja pulang. Sebenarnya pukul 16.00 yang lalu gadis itu sudah pulang dari kampus, hanya saja dia ingin pulang terlambat dan pergi ke bengkel milik kakaknya sendiri, Geo. Iya, laki-laki itu memang memiliki bisnis bengkel yang sudah setahun lebih dia jalani. Kesukaannya terhadap motor sport, membuatnya tertarik untuk membuka bisnis bengkel. Ditambah lagi Gevan sangat mendukung keinginannya tersebut, jadi Geo pun sangat bersemangat menjalani bisnis itu hingga sudah berjalan satu tahun lebih.

Jadi bengkel itulah tempat yang biasa Lauren singgahi jika pulang dari kampus, dan memang lokasinya tak jauh dari situ. Selain tempat itu nyaman untuk bersantai bagi Lauren, dia pun memanfaatkan tempat tersebut untuk sesekali memeriksa motor sport nya sendiri. Hitung-hitung service motor secara gratis kata Lauren. Meski pun terkadang Geo mengeluhkan hal itu, dia sama sekali tidak mempedulikannya. Dasar adik durhaka.

Kini Lauren sudah sampai di depan komplek perumahannya, tapi ada satu hal yang menarik perhatiannya dan mengharuskan dirinya untuk singgah.

"Mie ayam, neng?"

"Iya bang, mie ayamnya 3 bungkus ya. Minta tolong, kuahnya pisah aja."

"Siap neng, tunggu sebentar ya."

Yup, hal yang menarik perhatian Lauren adalah abang tukang bakso dan mie ayam yang memang berjualan di depan komplek perumahannya. Mungkin bisa dibilang abang-abang ini langganannya Lauren membeli mie ayam.

"Bang, baksonya satu ya. Makan disini aja."

Lauren sedikit tersentak, suara familier yang baru saja dia dengar langsung membuatnya tak nyaman. Saat dia tak sengaja melirik ke arah sumber suara, ternyata orang itu juga menatap ke arahnya. Walaupun saat ini Lauren tengah memakai helm full face, tidak menutup kemungkinan bahwa orang itu mengenalnya.

Tatapan tajam itu, sampai sekarang tatapan itu masih sama. Walau berapa lama waktu yang berlalu, nyatanya orang itu masih sama seperti dulu. Sikapnya yang dingin, dengan tatapan matanya yang tajam menyimpan dendam besar di dalamnya. Sebenarnya Lauren tahu, hal yang menyebabkan orang itu memendam hal menakutkan di dalam dirinya.

Tetapi dia heran, sampai kapan orang itu harus memendam semuanya sendirian seperti itu? Kapan orang itu bisa berdamai dengan masa lalu? Atau orang itu memang tidak berniat berdamai, sekalipun itu berdamai dengan dirinya sendiri? Seketika pertanyaan-pertanyaan tersebut melintas di kepala Lauren.

"Sampai kapan lo harus begini, Ethan?"

Terpopuler

Comments

🌺Zaura🌺

🌺Zaura🌺

Semangat kk...🍻

2024-09-05

1

yeopo yeojaaaa

yeopo yeojaaaa

sabilah bang, kalo gratis😗

2024-09-02

0

yeopo yeojaaaa

yeopo yeojaaaa

tak patut ditiru ya kawan²😭😭

2024-09-02

0

lihat semua
Episodes
1 Pemuas Keinginan
2 Mama Pergi
3 Kebahagiaan yang Masih Tersisa
4 Umur Hanyalah Angka
5 Entah Sampai Kapan
6 Semoga Bahagia
7 Meminta Izin Sekedar Formalitas
8 Sosok Misterius
9 Tantangan Baru
10 Hobi yang Menguntungkan
11 Kembali Bertemu dalam Ketidaksengajaan
12 Hal baik dan Hal Buruk
13 Proyek Bersama Dosen
14 Benci atau Tidak?
15 Hanya Ingin Dimengerti
16 Duda Dua Anak
17 Bekerja di Bawah Tekanan
18 Bosan
19 Seenaknya Saja
20 Mampukah Dia Berjuang?
21 Siapa Dia?
22 Sebuah Notifikasi
23 Seperti Permainan Petak Umpet
24 Boneka Kayu
25 Ice Matcha
26 Pergi Bersama
27 Harapan Kecil
28 Penenang
29 Sebuah Keputusan
30 Panik
31 Perdebatan
32 Ternyata itu Alasannya
33 Pernah Menghilang
34 Sebuah Foto
35 Permintaan Maaf
36 Tiga Sejoli
37 Menginap Dadakan
38 Rasa Rindu
39 Mengenang Masa yang Telah Lalu
40 Terluka
41 Plester Pink
42 Terlambat
43 Pujian Palsu?
44 Perasaan Aneh
45 Sosok Misterius itu Lagi
46 Tak Terduga
47 Pom Bensin
48 Saudara Kembar yang Disembunyikan
49 Sangat Berbeda
50 Penguntit Lauren
51 Penyakit Malas Menjadi-jadi
52 Hobi yang Sama
53 Percaya Saja
54 Beruntung atau Sial?
55 Nathan Terselamatkan
56 Rapuh
57 Memangnya Dia Siapa Kamu?
58 Rumah Pohon
59 Awal Masalah
60 Kata Maaf yang Kedua Kalinya
61 Perihal yang Membingungkan
62 Seperti Sosok Pahlawan
63 Sebotol Minuman
64 Dia Kembali?
65 Sulit untuk Diterima
66 Perasaan yang Tak Terbendung
67 Penitipan Anak
68 Fakta di Balik Semuanya
69 Kenapa Dia Ada di Sini?
70 Awal Bertemu
71 Sifat Asli
72 Dia Lagi
73 Banyaknya Tanda Tanya
74 Fitnah
75 Hati-Hati
76 Ini Bukan Lomba
77 Entahlah
78 Bertemu
79 Milikku Akan Tetap Menjadi Milikku
80 Terulang Kembali
81 Penuntutan Kepada Lauren
82 Kebenaran Terungkap
83 Masih Pantaskah?
84 Titik Awal
85 Bersandiwara
86 Bersandiwara 2
87 Kecewa
88 Rumor Pembullyan
89 Takut
90 Antara Yakin dan Ragu
91 Hiatus
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Pemuas Keinginan
2
Mama Pergi
3
Kebahagiaan yang Masih Tersisa
4
Umur Hanyalah Angka
5
Entah Sampai Kapan
6
Semoga Bahagia
7
Meminta Izin Sekedar Formalitas
8
Sosok Misterius
9
Tantangan Baru
10
Hobi yang Menguntungkan
11
Kembali Bertemu dalam Ketidaksengajaan
12
Hal baik dan Hal Buruk
13
Proyek Bersama Dosen
14
Benci atau Tidak?
15
Hanya Ingin Dimengerti
16
Duda Dua Anak
17
Bekerja di Bawah Tekanan
18
Bosan
19
Seenaknya Saja
20
Mampukah Dia Berjuang?
21
Siapa Dia?
22
Sebuah Notifikasi
23
Seperti Permainan Petak Umpet
24
Boneka Kayu
25
Ice Matcha
26
Pergi Bersama
27
Harapan Kecil
28
Penenang
29
Sebuah Keputusan
30
Panik
31
Perdebatan
32
Ternyata itu Alasannya
33
Pernah Menghilang
34
Sebuah Foto
35
Permintaan Maaf
36
Tiga Sejoli
37
Menginap Dadakan
38
Rasa Rindu
39
Mengenang Masa yang Telah Lalu
40
Terluka
41
Plester Pink
42
Terlambat
43
Pujian Palsu?
44
Perasaan Aneh
45
Sosok Misterius itu Lagi
46
Tak Terduga
47
Pom Bensin
48
Saudara Kembar yang Disembunyikan
49
Sangat Berbeda
50
Penguntit Lauren
51
Penyakit Malas Menjadi-jadi
52
Hobi yang Sama
53
Percaya Saja
54
Beruntung atau Sial?
55
Nathan Terselamatkan
56
Rapuh
57
Memangnya Dia Siapa Kamu?
58
Rumah Pohon
59
Awal Masalah
60
Kata Maaf yang Kedua Kalinya
61
Perihal yang Membingungkan
62
Seperti Sosok Pahlawan
63
Sebotol Minuman
64
Dia Kembali?
65
Sulit untuk Diterima
66
Perasaan yang Tak Terbendung
67
Penitipan Anak
68
Fakta di Balik Semuanya
69
Kenapa Dia Ada di Sini?
70
Awal Bertemu
71
Sifat Asli
72
Dia Lagi
73
Banyaknya Tanda Tanya
74
Fitnah
75
Hati-Hati
76
Ini Bukan Lomba
77
Entahlah
78
Bertemu
79
Milikku Akan Tetap Menjadi Milikku
80
Terulang Kembali
81
Penuntutan Kepada Lauren
82
Kebenaran Terungkap
83
Masih Pantaskah?
84
Titik Awal
85
Bersandiwara
86
Bersandiwara 2
87
Kecewa
88
Rumor Pembullyan
89
Takut
90
Antara Yakin dan Ragu
91
Hiatus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!