CINTA DALAM MUNAJAT

CINTA DALAM MUNAJAT

AWAL MULA KISAH INI

Gemericik air terdengar dari sudut pinggir sebuah Musholla, nampak seorang pemuda tampan rupawan sedang mengambil air wudhu' di tengah heningnya malam yang dingin menusuk tulang, namun tak mematahkan keistiqomahanya.

Sebut saja dia Dzulkarnain yang biyasa dipanggil Zulka seorang pemuda yang tinggal di desa kecil bernuwansakan pesantren.

Dia tinggal bersama kedua orangtuanya Ibunya Bernama Rabi'ah dan ayahnya bernama Hasan orang tuanya berprovesi sebagai penjual sayur di pasar,

namun sejak Zulka menginjak MTS/SMP kelas 2 perekonomian mereka sempat tergoncang.

Perekonomian tidak setabil ketika ayah dari Rabi'ah terkena penyakit kangker dan membutuhkan biyaya sekitar 15 juta lebih untuk oprasinya.

Rabi'ah ibu Zulka sebagai anak tunggal dalam keluarganya berusaha semaksimal mungkin untuk mencarikan dana untuk biyaya oprasi kakek Zulka.

Akhirnya tak ada pilihan lain merekapun menggadaikan BPKB Mobil peninggalan kakek yang diberikan kepada Ibu Zulka.

Mereka meminjam uang dari pegadaian sebesar 20 juta dengan mencicil pembayaran tebusanya setiap bulan dan bunganya.

Rabi'ah sangat menyayangi kakek Zulka, lebih lebih setelah ibu Rabi'ah meninggal 5 tahun lalu.

Operasi yang berlangsung singkat itu berhasil dengan baik dan beberapa hari kemudian kakek Zulka sudah boleh dibawa pulang dari Rumah Sakit.

Namun siapa yang menduga ajal datang tak disangka-sangka sebulan kemudian kakek Zulka meninggalkan mereka semua menuju panggilan Tuhanya yang maha esa. Kakek Zulka meninggal dunia di usia 70 tahun.

Selain kedua orang tuanya Zulka memiliki seorang kakak perempuan yang cantik Rupawan Namanya Azzahra, mereka biyasa memanggilnya Zahra

kakak Zulka selain cantik dia memiliki Budi pekerti yang luhur, taat beribadah dan patuh pada kedua orang tuanya.

Kakak Zulka yang sudah berusia 22 tahun itu telah dilamar oleh seorang hafidz Qur'an di desanya namanya Ustadz Hafidz. Ustadz Hafidz adalah pemuda tanpan dan alim dalam ilmu agama. Dia masih berkuliah di salah satu universitas suwasta dikota B dengan jurusan tafsir Al Qur'an.

Keduanya berta'aruf ketika Ayah Zulka mengundang Ustadz Hafidz untuk hataman Al-Qur'an di rumahnya dalam rangka mendoakan kakek Zulka.

Pada saat itu Zahra sedang mengantarkan kopi ke ruang tamu, sedangkan di ruang tamu ada ustadz hafidz dan 2 temanya sedang bersiap memulai membaca Al Qur'an.

tuk... tuk... Suara gelas yang ditaruh dibawah, Ustadz Hafidz menoleh ke arah suara tersebut yang berada di depanya, "Subhanallah" sontak kaget ustad Hafidz melihat kecantikan wajah Zahra yang sedang menaruh kopi dan gelas yang dibawahnya.

Zahra yang sedang menaruh gelas dan kopi yang dibawanya meresa dia sedang diperhatikan Ustadz Hafidz, dia segera masuk kedalam.

Tak lama kemudian ayah Zulka keluar untuk menjamu Ustadz Hafidz dan temanya serta ikut membaca Al Qur'an bersama mereka.

Disela-sela pembacaan ayat-ayat suci Al Qur'an nampak mereka sedang minum kopi sambil bercakap-cakap. Ayah Zulka nampak sangat senang berbincang bincang dengan Ustadz Hafidz.

Tak disangka Ustadz Hafidz menanyakan ke Hasan(Ayah Zulka) tentang gadis yang mengeluarkan kopi tadi, Hasan dengan tenangnya menjawab itu putriku dan dengan tegasnya Hasan bertanya pada ustadz Hafidz "Ada apa gerangan engkau menanyakannya?"

ustadz hafidz tersenyum

"Apa ustad menyukainya?" insya Allah Ustadz Hafidz Sambil tersenyum.

Hasan pun tersenyum, Hasan memandangi wajah Ustadz Hafidz yang Masih lajang tersebut seolah dapat membaca apa yang dimaksud ustadz Hafidz diapun lalu memanggil Zahra anaknya.

"Zahra.... Zahra.... sini..nak" Pangilan Hasan ke Zahra dengan lemah lembut.

"Iya yah" Jawab Zahra dari balik tirai di ruang tengah sambil berjalan menuju ayahnya di ruang depan(Ruang Tamu).

"Ada apa yah?" Sambil duduk membuka sedikit tirai ruang tengah.

"Nak Bermunajatlah pada Allah pada malam hari, khususnya pada saat malam Jum'at mintalah pitunjuk padanya tentang Ustadz Hafidz yang ingin menjalin hubungan denganmu sebelum kau menjawab iya atau tidak" Ucap Ayah Zahra.

Dengan bijak Hasan memberikan jawaban atas maksud ustadz hafidz, dengan tidak memaksa putrinya namun menyerahkan keputusan tersebut pada putrinya.

"Iya yah" Sambil tersenyum dan segera masuk ke dalam.

Ustadz Hafidz yang telah melihatnya tersenyum seakan kebahagiaanya ada di depan matanya.

Hasan yang juga tersenyum langsung menanyakan perkuliahan ustadz hafidz dan bagaimana kelanjutannya jika memang jawaban Zahra mengiyakannya.

Ustadz hafidz menjelaskan jika boleh dia ingin bertunangan terlebih dahulu dan untuk menikah biarlah nanti jika Zahra telah lulus sekolah dan dia telah menyelesaikan kuliah S1.

Ustadz Hafidz selain dia Hafal Al-Qur'an dia juga menjadi guru di sekolah madrasah di desa sebelah.

Hari itupun berlalu dan menjadi awal ta'aruf antara Ustadz Hafidz dan Zahra, seminggu kemudian Zahra yang telah Istiqomah bertahajjud dan istikhoroh mendapatkan beberapa mimpi yang baik tentang Ustadz Hafidz, dan zahra pun mengiyakan lamaran Ustadz Hafidz.

Hasan yang mendengar jawaban Zahra sangat senang begitu pula Robi'ah Ibu Zahra dan Zulka.

"Semoga menjadi awal yang baik nak dan semoga menjadi hubungan yang sakinah mawadah warohmah" Suara Rabi'ah yang mendoakan putrinya.

Hasan yang telah mendengar jawaban putrinya langsung menelfon Ustadz Hafidz untuk mengatakan kesiapan Zahra dilamar.

Betapa senangnya ustadz Hafidz, itu terlihat dari semangatnya selang dua Minggu kemudian dia datang bersama keluarganya tuk melamar Zahra secara resmi dan keduanyapun bertunangan.

---------------------------------------------------

Disisi Lain Zulka yang memiliki aqiu yang dibawah rata-rata tak patah semangat dalam belajarnya beriring doa kedua orang tuanya, dan bimbingan guru-gurunya, Zulka sedikit demi sedikit mulai mengerti dan pandai dalam ilmu agama

Kepribadiannya yang teguh dalam pendirianya membuatnya tak terpengaruh pergaulan bebas yang didominasi para remaja dan muda mudi saat ini, semua itu tak luput dari pendidikan kedua orang tuanya yang selalu memberikan siraman rohani dan motivasi pada dirinya.

Pagi itu waktu menunjukkan jam 05.00 terdengar suwara tuk... tuk..... tuk......

Assalamualaikum... Assalamualaikum... Assalamualaikum... Suara itu terdengar dari pintu dengan nada yang lemah lembut.

"Waalaikum salam, siapa?" Sahutan suwara dari dalam oleh seorang bunda yang sudah setengah baya.

"Saya zulka Bunda"

"Alhamdulillah anakku sudah pulang" Sembari membukakan pintu Bunda Zulka tersenyum menyambut anaknya yang pulang setelah menginap di majlis ta'lim Pondok Nurul Hikmah.

Zulka langsung menyaut tangan ibunya dan menciumnya dan meminta doa ibunya.

"Semoga engkau menjadi anak yang Sholeh nak dan semoga Allah memberikan anugrah keilmuan yang luar biasa dan bermanfaat padamu serta semoga Allah berikan kebahagiaan Mahabbahnya padamu di dunia dan akhirat" Sambil terharu dan meneteskan air mata, Doa seorang Ibu yang berharap kebahagiaan untuk anaknya ditengah perekonomian keluarganya yang sedang dalam kesusahan,

"Amiin"

"Masuklah dan beristirahatlah nak" Ucap Ibu sambil memegang pintu yang telah dibukanya

"Iya Bun" sambil tersenyum

"Selamat Membaca" by Najzem

Terpopuler

Comments

Rian Cappuchino

Rian Cappuchino

Kak mampir yuk kenovelku.Judulnya "Ray Stardust."

Kutunggu kedatanganmu.

Terima kasih.

2021-02-03

1

Ellaa🎭

Ellaa🎭

izin ya thor 🙏
mampir juga yukk ke novelku judulnya Kay and Say 🥰🥰 mampir yaa siapa tau suka🥰🥰

2020-09-17

1

Maharani

Maharani

mantap thour ,ini br aku bs temukan novel ttg Hafis Qur'an,

2020-09-12

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!